Kelompok: B-6
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
JAKARTA
2015/2016
SKENARIO 1
KEPUTIHAN
Pasien pasien umur 36 tahun, G3P3A0H2 gravid 20 minggu datang dengan keluhan keputihan yang
banyak, warna kehijauan, berbau amis dan disertai gatal sejak awal kehamilannya.
Pasien memiliki siklus menstruasi normal dan memiliki riwayat pemakaian IUD selama 3 tahun yang di
mulai sejak kelahiran anak ke 2 . Suaminya seorang PNS dan menyangkal melakukan hubungan seksual
dengan wanita lain . Pada pemeriksaan genetalia eksterna : labium mayus dan minus tampak eritema dan
erosi. Pada pemeriksaan inspekulo didapatkan: discharge vagina homogen, warna kehijauan dan tampak
melekat pada dinding vagina, dan portio erosi. Pasien disarankan melakukan pemeriksaan swab vagina
dan pap smear untuk penatalaksanaan lebih lanjut
KATA SULIT
1. IUD
Alat kontrasepsi berbentuk kumparan yang di masukkan ke dalam rongga rahim
2. KEPUTIHAN
Cairan yang keluar dari saluran genitalia wanita yang bersifat berlebihan yang bukan darah
3. DISCHARGE VAGINA HOMOGEN
Keluarnya secret yang bukan darah yang bersifat homogen
4. ERITEMA
Kombinasi kulit kemerahan atau ruam
5. EROSI
Kerusakan kulit sampai scrotum spinosum (lapisan ke 4 dermis)
6. PAP SMEAR
Pemeriksaan yang di lakukan untuk melihat ada atau tidaknya kelainan pada vagina
7. INSPEKULO
Cara pemeriksaan dengan alat speculum yang di masukkan ke dalam vagina sehingga dapat terlihat
kondisi bagian dalam
PERTANYAAN
1. Kenapa keputihannya berbau amis ?
2. Apa saja penyebab keputihan ?
3. Apa hubungan IUD dengan keputihan ?
4. Bakteri apa sajakah yang dapat menyebabkan keputihan ?
5. Mengapa pada labium mayus dan minus terdapat eritema dan erosi ?
6. Apakah keputihan pada pasien tidak normal ? jelaskan !
7. Apa saja indikasi pemeriksaan swab dan pap smear ?
8. Mengapa pada pemeriksaan inspikulo di dapatkan discharge vagina homogen ?
9. Kenapa keputihan berwarna hijau dan gatal ?
10. Bagaimana tatalaksana keputihan serta pencegahannya ?
11. Bagaimana pandangan islam terhadap keputihan ?
JAWABAN
1. Pertumbuhan mikroorganisme anaerob berlebih di tambah enzim proteolitik yang melepas polliamina
yang akan melepaskan bau
2. Fisiologi : kelelahan, kehamilan, stress, pra pascaa menstruasi
Patologi : infeksi, radang cervix, kanker
3. Pemakaian IUD yang tidak steril (terkontaminasi)
4. Trichomonas mycoplasma
5. Inflamasi rasa gatal eritema erosi
6. Tidak normal ,
Fisiologis : tidak berwarna, tidak berbau, tidak gatal
Patologi : berwarna, bau, gatal
7. Screening cervix untuk mengetahui ada tidaknya kelainan penyakit genital
8. Karena adanya infeksi yang di sebabkan oleh mikroorganisme
9. Karena adanya infeksi bakteri yang menyebabkan perubahan warna pada keputihan serta timbulnya
rasa gatal
10. Oral : metronidazole
Pencegahan : menjaga kebersihan genitalia
11. Termasuk hadas kecil
HIPOTESIS
Keputihan atau leukorea disebabkan karena faktor fisiologis dan faktor patologis. Leukorea karena faktor
fisiologis ditandai dengan leukorea yang tidak gatal, tidak berwarna dan tidak berbau. Sedangkan
leukorea faktor patologis ditandai dengan adanya inflamasi, rasa gatal, eritema, erosi dan leukorea yang
berbau. Faktor patologis bisa disebabkan oleh kontrasepsi yang terkontaminasi dan infeksi
mikroorganisme bakteri, jamur, dan virus. Diagnosis dapat ditegakkan dengan melakukan anamnesis,
pemeriksaan fisik yang meliputi inspekulo, swab cairan vagina dan Pap Smear.
SASARAN BELAJAR
LI 1 MEMAHAMI DAN MENJELASKAN GENITALIA FEMININA
LO 1.1 MENJELASKAN GENITALIA FEMININA SECARA MAKROSKOPIS
LO 1.2 MENJELASKAN GENITALIA FEMININA SECARA MIKROSKOPIS
LI 2 MEMAHAMI DAN MENJELASKAN LEUKOREA
LO 2.1 MENJELASKAN DEFINISI LEUKOREA
LO 2.2 MENJELASKAN ETIOLOGI LEUKOREA
LO 2.3 MENJELASKAN KLASIFIKASI LEUKOREA
LO 2.4 MENJELASKAN PATOFISIOLOGI LEUKOREA
LO 2.5 MENJELASKAN MANIFESTASI LEUKOREA
LO 2.6 MENJELASKAN DIAGNOSIS LEUKOREA
LO 2.7 MENJELASKAN DIAGNOSIS BANDING LEUKOREA
LO 2.8 MENJELASKAN TATALAKSANA LEUKOREA
LO 2.9 MENJELASKAN PENCEGAHAN LEUKOREA
LO 2.10 MENJELASKAN KOMPLIKASI LEUKOREA
LO 2.11 MENJELASKAN PROGNOSIS LEUKOREA
LI 3 MEMAHAMI DAN MENJELASKAN PEMERIKSAAN PAP SMEAR
LI 4 MEMAHAMI DAN MENJELASKAN THAHARAH PADA KEPUTIHAN
Merupakan suatu bangunan yang terdiri atas kulit yang di bawahnya terdapat jaringan lemak
menutupi tulang kemaluan /simphisis. Mons veneris ditutupi rambut kemaluan. Fungsi Mons
veneris adalah sebagai pelindung terhadap benturan-benturan dari luar dan dapat menghindari
infeksi dari luar.
Suatu lipatan kulit, ke dorsocaudal berhubungan satu dengan yang lain membentuk
comissura posterior labiorum majorum, ventrocranial membentuk comissura anterior
labiorum majorum.
Dapat dibedakan facies lateralis :mempunyai rambut dan banyak pigmen. Facies
medialis, mempunyai gld.sebacea yang besar & tidak mempunyai rambut.
Celah yang dibatasi oleh kedua labia majora disebut rima pudendi.
Clitoris
Urethra Feminina
Panjangnya 3-4 cm, predisposisi ISK, berjalan dari leher kandung kemih menuju ostium
urethrae externum yang terletak diantara clitoris dengan vagina.
Perineum
Merupakan area bentuk belah ketupat, terbagi regio urogenitalis dan analis.
Terletak dibawah diaphragma pelvis, dibatasi oleh ramus inferior os pubis dan ramus
inferior os ischii kanan dan kiri dan kedua lig.sacrotuberale.
OVARIUM
Jumlah sepasang
Terletak di dalam pelvis minor
Berbentuk bulat memenjang, agak pipih (seperti buah almond dengan ukuran 3x1,5x1
cm)
Terdiri dari cortex, dan medulla (berisikan pembuluh darah, limf dan saraf)
Dilekatkan oleh mesovarium pada lig latum (berupa lipatan peritoneum sebelah lateral
kiri dan kanan uterus. Meluas sampai dinding panggul dan dasar panggul, sehingga
seolah-olah menggantung pada tubae)
Difiksasi oleh
o Lig suspensorium ovarii (lig infundibulopelvicum) : lig ini menggantungkan uterus
pada dinding panggul antara sudut tuba.
o Pada yang ke ovarium terdapat lig ovarii propium
o Lig teres uteri (lig rotundum) : terdapat d bag atas lateral dari uterus, caudal dari
tuba, kedua lig ini melalui canalis inguinalis ke bag cranial labium majus. Pada saat
kehamilan mengalami hipertrofi dan dapat diraba dengan pemeriksaan luar.
UTERUS
Organ muscular, berbentuk buah jambu (peer) agak pipih
facies vesicalis, di dataran ventral menghadap ke VU
fascies intestinalis, di dataran dorsal menghadap ke usus
margo lateralis kanan dan kiri
dinding uterus dari luar ke dalam terdiri dari perimetrium, myometrium, dan
endometrium.
Uterus di bagi atas :
o Fundus uteri : bagian yang terletak di atas (proximal) osteum tuba uterina.
o Corpus uteri : bagian tengah uterus yang berbentuk bulat melebar. Batas antara
corpus uteri dan cervix uteri dibentuk oleh isthmus uteri, suatu penyempitan di
dalam uteri, terletak antara ostium uteri internum anatomicum dengan ostium uteri
histologicum. Distal dari istmus uteri terdapat ruangan melebar disebut cervix uteri.
o Cervix uteri : bag yang paling sempit dan menonjol ke dalam rongga vagina. Pada
bagian ujung distal cervix ada bagunan yang menyempit disebut ostum uteri
externum. Rongga di dalam cervix uteri disebut canalis cervicis.
VAGINA
Bentuk tabung muskular, muali servix sampai genitalia externa.
Panjang antara 8-12 cm.
Bagian distal cervix menonjol ke dalam rongga vagina disebut portio vaginalis
Cervicis uteri. Bagian cervix proximalnya disebut portio supravaginalis cervicis uteri.
Rongga vagina yang mengelilingi portio vaginalis cervicis disebut fornix yang
dapat dibedakan fornix lateralis dextra dan sinistra, fornix anterior dan
posterior.
Tunika mukosa membentuk rugae yang transversal pada dinding vebtral dan dorsal
disebut columna rugarum.
Fascia endopelvis memadat menjadi ligamentum fasialis yang berfungsi menunjang
servix dan vagina.
Ligamentum-ligamentum yang ikut memfiksasi uterus diantaranya :
o Lig.Cardinale (Mackenrodts)/lig.cervicalis lateralis : melewati sebelah lateral servix
dan bagian atas vagina ke dinding pelvis.
o Lig.utero-sacrale/lig.recto uterina : melewati bagian belakang servix dan fornix
vagina ke fascia yang melapisi sendi sacro-iliaca. Mulai dari isthmus ke jaringan
pengikat disebelah lateral dari rectum setinggi vertebrata sacralis III, mengandung
otot polos.
o Lig,puboservicale : meluas ke anterior dari lig.cardinale ke pubis (puboprostatica
pada pria).
o Lig.pubovesicale : dari belakang symphisis pubis menuju collum vesica urinaria.
Fiksasi yang utama pada uterus ke vagina adalah : lig.cardinale & utero-sacrale.
Fungsi : alat bersenggama, jalan lahir waktu partus, saluran keluar uterus yang dapat
mengalirkan darah pada waktu menstruasi dan sekret dari uterus.
Pada virgo intacta introitus vaginae sebagian ditutupi oleh suatu selaput yang disebut
hymen. Menurut bentuknya dapat dibedakan :
o Hymen anularis (cincin)
o Hymen semilunaris (bulan sabit)
o Hymen cribriformis (berlubang-lubang sebagai saringan)
o Hymen fimbriatus ( dengan tepi sebagai jari-jari)
o Hymen imperforatus (tidak berlubang)
VAGINA
Lapisan Vagina
Dinding vagina terdiri dari lapisan mukosa, muskularis, dan adventitia. Mukosa ini berada
didalam lipatan (rugae) yang terdiri dari lapisan permukaan epitel skuamosa berlapis tanpa
lapisan tanduk (nonkeratinized) diatas lamina propria. Sel-sel epitel mengandung glikogen
Lamina propria terdiri dari jaringan ikat, dibawah lapisan epitel, serabut elastis membentuk
jaringan padat. Jaringan limfatik menyebar dan nodular ditemukan sesekali, dan banyak
limfosit, bersama dengan leukosit granular, menginvasi epitel. Vagina tidak memiliki
kelenjar, dan epitel dijaga agar tetap lembab oleh sekresi dari leher rahim (servix).
Muskularis terdiri dari kumpulan sel-sel otot polos yang tersusun sirkuler di lapisan dalam
dan longitudinal di lapisan luar.
Para adventitia adalah lapisan luar yang tipis yang tersusun dari jaringan ikat dengan serat
elastis. Berfungsi untuk mempertahankan vagina tetap di tempat.Epitel skuamosa bertingkat
nonkeratinized yang melapisi vagina terdalam adalah lapisan basal (stratum germinativum),
diikuti oleh lapisan (spinosus) menengah dan lapisan dangkal (stratum korneum).
Labia
Labia mayor terdiri dari lipatan-lipatan kulit yang menutupi kumpulan jaringan adiposa. Pada
orang dewasa, permukaan luar ditutupi oleh rambut kasar dengan kelenjar keringat dan
sebasea. Labia majora adalah homolog dengan skrotum pada pria. Labia minora terdiri dari
inti yang sangat vaskular, jaringan ikat longgar tertutup oleh epitel skuamosa berlapis yang
sangat menjorok oleh papilla jaringan ikat. Kedua permukaan labia minora tidak terdapat
rambut, tetapi banyak terdapat kelenjar sebasea besar.
Klitoris
Klitoris adalah suatu badan yang terbentuk dari dua corpora cavernosa yang tertutup dalam
lapisan jaringan ikat fibrosa dan dipisahkan oleh septum yang tidak lengkap. Ujung bebas
dari klitoris berakhir dalam tuberkulum, kecil membulat,serta kelenjar clitoridis. Klitoris
dibungkus oleh lapisan tipis epitel skuamosa berlapis nonkeratinized , juga terkait dengan
banyak ujung saraf khusus. Klitoris tidak memiliki korpus spongiosum , oleh karena itu tidak
dilalui oleh uretra.
Kelenjar vestibular/ kelenjar Bartholin
Vestibulum adalah celah antara labia minora yang di dalamnya merupakan bukaan vagina dan
uretra. dibatasi oleh epitel skuamosa berlapis dan mengandung banyak kelenjar vestibular
kecil. Terdapat kelenjar lendir tubuloalveolar yang mengeluarkan cairan, pelumas jelas
berlendir. Kelenjar utama sesuai dengan kelenjar bulbourethral dari laki-laki.
Gonococcus
Bakteri ini sering menyebabkan penyakit mata yang dikenal dengan penyakit
traukoma. Bakteri ini juga dapat ditemukan pada cairan vagina yang berwarna kuning
seperti pus. Sering kencing dan terdapat perdarahan vagina yang abnormal.
Dan terlihat melalui mikroskop setelah diwarnai dengan pewarnaan Giemsa. Bakteri
ini membentuk suatu badan inklusi yang berada dalam sitoplasma sel-sel vagina.
Pada pemeriksaan Pap Smear sukar ditemukan adanya perubahan sel akibat infeksi
clamidia ini karena siklus hidupnya tidak mudah dilacak.
Gardanerrella vaginalis
Bakteri ini merupakan penyebab penyakit sifilis. Pada perkembangan penyakit dapat
terlihat sebagai kutil-kutil kecil di vulva dan vagina yang disebut kondiloma lata.
Bakteri berbentuk spiral P: 6 15 , L: 0,25 , lilitan: 9 24 dan tampak bergerak
aktif (gerak maju & mundur, Berotasi undulasi sisi ke sisi) pada pemeriksaan
mikroskopis lapangan gelap.
Mati pada kekeringan, panas, antiseptik ringan, hidup beberapa lama di luar tubuh.
Penularan dapat secara kontak langsung yaitu melalui coital STD dan dapat juga
melalui non-coital (jarum suntik) sulit terjadi.
b. Jamur
Candida albicans
Cairan yang dikeluarkan biasanya kental, berwarna putih susu seperti susu pecah atau
seperti keju, dan sering disertai gatal, vagina tampak kemerahan akibat proses
peradangan. Dengan KOH 10% tampak sel ragi (blastospora) dan hifa semu
(pseudohifa).
Beberapa keadaan yang dapat merupakan tempat yang subur bagi pertumbuhan jamur
ini adalah kehamilan, diabetes mellitus, pemakai pil kontrasepsi. Pasangan penderita
juga biasanya akan menderita penyakit jamur ini. Keadaan yang saling menularkan
antara pasangan suami-istri disebut sebagai phenomena ping-pong.
c. Parasit
Trichomonas vaginalis
Parasit ini berbetuk lonjong dan mempuyai bulu getar dan dapat bergerak berputar-
putar dengan cepat. Gerakan ini dapat dipantau dengan mikroskop.
Cara penularan penyakit ini dengan senggama. Walaupun jarang dapat juga
ditularkan melalui perlengkapan mandi, seperti handuk atau bibir kloset.
d. Virus
Virus Herpes simpleks
Virus herpes yang paling sering > 95% adalah virus herpes simpleks tipe 2 yang
merupakan penyakit yang ditularakan melalui senggama. Namun 15-35% dapat juga
disebabkan virus herpes simpleks tipe 1.Pada awal infeksi tampak kelainan kulit
seperti melepuh seperti terkena air panas yang kemudian pecah dan meimbulkan luka
seperti borok. Pasien merasa kesakitan.
Anindita, Wiki. Santi Martini. 2006. Faktor Resiko Kejadian Kandidiasis vaginalis pada akseptor KB. Fakultas Kesehatan
Masyarakat. UNAIR. Surabaya.
5. Jarvis G.J. The management of gynaecological infections in Obstetric and Gynaecology A Critical Approach to the Clinical
Problems. 1994. Oxford University Press : Oxford
A. Keputihan Fisiologis : Cairan vagina jernih, tidak berwarna, tidak gatal, sekret bisa
sedikit atau cukup banyak
B. Patologis
a. Bakteri
1. Chlamydia trachomatis : Sekret serviks mukopulen dan ektopi, edema, rapuhnya
serviks
2. Gardnerella vaginalis : Banyak sekali discharge berwarna abu-abu, berbau amis,
rasa gatal atau terbakar biasanya minimal
3. Neisseria gonorheae : Infeksi daerah serviks (pada dewasa), vaginitis (pada masa
pubertas)
b. Jamur
Candida Albicans : Seperti keju lembut, tidak berbau, pengumpulan eksudat seperti
dadih berwarna keputihan dan sebagian agak melekat pada serviks dan mukosa
vagina, eritema dan edema vulva dan vagina
c. Protozoa
Trichomonas vaginalis : Lendir tipis, warna hijau kuning, kadang berbusa dan berbau
busuk
d. Virus
1. HPV (human papiloma virus) : Lesi papilomatosa yang meninggi, mudah dilihat
pada vulva, lesi jauh lebih merah pada: diabetes, hamil, kontrasepsi oral,
imunosupresi
2. herpes simplex virus : Leukore disertai dengan demam, malaise, anorexia, nyeri
pada genitalia, dysuria, perdarahan pervaginaan
PEMERIKSAANLABORATORIUM
Dibuat sediaan basah NaCl 0,9% fisiologis untuk trikomoniasis, KOH 10% untuk kandidias,
pengecatan gram untuk bakteri penyebab gonore. Pemeriksaan tambahan dilakukan bila ada
kecurigaan keganasan. Kultur dilakukan pada keadaan klinis ke arah gonore tetapi hasil
pemeriksaan gram negatif. Pemeriksaan serologis dilakukan bila kecurigaan ke arah
klamidia.
Beberapa pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan adalah:
o Penentuan pH
Penentuan pH dengan indikator pH (3,0 4,5)
o Penilaian sediaan basah
Penilaian diambil untuk pemeriksaan sediaan basah dengan KOH 10%, dan pemeriksaan
sediaan basah dengan garam fisiologis. Trikomonasvaginalis akan terlihat jelas dengan
garam fisiologis sebagai parasit berbentuk lonjongdengan flagelanya dan gerakannya
yang cepat. Sedangkan Candida albicans dapatdilihat jelas dengan KOH 10% tampak sel
ragi (blastospora) atau hifa semu.
Vaginitis non-spesifik yang disebabkan Gardnerella vaginalis pada sediaan dapat
ditemukan beberapa kelompok basil, lekosit yang tidak seberapa banyak, dan banyak sel-
sel epitel yang sebagian besar permukaannya berbintik-bintik. Sel-sel ini disebut clear
cell yang merupakan ciri khas infeksi Gardnerella vaginalis.
Pemeriksaan sediaan basah dengan larutan garam fisiologis terlihat pergerakan
trichomonas berbentuk ovoid, ukuran lebih besar dari PMN dan mempunyai flagel,
leukosit (+) dan clue cell dapat (+) pada Trichomoniasis
Pada Candidiasis, pemeriksaan sediaan basah dengan KOH 10% atau dengan pewarnaan
gram ditemukan blastopora bentuk lonjong, sel tunas, pseudohifa dan kadang kadang hifa
asli bersepta
Pewarnaan gram
Neisseria gonorrhea memberikan gambaran adanya gonokokkus (diplokokus gram
negative) intra dan ekstraseluler. Gardnerella vaginalis memberikan gambaran batang-
batang berukuran kecil gram negatif yang tidak dapat dihitung jumlahnya dan banyak sel
epitel dengan kokobasil, tanpa ditemukan laktobasil.
Kultur
Dengan kultur akan dapat ditemukan kuman penyebab secara pasti, tetapi seringkali
kuman tidak tumbuh sehingga harus hati-hati dalam penafsiran
Pemeriksaan serologis.
Pemeriksaan ini dapat digunakan untuk mendeteksi herpes genitalis dan human papiloma
virus (HPV) dengan pemeriksaan ELISA.
Chlamydiasis juga menggunakan pemeriksaan serologis untuk deteksi antigen melalui
ELISA. Dengan pengecatan Giemsa akan ditemukan badan elementer dan badan retikulat
Tes Pap Smear. Pemeriksaan ini ditujukan untuk mendeteksi adanya keganasan
padaserviks
TERAPI FARMAKOLOGI
Antiseptik :
Povidone Iodin
Sediaan ini berbentuk larutan 10% povidon iodin dan ada yang diperlengkapi dengan alat
douche-nya sebagai aplikator larutan ini. Selain sebagai antiinfeksi yang disebabkan
jamur Kandida, Trikomonas, bakteri atau infeksi campuran, juga sebagai pembersih.
Tidak boleh digunakan pada ibu hamil dan menyusui. Bila terjadi iritasi atau sensitif
pemakaian harus dihentikan.
Antibiotik
Clotrimazole
Memiliki aktivitas antijamur dan antibakteri. Untuk infeksi kulit dan vulvovaginitis yang
disebabkan oleh Candida albicans.
Efek samping : pemakaian topikal dapat terjadi rasa terbakar,eritema, edema ,gatal dan
urtikaria
Sediaan dan posologi : Tersedia dalam bentuk krim dan larutan dengan kadar 1%
dioleskan 2 kali sehari . Krim vagina 1% untuk tablet vagina 100 mg digunakan sekali
sehari pada malam hari selama 7 hari atau tablet vagina; 500 mg, dosis tunggal.
Tinidazole
Tinidazole adalah obat antiparasit yang digunakan untuk membrantas infeksi Protozoa,
Amuba.
Efek samping : obat ini sama seperti Metronidazole tetapi dengan kelebihan tidak perlu
minum dengan waktu yang panjang sehingga mengurangi efek sampingnya.
Tinidazole sebagai preparat vaginal digunakan untuk infeksi Trichomonas. Biasa
dikombinasi dengan Nystatin sebagai anti jamurnya. Bentuk sediaan yang ada adalah
vaginal tablet.
Metronidazole
Diberikan peroral ( 2 gram sebagai dosis tunggal , 1gr setiap 12 jam x 2 atau 250 mg
3xsehari selama 5-7 hari) untuk infeksi Trichomonas vaginalis.
Diberikan 500 mg 2xsehari selama seminggu dan lebih baik secara mitraseksual. Untuk
infeksi Gardnerella vaginalis
Efek samping : mual kadang kadang muntah, rasa seperti logam dan intoleransi terhadap
alkohol.
Kontra indikasi : pada trimester pertama kehamilan
Nimorazole
Nimorazole merupakan antibiotika golongan Azol yang terbaru. Selain dalam sediaan
tunggal dalam bentuk tablet oral (diminum) juga ada kombinasinya (Chloramphenicol
dan Nystatin) dalam bentuk vaginal tablet.
Penisilin
1 Ampisilin pada pemberian oral dipengaruhi besarnya dosis dan ada tidaknya
makanan dalam saluran cerna
2 Amoksisilin lebih baik diberikan oral ketimbang ampisilin karena tidak terhambat
makanan dalam absorbsinya.
Efek samping : Reaksi alergi , nefropati, syok anafilaksis, efek toksik penisilin
terhadap susunan saraf menimbulkan gejala epilepsi karena pemberian IV dosis besar
Sediaan dan posologi :
Ampisilin :
- Tersedia dalam bentuk tablet atau kapsul 125mg, 250mg, 500mg
- Dalam suntikan 0,1 ; 0,25 ; 0,5 dan 1 gram pervial
Amoksisilin :
Dalam bentuk kapsul atau tablet ukuran 125, 250, 500 gram dan sirup125mg/5mL
dosis diberikan 3 kali 250-500 mg sehari
Anti jamur
Nystatin
Nystatin adalah obat antijamur polien untuk jamur dan ragi yang sensitif terhadap obat ini
termasuk Candida sp. Di dalam darah sangat berbahaya bagi tubuh, tetapi dengan
sifatnya yang tidak bisa melewati membran kulit sangat baik untuk digunakan sebagai
obat pemakaian luar saja. Tetapi dalam penggunaannya harus hati-hati jangan digunakan
pada luka terbuka.
Anti Virus
Asiklovir
Bekerja menghambat enzim DNA polimerase virus. Sediaan dalam bentuk oral, injeksi
dan krim untuk mengobati herpes dilabia.
Efek samping :
Oral : pusing, mual, diare,sakit kepala
Topikal : Kulit kering dan rasa terbakar dikulit.
Kontraindikasi : tidak boleh digunakan pada ibu hamil
BERIKUT INI ADALAH PENGOBATAN DARI PENYEBAB PALING SERING :
1 Candida albicans
Topikal
Nistatin tablet vagina 2 x sehari selama 2 minggu
Klotrimazol 1% vaginal krim 1 x sehari selama 7 hari
Mikonazol nitrat 2% 1 x ssehari selama 7 14 hari
Sistemik
Nistatin tablet 4 x 1 tablet selama 14 hari
Ketokonazol oral 2 x 200 mg selama 7 hari
Nimorazol 2 gram dosis tunggal
Ornidazol 1,5 gram dosis tunggal
Pasangan seksual dibawa dalam pengobatan
2 Chlamidia trachomatis
Metronidazole 600 mg/hari 4-7 hari (Illustrated of textbook gynecology)
Tetrasiklin 4 x 500mg selama 10-14 hari oral
Eritromisin 4 x 500 mg oral selama 10-14 hari bila
Minosiklin dosis 1200mg di lanjutkan 2 x 100 mg/hari selama 14hari
Doksisiklin 2 x 200 mg/hari selama 14 hari
Kotrimoksazole sama dengan dosis minosiklin 2 x 2 tablet/hari selama 10 hari
3 Gardnerella vaginalis
Metronidazole 2 x 500 mg
Metronidazole 2 gram dosis tunggal
Ampisillin 4 x 500 mg oral sehari selama 7 hari
Pasangan seksual diikutkan dalam pengobatan
4 Neisseria gonorhoeae
Penicillin prokain 4,8 juta unit im atau
Amoksisiklin 3 gr im
Ampisiillin 3,5 gram im atau
Ditambah :
Doksisiklin 2 x 100mg oral selama 7 hari atau
Tetrasiklin 4 x 500 mg oral selama 7 hari
Eritromisin 4 x 500 mg oral selama 7 hari
Tiamfenikol 3,5 gram oral
Kanamisin 2 gram im
Ofloksasin 400 mg/oral
TERAPI NONFARMAKOLOGI
1. Perubahan Tingkah Laku
Keputihan (Fluor albus) yang disebabkan oleh jamur lebih cepat berkembang di
lingkungan yang hangat dan basah maka untuk membantu penyembuhan menjaga
kebersihan alat kelamin dan sebaiknya menggunakan pakaian dalam yang terbuat dari
katun serta tidak menggunakan pakaian dalam yang ketat (Jones,2005). Keputihan bisa
ditularkan melalui hubungan seksual dari pasangan yang terinfeksi oleh karena itu
sebaiknya pasangan harus mendapat pengobatan juga.
2. Personal Hygiene
Memperhatikan personal hygiene terutama pada bagian alat kelamin sangat membantu
penyembuhan, dan menjaga tetap bersih dan kering, seperti penggunaan tisu basah atau
produk panty liner harus betul-betul steril.Bahkan, kemasannya pun harus diperhatikan.
Jangan sampai menyimpan sembarangan, misalnya tanpa kemasan ditaruh dalam tas
bercampur dengan barang lainnya. Karena bila dalam keadaan terbuka, bisa saja panty
liner atau tisu basah tersebut sudah terkontaminasi.Memperhatikan kebersihan setelah
buang air besar atau kecil.Setelah bersih, mengeringkan dengan tisu kering atau handuk
khusus.Alat kelamin jangan dibiarkan dalam keadaan lembab.
3. Pengobatan Psikologis
2. Membasuh secara teratur bagian bibir vagina secara hati-hati menggunakan air bersih dan
sabun yang lembut setiap habis BAK , BAB, dan ketika mandi. Yang terpenting adalah
membersihkan bekas keringat dan bakteri yang ada disekitar bibir vagina.
3. Gunakan sabun lembut tanpa pewangi saat mandi untuk menjaga keasaman vagina.
Normalnya vagina berbau asam dan kecut dengan pH keasaman sekitar 4-4,5. Terlalu
sering membasuh vagina dengan cairan kimia dan menggunakan deodoran disekitar
vagina akan merusak keseimbangan organisme dan cairan vagina sehingga
memungkinkan terjadinya infeksi pada vagina (vaginitis).
4. Mengeringkan alat kelamin dengan tisu atau handuk agar tidak lembab setiap kali setelah
mandi atau buang air. Usahakan agar daerah kemaluan dan selangkangan selalu kering,
lebih lebih bila tergolong gemuk karena suasana lembab sangat disukai oleh jamur. Selalu
keringkan bagian vagina sebelum berpakaian.
5. Hindari pemakaian bedak pada organ kewanitaan dengan tujuan agar vagina kering
sepanjang hari. Bedak memiliki partikel partikel halus yang mudah terselip disana sini
yang akhirnya mengundang jamur dan bakteri bersarang.
6. Mengganti celana dalam minimal dua kali sehari setelah mandi, terutama bagi wanita
aktif dan mudah berkeringat. Gunakan celana dalam yang kering dan bila celana dalam
keadaan basah segera mengganti celana dalam yang bersih dan belum dipakai.
7. Tidak memakai celana dalam yang terlalu ketat , karena celana dalam yang terlalu ketat
menyebabkan permukaan vagina menjadi lebih mudah berkeringat. Gunakan celana
dalam yang bahannya menyerap keringat seperti katun. Celana dalam dari satin atau
bahan sintetik lain membuat suasana disekitar vagina panas dan lembab.
8. Pakaian luar juga harus diperhatikan. Celana jeans tidak dianjurkan karena pori porinya
sangat rapat, pilihlah seperti rok atau celana bahan non jeans agar sirkulasi udara
disekitar organ intim bergerak leluasa.
9. Ketika sedang haid dianjurkan sering mengganti pembalut terutama pada hari hari
pertama haid. Pembalut perlu diganti 4-5 kali dalam sehari untuk menghindari
pertumbuhan bakteri pada pembalut yang digunakan dan mencegah masuknya bakteri
kedalam vagina. Pembalut yang baik yaitu pembalut yang berdaya serap baik dan tidak
berparfum.
10. Gunakan panty liner disaat perlu dan jangan terlalu lama. Misalnya saat berpergian keluar
rumah dan lepaskan sekembalinya dirumah.
11. Dianjurkan untuk mencukur rambut kemaluan karena rambut kemaluan dapat ditumbuhi
sejenis jamur atau kutu.
12. Hindari pemakaian barang barang yang dapat memudahkan penularan seperti meminjam
perlengkapan mandi. Dianjurkan tidak duduk diatas kloset di wc umum atau biasakan
mengelap dudukan kloset sebelum menggunakannya.
13. Pola hidup sehat yaitu diet yang seimbang, olahraga rutin, istirahat yang cukup , hindari
rokok, dan alkohol serta hindari stress yang berkepanjangan.
Pemeriksaan Pap Smear untuk pertama kali harus dilakukan segera setelah wanita tersebut mulai
melakukan hubungan seksual dan harus diulangi setelah 1 tahun, karena sel-sel abnormal dapat
terluput dari sekali pemeriksaan. Jika tidak didapati kelainan pada salah satu hasil pemeriksaan Pap
Smear, pemeriksaan dapat dilakukan secara teratur dengan interval 2 tahun sekurang-kurangnya
sampai wanita hamil.
Pengertian Pap Smear
Pap Test (Pap Smear) adalah pemeriksaan sitologik epitel porsio dan endoservik uteri untuk
penentuan adanya perubahan pra ganas maupun ganas di porsio atau servik uteri (Tim PKTP,RSUD
Dr. Soetomo/ FK UNAIR, 2000). Sedangkan menurut Hariyono Winarto dalam seminarnya pada
tanggal 05-10-2008 tentang Pap Smear Sebagai Upaya Menghindari Kanker Leher Rahim Bagi
Wanita Usia Reproduksi, pengertian Pap Test (Pap Smear) adalah suatu pemeriksaan dengan cara
mengusap leher rahim ( scrapping ) untuk mendapatkan sel-sel leher rahim kemudian diperiksa sel-
selnya, agar dapat ditahui terjadinya perubahan atau tidak.
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa Pap Smear adalah pemeriksaan usapan pada leher
rahim untuk mengetahui adanya perubahan sel-sel yang abnormal yang diperiksa dibawah mikroskop.
Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan Pap Smear adalah sebagai berikut :
a. Waktu pengambilan minimal 2 minggu setelah menstruasi dimulai dan sebelum menstruasi
berikutnya.
b. Berikan informasi sejujurnya kepada petugas kesehatan tentang riwayat kesehatan dan penyakit yang
pernah diderita
c. Hubungan intim tidak boleh dilakukan dalam 24 jam sebelum pengambilan bahan pemeriksaan.
d. Pembilasan vagina dengan macam-macam cairan kimia tidak boleh dikerjakan dalam 24 jam
sebelumnya.
e. Hindari pemakaian obat-obatan yang dimasukkan ke dalam vagina 48 jam sebelum pemeriksaan.
f. Bila anda sedang minum obat tertentu, informasikan kepada petugas kesehatan, karena ada beberapa
jenis obat yang dapat mempengaruhi hasil analisis sel. (Republika. C, 2007).
Kelas II : Ditemukan beberapa sel atipik, akan tetapi tidak ada bukti keganasan.
3) Kelas III : Ditemukannya sel diaknostik sedang dengan keradangan berat. Periksa ulang 1 bulan
sesudah
pengobatan
4) Kelas IV : Ditemukannya sel-sel yang mencurigakan ganas dalam hal demikian dapat ditempuh 3
jalan, yaitu:
(b) Dilakukan pap test ulang segera, dengan skreping lebih dalam diambil 3 sediaan
5) Kelas V : Ditemukannya sel-sel ganas. Dalam hal ini seperti ditempuh 3 jalan seperti pada hasil
kelas IV untuk
konfirmasi.
Alat-alat yang diperlukan untuk pengambilan pap test yaitu :
1) Sebelum memulai prosedur, pastikan bahwa label wadah specimen diisi, pastikan bahwa preparat
diberi label yang menulis tanggal dan nama serta nomor identitas wanita.
3) Insersi spekulum dengan ukuran tepat, visualisasi serviks, fiksasi speculum untuk memperoleh
pajanan yang diperoleh. Pastikan secara cermat membuang setiap materi yang menghalangi
visualisasi serviks/ mengganggu studi sitologi.
4) Salah satu dari 4 metode pengumpulan spesimen berikut untuk apusan pap dapat digunakan :
a. Tempatkan bagian panjang ujung spatula kayu yang ujungnya sedikit runcing/ pengerik plastic
mengenai dan masuk ke dalam mulut eksterna serviks dan tekan. Ambil specimen
c. Ujung kapas aplikator berujung kapas dilembabkan dengan normal saline, insersi aplikator
tersebut ke dalam saluran serviks 2 cm dan putar 3600.
d. Insersi alat gosok sepanjang 1-2 cm ke dalam saluran serviks dan putar 90-1800.
5) Sebarkan sel-sel pada preparat yang sudah diberi label. Apabila sel-sel dikumpulkan pada spatula
kayu, tempatkan satu sisi diatas dekat label diatas setengah bagian atas preparat dan usap 1 kali
sampai ke ujung preparat. Kemudian balikkan spatula dan tempatkan sisi datar lain dekat label pada
setengah bagian bawah preparat dan usap satu kali sampai ujung preparat.
6) Segera semprot preparat dengan bahan fiksasi/ masukkan bahan tersebut didalam tabung berisi
larutan fiksasi.(Helen Varney, 2007).
7) Bila fasilitas pewarnaan jauh dari tempat praktek sederhana, dapat dimasukkan dalam
amplop/pembungkus yang dapat menjamin kaca sediaan tidak pecah. Dengan pengambilan sediaan
yang baik, fiksasi dan pewarnaan sediaan baik serta pengamatan mikroskopik yang cermat,
merupakan langkah yang memadai dalam menegakkan diagnosis. (Ramli,dkk, 2000).
Faktor faktor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan Pap Smear yaitu perubahan sel sel abnormal
pada mulut rahim yang akhirnya dapat terjadi kanker serviks antara lain :
1) Waktu pengambilan minimal 2 minggu setelah menstruasi dimulai dan sebelum menstruasi
berikutnya.
2) Berikan informasi sejujurnya kepada petugas kesehatan tentang riwayat kesehatan dan penyakit
yang pernah diderita
3) Hubungan intim tidak boleh dilakukan dalam 24 jam sebelum pengambilan bahan pemeriksaan.
4) Pembilasan vagina dengan macam-macam cairan kimia tidak boleh dikerjakan dalam 24 jam
sebelumnya.
5) Hindari pemakaian obat-obatan yang dimasukkan ke dalam vagina 48 jam sebelum pemeriksaan.
6) Bila anda sedang minum obat tertentu, informasikan kepada petugas kesehatan, karena ada
beberapa jenis obat yang dapat mempengaruhi hasil analisis sel. (Republika. C, 2007).
Pengambilan kesediaan yang tak adekuat (62 %), bisa terjadi kegagalan skrining (15 %), interpretasi
(23 %), dan angka positif palsu (3-15 %). Untuk ketepatan diagnostik perlu diperhatikan komponen
dosenviks dan ektoserviks yang diambil dengan gabungan cytobrush dan spatula.
LI 4 MEMAHAMI DAN MENJELASKAN THAHARAH PADA KEPUTIHAN
Keputihan ini umum dialami oleh wanita. Dalam kitab shahih Bukhari disebutkan, suatu ketika ada
beberapa sahabat perempuan datang bertanya kepada Aisyah radhiallahu anha tentang batasan
berakhirnya haidh. Beliau menjawab :
Jangan kalian tergesa-gesa (menetapkan akhir haidh) hingga kalian melihat cairan putih
Ibnu Hajar al-Asqolani dalam kitabnya fathul bari menjelaskan bahwa cairan putih sebagaimana di
sebut hadits di atas menjadi salah satu tanda akhir masa haidh.
Selain jenis keputihan di atas, ada pula keputihan yang terjadi dalam keadaan tidak normal, yang
umumnya dipicu kuman penyakit dan menyebabkan infeksi. Akibatnya, timbul gejala-gejala yang
sangat mengganggu, seperti berubahnya warna cairan menjadi kekuningan hingga kehijauan, jumlah
berlebih, kental, lengket, berbau tidak sedap, terasa sangat gatal atau panas. Dalam khazanah Islam,
keputihan jenis ini biasa disebut dengan cairan putih kekuningan (sufrah )atau cairan putih
kekeruhan (kudrah ). Terkait dengan kedua hal ini, di kitab shahih Bukhari disebutkan bahwa
Sahabat bernama Ummu Athiyyah radhiallahu anha berkata:
Kami tidak menganggap al-kudrah (cairan keruh) dan as-sufrah (cairan kekuningan) sama dengan
haidh
Berdasarkan kedua hadis tersebut dapat disimpulkan :
1. Hukum orang yang mengalami keputihan tidak sama dengan hukum orang yang mengalami
menstruasi. Orang yang sedang keputihan tetap mempunyai kewajiban melaksanakan shalat dan
puasa, serta tidak wajib mandi.
2. Cairan keputihan tersebut hukumnya najis, sama dengan hukumnya air kencing. Oleh karenanya,
apabila ingin melaksanakan shalat, sebelum mengambil wudhu, harus istinjak (cebok), dan
membersihkan badan atau pakaian yang terkena cairan keputihan terlebih dahulu.
Sedangkan apabila cairan keputihan keluar terus-menerus, maka orang yang mengalaminya dihukumi
dharurah/terpaksa, artinya orang tersebut tetap wajib melaksanakan shalat walaupun salah satu syarat
sahnya shalat tidak terpenuhi, yakni sucinya badan dan pakaian dari najis. Menurut ulama Syafiiyah,
ketentuan tersebut bisa dilaksanakan dengan syarat diawali dengan proses membersihkan, istinjak,
wudhu dan kemudian shalat dilakukan secara simultan setelah waktu shalat masuk.(mui.or.id)
Para ulama mengatakan bahwakeputihan itu pada hakikatnya adalah darah penyakit. Di dalam bab
darah wanita, keputihan termasuk ke dalam kelompok darah istihadhah. Darahistihadhah adalah satu
jenis darah dari tiga jenis darah wanita. Darah yang lain adalah darah haidh dan darah nifas.
Berbeda dengan haidh dan nifas, darah istihadhahtidak mewajibkan mandi janabah, tetapi hanya
mewajibkan wudhu'. Namun di sisi lain, darah istihadhah itu sendiri adalah benda najis, sehingga
selain wajib berwudhu' juga wajib untuk dibersihkan sebagaimana layaknya air kencing.
Kalau darah keputihan itu ke luar dan membasahi pakaian, berarti pakaian itu menjadi najis. Tidak
sah hukumnya bila dipakai untuk shalat. Perlu diganti dengan pakaian lain yang suci. Untuk
menghindari gonta ganti pakaian, biasanya para wanita menggunakan pembalut wanita. Sehingga
begitu akan shalat, cukup diganti atau dibuka pembalutnya saja.
DAFTAR PUSTAKA