HEMOROID
Disusun oleh:
Pembimbing:
dr. Hussain
DPJP :
dr. Bambang Yudhadi Sp.B
PROGRAM INTERNSHIP
2023
LAPORAN KASUS
I. Identitas
• Nama : Ny. M
• Usia : 43 Tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Alamat : Bekasi
• Pekerjaan : Pedagang
II. Anemnesis
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 3 April 2023 pukul
10.00 WIB.
A. Keluhan Utama
Terdapat benjolan pada sekitar anus yang tidak dapat dimasukan
kembali sejak 3 hari SMRS.
4. Kepala : Normochepal.
5. Mata : Pupil bulat, isokor, konjungtiva anemi (-/-),
sklera ikterik (-/-), RCL (-/-), RCTL (-/-).
6. Telinga : Bentuk normal, tidak tampak sekret dan tidak tampak
hiperemis.
7. Hidung : Bentuk normal, tidak ada septum deviasi.
8. Leher : Tidak ada pembesaran KGB dan kelenjar limfadenopati.
9. Paru-paru
• Inspeksi : Pergerakan dinding simetris kanan dan kiri.
• Palpasi : Tidak terdapat massa pada selurung lapang
paru, fremitus taktil statis kanan dan kiri.
• Perkusi : Terdengar suara sonor diseluruh lapang
paru.
• Auskultasi : Vesikuler (+/+). rhonki (-/-), wheezing (-/-).
10. Abodmen : Dalam batas normal.
11. Esktremitas : Dalam batas normal.
12. Status lokalis : Regio anal
- Inspeksi : tampak penonjolan di sekeliling anus seperti
kembang, menonjol di posisi jam 12-2 , jam 3-6, dan jam 7-11, tertutupi
oleh mukosa, konsistensi lunak, permukaan mukosa licin, warna
kebiruan, lendir (+)
- RT :Anus enang, Sfingter menjepit , Mukosa licin, Ampula apang,
Massa (+) pada Handscoon feses (-), darah (-)
- Foto Pasien :
IV. Diagnosis
Hemoroid Grade IV
V. Diagnosis Banding
Karsinoma Kolerectum, Polip Rectum, Colitis Ulcerative.
VI. Rencana Penatalaksanaan
1. Non medikamentosa
• Edukasi mengenai penyakit.
• Edukasi mengenai rencana pemeriksaan dan tindakan
bedah hemoroidektomi
2. Medikamentosa
• Ketorolac 3x1
• Omeprazole 1x40mg
VII. RESUME
Pasien Ny. M usia 43 tahun dating ke IGD RS Anna
Medika dengan keluhan terdapat benjolan pada sekitar anus sejak 3
hari SMRS, benjolan ridak dapat dimasukan kembali. Benjolan awal
muncul pada saat pasien mengedan ketika BAB, keluhan benjolan
sudah mulai sejak 6 bulan SMRS tetapi benjolan masih bisa
dimasukan kembali. pada pemeriksaan fisik ditemukan massa disekitar
anus.
VIII. Prognosis
• Ad Vitam : Dubia ad bonam
• Ad Functionam : Dubia ad bonam
• Ad Sanactionam : Dubia ad bonam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi
Canalis ani panjangnya sekitar 4 cm dan berjalan ke bawah dan belakang
dari ampulla recti ke anus. Dinding lateralnya tetap teraposisi oleh m.levator ani
dan sphincter ani, kecuali ketika defekasi.4
Canalis ani dibatasi pada bagian posterior oleh corpus anococcygeale,
yang merupakan massa jaringan fibrosa yang terletak antara canalis ani dan os
coccygis. Di lateral dibatasi oleh fossa ischiorectalis yang terisi lemak. Pada pria,
di anterior dibatasi oleh corpus perineale, diafragma urogenitalis, urethra pars
membranacea, dan bulbus penis. Pada wanita, di anterior dibatasi oleh corpus
perineale, diafragma urogenitalis dan bagian bawah vagina.4
Mukosa paruh atas canalis ani berasal dari ektoderm usus belakang (hind
gut). Gambaran anatomi yang penting adalah :
1. Dibatasi oleh epitel selapis thoraks.
2. Mempuyai lipatan vertikal yang dinamakan collum analis yang
dihubungkan satu sama lain pada ujung bawahnya oleh plica semilunaris
yang dinamakan valvula analis (sisa membran proctedeum).
3. Persarafannya sama seperti mukosa rectum dan berasal dari saraf otonom
pleksus hypogastricus. Mukosanya hanya peka terhadap regangan.
4. Arteri yang memasok adalah arteri yang memasok usus belakang, yaitu
arteri rektalis superior, suatu cabang dari arteri mesenterica inferior. Aliran
darah vena terutama oleh vena rektalis superior, suatu cabang v.
Mesenterica inerior.
5. Aliran cairan limfe terutama ke atas sepanjang arteri rectalis superior
menuju nodus limfatikus pararektalis dan akhirnya ke nodus limfatikus
mesenterika inferior.
Mukosa paruh bawah kanalis ani berasal dari ektoderm proctodeum
dengan struktur sebagai berikut :
1. Dibatasi oleh epitel berlapis gepeng yang lambat laun bergabung pada
anus dengan epidermis perianal.
2. Tidak mempunyai kolum analis
3. Persarafan berasal dari saraf somatis n.rektalis inferior sehingga peka
terhadap nyeri, suhu, raba, dan tekan.
4. Arteri yang memasok adalah a.rektalis inferior, suatu cabang a.pudenda
interna. Aliran vena oleh v.rektalis inferior, muara dari v.pudenda interna,
yang mengalirkan darah vena ke v.iliaka interna.
5. Aliran cairan limfe ke bawah menuju nodus limfatikus inguinalis
superfisialis medialis.
Gambar 2.2 Anatomi normal dan aliran pembuluh darah kolon dan rektum
Aliran darah ke rektum berasal dari cabang arteri mesenterika inferior
(arteri hemoroidal superior) untuk rektum bagian atas, cabang arteri iliaka interna
(arteri hemoroidal medial untuk rektum bagian tengah, dan arteri pudenda interna
(arteri hemoroidal inferior) untuk rektum bagian bawah.Vena dari rektum atas
mengalir ke sistem porta melalui vena mesenterica inferior, rektum medial dan
inferior mengalir ke sirkulasi sistemik melalui vena iliaka interna dan pudenda.
Selubung otot sangat berkembang seperti pada bagian saluran cerna,
dibagi menjadi lapisan otot luar logitudinal dan lapisan dalam sirkular. Lapisan
sirkular pada ujung atas canalis ani menebal membentuk spincter ani internus
involunter. Sfingter internus diliputi oleh lapisan otot bercorak yang membentuk
sfingter ani ekstenus volunter.4
Kanalis analis pada dua pertiga bagian bawahnya, ini berlapiskan kulit tipis
yang sedikit bertanduk yang mengandung persarafan sensoris yang bergabung
dengan kulit bagian luar, kulit ini mencapai ke dalam bagian akhir kanalis analis
dan mempunyai epidermis berpigmen yang bertanduk rambut dengan kelenjar
sebacea dan kelenjar keringat. Mukosa kolon mencapai dua pertiga bagian atas
kanalis analis. Pada daerah ini, 6–10 lipatan longitudinal berbentuk
gulungan,kolumna analis melengkung kedalam lumen. Lipatan ini terlontar keatas
oleh simpul pembuluh dan tertutup beberapa lapisan epitel gepeng yang tidak
bertanduk. Pada ujung bawahnya, kolumna analis saling bergabung dengan
perantaraan lipatan transversal. Alur–alur diantara lipatan longitudinal berakhir
pada kantong dangkal pada akhiran analnya dan tertutup selapis epitel thorax.
Daerah kolumna analis, yang panjangnya kira–kira 1 cm, di sebut daerah
hemoroidal, cabang arteri rektalis superior turun ke kolumna analis terletak di
bawah mukosa dan membentuk dasar hemorhoid interna.5
2.2 Klasifikasi Hemoroid
Hemoroid dibedakan antara yang interna dan eksterna. Hemoroid interna
adalah pleksus vena hemoroidalis superior di atas linea dentata/garis mukokutan
dan ditutupi oleh mukosa. Hemoroid interna ini merupakan bantalan vaskuler di
dalam jaringan submukosa pada rektum sebelah bawah. Sering hemoroid terdapat
pada tiga posisi primer, yaitu kanan depan ( jam 7), kanan belakang (jam 11), dan
kiri lateral (jam 3). Hemoroid yang lebih kecil terdapat di antara ketiga letak
primer tesebut.5,6
2.6 Diagnosis
pemeriksaan penunjang.
- Anamnesis
Pada anamnesis biasanya didapatkan pasien mengeluhkan adanya darah
segar pada saat buang air besar, darah yang keluar bisa menetes dan bisa juga
keluar terus menerus dan tidak bercampur dengan feses. Selain itu pasien juga
akan mengeluhkan adanya gatal-gatal pada daerah anus. Serta keluhan adanya
massa pada anus dan membuatnya merasa tidak nyaman, biasanya pada hemoroid
interna derajat II dan hemoroid eksterna. Pasien juga akan mengeluhkan nyeri
pada hemoroid interna derajat IV dan hemoroid eksterna.3
Perdarahan yang disertai nyeri mengindikasikan hemoroid eksterna yang
sudah mengalami trombosis. Biasanya hemoroid interna mulai menimbulkan
gejala setelah terjadi prolapsus, sehingga mengakibatkan perdarahan, ulserasi,
atau trombosis. Hemoroid eksterna juga bisa terjadi tanpa gejala atau dapat
ditandai dengan nyeri akut, rasa tak nyaman, atau perdarahan akibat ulserasi dan
thrombosis.8
- Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan adanya pembengkakan vena yang
mengindikasikan hemoroid eksterna atau hemoroid interna yang sudah mengalami
prolaps, biasanya jika berupa prolapsnya hemoroid interna akan terlihat adanya
mukus yang keluar saat pasien disuruh untuk mengedan. Jika pasien mengeluhkan
perdarahan kemungkinan bisa menyebabkan anemia sekunder yang dapat dilihat
dari konjungtiva palpebra pasien yang sedikit anemis. Daerah perianal juga
diinspeksi untuk melihat ada atau tidaknya fisura, fistula, polip atau tumor..
Biasanya agak susah meraba hemoroid interna karena tekanan vena yang tidak
tinggi dan biasanya tidak nyeri. Rectal toucher juga dilakukan untuk
menyingkirkan kemungkinan karsinoma rektum.8
- Pemeriksaan Penunjang
Diagnosa banding untuk hemoroid dapat bermacam, tabel dibawah ini akan
membaginya berdasarkan gejala klinis yang dapat muncul.
Jenis Penyakit Nyeri Perdarahan Massa Lainnya
Fisura Anal + + - Terdapat skin tag atau umbai kulit
(radang kronik dengan bendungan
limfe danfibrosis pada kulit)
2. Terapi bedah
Terapi bedah dipilih untuk penderita yang mengalami keluhan
menahun dan pada penderita hemoroid derajat III dan IV. Terapi bedah
juga dapat dilakukan dengan perdarahan berulang dan anemia yang tidak
dapat sembuh dengan cara terapi lainnya yang lebih sederhana. Penderita
hemoroid derajat IV yang mengalami trombosis dan kesakitan hebat dapat
ditolong segera dengan hemoroidektomi.
Prinsip yang harus diperhatikan dalam hemoroidektomi adalah
eksisi yang hanya dilakukan pada jaringan yang benar-benar berlebihan.
Eksisi sehemat mungkin dilakukan pada anoderm dan kulit yang normal
dengan tidak mengganggu sfingter anus. Eksisi jaringan ini harus
digabung dengan rekonstruksi tunika mukosa karena telah terjadi
deformitas kanalis analis akibat prolapsus mukosa. 4,6
Ada tiga tindakan bedah yang tersedia saat ini yaitu bedah
konvensional (menggunakan pisau dan gunting), bedah laser (sinar laser
sebagai alat pemotong) dan bedah stapler (menggunakan alat dengan
prinsip kerja stapler).
Bedah konvensional
Saat ini ada 3 teknik operasi yang biasa digunakan yaitu :
1. Teknik Milligan – Morgan
2. Teknik Whitehead
3. Teknik Langenbeck
Bedah Laser
Pada prinsipnya, pembedahan ini sama dengan pembedahan konvensional,
hanya alat pemotongnya menggunakan laser. Saat laser memotong, pembuluh
jaringan terpatri sehingga tidak banyak mengeluarkan darah, tidak banyak luka
dan dengan nyeri yang minimal.Pada bedah dengan laser, nyeri berkurang karena
syaraf rasa nyeri ikut terpatri. Di anus, terdapat banyak syaraf. Pada bedah
konvensional, saat post operasi akan terasa nyeri sekali karena pada saat
memotong jaringan, serabut syaraf terbuka akibat serabut syaraf tidak mengerut
sedangkan selubungnya mengerut.
Sedangkan pada bedah laser, serabut saraf dan selubung saraf menempel
jadi satu, seperti terpatri sehingga serabut saraf tidak terbuka. Untuk
hemoroidektomi, dibutuhkan daya laser 12 – 14 watt. Setelah jaringan diangkat,
luka bekas operasi direndam cairan antiseptik. Dalam waktu 4 – 6 minggu, luka
akan mengering. Prosedur ini bisa dilakukan hanya dengan rawat jalan 7 .
Bedah Stapler
Teknik ini juga dikenal dengan nama Procedure for Prolapse Hemorrhoids
(PPH) atau Hemoroid Circular Stapler. Alat yang digunakan sesuai dengan prinsip
kerja stapler. Bentuk alat ini seperti senter, terdiri dari lingkaran di depan dan
pendorong di belakangnya.Pada dasarnya hemoroid merupakan jaringan alami
yang terdapat di saluran anus. Fungsinya adalah sebagai bantalan saat buang air
besar. Kerjasama jaringan hemoroid dan m. sfinter ani untuk melebar dan
mengerut menjamin kontrol keluarnya cairan dan kotoran dari dubur. Teknik PPH
ini mengurangi prolaps jaringan hemoroid dengan mendorongnya ke atas garis
mukokutan dan mengembalikan jaringan hemoroid ini ke posisi anatominya
semula karena jaringan hemoroid ini masih diperlukan sebagai bantalan saat BAB,
sehingga tidak perlu dibuang semua.
Mula-mula jaringan hemoroid yang prolaps didorong ke atas dengan alat
yang dinamakan dilator, kemudian dijahitkan ke tunika mukosa dinding anus.
Kemudian alat stapler dimasukkan ke dalam dilator. Dari stapler dikeluarkan
sebuah gelang dari titanium diselipkan dalam jahitan dan ditanamkan di bagian
atas saluran anus untuk mengokohkan posisi jaringan hemoroid tersebut. Bagian
jaringan hemoroid yang berlebih masuk ke dalam stapler. Dengan memutar
sekrup yang terdapat pada ujung alat, maka alat akan memotong jaringan yang
berlebih secara otomatis. Dengan terpotongnya jaringan hemoroid maka suplai
darah ke jaringan tersebut terhenti sehingga jaringan hemoroid mengempis dengan
sendirinya.
Keuntungan teknik ini yaitu mengembalikan ke posisi anatomis, tidak
mengganggu fungsi anus, tidak ada anal discharge, nyeri minimal karena
tindakan dilakukan di luar bagian sensitif, tindakan berlangsung cepat sekitar 20 –
45 menit, pasien pulih lebih cepat sehingga rawat inap di rumah sakit semakin
singkat. 3,7,8
1. Silvia A.P, Lorraine M.W, Hemoroid. Dalam: Konsep – konsep Klinis Proses
Penyakit, Edisi VI, Patofisiologi Vol.1. Jakarta: EGC: 2005:467
2. Susan Galandiuk MD, Louisville KY. A Systematic Review of Stapled
Hemorrhoidectomy – Invited Critique, Jama and Archives, Vol. 137 No. 12,
December, 2002,http://archsurg.ama.org/egi/content/extract. last update
Desember 2009.
3. Anonim, 2004, Hemorhoid, http://www.hemorjoid.net/hemoroid galery.html.
Last update Desember 2009.
4. Nelson, Heidi MD., Roger R. Dozois, MD., Anus, in Sabiston Text Book of
Surgery, Saunders Company, Phyladelphia 2001.
5. Werner Kahle ( Helmut Leonhardt,werner platzer ), dr Marjadi Hardjasudarma
( alih bahasa ). Berwarna dan teks anatomi Manusia Alat – Alat Dalam, 1998:
232
6. Sjamsuhidajat, Wim de Jong. Hemoroid, 2004 Dalam: Buku Ajar Ilmu Bedah,
Ed.2, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hal: 672 – 675.
7. Diagnosing Hemorrhoid Types and Rectal Prolaps, http:\\ www.pph.com
Ethicon Endo-Surgery, Inc. 2003-2005. This site is published by Ethicon
Endo-Surgery, Inc. and is intended for U.S. audiences only.
8. Nisar, P.J. & Scholfield, J.H., 2003. Managing Haemorrhoids. British Medical
Journal; 327: 847-851.
9. Acheson, A.G. & Scholefield, J. H., 2008. Management of Haemorrhoids.
British Medical Journal;336: 380-383.
10. Mansjur A dkk ( editor ), 1999, Kapita selekta Kedokteran, Jilid II, Edisi III,
FK UI, Jakarta,pemeriksaan penunjang: 321 – 324.
11. Bailey and Love’s. 2013.Short practice of surgery chapter 73 the anus adn
anal canal ;1236-1257
12. Lawrence PF. 2013. Essentials of General Surgery. Fifth edition;300-3005.