Pembimbing:
dr. Fahmi Novel, Sp. THT-KL, Msi. Med
dr. Heri Puryanto, Sp. THT-KL, Msc
dr. Nurbaiti, Sp. THT-KL
Bab I
Pendahuluan
Membantu
03 Fonetik Mengalirkan Kotoran
03
Hidung
• Aspirasi • 50:50
• Syok • Faktor rekurensi: usia, riwayat
• Anemia hipertensi, obat antikoagulan,
tanda vital, jenis kemasan tampon
• Infeksi dan riwayat epistaksis posterior
• Tampon à laserasi, rinosinusitis, otitis berat sebelumnya
media, septikemia atau toxic shock
syndrome
• Hemotimpanum
• Bloody tears
Angiofibroma Nasofaring
• Neoplasma mesenkim jinak jarang à proliferasi vaskular sel,
kolagen padat stroma
• Remaja laki-laki
• Onset à 7-19 tahun
Etiologi
• Hormonal à proliferasi jaringan vaskular setelah mikrohemorrhage
• Produksi androgen >> pada masa pubertas à rangsang
pertumbuhan dan perluasan pembuluh darah tumor
• Genetik à delesi kromosom 17.
• Studi kecil à protein spesifik HPV dan DNA dalam jaringan
angiofibroma nasofaring
Angiofibroma Nasofaring
• Patofisiologi Bawah mukosa tepi posterior dan
lateral koana di atap nasofaring à
tepi posterior septum à ke bawah à
tonjolan massa di atap rongga hidung
posterior.
Intrakranial
Anterior Lateral
Fosa infratemporal dan
Mengisi rongga hidung à Melebar ke foramen sfenopalatina pterigomaksila à fosa serebri
mendorong septum ke à fisura pterigomaksila à media.
kontralateral à memipihkan mendesak dinding posterior sinus
konka. maksila. Sinus etmoid à fosa serebri
anterior atau sinus sfenoid à sinus
Meluas terus à fosa intratemporal kavernosus dan fosa hipofise.
à “muka kodok”.
Angiofibroma Nasofaring
Anamnesis Pemeriksaan Fisik
Stadium IIA : Tumor meluas sedikit ke fossa pterigomaksila pterigomaksila, sinus paranasal
Stadium IIB : Tumor memenuhi fossa pterigomaksila tanpa dengan destruksi tulang
Stadium III Tumor menginvasi fossa
mengerosi tulang orbita
infratemporal, orbita dengan
Stadium IIIA : Tumor telah mengerosi dasar tengkorak dan
atau
meluas sedikit ke intracranial
Stadium IV Tumor menginvasi sinus
Stadium IIIB : Tumor telah meluas ke intracranial dengan atau
kavernosus, regio chiasma
tanpa meluas ke sinus kavernosus
optic dan atau fossa pituitary
Angiofibroma Nasofaring
Tatalaksana Prognosis
• Tindakan Operatif
• Tindakan Pre-Operatif Entitas jinak à baik.
• Pengobatan Hormonal
• Radioterapi
Komplikasi
• Kehilangan darah
• Eksoftalmus
• Kelainan bentuk wajah/orbital
• Kehilangan penglihatan
• Feminisasi
BAB III
Laporan Kasus
Identitas Pasien
Nama : An. A
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 18 Tahun
Status Pernikahan : Belum Menikah
Alamat : Jalan Dewi Sartika, Kota Tegal
Pekerjaan : Pelajar
Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa
Ruangan : Lavender Bawah
Anamnesis
Detritus: -/-
Massa : -/-
Kemampuan menelan Makanan padat (-), makanan lunak (+), air (+)
Pemeriksaan Penunjang
Darah Lengkap (24 Januari 2023)
Pemeriksaan Penunjang
Darah Rutin (26 Januari 2023)
Pemeriksaan Penunjang
Darah Rutin (28 Januari 2023)
Pemeriksaan
Penunjang
Rontgen Thorax (24 Januari
2023)
Kesan:
Kesan:
Prognosis
Diagnosis Kerja
• Ad vitam: dubia ad bonam
Epistaksis et causa suspek angiofibroma • Ad sanationam: dubia ad bonam
• Ad functionam: dubia ad bonam
nasofaring
Follow Up
BAB IV
Pembahasan
• Berdasarkan kronologi à epistaksis posterior
• Berdasarkan usia dan jenis kelamin pasien à curiga angiofibroma
nasofaring
• Histopatologi à komponen fibrosa dan komponen vaskular à >> vaskular
hanya berupa bagian endotel tanpa selubung lemak à hilangnya
kemampuan kontraksi à perdarahan
• Diagnosis pasti à patologi anatomi
• Terapi konservatif à Embolisasi atau radioterapi
BAB IV
Pembahasan
Remaja laki-laki, epistaksis posterior