Anda di halaman 1dari 36

WRAP UP SKENARIO KEPUTIHAN

BLOK REPRODUKSI DAN TUMBUH KEMBANG

Kelompok: B-6

Ketua : Windri Sekar Nilam (1102013304)


Sekretaris : Selly Viani (1102012267)
Anggota : Mauren Anastasya P.P (1102013164)
Nur Zanirah (1102013218)
Risa Apriliani (1102013252)
Salsabila Rahma (1102013260)
Velda Amalia Andina (1102013295)
Vindi Athira (1102013297)
Yoan Rahmah Aprila (1102013306)
Titis Nur Indah Sari (1102011282)
Rifah Hazmar (1102012245)

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
JAKARTA
2015/2016
SKENARIO 1
KEPUTIHAN

Pasien pasien umur 36 tahun, G3P3A0H2 gravid 20 minggu datang dengan keluhan keputihan yang
banyak, warna kehijauan, berbau amis dan disertai gatal sejak awal kehamilannya.
Pasien memiliki siklus menstruasi normal dan memiliki riwayat pemakaian IUD selama 3 tahun yang di
mulai sejak kelahiran anak ke 2 . Suaminya seorang PNS dan menyangkal melakukan hubungan seksual
dengan wanita lain . Pada pemeriksaan genetalia eksterna : labium mayus dan minus tampak eritema dan
erosi. Pada pemeriksaan inspekulo didapatkan: discharge vagina homogen, warna kehijauan dan tampak
melekat pada dinding vagina, dan portio erosi. Pasien disarankan melakukan pemeriksaan swab vagina
dan pap smear untuk penatalaksanaan lebih lanjut
KATA SULIT

1. IUD
Alat kontrasepsi berbentuk kumparan yang di masukkan ke dalam rongga rahim
2. KEPUTIHAN
Cairan yang keluar dari saluran genitalia wanita yang bersifat berlebihan yang bukan darah
3. DISCHARGE VAGINA HOMOGEN
Keluarnya secret yang bukan darah yang bersifat homogen
4. ERITEMA
Kombinasi kulit kemerahan atau ruam
5. EROSI
Kerusakan kulit sampai scrotum spinosum (lapisan ke 4 dermis)
6. PAP SMEAR
Pemeriksaan yang di lakukan untuk melihat ada atau tidaknya kelainan pada vagina
7. INSPEKULO
Cara pemeriksaan dengan alat speculum yang di masukkan ke dalam vagina sehingga dapat terlihat
kondisi bagian dalam

PERTANYAAN
1. Kenapa keputihannya berbau amis ?
2. Apa saja penyebab keputihan ?
3. Apa hubungan IUD dengan keputihan ?
4. Bakteri apa sajakah yang dapat menyebabkan keputihan ?
5. Mengapa pada labium mayus dan minus terdapat eritema dan erosi ?
6. Apakah keputihan pada pasien tidak normal ? jelaskan !
7. Apa saja indikasi pemeriksaan swab dan pap smear ?
8. Mengapa pada pemeriksaan inspikulo di dapatkan discharge vagina homogen ?
9. Kenapa keputihan berwarna hijau dan gatal ?
10. Bagaimana tatalaksana keputihan serta pencegahannya ?
11. Bagaimana pandangan islam terhadap keputihan ?

JAWABAN
1. Pertumbuhan mikroorganisme anaerob berlebih di tambah enzim proteolitik yang melepas polliamina
yang akan melepaskan bau
2. Fisiologi : kelelahan, kehamilan, stress, pra pascaa menstruasi
Patologi : infeksi, radang cervix, kanker
3. Pemakaian IUD yang tidak steril (terkontaminasi)
4. Trichomonas mycoplasma
5. Inflamasi rasa gatal eritema erosi
6. Tidak normal ,
Fisiologis : tidak berwarna, tidak berbau, tidak gatal
Patologi : berwarna, bau, gatal
7. Screening cervix untuk mengetahui ada tidaknya kelainan penyakit genital
8. Karena adanya infeksi yang di sebabkan oleh mikroorganisme
9. Karena adanya infeksi bakteri yang menyebabkan perubahan warna pada keputihan serta timbulnya
rasa gatal
10. Oral : metronidazole
Pencegahan : menjaga kebersihan genitalia
11. Termasuk hadas kecil

HIPOTESIS
Keputihan atau leukorea disebabkan karena faktor fisiologis dan faktor patologis. Leukorea karena faktor
fisiologis ditandai dengan leukorea yang tidak gatal, tidak berwarna dan tidak berbau. Sedangkan
leukorea faktor patologis ditandai dengan adanya inflamasi, rasa gatal, eritema, erosi dan leukorea yang
berbau. Faktor patologis bisa disebabkan oleh kontrasepsi yang terkontaminasi dan infeksi
mikroorganisme bakteri, jamur, dan virus. Diagnosis dapat ditegakkan dengan melakukan anamnesis,
pemeriksaan fisik yang meliputi inspekulo, swab cairan vagina dan Pap Smear.

SASARAN BELAJAR
LI 1 MEMAHAMI DAN MENJELASKAN GENITALIA FEMININA
LO 1.1 MENJELASKAN GENITALIA FEMININA SECARA MAKROSKOPIS
LO 1.2 MENJELASKAN GENITALIA FEMININA SECARA MIKROSKOPIS
LI 2 MEMAHAMI DAN MENJELASKAN LEUKOREA
LO 2.1 MENJELASKAN DEFINISI LEUKOREA
LO 2.2 MENJELASKAN ETIOLOGI LEUKOREA
LO 2.3 MENJELASKAN KLASIFIKASI LEUKOREA
LO 2.4 MENJELASKAN PATOFISIOLOGI LEUKOREA
LO 2.5 MENJELASKAN MANIFESTASI LEUKOREA
LO 2.6 MENJELASKAN DIAGNOSIS LEUKOREA
LO 2.7 MENJELASKAN DIAGNOSIS BANDING LEUKOREA
LO 2.8 MENJELASKAN TATALAKSANA LEUKOREA
LO 2.9 MENJELASKAN PENCEGAHAN LEUKOREA
LO 2.10 MENJELASKAN KOMPLIKASI LEUKOREA
LO 2.11 MENJELASKAN PROGNOSIS LEUKOREA
LI 3 MEMAHAMI DAN MENJELASKAN PEMERIKSAAN PAP SMEAR
LI 4 MEMAHAMI DAN MENJELASKAN THAHARAH PADA KEPUTIHAN

LI 1MEMAHAMI DAN MENJELASKAN GENITALIA FEMININA


LO 1.1 MENJELASKAN GENITALIA FEMININA SECARA MAKROSKOPIS
Makroskopik Organa Genitalia Eksterna
Mons pubis (veneris)

Merupakan suatu bangunan yang terdiri atas kulit yang di bawahnya terdapat jaringan lemak
menutupi tulang kemaluan /simphisis. Mons veneris ditutupi rambut kemaluan. Fungsi Mons
veneris adalah sebagai pelindung terhadap benturan-benturan dari luar dan dapat menghindari
infeksi dari luar.

Labium majus pudendi

Suatu lipatan kulit, ke dorsocaudal berhubungan satu dengan yang lain membentuk
comissura posterior labiorum majorum, ventrocranial membentuk comissura anterior
labiorum majorum.
Dapat dibedakan facies lateralis :mempunyai rambut dan banyak pigmen. Facies
medialis, mempunyai gld.sebacea yang besar & tidak mempunyai rambut.
Celah yang dibatasi oleh kedua labia majora disebut rima pudendi.

Labia Minor pudendi

Suatu lipatan kulit. Kedorso caudal membentuk frenulum labiorum minorum.


Keventrocranial membentuk preputium clitoridis menutupi glands clitoridis dari
ventrocranial.
Banyak PD, gld sebacea, jaringan lemak, tidak terdapat folikel rambut.

Clitoris

Clitoris merupakan suatu bangunan yang terdiri dari:


- Glans clitoris : ujung distal corpus clitoridis terdapat corpus cavernosum glandis
- Corpus clitoris : kedua crura yang bersatu
- Crura clitoris

Urethra Feminina
Panjangnya 3-4 cm, predisposisi ISK, berjalan dari leher kandung kemih menuju ostium
urethrae externum yang terletak diantara clitoris dengan vagina.

Perineum

Merupakan area bentuk belah ketupat, terbagi regio urogenitalis dan analis.
Terletak dibawah diaphragma pelvis, dibatasi oleh ramus inferior os pubis dan ramus
inferior os ischii kanan dan kiri dan kedua lig.sacrotuberale.

Makroskopik Organa Genitalia Interna

OVARIUM
Jumlah sepasang
Terletak di dalam pelvis minor
Berbentuk bulat memenjang, agak pipih (seperti buah almond dengan ukuran 3x1,5x1
cm)
Terdiri dari cortex, dan medulla (berisikan pembuluh darah, limf dan saraf)
Dilekatkan oleh mesovarium pada lig latum (berupa lipatan peritoneum sebelah lateral
kiri dan kanan uterus. Meluas sampai dinding panggul dan dasar panggul, sehingga
seolah-olah menggantung pada tubae)
Difiksasi oleh
o Lig suspensorium ovarii (lig infundibulopelvicum) : lig ini menggantungkan uterus
pada dinding panggul antara sudut tuba.
o Pada yang ke ovarium terdapat lig ovarii propium
o Lig teres uteri (lig rotundum) : terdapat d bag atas lateral dari uterus, caudal dari
tuba, kedua lig ini melalui canalis inguinalis ke bag cranial labium majus. Pada saat
kehamilan mengalami hipertrofi dan dapat diraba dengan pemeriksaan luar.

TUBA UTERINA (SALPINX)


Jumlah sepasang kanan dan kiri
Merupakan saluran muscular, panjang 10cm. Menjulur dari uterus kearah ovarium
dengan ujung distal terbuka ke dalam rongga peritoneum disebut ostium abdominale
Infundibulum, bangunan yang berbentuk seperti corong
Ampula, bangunan yang membesar
Isthmus, bangunan yang menyempit
Pars uterina tubae ialah bag yang melalui dinding uterus
Ostium uterium ialah muara tuba di dalam uterus

UTERUS
Organ muscular, berbentuk buah jambu (peer) agak pipih
facies vesicalis, di dataran ventral menghadap ke VU
fascies intestinalis, di dataran dorsal menghadap ke usus
margo lateralis kanan dan kiri
dinding uterus dari luar ke dalam terdiri dari perimetrium, myometrium, dan
endometrium.
Uterus di bagi atas :
o Fundus uteri : bagian yang terletak di atas (proximal) osteum tuba uterina.
o Corpus uteri : bagian tengah uterus yang berbentuk bulat melebar. Batas antara
corpus uteri dan cervix uteri dibentuk oleh isthmus uteri, suatu penyempitan di
dalam uteri, terletak antara ostium uteri internum anatomicum dengan ostium uteri
histologicum. Distal dari istmus uteri terdapat ruangan melebar disebut cervix uteri.
o Cervix uteri : bag yang paling sempit dan menonjol ke dalam rongga vagina. Pada
bagian ujung distal cervix ada bagunan yang menyempit disebut ostum uteri
externum. Rongga di dalam cervix uteri disebut canalis cervicis.

VAGINA
Bentuk tabung muskular, muali servix sampai genitalia externa.
Panjang antara 8-12 cm.
Bagian distal cervix menonjol ke dalam rongga vagina disebut portio vaginalis
Cervicis uteri. Bagian cervix proximalnya disebut portio supravaginalis cervicis uteri.
Rongga vagina yang mengelilingi portio vaginalis cervicis disebut fornix yang
dapat dibedakan fornix lateralis dextra dan sinistra, fornix anterior dan
posterior.
Tunika mukosa membentuk rugae yang transversal pada dinding vebtral dan dorsal
disebut columna rugarum.
Fascia endopelvis memadat menjadi ligamentum fasialis yang berfungsi menunjang
servix dan vagina.
Ligamentum-ligamentum yang ikut memfiksasi uterus diantaranya :
o Lig.Cardinale (Mackenrodts)/lig.cervicalis lateralis : melewati sebelah lateral servix
dan bagian atas vagina ke dinding pelvis.
o Lig.utero-sacrale/lig.recto uterina : melewati bagian belakang servix dan fornix
vagina ke fascia yang melapisi sendi sacro-iliaca. Mulai dari isthmus ke jaringan
pengikat disebelah lateral dari rectum setinggi vertebrata sacralis III, mengandung
otot polos.
o Lig,puboservicale : meluas ke anterior dari lig.cardinale ke pubis (puboprostatica
pada pria).
o Lig.pubovesicale : dari belakang symphisis pubis menuju collum vesica urinaria.
Fiksasi yang utama pada uterus ke vagina adalah : lig.cardinale & utero-sacrale.
Fungsi : alat bersenggama, jalan lahir waktu partus, saluran keluar uterus yang dapat
mengalirkan darah pada waktu menstruasi dan sekret dari uterus.
Pada virgo intacta introitus vaginae sebagian ditutupi oleh suatu selaput yang disebut
hymen. Menurut bentuknya dapat dibedakan :
o Hymen anularis (cincin)
o Hymen semilunaris (bulan sabit)
o Hymen cribriformis (berlubang-lubang sebagai saringan)
o Hymen fimbriatus ( dengan tepi sebagai jari-jari)
o Hymen imperforatus (tidak berlubang)

Setelah diadakan coitus berulang-ulang hanya terdapat sisa-sisanya sebagai tonjolan-


tonjolan yang disebut carunculae hymenales yang hilang setelah melahirkan.
A.uterina pergi ke ventrocaudal setinggi isthmus uteri, membeok ke medial berjalan di
pangkal lig.latum, cranial lig.cardinale uteri membentuk cabang a.vaginalis ke dinding
vagina, pangkalnya kearah fundus kemudian bercabang-cabang menjadi :
o r. Ovaricus, melalui lig.ovarii proprium menuju ovarium.
o A.ligamenti teretis uteri, mengikuti lig.teres uteri.
o r.tubarius, mengikuti tuba uterina.
Saraf-saraf otonom system urogenitale wanita :
N.Pudendus, meninggalkan pelvis melalui foramen infrapiriformis, dorsal spina
ischiadica, masuk ke foramen ischiadicum minus sebagai n.clitoridis. Cabang yang lain :
n.hemorrhoidalis inferior untuk sphincter ani externus dan ke kulit pada regio analis.
N.perinealis berakhir sebagai n.labialis untuk labium majus, ia memberi ke rr.cutanei ke
kulit.
Vasa lymphatica dan nodi lymphatici (lymphonodi)
o Bagian proximal mengikuti kembali r.vaginalis a.uternae ke Inn.Iliaci interni.
o Bagian medial mengikuti kembali r.vaginali a.vesicalis inferior ke Inn sepanjang
a.vesicalis inferior ke Inn.Iliaci interni.
o Bagian dari vagina distal, dinding vestibulum vagina, labium minora, labium majora
pergi ke Inn inguinale superficialis.

LO 1.2 MENJELASKAN GENITALIA FEMININA SECARA MIKROSKOPIS


Serviks
Serviks mempunyai serabut otot polos, namun terutama terdiri dari atas jaringan kolagen,
ditambah dengan elastin serta pembuluh darah. Peralihan serviks yang terutama yang berupa
jaringan kolagen ke korpus uteri yang terutama berupa jaringan muskuler, meskipun
umumnya mendadak namun bisa juga sedikit demi sedikit, sehingga terentang sepanjang 10
mm. Serviks yang berbentuk silinder pada nullipara panjangnya sekitar 3 cm dan diameter 2,5
cm.
Mukosa kanalis servikalis meskipun secara embriologis merupakan kelanjutan dari
endometrium, namun setelah mengalami perubahan sedemikian rupa sehingga potongan
melintangnya menyerupai sarang tawon. Mukosanya terdiri dari satu lapisan epitel kolumnar
yang sangat tinggi, menempel pada membrana basalis yang tipis. Nukleus yang oval terletak
dekat dasar sel kolumner yang bagian atasnya terlihat agak jernih karena berisi mukus. Sel
sel ini mempunyai banyak silia. Terdapat banyak kelenjar servikalis yang memanjang dari
permukaan mukosa endoserviks langsung menuju jaringan ikat di sekitarnya, karena tidak
terdapat submukosa demikian, kelenjar inilah yang berfungsi mengeluarkan sekret yang
kental dan lengket

VAGINA
Lapisan Vagina
Dinding vagina terdiri dari lapisan mukosa, muskularis, dan adventitia. Mukosa ini berada
didalam lipatan (rugae) yang terdiri dari lapisan permukaan epitel skuamosa berlapis tanpa
lapisan tanduk (nonkeratinized) diatas lamina propria. Sel-sel epitel mengandung glikogen
Lamina propria terdiri dari jaringan ikat, dibawah lapisan epitel, serabut elastis membentuk
jaringan padat. Jaringan limfatik menyebar dan nodular ditemukan sesekali, dan banyak
limfosit, bersama dengan leukosit granular, menginvasi epitel. Vagina tidak memiliki
kelenjar, dan epitel dijaga agar tetap lembab oleh sekresi dari leher rahim (servix).
Muskularis terdiri dari kumpulan sel-sel otot polos yang tersusun sirkuler di lapisan dalam
dan longitudinal di lapisan luar.
Para adventitia adalah lapisan luar yang tipis yang tersusun dari jaringan ikat dengan serat
elastis. Berfungsi untuk mempertahankan vagina tetap di tempat.Epitel skuamosa bertingkat
nonkeratinized yang melapisi vagina terdalam adalah lapisan basal (stratum germinativum),
diikuti oleh lapisan (spinosus) menengah dan lapisan dangkal (stratum korneum).

Labia
Labia mayor terdiri dari lipatan-lipatan kulit yang menutupi kumpulan jaringan adiposa. Pada
orang dewasa, permukaan luar ditutupi oleh rambut kasar dengan kelenjar keringat dan
sebasea. Labia majora adalah homolog dengan skrotum pada pria. Labia minora terdiri dari
inti yang sangat vaskular, jaringan ikat longgar tertutup oleh epitel skuamosa berlapis yang
sangat menjorok oleh papilla jaringan ikat. Kedua permukaan labia minora tidak terdapat
rambut, tetapi banyak terdapat kelenjar sebasea besar.

Klitoris
Klitoris adalah suatu badan yang terbentuk dari dua corpora cavernosa yang tertutup dalam
lapisan jaringan ikat fibrosa dan dipisahkan oleh septum yang tidak lengkap. Ujung bebas
dari klitoris berakhir dalam tuberkulum, kecil membulat,serta kelenjar clitoridis. Klitoris
dibungkus oleh lapisan tipis epitel skuamosa berlapis nonkeratinized , juga terkait dengan
banyak ujung saraf khusus. Klitoris tidak memiliki korpus spongiosum , oleh karena itu tidak
dilalui oleh uretra.
Kelenjar vestibular/ kelenjar Bartholin
Vestibulum adalah celah antara labia minora yang di dalamnya merupakan bukaan vagina dan
uretra. dibatasi oleh epitel skuamosa berlapis dan mengandung banyak kelenjar vestibular
kecil. Terdapat kelenjar lendir tubuloalveolar yang mengeluarkan cairan, pelumas jelas
berlendir. Kelenjar utama sesuai dengan kelenjar bulbourethral dari laki-laki.

LI 2MEMAHAMI DAN MENJELASKAN LEUKOREA


LO 2.1 MENJELASKAN DEFINISI LEUKOREA
Leukorea adalah sekret berwarna putih dan kental dari vagina dan rongga uterus (dorland,
2010). Vagina yang normal selalu berada dalam kondisi lembab dan permukaannya basah
oleh cairan/lendir. Sekret diproduksi oleh kelenjar pada leher rahim (serviks), dinding vagina
dan kelenjar bartholin dibibir kemaluan, menyatu dengan sel-sel dinding vagina yang lepas
serta bakteri normal didalam vagina, bersifat asam.
LO 2.2 MENJELASKAN ETIOLOGI LEUKOREA
Fluor albus fisiologik pada perempuan normalnya hanya ditemukan pada daerah porsio
vagina. Sekret patologik biasanya terdapat pada dinding lateral dan anterior vagina.
Fluor albus fisiologik ditemukan pada :
Bayi baru lahir sampai umur kira-kira 10 hari, disini sebabnya ialah pengaruh estrogen
dari plasenta terhadap uterus dan vagina janin.
Menjelang atau setelah haid.
Wanita dewasa apabila dirangsang sebelum dan pada waktu koitus, disebabkan oleh
pengeluaran transudasi dari dinding vagina. Hal ini berkaitan dengan kesiapan vagina
untuk menerima penetrasi pada senggama.
Ovulasi, sekret dari kelenjar-kelenjar serviks uteri menjadi lebih encer.
Kehamilan
Stres, kelelahan
Pemakaian Kontrasepsi Hormonal
Pengeluaran sekret dari kelenjar serviks uteri juga bertambah pada wanita dengan
penyakit menahun, dan pada wanita dengan ektropion porsionis uteri.
Sedangkan fluor albus abnormal (patologik) disebabkan oleh:
Infeksi
a. Bakteri :

Gonococcus

Penyebab Gonococcus adalah coccus gram negative Neisseria gonorrhoeae


ditemukan oleh Neisser in 1879. N. gonorrhoeae adalah diplokok berbentuk biji kopi,
bakteri yang tidak dapat bergerak, tidak memiliki spora, jenis diplokokkus gram
negatif dengan ukuran 0,8 1,6 mikro, bersifat tahan asam. Bakteri gonokokkus
tidak tahan terhadap kelembaban, yang cenderung mempengaruhi transmisi seksual.
Bakteri ini bersifat tahan terhadap oksigen tetapi biasanya memerlukan 2-10% CO2
dalam pertumbuhannya di atmosfer. Bakteri ini membutuhkan zat besi untuk tumbuh
dan mendapatkannya melalui transferin, laktoferin dan hemoglobin. Organisme ini
tidak dapat hidup pada daerah kering dan suhu rendah, tumbuh optimal pada suhu 35-
37C dan pH 7.2-8.5 untuk pertumbuhan yang optimal.
Pada sediaan langsung dengan gram bersifat tahan asam. Pada sediaan langsung
dengan pewarnaan gram bersifat gram negative, terlihat diluar dan dalam leukosit,
kuman ini tidak tahan lama diudara bebas, cepat mati dalam keadaan kering, dan
tidak tahan zat desinfektan
Secara morfologik gonokok terdiri atas 4 tipe, yaitu tipe 1 dan 2 yang mempunyai pili
dan bersifat virulen, serta 3 dan 4 yang tidak mempunyai pili dan bersifat nonvirulen.
Pili akan melekat pada mukosa epitel dan akan menyebabkan reaksi radang.
Organisme ini menyerang membran mukosa, khususnya epitel kolumnar yang
terdapat pada uretra, servik uteri, rectum, dan konjungtiva.Gambaran tersebut dapat
terlihat pada pemeriksaan Pap Smear, tetapi biasanya bakteri ini diketahui pada
pemeriksaan sedian apus dengan pewarnaan Gram. Cara penularan penyakit ini
adalah dengan senggama.
Chlamidia trachomatis

Bakteri ini sering menyebabkan penyakit mata yang dikenal dengan penyakit
traukoma. Bakteri ini juga dapat ditemukan pada cairan vagina yang berwarna kuning
seperti pus. Sering kencing dan terdapat perdarahan vagina yang abnormal.
Dan terlihat melalui mikroskop setelah diwarnai dengan pewarnaan Giemsa. Bakteri
ini membentuk suatu badan inklusi yang berada dalam sitoplasma sel-sel vagina.
Pada pemeriksaan Pap Smear sukar ditemukan adanya perubahan sel akibat infeksi
clamidia ini karena siklus hidupnya tidak mudah dilacak.
Gardanerrella vaginalis

Gardanerrella menyebabkan peradangan vagina yang tidak spesifik dan kadang


dianggap sebagai bagian dari mikroorganisme normal dalam vagina karena seringnya
ditemukan. Bakteri ini biasanya mengisi penuh sel epitel vagina dengan membentuk
bentukan khas dan disebut clue cell. Pertumbuhan yang optimal pada pH 5.0-6.5.
Gardanerrella menghasilkan asam amino yang diubah menjadi senyawa amin yang
menimbulkan bau amis seperti ikan.
Treponema Pallidum (Spirochaeta pallida)

Bakteri ini merupakan penyebab penyakit sifilis. Pada perkembangan penyakit dapat
terlihat sebagai kutil-kutil kecil di vulva dan vagina yang disebut kondiloma lata.
Bakteri berbentuk spiral P: 6 15 , L: 0,25 , lilitan: 9 24 dan tampak bergerak
aktif (gerak maju & mundur, Berotasi undulasi sisi ke sisi) pada pemeriksaan
mikroskopis lapangan gelap.
Mati pada kekeringan, panas, antiseptik ringan, hidup beberapa lama di luar tubuh.
Penularan dapat secara kontak langsung yaitu melalui coital STD dan dapat juga
melalui non-coital (jarum suntik) sulit terjadi.
b. Jamur

Candida albicans

Cairan yang dikeluarkan biasanya kental, berwarna putih susu seperti susu pecah atau
seperti keju, dan sering disertai gatal, vagina tampak kemerahan akibat proses
peradangan. Dengan KOH 10% tampak sel ragi (blastospora) dan hifa semu
(pseudohifa).
Beberapa keadaan yang dapat merupakan tempat yang subur bagi pertumbuhan jamur
ini adalah kehamilan, diabetes mellitus, pemakai pil kontrasepsi. Pasangan penderita
juga biasanya akan menderita penyakit jamur ini. Keadaan yang saling menularkan
antara pasangan suami-istri disebut sebagai phenomena ping-pong.

c. Parasit

Trichomonas vaginalis

Parasit ini berbetuk lonjong dan mempuyai bulu getar dan dapat bergerak berputar-
putar dengan cepat. Gerakan ini dapat dipantau dengan mikroskop.
Cara penularan penyakit ini dengan senggama. Walaupun jarang dapat juga
ditularkan melalui perlengkapan mandi, seperti handuk atau bibir kloset.

d. Virus
Virus Herpes simpleks

Virus herpes yang paling sering > 95% adalah virus herpes simpleks tipe 2 yang
merupakan penyakit yang ditularakan melalui senggama. Namun 15-35% dapat juga
disebabkan virus herpes simpleks tipe 1.Pada awal infeksi tampak kelainan kulit
seperti melepuh seperti terkena air panas yang kemudian pecah dan meimbulkan luka
seperti borok. Pasien merasa kesakitan.

Gambar 15. Herpes Virus


sumber : http://www.oculist.net/downaton502/prof/ebook/duanes/pages/v4/v4c019.html

Human Papilloma Virus

Papovavirus merupakan virus kecil ( diameter 45-55 nm ) yang mempunyai genom


beruntai ganda yang sirkuler diliputi oleh kapsid (kapsid ini berperan pada tempat
infeksi pada sel) yang tidak berpembungkus menunjukkan bentuk simetri
ikosahedral. Berkembang biak pada inti sel.
Human Papilloma Virus merupakan penyebab dari kondiloma akuminata. Kondiloma
ditandai dengan tumbuhnya kutil-kutil yang kadang sangat banyak dan dapat bersatu
membentuk jengger ayam berukuran besar.
Cairan di vagina sering berbau tanpa rasa gatal. Penyakit ini ditularkan melalui
senggama dengan gambaran klinis menjadi lebih buruk bila disertai gangguan sistem
imun tubuh seperti pada kehamilan, pemakain steroid yang lama seperti pada pasien
dengan gagal ginjal atau setelah transplantasi ginjal, serta penderita HIV AIDS.
Iritasi
1 Sperma, pelicin, kondom
2 Sabun cuci dan pelembut pakaian
3 Deodorant dan sabun
4 Cairan antiseptic untuk mandi.
5 Pembersih vagina.
6 Celana yang ketat dan tidak menyerap keringat
7 Kertas tisu toilet yang berwarna.

Tumor dan Jaringan Abnormal


Tumor atau kanker akan menyebabkan fluor albus patologis akibat gangguan pertumbuhan
sel normal yang berlebihan sehingga menyebabkan sel bertumbuh sangat cepat secara
abnormal dan mudah rusak, akibatnya terjadi pembusukan dan perdarahan akibat pecahnya
pembuluh darah yang bertambah untuk memberikan makanan dan O 2 pada sel tumor atau
kanker tersebut.
Pada keadaan seperti ini akan terjadi pengeluaran cairan yang banyak dan berbau busuk
akibat terjadinya proses pembusukan tersebut dan sering kali disertai adanya darah yang tidak
segar.
Benda Asing
Adanya benda asing seperti tertinggalnya kondom atau benda tertentu yang dipakai sewaktu
senggama, adanya cincin pesarium yang digunakan wanita dengan prolapsus uteri dapat
merangsang pengeluaran caian vagina secara berlebihan. Jika rangsangan ini menimbulkan
luka akan sangat mungkin terjadi infeksi penyerta dari flora normal yang berada dalam
vagina sehingga timbul fluor albus.
Penyebab Lain
1 Psikologi : Volvovaginitis psikosomatik

2 Tidak diketahui : Desquamative inflammatory vaginitis

LO 2.3 MENJELASKAN KLASIFIKASI LEUKOREA


Flour Albus Fisiologis
Normalnya hanya ditemukan pada daerah porsio vagina.
Gejala : cairan vagina jernih, tidak berwarna, tidak gatal, dan jumlah cairan biasanya
sedikit.
Etiologi : timbul dalam keadaan ovulasi, saat menjelang atau setelah menstruasi akibat
rangsangan seksual, saat wanita hamil dan dalam keadaan stress.
Biasanya ditemukan pada : waktu sekitar ovulasi, dengan sekret dari kelenjar kelenjar
serviks uteri menjadi lebih encer, waktu disekitar menarche karena mulai terdapat
pengaruh estrogen.

Flour Albus Patologis


Gejala : cairan dari vagina keruh dan kental, warna tergantung dari kuman yang
menginfeksi, berbau busuk, terasa gatal, dan jumlah cairan banyak.
Etiologi : infeksi daerah genital dapat juga disebabkan oleh sakit yang lama, kurang gizi
dan anemia, kuman penyebabnya dapat berupa jamur (Candida Albicans), bakteri (kuman
E.Coli, Staphylococcus), protozoa (Trichomonas Vaginalis).
Sekret patalogiknya biasanya terdapat pada dinding vlateral dan anterior vagina.
Penyebab lain, selain karenan infeksi. Bisa juga terjadi karena iritasi (sabun cuci dan
pelembut pakaian, cairan antiseptic untuk mandi, permbersih vagina, celana yang ketat
atau tidak menyerap keringat). Karena Tumor atau jaringan abnormal lain, radiasi

LO 2.4 MENJELASKAN PATOFISIOLOGI LEUKOREA


Meskipun banyak variasi warna, konsistensi, dan jumlah dari sekret vagina bisa dikatakan
suatu yang normal, tetapi perubahan itu selalu diinterpretasikan penderita sebagai suatu
infeksi, khususnya disebabkan oleh jamur. Beberapa perempuan pun mempunyai sekret
vagina yang banyak sekali. Dalam kondisi normal, cairan yang keluar dari vagina
mengandung sekret vagina, sel-sel vagina yang terlepas dan mucus serviks, yang akan
bervariasi karena umur, siklus menstruasi, kehamilan, penggunaan pil KB.
Lingkungan vagina yang normal ditandai adanya suatu hubungan yang dinamis antara
Lactobacillus acidophilus dengan flora endogen lain, estrogen, glikogen, pH vagina dan hasil
metabolit lain. Lactobacillus acidophilus menghasilkan endogen peroksida yang toksik
terhadap bakteri pathogen. Karena aksi dari estrogen pada epitel vagina, produksi glikogen,
lactobacillus (Doderlein) dan produksi asam laktat yang menghasilkan pH vagina yang
rendah sampai 3,8-4,5 dan pada level ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri lain.
Kandidiasis vaginalis merupakan infeksi vagina yang disebabkan oleh Candida sp. terutama
C. albicans. Infeksi Candida terjadi karena perubahan kondisi vagina. Sel ragi akan
berkompetisi dengan flora normal sehingga terjadi kandidiasis. Hal-hal yang mempermudah
pertumbuhan ragi adalah penggunaan antibiotik yang berspektrum luas, penggunaan
kontrasepsi, kadar estrogen yang tinggi, kehamilan, diabetes yang tidak terkontrol, pemakaian
pakaian ketat, pasangan seksual baru dan frekuensi seksual yang tinggi. Perubahan
lingkungan vagina seperti peningkatan produksi glikogen saat kehamilan atau peningkatan
hormon esterogen dan progesterone karena kontrasepsi oral menyebabkan perlekatan Candida
albicans pada sel epitel vagina dan merupakan media bagi prtumbuhan jamur. Candida
albicans berkembang dengan baik pada lingkungan pH 5-6,5. Perubahan ini bisa asimtomatis
atau sampai sampai menimbulkan gejala infeksi. Penggunaan obat immunosupresan juga
menajdi faktor predisposisi kandidiasis vaginalis
Pada penderita dengan Trikomoniasis, perubahan kadar estrogen dan progesterone
menyebabkan peningkatan pH vagina dan kadar glikogen sehingga berpotensi bagi
pertumbuhan dan virulensi dari Trichomonas vaginalis
Vaginitis sering disebabkan karena flora normal vagina berubah karena pengaruh bakteri
patogen atau adanya perubahan dari lingkungan vagina sehingga bakteri patogen itu
mengalami proliferasi. Antibiotik kontrasepsi, hubungan seksual, stres dan hormon dapat
merubah lingkungan vagina tersebut dan memacu pertumbuhan bakteri patogen. Pada
vaginosis bacterial, diyakini bahwa faktor-faktor itu dapat menurunkan jumlah hidrogen
peroksida yang dihasilkan oleh Lactobacillus acidophilus sehingga terjadi perubahan pH dan
memacu pertumbuhan Gardnerella vaginalis, Mycoplasma hominis dan Mobiluncus yang
normalnya dapat dihambat. Organisme ini menghasilkan produk metabolit misalnya amin,
yang menaikkan pH vagina dan menyebabkan pelepasan sel-sel vagina. Amin juga
merupakan penyebab timbulnya bau pada flour albus pada vaginosis bacterial.(2)
Flour albus mungkin juga didapati pada perempuan yang menderita tuberculosis, anemia,
menstruasi, infestasi cacing yang berulang, juga pada perempuan dengan keadaan umum
yang jelek , higiene yang buruk dan pada perempuan yang sering menggunakan pembersih
vagina, disinfektan yang kuat

Amiruddin, D. Fluor Albus in Penyakit Menular Seksual. 2003.LKiS : Jogjakarta

Anindita, Wiki. Santi Martini. 2006. Faktor Resiko Kejadian Kandidiasis vaginalis pada akseptor KB. Fakultas Kesehatan
Masyarakat. UNAIR. Surabaya.

5. Jarvis G.J. The management of gynaecological infections in Obstetric and Gynaecology A Critical Approach to the Clinical
Problems. 1994. Oxford University Press : Oxford

LO 2.5 MENJELASKAN MANIFESTASI LEUKOREA

Penyebab Gejala Klinis Pendekatan Diagnosis


Anak-anak
Benda asing (biasanya kertas Keluar cairan dari vagina dengan bau Evaluasi klinis
tissue busuk dan bercak vagina
Infeksi(misalnya Candida, Pruritus, keputihan dengan eritema dan Pemeriksaan mikroskopis dari
cacing pembengkakan vulva, sering kali dengan cairan vagina untuk ragi dan
kremi,streptokokus,stafilokok dysuria. hifa dan kultur untuk
us) Memburuknya pruritus pada malam hari konfirmasi
(menunjukkan infeksi cacing kremi) Pemeriksaan vukva dan anus
Signifikan eritema dan edema vulva untuk cacing kremi
dengan discharge (menunjukkan infeksi
streptokokus atau stafilokokus)
Pelecehan seksual Nyeri vulvovagina, vagina berdarah atau Evaluasi kinis
cairan vagina berbau busuk. Kultur seksual
Seringkali,keluhan medis samar-samar Langkah-langkah untuk
dan nonspesifik (misalnya kelelahan, memastikan keselamatan anak
nyeri perut) atau perubahan perilaku dan laporan pada pihak yang
(misalnya amarah) berwenang jika kekerasan
diduga
Wanita usia reproduktif
Vaginosis bakterial Bau busuk(amis), discharge vagina abu- Kriteria diagnosis (3 dari 4) :
abu tipis dengan pruritus dab iritasi.
Eritema dan edema tidak biasa - Discharge vagina abu-abu
- pH sekresi vagina >4,5
- Bau amis
- Clue cell terlihat selama
pemeriksaan mikroskopis
Infeksi Kandidiasis Infeksi candida vulva dan iritasi Evaluasi klinis ditambah
vagina,edema, pruritus.
Discharge yang menyerupai keju cottage - pH vagina <4,5
dan melekat pada dinding vagina. - Ragi atau hifa diidentifikasi
Kadang-kadang memburuknya gejala pada preparat basah atau
setelah hubungan seksual dan sebelum KOH
menstruasi - Kadang-kadang kultur

Infeksi Trikomonas Cairan kuning-hijau, vagina berbusa Organisme mortil, berbentuk


sering dengan nyeri, eritema dan edema buah pir memiliki flagel dilihat
dari vulva dan vagina selama pemeriksaan
Kadang-kadang sisuria dan dispareinia mikroskopis.
Kadang-kadang belanh, bintik-bintik Uji diagnostic cepat untuk
merah strawberry di dinding vagina atau Trichomonas(jika tersedia)
serviks
Benda asing Cairan sangatberbau busuk dan sering Evaluasi klinis
berlimpah, eritema vagina, dysuria dan
kadang-kadang dyspareunia
Obyek terlihat selama pemeriksaan
Semua umur
Reaksi hipersensitivitas Vulvovaginal eritema, edema,pruritus Evaluasi klinis dan hindari
(sering intens), keputihan penyebab
Riwayat penggunaan semprotan
kebersihan atau parfum, air mandi aditif,
pengobatan topical untuk infeksi candida,
pelembut kain, pemutih, atau sabun cuci
Infalamasi (misalnya radiasi Keputihan purulent, dyspareunia, dsiuria, Diagnosis ekslusi
pelvis,ooferoktomi, iritasi berdasarkanfaktor-faktor
kemoterapi) Kadang-kadang pruritus, eritema, nyeri riwayat dan risiko
terbakar, perdarahan ringan pH vagina >6
Jaringan vagina,tipis Uji Whiff negative
Granulosit dan sel parabasal
dilihat selama pemeriksaan
mikroskopis
Fistula enterik (komplikasi Vagina cairan berbau busuk dengan Visualisasi langsung atau
persalnan, operasi berlalunya feses dari vagina palpasi fistula di bagian bawah
panggul,atau penyakit vagina
inflamasi usus)
Segala perubahan yang menyangkut warna dan jumlah dari sekret vagina meerupakan suatu
tanda infeksi vagina. Infeksi vagina adalah sesuatu yang sering kali muncul dan sebagian
besar perempuan pernah mengalaminya dan akan memberikan beberapa gejala fluor albus:
a. Keputihan yang disertai rasa gatal, ruam kulit dan nyeri.
b. Sekret vagina yang bertambah banyak
c. Rasa panas saat kencing
d. Sekret vagina berwarna putih dan menggumpal
e. Berwarna putih kerabu-abuan atau kuning dengan bau yang menusuk
Vaginosis bacterial Sekret vagina yang keruh, encer, putih abu-abu hingga kekuning-
kuningan dengan bau busuk atau amis. Bau semakin bertambah setelah hubungan seksual.
Trikomoniasis Sekret vagina biasanya sangat banyak kuning kehijauan, berbusa dan berbau
amis. Kandidiasis Sekret vagina menggumpal putih kental. Gatal dari sedang hingga berat
dan rasa terbakar kemerahan dan bengkak didaerah genital tidak ada komplikasi yang serius.
Infeksi klamidia Biasanya tidak bergejala. Sekret vagina yang berwarna kuning seperti pus.
Sering kencing dan terdapat perdarahan vagina yang abnormal
Manifestasi Klinis berdasarkan etiologi :

A. Keputihan Fisiologis : Cairan vagina jernih, tidak berwarna, tidak gatal, sekret bisa
sedikit atau cukup banyak

B. Patologis
a. Bakteri
1. Chlamydia trachomatis : Sekret serviks mukopulen dan ektopi, edema, rapuhnya
serviks
2. Gardnerella vaginalis : Banyak sekali discharge berwarna abu-abu, berbau amis,
rasa gatal atau terbakar biasanya minimal
3. Neisseria gonorheae : Infeksi daerah serviks (pada dewasa), vaginitis (pada masa
pubertas)

b. Jamur
Candida Albicans : Seperti keju lembut, tidak berbau, pengumpulan eksudat seperti
dadih berwarna keputihan dan sebagian agak melekat pada serviks dan mukosa
vagina, eritema dan edema vulva dan vagina

c. Protozoa
Trichomonas vaginalis : Lendir tipis, warna hijau kuning, kadang berbusa dan berbau
busuk

d. Virus
1. HPV (human papiloma virus) : Lesi papilomatosa yang meninggi, mudah dilihat
pada vulva, lesi jauh lebih merah pada: diabetes, hamil, kontrasepsi oral,
imunosupresi
2. herpes simplex virus : Leukore disertai dengan demam, malaise, anorexia, nyeri
pada genitalia, dysuria, perdarahan pervaginaan

LO 2.6 MENJELASKAN DIAGNOSIS LEUKOREA


ANAMNESIS
Onset: untuk mengetahui sejak kapan gejala seperti ini dialami dan apakah ini merupakan
gejala berulang atau pertama kalinya
Warna dan konsistensi: hal ini sangat penting ditanyakan sebab warna secret dan
konsistensi dapat menjadi petunjuk patogen penyebab timbulnya gejala. Namun untuk
memastikannya harus dilakukan pemeriksaan secret vagina
Gejala lain: keputihan patologis biasanya selain ditandai bau amis, ada juga sejumlah
gejala lain yang menyertai seperti rasa gatal pada daerah trigonum genitalia. Gejala lain
yang perlu ditanyakan adalah ada tidaknya rasa panas pada saat miksi dan nyeri
abdomen. Hal ini untuk memastikan apakah penyebaran penyakit telah mencapai organ
urinarius atau visceral. Selain itu juga perlu ditanyakan apakah pada secret vaagina
terdapat nanah ataupun darah
Siklus haid: pada umumnya secret vagina mengalami peningkatan pada saat ovulasi dan
akhir masa menstruasi sehingga penting ditanyakan pasien apakah saat ini dia sedang
haid atau tidak, dan apakah siklus haidnya teratur
Aktivitas seksual: pertanyaan yang menyangkut hal ini cukup sensitive namun harus
ditanyakan karena banyak penyakit kelamin menular seksual melalui aktivitas seksual
yang tidak sehat
Perilaku menjaga kebersihan organ genitalia: sangat penting menanyakan perilaku
higienitas pasien sebab salah sati faktor yang dapat memicu meningkatnya penyakit
kelamin adalah ketidaktepatan saat membersihkan organ genitalia
Riwayat penyakit sebelumnya dan penggunaan obat antibiotic
Metode kontrasepsi yang dipakai. Pada penggunaan kontrasepsi hormonal
dapatmeningkatkan sekresi kelenjar serviks. Keadaan ini dapat diperberat dengan adanya
infeksi jamur. Pemakaian IUD juga dapat menyebabkan infeksi atau iritasi padaserviks
yang meragsang sekresi kelenjar serviks menjadi meningkat
Perilaku : Pasien yang tinggal di asrama atau bersama dengan teman-
temannyakemungkinan tertular penyakit infeksi yang menyebabkan terjadinya leukorea
cukup besar. Contoh kebiasaan yang kurang baik adalah tukar menukar peralatan mandi
atau handuk.
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan secara umum :
untuk mendeteksi adanya kemungkinan penyakit kronis, gagal ginjal, infeksi saluran
kemih dan infeksi lain.
Pemeriksaan khusus :
o pemeriksaan genitalia : inspeksi dan palpasi genitalia eksterna
o pemeriksaan spekulum : untuk melihat vagina dan serviks
o Pada pemeriksaan speculum harus diperhatikan sifat cairannya seperti kekentalan,
warn, bau serta kemungkinan adanya benda asing, ulkus dan neoplasma (kelompok
khusus). Pemeriksaan dalam dilakukan setelah pengambilan sediaan untuk
pemeriksaan laboratorium
o pemeriksaan pelvis bimanual : untuk menilai cairan dinding vagina
Pada infeksi karena gonokokkus, kelainan yang dapat ditemui adalah orifisium
uretraeksternum merah, edema dan sekret yang mukopurulen, labio mayora dapat
bengkak, merah,dan nyeri tekan. Kadang-kadang kelenjar Bartolini ikut meradang dan
terasa nyeri waktu berjalan atau duduk. Pada pemeriksaan melalui spekulum terlihat
serviks merah dengan erosidan sekret mukopurulen.Pada trikomonas vaginalis dinding
vagina tampak merah dan sembab. Kadangterbentuk abses kecil pada dinding vagina dan
serviks yang tampak sebagai granulasi berwarna merah dan dikenal sebagai strawberry
appearance. Bila sekret banyak dikeluarkandapat menimbulkan iritasi pada lipat paha
atau sekitar genitalia eksterna.
Infeksi Gardnerella vaginalis memberikan gambaran vulva dan vagina yang
berwarnahiperemis, sekret yang melekat pada dinding vagina dan terlihat sebagai lapisan
tipis atau berkilau. Pada pemeriksaan serviks dapat ditemukan erosi yang disertai lendir
bercampur darah yang keluar dari ostium uteri internum.Pada kandidiasis vagina dapat
ditemukan peradangan pada vulva dan vagina, padadinding vagina sering terdapat
membran-membran kecil berwarna putih, yang jika diangkatmeninggalkan bekas yang
agak berdarah.Pada kanker serviks awal akan terlihat bercak berwarna merah dengan
permukaanyang tidak licin. Gambaran ini dapat berkembang menjadi granuler, berbenjol-
benjol danulseratif disertai adanya jaringan nekrotik. Disamping itu tampak sekret yang
kental berwarnacoklat dan berbau busuk. Pada kanker serviks lanjut, serviks menjadi
nekrosis, berbenjol- benjol, ulseratif dan permukaannya bergranuler, memberikan
gambaran seperti bunga kol.Adanya benda asing dapat dilihat dengan adanya benda yang
mengiritasi seperti IUD,tampon vagina, pesarium, kondom yang tertinggal dan
sebagainya

PEMERIKSAANLABORATORIUM
Dibuat sediaan basah NaCl 0,9% fisiologis untuk trikomoniasis, KOH 10% untuk kandidias,
pengecatan gram untuk bakteri penyebab gonore. Pemeriksaan tambahan dilakukan bila ada
kecurigaan keganasan. Kultur dilakukan pada keadaan klinis ke arah gonore tetapi hasil
pemeriksaan gram negatif. Pemeriksaan serologis dilakukan bila kecurigaan ke arah
klamidia.
Beberapa pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan adalah:
o Penentuan pH
Penentuan pH dengan indikator pH (3,0 4,5)
o Penilaian sediaan basah
Penilaian diambil untuk pemeriksaan sediaan basah dengan KOH 10%, dan pemeriksaan
sediaan basah dengan garam fisiologis. Trikomonasvaginalis akan terlihat jelas dengan
garam fisiologis sebagai parasit berbentuk lonjongdengan flagelanya dan gerakannya
yang cepat. Sedangkan Candida albicans dapatdilihat jelas dengan KOH 10% tampak sel
ragi (blastospora) atau hifa semu.
Vaginitis non-spesifik yang disebabkan Gardnerella vaginalis pada sediaan dapat
ditemukan beberapa kelompok basil, lekosit yang tidak seberapa banyak, dan banyak sel-
sel epitel yang sebagian besar permukaannya berbintik-bintik. Sel-sel ini disebut clear
cell yang merupakan ciri khas infeksi Gardnerella vaginalis.
Pemeriksaan sediaan basah dengan larutan garam fisiologis terlihat pergerakan
trichomonas berbentuk ovoid, ukuran lebih besar dari PMN dan mempunyai flagel,
leukosit (+) dan clue cell dapat (+) pada Trichomoniasis
Pada Candidiasis, pemeriksaan sediaan basah dengan KOH 10% atau dengan pewarnaan
gram ditemukan blastopora bentuk lonjong, sel tunas, pseudohifa dan kadang kadang hifa
asli bersepta
Pewarnaan gram
Neisseria gonorrhea memberikan gambaran adanya gonokokkus (diplokokus gram
negative) intra dan ekstraseluler. Gardnerella vaginalis memberikan gambaran batang-
batang berukuran kecil gram negatif yang tidak dapat dihitung jumlahnya dan banyak sel
epitel dengan kokobasil, tanpa ditemukan laktobasil.
Kultur
Dengan kultur akan dapat ditemukan kuman penyebab secara pasti, tetapi seringkali
kuman tidak tumbuh sehingga harus hati-hati dalam penafsiran
Pemeriksaan serologis.
Pemeriksaan ini dapat digunakan untuk mendeteksi herpes genitalis dan human papiloma
virus (HPV) dengan pemeriksaan ELISA.
Chlamydiasis juga menggunakan pemeriksaan serologis untuk deteksi antigen melalui
ELISA. Dengan pengecatan Giemsa akan ditemukan badan elementer dan badan retikulat
Tes Pap Smear. Pemeriksaan ini ditujukan untuk mendeteksi adanya keganasan
padaserviks

LO 2.7 MENJELASKAN DIAGNOSIS BANDING LEUKOREA


Kanker serviks (keputihan warna putih purulent yang berbau dan tidak gatal)
Normal Vaginosis Vaginitis Vulvovaginitis
Bakteri Trichomonas Candida albicans
vaginalis
Gejala Tidak ada Sekret, bau Sekret, bau busuk, Sekret, gatal dan
primer busuk, mungkin mungkin gatal seperti terbakar
gatal pada kulit vulva
Sekret Sedikit, putih, Meningkat, Meningkat, Meningkat, putih,
vagina flokulan tipis, homogen, kuning, hijau, keju lembut seperti
putih, abu-abu, berbusa, adheren; dadih
adheren petekia servikal
sering ada
pH < 4,5 > 4,5 > 4,5 4,5
Bau Tidak ada Sering, seperti Dapat ada, seperti Tidak ada
bau ikan bau ikan
Mikroskopi Sel epitel Clue cells Trikomonas motil; Preparat KOH
s dengan dengan basil banyak PMN memperlihatkan
lactobacillus adheren; tidak tangkai ragi dan
ada PMN pseudohifa
Pengobatan Tidak ada Metronidazole Metronidazole Antifungi azol
topikal

LO 2.8 MENJELASKAN TATALAKSANA LEUKOREA


Apabila keputihan yang dialami adalah yang fisiologik tidak perlu pengobatan, cukup hanya
menjaga kebersihan pada bagian kemaluan.Apabila keputihan yang patologik, sebaiknya
segera memeriksakan kedokter, tujuannya menentukan letak bagian yang sakit dan dari mana
keputihan itu berasal. Melakukan pemeriksaan dengan menggunakan alat tertentu akan lebih
memperjelas. Kemudian merencanakan pengobatan setelah melihat kelainan yang
ditemukan.Keputihan yang patologik yang paling sering dijumpai yaitu keputihan yang
disebabkan Vaginitis, Candidiasis, dan Trichomoniasis.Penatalaksanaan yang adekuat dengan
menggabungkan terapi farmakologi dan terapi nonfarmakologi.
Tujuan pengobatan:
Menghilangkan gejala
Memberantas penyebabrnya
Mencegah terjadinya infeksi ulang- Pasangan diikutkan dalam pengobatan

TERAPI FARMAKOLOGI
Antiseptik :
Povidone Iodin

Sediaan ini berbentuk larutan 10% povidon iodin dan ada yang diperlengkapi dengan alat
douche-nya sebagai aplikator larutan ini. Selain sebagai antiinfeksi yang disebabkan
jamur Kandida, Trikomonas, bakteri atau infeksi campuran, juga sebagai pembersih.
Tidak boleh digunakan pada ibu hamil dan menyusui. Bila terjadi iritasi atau sensitif
pemakaian harus dihentikan.

Antibiotik
Clotrimazole

Memiliki aktivitas antijamur dan antibakteri. Untuk infeksi kulit dan vulvovaginitis yang
disebabkan oleh Candida albicans.
Efek samping : pemakaian topikal dapat terjadi rasa terbakar,eritema, edema ,gatal dan
urtikaria
Sediaan dan posologi : Tersedia dalam bentuk krim dan larutan dengan kadar 1%
dioleskan 2 kali sehari . Krim vagina 1% untuk tablet vagina 100 mg digunakan sekali
sehari pada malam hari selama 7 hari atau tablet vagina; 500 mg, dosis tunggal.
Tinidazole

Tinidazole adalah obat antiparasit yang digunakan untuk membrantas infeksi Protozoa,
Amuba.
Efek samping : obat ini sama seperti Metronidazole tetapi dengan kelebihan tidak perlu
minum dengan waktu yang panjang sehingga mengurangi efek sampingnya.
Tinidazole sebagai preparat vaginal digunakan untuk infeksi Trichomonas. Biasa
dikombinasi dengan Nystatin sebagai anti jamurnya. Bentuk sediaan yang ada adalah
vaginal tablet.
Metronidazole
Diberikan peroral ( 2 gram sebagai dosis tunggal , 1gr setiap 12 jam x 2 atau 250 mg
3xsehari selama 5-7 hari) untuk infeksi Trichomonas vaginalis.
Diberikan 500 mg 2xsehari selama seminggu dan lebih baik secara mitraseksual. Untuk
infeksi Gardnerella vaginalis
Efek samping : mual kadang kadang muntah, rasa seperti logam dan intoleransi terhadap
alkohol.
Kontra indikasi : pada trimester pertama kehamilan
Nimorazole

Nimorazole merupakan antibiotika golongan Azol yang terbaru. Selain dalam sediaan
tunggal dalam bentuk tablet oral (diminum) juga ada kombinasinya (Chloramphenicol
dan Nystatin) dalam bentuk vaginal tablet.
Penisilin

1 Ampisilin pada pemberian oral dipengaruhi besarnya dosis dan ada tidaknya
makanan dalam saluran cerna

2 Amoksisilin lebih baik diberikan oral ketimbang ampisilin karena tidak terhambat
makanan dalam absorbsinya.

Efek samping : Reaksi alergi , nefropati, syok anafilaksis, efek toksik penisilin
terhadap susunan saraf menimbulkan gejala epilepsi karena pemberian IV dosis besar
Sediaan dan posologi :
Ampisilin :
- Tersedia dalam bentuk tablet atau kapsul 125mg, 250mg, 500mg
- Dalam suntikan 0,1 ; 0,25 ; 0,5 dan 1 gram pervial
Amoksisilin :
Dalam bentuk kapsul atau tablet ukuran 125, 250, 500 gram dan sirup125mg/5mL
dosis diberikan 3 kali 250-500 mg sehari
Anti jamur
Nystatin

Nystatin adalah obat antijamur polien untuk jamur dan ragi yang sensitif terhadap obat ini
termasuk Candida sp. Di dalam darah sangat berbahaya bagi tubuh, tetapi dengan
sifatnya yang tidak bisa melewati membran kulit sangat baik untuk digunakan sebagai
obat pemakaian luar saja. Tetapi dalam penggunaannya harus hati-hati jangan digunakan
pada luka terbuka.

Anti Virus
Asiklovir
Bekerja menghambat enzim DNA polimerase virus. Sediaan dalam bentuk oral, injeksi
dan krim untuk mengobati herpes dilabia.
Efek samping :
Oral : pusing, mual, diare,sakit kepala
Topikal : Kulit kering dan rasa terbakar dikulit.
Kontraindikasi : tidak boleh digunakan pada ibu hamil
BERIKUT INI ADALAH PENGOBATAN DARI PENYEBAB PALING SERING :
1 Candida albicans
Topikal
Nistatin tablet vagina 2 x sehari selama 2 minggu
Klotrimazol 1% vaginal krim 1 x sehari selama 7 hari
Mikonazol nitrat 2% 1 x ssehari selama 7 14 hari
Sistemik
Nistatin tablet 4 x 1 tablet selama 14 hari
Ketokonazol oral 2 x 200 mg selama 7 hari
Nimorazol 2 gram dosis tunggal
Ornidazol 1,5 gram dosis tunggal
Pasangan seksual dibawa dalam pengobatan

2 Chlamidia trachomatis
Metronidazole 600 mg/hari 4-7 hari (Illustrated of textbook gynecology)
Tetrasiklin 4 x 500mg selama 10-14 hari oral
Eritromisin 4 x 500 mg oral selama 10-14 hari bila
Minosiklin dosis 1200mg di lanjutkan 2 x 100 mg/hari selama 14hari
Doksisiklin 2 x 200 mg/hari selama 14 hari
Kotrimoksazole sama dengan dosis minosiklin 2 x 2 tablet/hari selama 10 hari

3 Gardnerella vaginalis
Metronidazole 2 x 500 mg
Metronidazole 2 gram dosis tunggal
Ampisillin 4 x 500 mg oral sehari selama 7 hari
Pasangan seksual diikutkan dalam pengobatan

4 Neisseria gonorhoeae
Penicillin prokain 4,8 juta unit im atau
Amoksisiklin 3 gr im
Ampisiillin 3,5 gram im atau
Ditambah :
Doksisiklin 2 x 100mg oral selama 7 hari atau
Tetrasiklin 4 x 500 mg oral selama 7 hari
Eritromisin 4 x 500 mg oral selama 7 hari
Tiamfenikol 3,5 gram oral
Kanamisin 2 gram im
Ofloksasin 400 mg/oral

5 Neisseria gonorhoeae penghasil Penisilinase


Seftriaxon 250 mg im atau
Spektinomisin 2 mg im atau
Ciprofloksasin 500 mg oral
Ditambah
Doksisiklin 2 x 100 mg selama 7 hari atau
Tetrasiklin 4 x 500 mg oral selama 7 hari
Eritromisin 4 x 500 mg oral selama 7 hari

6 Virus herpeks simpleks


Belum ada obat yang dapat memberikan kesembuhan secara tuntas
Asiklovir krim dioleskan 4 x sehari
Asiklovir 5 x 200 mg oral selama 5 hari
Povidone iododine bisa digunakan untuk mencegah timbulnya infeksi sekunder

TERAPI NONFARMAKOLOGI
1. Perubahan Tingkah Laku

Keputihan (Fluor albus) yang disebabkan oleh jamur lebih cepat berkembang di
lingkungan yang hangat dan basah maka untuk membantu penyembuhan menjaga
kebersihan alat kelamin dan sebaiknya menggunakan pakaian dalam yang terbuat dari
katun serta tidak menggunakan pakaian dalam yang ketat (Jones,2005). Keputihan bisa
ditularkan melalui hubungan seksual dari pasangan yang terinfeksi oleh karena itu
sebaiknya pasangan harus mendapat pengobatan juga.
2. Personal Hygiene

Memperhatikan personal hygiene terutama pada bagian alat kelamin sangat membantu
penyembuhan, dan menjaga tetap bersih dan kering, seperti penggunaan tisu basah atau
produk panty liner harus betul-betul steril.Bahkan, kemasannya pun harus diperhatikan.
Jangan sampai menyimpan sembarangan, misalnya tanpa kemasan ditaruh dalam tas
bercampur dengan barang lainnya. Karena bila dalam keadaan terbuka, bisa saja panty
liner atau tisu basah tersebut sudah terkontaminasi.Memperhatikan kebersihan setelah
buang air besar atau kecil.Setelah bersih, mengeringkan dengan tisu kering atau handuk
khusus.Alat kelamin jangan dibiarkan dalam keadaan lembab.
3. Pengobatan Psikologis

Pendekatan psikologik penting dalam pengobatan keputihan.Tidak jarang keputihan yang


mengganggu, pada wanita kadang kala pemeriksaan di laboratorium gagal menunjukkan
infeksi, semua pemgujian telah dilakukan tetapi hasilnya negatif namun masalah atau
keluhan tetap ada. Keputihan tersebut tidak disebabakan oleh infeksi melainkan karena
gangguan fsikologi seperti kecemasan, depresi, hubungan yangburuk, atau beberapa
masalah psikologi yang lain yang menyebabkan emosional. Pengobatan yang dilakukan
yaitu dengan konsultasi dengan ahli psikologi.Selain itu perlu dukungan keluarga agar
tidak terjadi depresi.

LO 2.9 MENJELASKAN PENCEGAHAN LEUKOREA


Menjaga kesehatan reproduksi untuk pencegahan keputihan pada wanita diawali dengan
menjaga kebersihan organ kewanitaan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menjaga
kebersihan organ kewanitaan, yaitu :
1. Membersihkan kotoran yang keluar dari alat kelamin dan anus dengan seksama.
Membersihkan dilakukan dari depan kebelakang (dari daerah kemaluan ke arah anus)
secara satu arah. Hal ini dilakukan untuk mencegah kotoran dari anus masuk kedalam
vagina.

2. Membasuh secara teratur bagian bibir vagina secara hati-hati menggunakan air bersih dan
sabun yang lembut setiap habis BAK , BAB, dan ketika mandi. Yang terpenting adalah
membersihkan bekas keringat dan bakteri yang ada disekitar bibir vagina.

3. Gunakan sabun lembut tanpa pewangi saat mandi untuk menjaga keasaman vagina.
Normalnya vagina berbau asam dan kecut dengan pH keasaman sekitar 4-4,5. Terlalu
sering membasuh vagina dengan cairan kimia dan menggunakan deodoran disekitar
vagina akan merusak keseimbangan organisme dan cairan vagina sehingga
memungkinkan terjadinya infeksi pada vagina (vaginitis).

4. Mengeringkan alat kelamin dengan tisu atau handuk agar tidak lembab setiap kali setelah
mandi atau buang air. Usahakan agar daerah kemaluan dan selangkangan selalu kering,
lebih lebih bila tergolong gemuk karena suasana lembab sangat disukai oleh jamur. Selalu
keringkan bagian vagina sebelum berpakaian.

5. Hindari pemakaian bedak pada organ kewanitaan dengan tujuan agar vagina kering
sepanjang hari. Bedak memiliki partikel partikel halus yang mudah terselip disana sini
yang akhirnya mengundang jamur dan bakteri bersarang.

6. Mengganti celana dalam minimal dua kali sehari setelah mandi, terutama bagi wanita
aktif dan mudah berkeringat. Gunakan celana dalam yang kering dan bila celana dalam
keadaan basah segera mengganti celana dalam yang bersih dan belum dipakai.

7. Tidak memakai celana dalam yang terlalu ketat , karena celana dalam yang terlalu ketat
menyebabkan permukaan vagina menjadi lebih mudah berkeringat. Gunakan celana
dalam yang bahannya menyerap keringat seperti katun. Celana dalam dari satin atau
bahan sintetik lain membuat suasana disekitar vagina panas dan lembab.

8. Pakaian luar juga harus diperhatikan. Celana jeans tidak dianjurkan karena pori porinya
sangat rapat, pilihlah seperti rok atau celana bahan non jeans agar sirkulasi udara
disekitar organ intim bergerak leluasa.

9. Ketika sedang haid dianjurkan sering mengganti pembalut terutama pada hari hari
pertama haid. Pembalut perlu diganti 4-5 kali dalam sehari untuk menghindari
pertumbuhan bakteri pada pembalut yang digunakan dan mencegah masuknya bakteri
kedalam vagina. Pembalut yang baik yaitu pembalut yang berdaya serap baik dan tidak
berparfum.

10. Gunakan panty liner disaat perlu dan jangan terlalu lama. Misalnya saat berpergian keluar
rumah dan lepaskan sekembalinya dirumah.

11. Dianjurkan untuk mencukur rambut kemaluan karena rambut kemaluan dapat ditumbuhi
sejenis jamur atau kutu.

12. Hindari pemakaian barang barang yang dapat memudahkan penularan seperti meminjam
perlengkapan mandi. Dianjurkan tidak duduk diatas kloset di wc umum atau biasakan
mengelap dudukan kloset sebelum menggunakannya.
13. Pola hidup sehat yaitu diet yang seimbang, olahraga rutin, istirahat yang cukup , hindari
rokok, dan alkohol serta hindari stress yang berkepanjangan.

LO 2.10 MENJELASKAN KOMPLIKASI LEUKOREA


Infertilitas/masalah kesuburan atau gangguan haid dan penyakit radang panggul, pelvic
inflamatori disease, eczema dan condylomata acuminata sekitar vulva, vulvovaginitis,
uretritis, pada wanita hamil dapat menyebabkan bayi prematur, gangguan perkembangan dan
berat badan lahir rendah (BBLR) terutama akibat bacterial vaginosis dan infeksi
Trichomonas, serta dapat memfasilitasi terjadinya HIV.

LO 2.11 MENJELASKAN PROGNOSIS LEUKOREA


Prognosis flour albus baik akan memberikan respon terhadap pengobatan dalam beberapa
hari, dan infeksinya dapat disembuhkan walaupun dapat timbul kembali pada 20-30% wanita
walaupun tidak menunjukkan gejala. Dilaporkan terjadi perbaikan spontan pada lebih dari
1/3 kasus. Dengan pengobatan yang tepat dapat memberi angka kesembuhan yang tinggi (84-
96%). Dengan perawatan kesehatan akan menentukan pengobatan yang lebih efektif

LI 3MEMAHAMI DAN MENJELASKAN PEMERIKSAAN PAP SMEAR


PAP SMEAR

Pemeriksaan Pap Smear untuk pertama kali harus dilakukan segera setelah wanita tersebut mulai
melakukan hubungan seksual dan harus diulangi setelah 1 tahun, karena sel-sel abnormal dapat
terluput dari sekali pemeriksaan. Jika tidak didapati kelainan pada salah satu hasil pemeriksaan Pap
Smear, pemeriksaan dapat dilakukan secara teratur dengan interval 2 tahun sekurang-kurangnya
sampai wanita hamil.
Pengertian Pap Smear

Pap Test (Pap Smear) adalah pemeriksaan sitologik epitel porsio dan endoservik uteri untuk
penentuan adanya perubahan pra ganas maupun ganas di porsio atau servik uteri (Tim PKTP,RSUD
Dr. Soetomo/ FK UNAIR, 2000). Sedangkan menurut Hariyono Winarto dalam seminarnya pada
tanggal 05-10-2008 tentang Pap Smear Sebagai Upaya Menghindari Kanker Leher Rahim Bagi
Wanita Usia Reproduksi, pengertian Pap Test (Pap Smear) adalah suatu pemeriksaan dengan cara
mengusap leher rahim ( scrapping ) untuk mendapatkan sel-sel leher rahim kemudian diperiksa sel-
selnya, agar dapat ditahui terjadinya perubahan atau tidak.
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa Pap Smear adalah pemeriksaan usapan pada leher
rahim untuk mengetahui adanya perubahan sel-sel yang abnormal yang diperiksa dibawah mikroskop.

Tujuan Pap Smear

Menemukan sel abnormal atau sel yang dapat berkembang


menjadi kanker termasuk infeksi HPV . (Ramli, dkk: 2000).
Untuk mendeteksi adanya pra-kanker, ini sangat penting
ditemukan sebelum seseorang menderita kanker.
(Hariyono.W, 2008). Mendeteksi kelainan kelainan yang
terjadi pada sel-sel leher rahim.

Mendeteksi adanya kelainan praganas atau keganasan servik


uteri (Tim PKTP, RSUD Dr. Soetomo / FK UNAIR, 2000).

Syarat Pengambilan Pap Smear

Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan Pap Smear adalah sebagai berikut :

a. Waktu pengambilan minimal 2 minggu setelah menstruasi dimulai dan sebelum menstruasi
berikutnya.
b. Berikan informasi sejujurnya kepada petugas kesehatan tentang riwayat kesehatan dan penyakit yang
pernah diderita

c. Hubungan intim tidak boleh dilakukan dalam 24 jam sebelum pengambilan bahan pemeriksaan.

d. Pembilasan vagina dengan macam-macam cairan kimia tidak boleh dikerjakan dalam 24 jam
sebelumnya.

e. Hindari pemakaian obat-obatan yang dimasukkan ke dalam vagina 48 jam sebelum pemeriksaan.

f. Bila anda sedang minum obat tertentu, informasikan kepada petugas kesehatan, karena ada beberapa
jenis obat yang dapat mempengaruhi hasil analisis sel. (Republika. C, 2007).

Klasifikasi Pap Smear

Negative: tidak ditemukan sel ganas.

Klasifikasi menurut Papanicolau adalah sebagai berikut :

Kelas I : Hanya ditemukan sel-sel normal.

Kelas II : Ditemukan beberapa sel atipik, akan tetapi tidak ada bukti keganasan.

Kelas III : Gambaran sitologi mengesankan ,tetapi tidak konklusif keganasan.

Kelas IV : Gambaran sitologi yang mencurigakan keganasan.

Kelas V : Gambaran sitologi yang menunjukkan keganasan.

Interpretasi hasil pap test menurut Papanicolaou:

1) Kelas I : Identik dengan normal smear pemeriksaan ulang 1 tahun lagi.


2) Kelas II : Menunjukkan adanya infeksi ringan non spesifik, kadang disertai:

(a) Kuman atau virus tertentu.

(b) Sel dengan kariotik ringan.


Pemeriksaan ulang 1 tahun lagi, pengobatan yang sesuai dengan kausalnya
Bila ada erosi atau radang bernanah, pemeriksaan ulang 1 bulan setelah pengobatan.

3) Kelas III : Ditemukannya sel diaknostik sedang dengan keradangan berat. Periksa ulang 1 bulan
sesudah

pengobatan

4) Kelas IV : Ditemukannya sel-sel yang mencurigakan ganas dalam hal demikian dapat ditempuh 3
jalan, yaitu:

(a) Dilakukan biopsi.

(b) Dilakukan pap test ulang segera, dengan skreping lebih dalam diambil 3 sediaan

(c) Rujuk untuk biopsi konfirmasi.

5) Kelas V : Ditemukannya sel-sel ganas. Dalam hal ini seperti ditempuh 3 jalan seperti pada hasil
kelas IV untuk

konfirmasi.
Alat-alat yang diperlukan untuk pengambilan pap test yaitu :

1) Formulir konsultasi sitologi.

2) Spatula ayre yang dimodifikasi dan cytobrush.

3) Kaca benda yang pada satu sisinya telah diberikan tanda/label.

4) Spekulum cocor bebek (gravels) kering.

5) Tabung berisikan larutan fiksasi alcohol 95 %. (Arif Mansjoer, 2000).

Cara pengambilan sediaan :

1) Sebelum memulai prosedur, pastikan bahwa label wadah specimen diisi, pastikan bahwa preparat
diberi label yang menulis tanggal dan nama serta nomor identitas wanita.

2) Gunakan sarung tangan.

3) Insersi spekulum dengan ukuran tepat, visualisasi serviks, fiksasi speculum untuk memperoleh
pajanan yang diperoleh. Pastikan secara cermat membuang setiap materi yang menghalangi
visualisasi serviks/ mengganggu studi sitologi.

4) Salah satu dari 4 metode pengumpulan spesimen berikut untuk apusan pap dapat digunakan :

a. Tempatkan bagian panjang ujung spatula kayu yang ujungnya sedikit runcing/ pengerik plastic
mengenai dan masuk ke dalam mulut eksterna serviks dan tekan. Ambil specimen

b. kanalis servikalis dengan memutar spatula satu lingkaran penuh

c. Ujung kapas aplikator berujung kapas dilembabkan dengan normal saline, insersi aplikator
tersebut ke dalam saluran serviks 2 cm dan putar 3600.

d. Insersi alat gosok sepanjang 1-2 cm ke dalam saluran serviks dan putar 90-1800.

e. Gunakan kombinasi metode untuk metode memasukkan spatula.

5) Sebarkan sel-sel pada preparat yang sudah diberi label. Apabila sel-sel dikumpulkan pada spatula
kayu, tempatkan satu sisi diatas dekat label diatas setengah bagian atas preparat dan usap 1 kali
sampai ke ujung preparat. Kemudian balikkan spatula dan tempatkan sisi datar lain dekat label pada
setengah bagian bawah preparat dan usap satu kali sampai ujung preparat.
6) Segera semprot preparat dengan bahan fiksasi/ masukkan bahan tersebut didalam tabung berisi
larutan fiksasi.(Helen Varney, 2007).

7) Bila fasilitas pewarnaan jauh dari tempat praktek sederhana, dapat dimasukkan dalam
amplop/pembungkus yang dapat menjamin kaca sediaan tidak pecah. Dengan pengambilan sediaan
yang baik, fiksasi dan pewarnaan sediaan baik serta pengamatan mikroskopik yang cermat,
merupakan langkah yang memadai dalam menegakkan diagnosis. (Ramli,dkk, 2000).

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Pemeriksaan Pap Smear

Faktor faktor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan Pap Smear yaitu perubahan sel sel abnormal
pada mulut rahim yang akhirnya dapat terjadi kanker serviks antara lain :

Konseling pra pap smear yang tepat:

1) Waktu pengambilan minimal 2 minggu setelah menstruasi dimulai dan sebelum menstruasi
berikutnya.

2) Berikan informasi sejujurnya kepada petugas kesehatan tentang riwayat kesehatan dan penyakit
yang pernah diderita

3) Hubungan intim tidak boleh dilakukan dalam 24 jam sebelum pengambilan bahan pemeriksaan.

4) Pembilasan vagina dengan macam-macam cairan kimia tidak boleh dikerjakan dalam 24 jam
sebelumnya.

5) Hindari pemakaian obat-obatan yang dimasukkan ke dalam vagina 48 jam sebelum pemeriksaan.

6) Bila anda sedang minum obat tertentu, informasikan kepada petugas kesehatan, karena ada
beberapa jenis obat yang dapat mempengaruhi hasil analisis sel. (Republika. C, 2007).

Cara pengambilan kesediaan

Pengambilan kesediaan yang tak adekuat (62 %), bisa terjadi kegagalan skrining (15 %), interpretasi
(23 %), dan angka positif palsu (3-15 %). Untuk ketepatan diagnostik perlu diperhatikan komponen
dosenviks dan ektoserviks yang diambil dengan gabungan cytobrush dan spatula.
LI 4 MEMAHAMI DAN MENJELASKAN THAHARAH PADA KEPUTIHAN
Keputihan ini umum dialami oleh wanita. Dalam kitab shahih Bukhari disebutkan, suatu ketika ada
beberapa sahabat perempuan datang bertanya kepada Aisyah radhiallahu anha tentang batasan
berakhirnya haidh. Beliau menjawab :



Jangan kalian tergesa-gesa (menetapkan akhir haidh) hingga kalian melihat cairan putih
Ibnu Hajar al-Asqolani dalam kitabnya fathul bari menjelaskan bahwa cairan putih sebagaimana di
sebut hadits di atas menjadi salah satu tanda akhir masa haidh.
Selain jenis keputihan di atas, ada pula keputihan yang terjadi dalam keadaan tidak normal, yang
umumnya dipicu kuman penyakit dan menyebabkan infeksi. Akibatnya, timbul gejala-gejala yang
sangat mengganggu, seperti berubahnya warna cairan menjadi kekuningan hingga kehijauan, jumlah
berlebih, kental, lengket, berbau tidak sedap, terasa sangat gatal atau panas. Dalam khazanah Islam,
keputihan jenis ini biasa disebut dengan cairan putih kekuningan (sufrah )atau cairan putih
kekeruhan (kudrah ). Terkait dengan kedua hal ini, di kitab shahih Bukhari disebutkan bahwa
Sahabat bernama Ummu Athiyyah radhiallahu anha berkata:



Kami tidak menganggap al-kudrah (cairan keruh) dan as-sufrah (cairan kekuningan) sama dengan
haidh
Berdasarkan kedua hadis tersebut dapat disimpulkan :
1. Hukum orang yang mengalami keputihan tidak sama dengan hukum orang yang mengalami
menstruasi. Orang yang sedang keputihan tetap mempunyai kewajiban melaksanakan shalat dan
puasa, serta tidak wajib mandi.
2. Cairan keputihan tersebut hukumnya najis, sama dengan hukumnya air kencing. Oleh karenanya,
apabila ingin melaksanakan shalat, sebelum mengambil wudhu, harus istinjak (cebok), dan
membersihkan badan atau pakaian yang terkena cairan keputihan terlebih dahulu.
Sedangkan apabila cairan keputihan keluar terus-menerus, maka orang yang mengalaminya dihukumi
dharurah/terpaksa, artinya orang tersebut tetap wajib melaksanakan shalat walaupun salah satu syarat
sahnya shalat tidak terpenuhi, yakni sucinya badan dan pakaian dari najis. Menurut ulama Syafiiyah,
ketentuan tersebut bisa dilaksanakan dengan syarat diawali dengan proses membersihkan, istinjak,
wudhu dan kemudian shalat dilakukan secara simultan setelah waktu shalat masuk.(mui.or.id)
Para ulama mengatakan bahwakeputihan itu pada hakikatnya adalah darah penyakit. Di dalam bab
darah wanita, keputihan termasuk ke dalam kelompok darah istihadhah. Darahistihadhah adalah satu
jenis darah dari tiga jenis darah wanita. Darah yang lain adalah darah haidh dan darah nifas.
Berbeda dengan haidh dan nifas, darah istihadhahtidak mewajibkan mandi janabah, tetapi hanya
mewajibkan wudhu'. Namun di sisi lain, darah istihadhah itu sendiri adalah benda najis, sehingga
selain wajib berwudhu' juga wajib untuk dibersihkan sebagaimana layaknya air kencing.
Kalau darah keputihan itu ke luar dan membasahi pakaian, berarti pakaian itu menjadi najis. Tidak
sah hukumnya bila dipakai untuk shalat. Perlu diganti dengan pakaian lain yang suci. Untuk
menghindari gonta ganti pakaian, biasanya para wanita menggunakan pembalut wanita. Sehingga
begitu akan shalat, cukup diganti atau dibuka pembalutnya saja.
DAFTAR PUSTAKA

Amiruddin, D. Fluor Albus in Penyakit Menular Seksual. 2003.LKiS : Jogjakarta


Anindita, Wiki. Santi Martini. 2006. Faktor Resiko Kejadian Kandidiasis vaginalis pada akseptor KB.
Fakultas Kesehatan Masyarakat. UNAIR. Surabaya.
Mansjoer, Arif dll. Kapita selekta kedokteran edisi 3 jilid 1. Media aesculapius: Jakarta
Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan dan Kandungan Dan Keluarga Berencana untuk
pendidikan Bidan, EGC: Jakarta
Sofwan, Achmad. Sistem Reproduksi. 2011. FK YARSI: Jakarta
Textbook Histology. Saunders, 2004
5. Jarvis G.J. The management of gynaecological infections in Obstetric and Gynaecology A Critical
Approach to the Clinical Problems. 1994. Oxford University Press : Oxford

Anda mungkin juga menyukai