General Anesthesia
pada pasien Open Wound Facial &
Entroprion eyelid dextra
Penyusun:
Fahira Adipramesti (1102015068)
Pembimbing:
dr. Andri Julianto, Sp.An-KIC
Anestesi Umum
Suatu keadaan tidak sadar yang bersifat sementara yang diikuti oleh hilangnya rasa
nyeri di seluruh tubuh akibat pemberian obat anestesia
Jenis Anestesi
Lokal/regional Anestesi, pasien dalam keadaan sadar.
◼ Persiapan psikis : beri penjelasan kepada pasien dan keluarga agar tetap tenang
◼ Persiapan fisik :
◼ Menghentikan kebiasaan merokok, minuman keras, atau obat tertentu minimal 2
minggu sebelum anesthesia atau minimal dimulai sejak evaluasi pertama kali di
poliklinik
◼ Melepas protesis atau aksesoris, tidak mengenakan kosmetik
◼ Puasa
◼ Diharuskan pasien mengajak keluarga atau kerabat untuk menemani/menunggu selama
proses pembedahan
◼ Membuat surat persetujuan tindakan medik
Puasa (Mengosongkan Lambung)
Masukan oral
Refleks laring mengalami penurunan selama anestesia. Regurgitasi isi lambung dan kotoran yang
terdapat dalam jalan napas merupakan risiko utama pada pasien-pasien yang menjalani anestesia. Untuk
meminimalkan risiko tersebut, semua pasien yang dijadwalkan untuk operasi elektif dengan anestesia
harus dipantangkan dari masukan oral (puasa) selamaperiode tertentu sebelum induksi anestesia.
Sedatif
Analgesik opiat Analgesik non opiat Hipnotik
Anti cemas, nyaman
Diazepam/valium/stesolid
( amp 2cc = 10mg), dosis
0,1 mg/kgBB
Jenis induksi:
1. Induksi intravena : Disuntikkan scr bolus IV dengan kecepatan 30-60 detik (Thiopental, propofol, ketamin)
2. Induksi intramuscular : suntikan IM (ketamin)
3. Induksi inhalasi : pd bayi atau anak yang belum terpasang jalur IV atau dewasa yang takut disuntik (halotan,
sevofluran)
4. Induksi per rektal : bayi atau anak (thiopental, midazolam)
5. Induksi mencuri : pd anak atau bayi yang sedang tidur. Mencuri inhalasi, sungkup muka tidak ditempelkan di
muka, namun diberi jarak hingga px tertidur lalu ditempelkan.
Persiapan Induksi
S : Scope : Stetoskop untuk mendengarkan suara paru dan jantung. Laringo-Scope, pilih bilah atau daun
(blade) yang sesuai dengan usia pasien. Lampu harus cukup terang.
T : Tube : Pipa trakea. pilih sesuai usia. Usia < 5 tahun tanpa balon (cuffed) dan > 5 tahun
dengan balon (cuffed).
A : Airway : Pipa mulut faring (Guedel, orotracheal airway) atau pipa hidung-faring (naso-
tracheal airway). Pipa ini untuk menahan lidah saat pasien tidak sadar untuk menjaga supaya
lidah tidak menyumbat jalan napas.
T : Tape : Plester untuk fiksasi pipa supaya tidak terdorong atau tercabut.
I : Introducer : Mandrin atau stilet dari kawat dibungkus plastic (kabel) yang mudah
dibengkokan untuk pemandu supaya pipa trakea mudah dimasukkan.
Campuran gas atau uap obat anestesia & oksigen masuk mengikuti
aliran udara inspirasi → mengisi seluruh rongga paru→ mengalami difusi dari
alveoli ke kapiler paru sesuai dengan sifat fisik masing-masing gas.
Konsentrasi minimal fraksi gas atau uap obat anestesia di dalam alveoli
yang sudah menimbulkan efek analgesia pada pasien, dipakai satuan
potensi dari obat anestesia inhalasi tersebut yang populer disebut dengan "MAC"
(minimal alveolarconcentration).
Karakteristik Ideal anestesi inhalasi
• Tidak berbau
• Kerja cepat, dapat dititrasi
• Solubilitas rendah dalam darah – transpor ke otak cepat
• Stabil saat disimpan, tidak berekasi dengan bahan kimia lain
• Tidak dapat terbakar, tidak dapat meledak
• Metabolisme rendah di tubuh, eliminasi cepat, tidak ada efek
akumulatif
• Tidak membuat depresi sistem sirkulasi dan respirasi
Pembagian agen inhalasi
1. Gas:
• Nitrous Oxide (N2O)
Halothane
Isoflurane
Desflurane
∙ Bersifat iritatif thdp jalan napas → batuk ∙ Desfluran merupakan halogenasi eter yang rumus
∙ Komponen hipnotik dlm maintenance, analgetik bangun dan efek klinisnya mirip isofluran.
∙ Mudah menguap → perlu menggunakan vaporizer
ringan & relaksasi otot ringan
khusus (TEC-6).
∙ Pilihan anestetik dalam bedah saraf ∙ Potensinya rendah. Komponen Hipnotik
∙ Efek samping: hipotensi, aritmi, menggigil, konstriksi ∙ Bersifat simpatomimetik menyebabkan takikardia dan
bronkhi, meningkatnya jumlah leukosit. Pasca bedah hipertensi
dapat timbul mual, muntah, dan keadaan tegang ∙ Efek depresi napasnya seperti isofluran dan etran
∙ Sediaan : isofluran 3-3,5% dlm O2; + NO2-O2 = ∙ Merangsang jalan napas atas, sehingga tidak
induksi; maintenance : 0,5%-3% digunakan untuk induksi anestesi
Sevoflurane
∙ Merupakan halogenasi eter
∙ Tidak iritatif → baik untuk induksi
∙ Induksi dan pulih dari anestesi lebih cepat daripada isofluran
∙ Efek terhadap kardiovaskular cukup stabil, jarang menyebabkan aritmia
∙ Efek terhadap sistem saraf pusat seperti isofluran dan belum ada laporan toksik terhadap hepar
∙ Setelah pemberian dihentikan sevofluran cepat dikeluarkan oleh tubuh
Intravenous anesthesia
Obat-Obat Anestesi Intravena
Benzodiazepine
Opioid
● Opioid (morfin,
petidin, fentanil,
sufentanil) untuk
induksi diberikan
dosis tinggi.
● Opioid tidak
mengganggu
kardiovaskular,
sehingga banyak
digunakan untuk
induksi pasien
dengan kelainan
jantung.
Muscle
Relaxants /
Pelemas Otot
Pembagian relaksan berdasarkan mekanisme kerja
1.Nondepolarising
Bergabung dengan reseptor asetilkolin seperti antagonis – merupakan mediator palsu yang
tidak menyebabkan kontraksi otot dan menghambat kerja asetilkolin.
2.Depolarising
Bergabung dengan reseptor Ach, namun tidak mengaktifkan kolinesterase sehingga
menyebabkan depolarisasi yang ditandai oleh fasikulasi lalu disusul oleh relaksasi otot lurik.
Atracurium
MANAGEMENT •
•
Preoksigenasi (denitrogenasi)
Bag dan masker ventilasi
• Intubasi atau penempatan laryngeal
mask airway (jika ada indikasi)
• Konfirmasi pemasangan selang atau
jalan napas yang benar
• Ekstubasi
Peralatan Manajemen
Jalan Napas
• Sumber oksigen,
• Kemampuan ventilasi dengan bag dan masker,
• Laringoskop (direct dan video),
• Beberapa ETT ukuran berbeda dengan stylet dan bougie yang
tersedia,
• Perangkat jalan napas lain (bukan ETT),
• Suction,
• Pulse oximetry dan deteksi CO2,
• Stetoskop,
• Tape,
• Monitor tekanan darah & EKG,
• Akses intravena
Manuver Triple Jalan Napas
Kontraidikasi
A
T
• Mengantar gas anestesi langusng ke dalam
ENDOTRACHEAL trakea , paling sering dibuat dari polivinil
INTUBATION •
klorida.
Pipa trakea dapat dimasukan melalui mulut
(orotracheal tube) atau melalui hidung
(nasotracheal tube).
• Bentuk dan kekakuan ETT dapat diubah
dengan memasukkan stylet.
• Tabung murphy memiliki lubang (mata
Murphy) untuk mengurangi risiko oklusi, jika
bukaan tabung distal berbatasan dengan
karina atau trakea
Indikasi ETT pada anestesi Umum
● Potensi kontaminasi saluran napas. (Lambung
penuh/puasa tidak cukup, refluks gastroesofagus,
perdarahan gastrointesinal atau faring)
● Kebutuhan pembedahan untuk relaksasi otot
● Mempertahankan akses jalan napas tetap aman (ex.
Pasien posisi lateral atau pronasi)
● Operasi pada mulut, sekitar jalan napas atau wajah
● Prosedur pembedahan dengan durasi lama
Laryngeal Mask Airway
Nama : Ny. W
Umur : 51 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jakarta
Pekerjaan : IRT
Status pernikahan : Sudah Menikah
Tanggal MRS : 3 April 2021
Tanggal Operasi : 5 April 2021
ANAMNESIS
KELUHAN UTAMA
Pasien datang dengan keluhan Luka pada dahi dan kelopak mata kanan
Keluhan disertai dengan nyeri dan kelopak mata kanany ang tidak dapat menutup sempurna.
Keluhan lain seperti pusing, mual dan muntah disangkal. Pasien tidak ada pingsan segera
setelah kejadian hingga sekarang.
ANAMNESIS
RIWAYAT PENYAKIT
Riwayat Asma : tidak ada
Diabetes mellitus : Ada
Hipertensi : tidak ada
Alergi obat/makanan : tidak ada
RIWAYAT OPERASI:
- Tidak ada
RIWAYAT PENGOBATAN
Gliquidone, Glimepiride, Acarbose
PEMERIKSAAN FISIK
Antropometri
- BB : 60 kg - IMT : 23,4 (normal)
- TB : 160 cm
PEMERIKSAAN FISIK
Kepala : Normochepal, Tampak vulnus laseratum pada regio frontalis dextra
Mata : OD : Tampak vulnus laseratum dan kontraktur dan entropion
palpebra inferior(+), conjungtiva anemis(-), sklera ikterik (-)
OS : Conjungtiva anemis (-), Sklera ikterik (-)
PLANNING
• Pro release kontraktur, Debridement, flap advancement
(pada periobital & fascial)
PERSIAPAN ANESTESI
LAPORAN ANESTESI
◼ DIAGNOSA PRE-OPERASI :
Open Wound Facial dan entropion lower eyelid
◼ JENIS OPERASI : Release kontraktur + Debridement + Flap
Advancement
◼ RENCANA TEKNIK ANESTESI : General Anestesi
◼ Status Fisik : ASA II
STATUS ANESTESI
● Breathing : • Brain :
• GCS 15 E4M6V5
• Airway tidak ada hambatan jalan • Compos mentis
nafas • Keadaan umum sedang
• Mallampati 1
• Gerakan leher baik kesegala arah • Bladder :
• Tidak terpasang kateter urin
• Respiration rate 20 kali permenit
• Thorax Vesikuler +/+, Rhonki -/-, • Bowel :
Wheezing -/- • Bising usus (+) supel, nyeri
tekan (-)
● Blood :
• Bone :
• Blood pressure 140/100 mmHg • Tidak ada gigi palsu dan gigi
• Heart rate 102 kali permenit goyang
• SpO2 99 % • Tidak ada fraktur dan
deformitas
• CRT < 2 detik
Pre-Operasi : Persiapan Obat
• Informed Consent • Pre medikasi
• Pasien puasa 6 jam pre-operatif - pemasangan IV RL
• Premedikasi di IBS
• Pasang infus 1 jalur
Persiapan Alat
• Stetoskop, Laringoskop
• Endotracheal Tube (ETT) ukuran 7
• Mesin Ventilator
• Sungkup muka dewasa
• Oropharyngeal Airway
• Plester / Tape
• Mandrin / Stillete
• Spuit 10 cc
• Suction
- Intubasi : jaw thrust → lalu memasukan laryngoscope dan ETT no. 7 → selanjutnya
pemberian oksigenasi dengan Oksigen 2L : Nitrous Oxide (N2O) 2L campuran dengan
sevoflurane 2% MCA
- Suara pernapasan: kanan = kiri
- Fiksasi pada kedalaman 21 cm
- Maintenance dgn N2O : O2 = 50% : 50% dan Isoflurane 2% MAC
Intra Operasi
• Lama operasi : 60 menit ( 14:00 – 15:00 WIB )
• Lama anestesi : 75 menit
• Posisi : Supine
Induksi : Propofol 150 mg IV, Fentanyl 160 mcg IV,Rocuronium Bromide 30 mg
Maintenance : O2 2L : N2O 2L Inhalasi Isofluran 2% MAC
Medikasi Intraop :
• Inj. Ketorolac 30mg
• Inj. Neostigmine 1mg
• Inj. Sulfate Atropine 0.5mg
• Inj Dexamethasone 5 mg
• Inj. Piralen 10 mg
Cairan Intraoperatif
RL 500 ml
Paska anestesi
Pasien sadar pada pukul 15.00 dan dipindah ke recovery room pukul 15.10.
TD: 180/100 mmHg, HR: 80 x/menit, RR : Spontan, 20 x/menit
Pemberian cairan : RL 20 tpm
Score Aldrete
• Aktivitas 2
• Pernapasan 2
• Sirkulasi 2
• Kesadaran 2
• Saturasi oksigen 2
• Total skor 10 → Pasien pemulihan
INSTRUKSI POST OPERASI
● Pemantauan kesadaran, tensi, nasi, respirasi tiap 15
menit
● Posisi pasien supine
● Pengelolaan nyeri: Ketorolac
● Penanganan mual muntah : ondansentron
● Diet dan nutrisi: sesuai DPJP
● Obat-obatan lain : sesuai DPJP
● Lain-lain : Sesuai DPJP
TERIMA
KASIH