TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI FARING
ANATOMI FARING
Definisi ANJ
Tumor jinak yang berasal dari dinding nasofaring
Secara histologik jinak namun secara klinis bersifat ganas,
karena mempunyai kemampuan mendestruksi tulang &
meluas ke jaringan sekitarnya, seperti ke sinus paranasal,
pipi, mata & tengkorak, serta sangat mudah berdarah yang
sulit dihentikan & terjadi pada laki-laki prepubertas dan
remaja.
Epidemiologi
Insiden JNA 1 dari 5000-60.000 kasus THT
Dilaporkan 0,05% dari semua tumor kepala dan
leher.
JNA jarang terjadi setelah usia 25 tahun.
Etiologi
Teori Hormonal
Epistaksis Mata
menonjol
Gangguan
Anamnesis Bengkak
Penciuman wajah
Rinorea Diplopia
Pemeriksaan Fisik
• Hipervaskularisasi
Mukosa • Ulserasi
Penonjolan mata & bagian tengah wajahnya
karena penekanan dari tumor
Pemeriksaan Penunjang
•Operasi
•Terapi Hormonal
•Radioterapi
Komplikasi
• perdarahan yang tak terkontrol
• Iatrogenic injury
• Infeksi SSP
• Defisit neurologis
• transient blindness
• anesthesia of the cheek
• kebutaan
BAB IV
PEMBAHASAN
• Anak laki-laki 13 tahun
• Mimisan kurang lebih 5 bulan. hidung kanan tersumbat diiringi mimisan dari
hidung kanan yang muncul tiba-tiba tanpa penyebab, mimisan dalam satu
hari bisa sampai 3 kali sehari. Mimisan berhenti sendiri jika hidung dipencet,
setelah mimisan pasien sering mengeluh pusing. 3 bulan terakhir pasien
juga mengeluh bahwa susah bicara atau terdengar sengau. Keluhan hidung
tersumbat juga diikuiti dengan menurunnya fungsi penghidu, keluarga juga
mengeluhkan kalau napas pasien berbau. Keluhan tidak disertai dengan
nyeri telinga,keluar cairan dari telinga maupun hidung. Pasien menyangkal
keluhan nyeri menelan, penglihatan terganggu, pembengkakan pipi dan
rahang susah dibuka.
KASUS TEORI
• Laki-laki • Predileksi ANJ yang khas pada
• 13 tahun remaja laki-laki
• Hidung tersumbat • Etiologi berhubungan dengan
hormone seks
• Epistaksis
• Hidung tersumbat yang progresif
• Berbicara sengau
• Epistaksis yang masif
• Penurunan fungsi penghidu
• Gangguan penciuman
• Massa di hidung kanan warna
keabuan, mudah berdarah • ANJ tumor jinak vaskularisasi
• Massa soliter dibungkus merman yang banyak
mukosa licin dan
hipervaskularisasi
KASUS TEORI
• Hb 6,5 g/dl • Epistaksis yang massif • Pasien di rawat
menurunkan kadar Hb perbaikan Hb
dalam darah transfuse PRC sampai
Hb >10 g/dl
• Massa
hipervaskularisai • Pembuluh darah mudah
biopsi tidak pecah dindingnya
dianjurkan hanya dari lapisan elastic
dan lapisan otot halus
tidak dapat mengalami
vasokontriksi
perdarahan banyak suli
berhenti
KASUS TEORI
• CT scan • Perluasan dan destruksi tulang
• massa solid yang terkesan menunjukkan sifat agresif lesi.
berasal dari cavum nasi kanan Pada CT scan angiofibroma
yang meluas ke depan dan nasofaring menyangat kuat.
belakang kearah pharing dan
sinus sphenoid kanan, kearah
atas sinus ethmoidalis anterior
dan posterior massa
menyebabkan septum nasalis
miring ke arah kiri dan
mendestruksi os ethmoidalis
kanan. Massa tampak sangat
menyangat post pemberian
kontras ( 108 HU)
• Rencana angiografi di RSUD dr. Doris Sylvanus sebelum dirujuk ke
RSUD Ulin Banjarmasin
• Dilakukan perbaikan Hb lebih dahulu dengan transfuse darah sambil
menunggu jaminan BPJS pasien aktif.
• Pasien dipulangkan setelah kadar Hb membaik dan rencana dirujuk ke
RSUD Ulin Banjarmasin untuk penatalaksanaan selanjutnya.
BAB V
KESIMPULAN
• Telah dilaporkan anak laki-laki usia 13 tahun pada anamnesis
didapatkan epistaksis berulang sejak ± 5 bulan terakhir disertai
berbicara sengau, dan penurunan fungsi penghidu yang terjadi tiba-
tiba tanpa adanya riwayat trauma. Pada pemeriksaan fisik pada
hidung didapatkan massa di rongga hidung kanan bewarna keabu-
abuan, tidak nyeri, dan mudah berdarah yang mengarah ke
angiofibroma nasofaring juvenile.
• Pada CT scan Massa tampak sangat menyengat post pemberian
kontras ( 108 HU). Pada CT scan tak tampak pembesaran kelenjar
getah bening. Perluasan dan destruksi tulang menunjukkan sifat
agresif lesi. Pada CT scan angiofibroma nasofaring menyengat kuat
sehingga hal ini mendukung ke arah angiofibroma nasofaring juvenile
• Pasien ini dilakukan rawat inap untuk perbaikan HB sebelum dirujuk
untuk penatalaksanaan selanjutnya.
Daftar Pustaka
• Roezin A, Dharmabakti US, Musa Z. Angiofibroma Nasofaring Belia. Dalam: Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala & Leher. Edisi
Keenam. Editor: Soepardi EA, dkk. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. 2007:188-190.
• Adams L. George, Boies R. Lawrence, Higher H. Peter. BOIES – Buku Ajar Penyakit THT. Editor: Effendi Harjanto. Edisi 6. Penerbit Buku Kedokteran.
Jakarta: EGC, 1997. Hal: 324-325
• Kirschner, C. G., Netter, F. H., & American Medical Association. (2005). Netter's atlas of human anatomy for CPT coding. Chicago, Ill.: American Medical
Association
• Adams L. George, Boies R. Lawrence, Higher H. Peter. BOIES – Buku Ajar Penyakit THT. Editor: Effendi Harjanto. Edisi 6. Penerbit Buku Kedokteran.
Jakarta: EGC, 1997. Hal: 324-325
• Nicolai P, Schreiber A, Villaret AB. Juvenile Angiofibroma: Evolution of Management. International Journal of Pediatrics.; [cited Maret 1 2019]. available
from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3228400/
• Tewfik TL MD. Juvenile Nasopharyngeal Angiofibroma, [online], (http://emedicine.medscape.com/article/872580-overview#showall) [cited Maret 1
2019].
• Tony R, Bull. Color Atlas of ENT Diagnosis 4th Edition. Thieme. 2003; 148
• Park, Chul-Kee et.al. Recurrent Juvenile Nasopharyngeal Angiofibroma Treated with Gamma Knife Surgery. In: http://jkms.org/fulltext/html/jkms-21-
773.html . Korean Academy of Medical Sciences. August 21 2006
• Bailey BJ, Johnson JT, Newlands SD. Head & Neck Surgery- Otolaryngology. 4thEdition. Lippincot Williaws &Wilkins. 2006; pg; 1815-1817
• Rahmani, Shervin et.al. Meningitis And Coma As The First Manifestation Of Juvenile Angiofibroma. In:
http://www.ispub.com/journal/the_internet_journal_of_otorhinolaryngology/volume_4_number_1_37/article/meningitis_and_coma_as_the_first_ma
nifestation_of_juvenile_angiofibroma.html . The Internet Journal of Otolaryngology ISSN:1528-8420.
• Sivanandan R, Jr. WFE. “Benign and Malignant Tumors of The Nasopharynx”, in Cummings Otolaryngology-Head & Neck Surgery. 4thedition. Elsevier
Mosby. Philadelphia. 2005; pg ; 1669-1681
• Frenz D, Smith RV. “Surgical Anatomy of The Pharynx and Esophagus”. In Otolaryngology Basic Science and clinical Review. Thieme. New York. 2006; pg;
552-565.