Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN KASUS

2017
HIDROKEL

DISUSUN OLEH : dr. Sela Naimora

PROGRAM DOKTER INTERNSHIP BATCH I 2017


RSUD ABDUL AZIZ MARABAHAN
BARITO KUALA
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga tugas ini dapat terselesaikan dengan baik.

Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas laporan kasus pada program dokter
dokter
internship Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Aziz Marabahan. Terima kasih kepada
dokter umum selaku pendamping yang telah membantu dalam penyelesaian tugas ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat penulis
harapkan.

Semoga laporan ini dapat bermanfaat untuk para pembaca.

Barito Kuala, Oktober 2017

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

Hidrokel adalah penimbunan cairan dalam selaput yang membungkus testis,


yang menyebabkan pembengkakan lunak pada salah satu testis. Penyebabnya karena
gangguan dalam pembentukan alat genitalia eksternal, yaitu kegagalan penutupan
saluran tempat turunnya testis dari rongga perut ke dalam skrotum. Cairan peritoneum
mengalir melalui saluran yang terbuka tersebut dan terperangkap di dalam skrotum
sehingga skrotum membengkak.
Sekitar 10% bayi baru lahir mengalami hidrokel, dan umumnya akan hilang
sendiri dalam tahun pertama kehidupan. Biasanya tidak terasa nyeri dan jarang
membahayakan sehingga tidak membutuhkan pengobatan segera. Pada bayi hidrokel
dapat terjadi mulai dari dalam rahim. Pada usia kehamilan 28 minggu , testis turun
dari rongga perut bayi kedalam skrotum, dimana setiap testis ada kantong yang
mengikutinya sehingga terisi cairan yang mengelilingi testis tersebut. Pada orang
dewasa, hidrokel bisa berasal dari proses radang atau cedera pada skrotum. Radang
yang terjadi bisa berupa epididimitis (radang epididimis) atau orchitis (radang testis).
Tunika vaginalis di skrotum sekitar testis normalnya tidak teraba, kecuali bila
mengandung cairan membentuk hidrokel, yang jelas bersifat diafan (tembus cahaya)
 pada transiluminasi. Jika tidak dapat ditemukan karena besarnya hidrokel, testis harus
dicari di sebelah dorsal karena testis terletak di ventral epididimis sehingga tunika
vaginalis berada di sebelah depan. Bila ada hidrokel, testis dengan epididimis
terdorong ke dorsal oleh ruang tunika vaginalis yang membesar. Hidrokel testis
mungkin kecil atau mungkin besar sekali.
Hidrokel bisa disebabkan oleh rangsangan patologik seperti radang atau tumor
testis. Pada operasi, sebagian besar dinding dikeluarkan. Kadang ditemukan hidrokel
terbatas di funikulus spermatikus yang berasal dari sisa tunika vaginalis di dalam
funikulus; benjolan tersebut jelas terbatas dan bersifat diafan pada transiluminasi.
Jarang sekali ditemukan benjolan di funikulus yang dapat dihilangkan dengan
tekanan, sedangkan memberikan kesan terbatas jelas di sebelah kranial. Bila
demikian, terdapat tunika vaginalis yang berhubungan melalui saluran sempit dengan
rongga perut dan berisi cairan rongga perut. Hernia inguinalis lateralis atau indirek
yang mengandung sedikit cairan rongga perut ini kadang diberikan nama salah
hidrokel komunikans. Karena hubungan dengan rongga perut terlalu sempit sekali.
Kelainan ini memberi kesan hidrokel funikulus; “kantong”  hernia ini tidak dapat
dimasuki usus atau omentum.
BAB II
LAPORAN KASUS

2.1 IDENTITAS PASIEN


 Nama : Tn. M
Umur : 78 tahun
Jenis Kelamin : Laki Laki
Suku Bangsa : Indonesia / Banjar
Agama : Islam
Alamat : : Desa Kolam Kiri Dalam, Banjarmasin
Tanggal Masuk RS : 7 Juli 2017, pukul 10.15 WITA

2.2 ANAMNESIS

Keluhan Utama
 Nyeri disertai dengan keluarnya benjolan di bagian biji pelir sejak 2,5
 bulan SMRS.

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke poli bedah RSUD H. Abdul Aziz Marabahan dengan


keluhan nyeri disertai keluarnya benjolan di bagian biji pelir sejak 2,5 bulan
yang lalu. Keluhan disertai adanya bagian yang turun di daerah alat kelamin
 bagian kanan. Menjelang pagi hari biji pelir dirasakan mengecil dan setelah
melakukan aktivitas terutama ketika sedang bersin-bersin nyeri dan benjolan
muncul. Benjolan bisa dikembalikan kembali dengan menggunakan jari
tangan. Keluhan demam , batuk, kencing berdarah disangkal oleh pasien.
.
Riwayat Penyakit Dahulu
Sebelumnya os mengaku bila BAK terasa sakit dan menetes, keluhan ini dirasa sudah
1 minggu SMRS. Baru pertama kali merasakan keluhan seperti ini.

Riwayat Pengobatan
Os belum pernah mengkonsumsi obat untuk menghilangkan keluhannya.
Riwayat Sosial Ekonomi
Os memiliki riwayat suka mengangkat berat dan bekerja sebagai p etani.

2.3 PEMERIKSAAN FISIK


a. Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
b. Tanda Vital
- Kesadaran : Compos Mentis
- Frekuensi nadi : 97 x/menit
- Frekuensi pernapasan : 20 x/menit
- Suhu tubuh : 36,6 oC
- Tekanan Darah : 130/80 mmHg
c. Data Antropometri
- Berat Badan : 57 kg
- Tinggi Badan : 166 cm
d. Kepala
- Bentuk : normocephal
- Rambut : rambut hitam, tidak mudah dicabut, distribusi
merata
- Mata : Alis dan bulu mata tidak mudah dicabut,
konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, pupil
isokor, RCL +/+, RCTL +/+.
- Telinga : normotia, membran timpani intak, serumen -/-
- Hidung : bentuk simetris, sekret -/-, epistaksis -/-, pernapasan
cuping hidung -/-.
- Mulut : sianosis -, mukosa bibir basah, lidah kotor -, faring
hiperemis -, tonsil T1-T1 tenang.
e. Leher : kelenjar getah bening tidak membesar.
f. Thorax
- Cor 
• Inspeksi : ictus cordis tidak nampak 
• Palpasi : ictus cordis teraba pada ICS V garis midclavicula
kiri
• Perkusi : batas atas : ICS II garis parasternal kiri,
 batas kanan : ICS IV garis parasternal kanan,
 batas kiri : ICS IV garis midclavicula kiri
Area seperti kantung di dalam canalis inguinalis terisi dengan cairan. Cairan tersebut
tidak masuk ke dalam scrotum.

Cairan yang seharusnya merupakan keseimbangan antara produksi dan


reabsorbsi oleh sistem limfatik di sekitarnya. Tetapi pada penyakit ini, telah
terganggunya sistem sekresi atau reabsorbsi cairan limfa. Dan terjadilah penimbunan
di tunika vaginalis tersebut. Akibat dari tekanan yang terus-menerus, mengakibatkan
Obstruksi aliran limfe atau vena di dalam funikulus spermatikus. Dan terjadilah atrofi
testis dikarenakan akibat dari tekanan pembuluh darah yang ada di daerah sekitar
testis tersebut.

Selama perkembangan janin, testis terletak di sebelah bawah ginjal, di dalam


rongga peritoneal. Ketika testis turun melalui canalis inguinalis ke dalam scrotum,
testis diikuti dengan ekstensi peritoneum dengan bentuk seperti kantung, yang dikenal
sebagai processus vaginalis. Setelah testis turun, procesus vaginalis akan terobliterasi
dan menjadi fibrous cord tanpa lumen. Ujung distal dari procesus vaginalis menetap
sebagai tunika yang melapisi testis, yang dikenal sebagai tunika vaginalis.
 Normalnya, region inguinal dan scrotum tidak saling berhubungan dengan abdomen.
Organ viscera intraabdominal maupun cairan peritonel seharusnya tidak dapat masuk
ke dalam scrotum ataupun canalis inguinalis. Bila procesus vaginalis tidak tertutup,
dikenal sebagai persistent patent processus vaginalis peritonei (PPPVP).
Gambar 2. Patogenesis Hidrokel

Bila persistent patent processus vaginalis peritonei (PPPVP) berdiameter kecil


dan hanya dapat dilalui oleh cairan, dinamakan sebagai hidrokel komunikan. Bila
PPPVP berdiameter besar dan dapat dilalui oleh usus, omentum, atau organ viscera
abdomen lainnya, dinamakan sebagai hernia. Banyak teori yang membahas tentang
kegagalan penutupan processus vaginalis. Otot polos telah diidentifikasi terdapat pada
 jaringan persistent patent processus vaginalis peritonei ,dan tidak terdapat pada
 peritoneum normal. Jumlah otot polos yang ada mungkin berhubungan dengan tingkat
 patensi processus vaginalis. Sebagai contoh, jumlah otot polos yang lebih besar
terdapat pada kantung hernia dibandingkan dengan persistent patent processus
vaginalis peritonei (PPPVP) dari hidrokel. Penelitian terus berlanjut untuk
menentukan peranan otot polos pada pathogenesis ini.

Mekanisme terjadinya PPPVP juga berhubungan dengan adanya peningkatan


tekanan intraabdominal. Keadaan apapun yang menyebabkan terjadinya peningkatan
tekanan intraabdominal dapat menghambat atau menunda proses penutupan processus
vaginalis. Keadaan tersebut antara lain batuk kronis (seperti pada TB paru), keadaan
yang membuat bayi sering mengedan (seperti feses keras), dan tumor intraabdomen.
Keadaan tersebut di atas menyebabkan peningkatan risiko terjadinya PPPVP yang
dapat berakibat sebagai hidrokel maupun hernia.

Gambar 3. Jenis-jenis Hidrokel

3.6 Gambaran Klinis


Pasien mengeluh adanya benjolan di kantong skrotum yang tidak nyeri. Pada
 pemeriksaan fisik didapatkan adanya benjolan di kantong skrotum dengan konsistensi
kistus dan pada pemeriksaan penerawangan menunjukkan adanya transiluminasi.
Pada hidrokel yang terinfeksi atau kulit skrotum yang sangat tebal kadang-kadang
sulit melakukan pemeriksaan ini, sehingga harus dibantu dengan pemeriksaan
ultrasonografi. Menurut letak kantong hidrokel terhadap testis, secara klinis
dibedakan beberapa macam hidrokel, yaitu (1) hidrokel testis, (2) hidrokel funikulus,
dan (3) hidrokel komunikan. Pembagian ini penting karena berhubungan dengan
metode operasi yang akan dilakukan pada saat melakukan koreksi hidrokel.
Gambar 4. Hidrokel komunikans (pada anak)

Gambar 5. Hidrokel non-komunikans (pada dewasa)

Pada hidrokel testis, kantong hidrokel seolah-olah mengelilingi testis sehingga


testis tak dapat diraba. Pada anamnesis, besarnya kantong hidrokel tidak berubah
sepanjang hari.
Pada hidrokel funikulus, kantong hidrokel berada di funikulus yaitu terletak di
sebelah kranial testis, sehingga pada palpasi, testis dapat diraba dan berada di luar
kantong hidrokel. Pada anamnesis, kantong hidrokel besarnya tetap sepanjang hari.
Pada hidrokel komunikan terdapat hubungan antara prosesus vaginalis dengan
rongga peritoneum sehingga prosesus vaginalis dapat terisi cairan peritoneum. Pada
anamnesis, kantong hidrokel besarnya dapat berubah-ubah yaitu bertambah besar
BAB III
KESIMPULAN

Hidrokel adalah penumpukan cairan berbatas tegas yang berlebihan di antara


lapisan parietalis dan viseralis tunika vaginalis. Dalam keadaan normal, cairan yang
 berada di dalam rongga itu memang ada dan berada dalam keseimbangan antara
 produksi dan reabsorbsi oleh sistem limfatik di sekitarnya. Hidrokel yang terjadi pada
 bayi baru lahir dapat disebabkan karena : (1) belum sempurnanya penutupan prosesus
vaginalis sehingga terjadi aliran cairan peritoneum ke prosesus vaginalis atau (2)
 belum sempurnanya sistem limfatik di daerah skrotum dalam melakukan reabsorbsi
cairan hidrokel.
Gambaran klinis pasien mengeluh adanya benjolan di kantong skrotum yang
tidak nyeri. Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya benjolan di kantong skrotum
dengan konsistensi kistus dan pada pemeriksaan penerawangan menunjukkan adanya
transiluminasi. Pada hidrokel yang terinfeksi atau kulit skrotum yang sangat tebal
kadang-kadang sulit melakukan pemeriksaan ini, sehingga harus dibantu dengan
 pemeriksaan ultrasonografi.
Tindakan untuk mengatasi cairan hidrokel adalah dengan aspirasi dan operasi.
Aspirasi cairan hidrokel tidak dianjurkan karena selain angka kekambuhannya tinggi,
kadang kala dapat menimbulkan penyulit berupa infeksi. Jika dibiarkan, hidrokel yang
cukup besar mudah mengalami trauma dan hidrokel permagna bisa menekan
 pembuluh darah yang menuju ke testis sehingga menimbulkan atrofi testis.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

1. Benson CD, Mustard WT. Pediatric Surgery. Volume 1. 1962. Year Book

Medical Publishers, Inc. USA. p. 580-582

2. Sjamsuhidajat R. dan Jong W.D., Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 4, Jakarta,

EGC, 1997

3. James M Becker. Essentials of Surgery. Edisi 1. Saunders Elsevier.

Philadelphia. p 118-129

4. Gerard M Doherty. Current Surgical Diagnosis and Treatment. Edisi 12.

McGraw-Hill Companies. New York. p 245-259

5. Brunicardi FC et al . Schwartz’s  principles of surgery. 8 th  edition. United


States America : McGraw Hill, 2005.826-42.
6. http://www.medindia.net/patients/patientinfo/hydrocele-adult-

surgery.htm#ixzz12zjIvvR5

7. http://emedicine.medscape.com/article/777386-print

8. http://emedicine.medscape.com/article/1015147-print

9. http://emedicine.medscape.com/article/438724-overview

Anda mungkin juga menyukai