Anda di halaman 1dari 26

PRESENTASI KASUS

Hernia Inguinalis Medialis Sinistra

Disusun Untuk Memenuhi Syarat Kelulusan Kepaniteraan Klinik

Bagian Ilmu Bedah di Rumah Sakit Umum Daerah Muntilan

Disusun oleh :

Disusun Oleh:

Gina Putri Dwi Lugina (20120310074)

Silviana Andrayani Kurniawan (20120310129)

Pembimbing:

dr. Wawan Suci Nurasti, Sp. B

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2017

HALAMAN PENGESAHAN
Telah disetujui dan disahkan refleksi kasus dengan judul

PERFORASI GASTER

Disusun oleh:

Gina Putri Dwi Lugina (20120310074)

Silviana Andrayani Kurniawan (20120310129)

Telah dipresentasikan

Hari/Tanggal:

Selasa 4 April 2017

Disahkan oleh:

Pembimbing,

dr. Wawan Suci Nurasti, Sp. B


BAB I

STATUS PASIEN

I. IDENTITAS

Nama : Tn. P

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 47 tahun

Agama : Islam

Alamat : Tlatar, Krogowonan, Sawangan

Pekerjaan : Petani

Status : Menikah

II. ANAMNESIS
Keluhan Utama
Terdapat benjolan di selangkangan sebelah kiri
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke Poli RSUD Muntilan dengan keluhan terdapat benjolan di
selangkangan sebelah kiri, benjolan dirasakan semakin lama membesar dan
timbul saat berdiri dan bekerja kemudian hilang saat beristirahat. Pasien mengaku
benjolan tidak nyeri. Benjolan berbentuk bulat dan tidak nyeri jika ditekan.
Pasien merasakan keluhan sejak 3 hari yang lalu, keluhan yang dirasakan berupa
bengkak pada daerah selangkangan kiri , pasien seringkali merasa mual namun
tidak ada muntah. Pasien mengeluh demam 2 hari SMRS, nafsu makan pasien
juga baik, pasien tidak memiliki riwayat penyakit batuk yang lama ataupun buang
air besar yang keras, BAK normal.
Riwayat Penyakit Dahulu
Penyakit diabetes melitus : disangkal
Riwayat Batuk Lama : disangkal
Penyakit asma : disangkal
Penyakit alergi : disangkal
Riwayat Oprasi : 1. Operasi Laparotomi Appendicitis
2. STT punggung
3. Hernia Repair Dextra
Riwayat Penyakit Keluarga
Keluhan serupa pernah di alami oleh ayah pasien
Penyakit diabetes melitus : disangkal
Penyakit asma : disangkal
Penyakit alergi : disangkal
Riwayat Pengobatan
Pasien pernah mengobati keluhan ini sebelumnya di puskesmas.
Riwayat Alergi
Pasien menyangkal adanya alergi terhadap makanan atau obat-obatan tertentu.
Riwayat Sosial
Pasien merupakan seorang petani dan sering mengangkut barang barang berat.
III. PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Keadaan umum : Tampak Sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis
A. Tanda Vital

Tekanan darah : 135/99 mmHg

Frekuensi Nadi : 96 x/menit

Frekuensi Napas : 20 x/menit

Suhu : 36,2C

B. Status Interna
Kepala : Normosefali

Mata : Konjunctiva anemis -/-, sclera ikterik -/-,

pupil bulat isokor diameter 2,5 mm/2,5 mm,

refleks cahaya +/+

Hidung : tidak ada kelainan

Telinga : tidak ada kelainan

Leher : tidak ada kelainan

Thoraks :
Inspeksi : simetris kanan = kiri

Palpasi : vocal fremitus teraba sama di kedua lapang paru

Perkusi : sonor pada kedua lapang paru

Auskultasi : bronkovesikuler

Abdomen :

Inspeksi : Datar, tidak terdapat pelebaran vena

Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), nyeri lepas (-), benjolan (-)

Perkusi : Timpani, nyeri ketok (-), shifting dullnes (-)

Auskultasi : Bising usus (+) normal

Extremitas : tidak ada kelainan

Status Lokalis

Regio inguinal sinistra

Inspeksi

Posisi Berbaring :
Tanpa mengedan atau batuk tidak tampak massa terlihat dan tidak terdapat
tanda-tanda radang. Swelling (+) di daerah inguinal sinistra.
Berdiri :
Saat berdiri pasien diminta untuk mengejan dan tampak benjolan di daerah
selangkangan kiri berukuran 3x3 cm, sebesar telur puyuh.
Palpasi
Teraba massa di regio inguinal sinistra, permukaan rata, nyeri tekan, massa
teraba kenyal dan bisa dimasukkan kembali ke dalam cavum abdominalis.
Finger tip test : dilakukan dan teraba di medial jari.
Thumb test : dilakukan dan teraba benjolan
Auskultasi
Tidak terdengar bunyi peristaltik usus.
Colok Dubur
Sfingter ani mencengkram
Ampula kosong
Tak terasa benjolan
Mukosa licin
Prostat kesan normal
Darah (-)
Feses (-)
Lender (-)

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal


HEMATOLOGI
Leukosit 16.63 ribu 5.0 10 ribu /uL
Eritrosit 5.77 juta 4.5 5.5 juta /uL
Hemoglobin 17.2 13 16 g/dl
Hematokrit 49.4 40-48 %
Trombosit 326 ribu 150 450 ribu /mm3
HITUNG JENIS
Neutrofil 72.6 50-70
Limfosit 21.6 25-40
Monosit 4.6 2-8
Eosinofil 0.8 2-4
Basofil 0.5 0-1
HEMOSTATIS
Masa Pembekuan/CT 5 menit 2-6
Masa Perdarahan/BT 2 menit 1-3
IMUNOSEROLOGI
HBSAG Rapid Negative Negative
KIMIA KLINIK
Gula Darah sewaktu 92 120-140
FUNGSI GINJAL
Ureum 34 15-45
Creatinin 0.86 0.70-1.36

V. DIAGNOSIS KERJA
Hernia Inguinalis Medialis Sinistra
VI. DIAGNOSIS BANDING
Limfadenopati
Hernia Femuralis
VII. PLANNING TERAPI
Diet puasa
Inf. RL 30 tpm
Inj. Ranitidin 1A/12jam
Inj. Ondansentron k/p
Inj. Ketorolac 1A/8 jam
Inj. Ceftriaxone 2gr/24jam
Pro Hernia Repair
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Anatomi Dinding Abdomen


Abdomen merupakan rongga terbesar pada tubuh dan berkelanjutan
3
pada rongga pelvis.Abdomen terletak diantara diafragma dan pelvis.

Batas dinding perut anterolateral oleh McVay secara anatomis


digambarkan sebagai berikut.Bagian atas adalah prosessus xiphoideus dan
arkus kostarum. Bagian Bawah dari medial ke lateral dibatasi oleh simfisis
pubis, ligamentum inguinal, krista pubikum dan krista iliaka. Bagian belakang
3
dibatasi oleh tulang belakang.
Untuk memudahkan deskripsi visceral dan kondisi morbid dari isi di
dalamnya, rongga abdomen dibagi menjadi 9 regio oleh garis imajiner, 2 garis
horizontal dan 2 garis sagital. Garis Horizontal yang membagi abdomen
adalah garis transpyloric dan garis Transtubercular.Sedangkan garis vertikal
yang membagi abdomen adalah garis imajiner yang sejajar dengan mid-
3
clavicular line.
3
9 regio abdomen terdiri dari :
1. Regio hipokondria kanan
2. Regio epigastrika
3. Regio hipokondria kiri
4. Regio lumbalis kanan
5. Regio umbilikalis
6. Regio lumbalis kiri
7. Regio iliaka kanan
8. Regio suprapubik
9. Regio iliaka kiri
B. Anatomi Regio Inguinalis
1. Aponeurosis muskulus obliqus eksternus (MOE)
Merupakan otot ileo inguinal yang paling superficial, yang dimulai
dari costa ke-8 bagian lateral berjalan kearah medio caudal. Fascia
superfiacialis dan fascia profundus dari otot ini menjadi satu setelah mencapai
dinding depan abdomen dan membentuk suatu Aponeurosis MOE, dibagian
medial dekat tuberkulum pubicum, Aponeurosis ini pecahmenjadi 2 bagian,
yaitu: crus superior dan crus inferior.
2. Muskulus Obliqus Abdomis Internus (MOI)
Lapisan otot dibawah MOE, arah sedikit oblique, berjalan dari
pertengahan lateral ligament inguinalis menuju ke cranio medial sampai pada
3
tepi lateral muskulus Rectus Abdominis.
3. Ligamantum Inguinale (Poupart)
Merupakan penebalan bagian bawah aponeurosis muskulus obliqus
3
eksternus.Terletak mulai dari Sias sampai ke ramus superior tulang publis.
4. Ligamentum lakunare (Gimbernat)
Merupakan paling bawah dari ligamentum inguinale dan dibentuk dari
serabut tendon obliqus eksternus yang berasal dari daerah Sias.Ligamentum
ini membentuk sudut kurang dari 45 derajat sebelum melekat pada
ligamentum pektineal.Ligamentum ini membentuk pinggir medial kanalis
3
femoralis.
5. Fasia transversalis
Tipis dan melekat erat serta menutupi muskulus transversus
3
abdominis.
6. Segitiga Hasselbach
Hasselbach tahun (1814) mengemukakan dasar dari segi tiga yang
dibentuk oleh pekten pubis dan ligamentum pektinea. Segitiga ini dibatasi
3
oleh .

Supero-lateral : Pembuluh darah epigastrika inferior Medial : Bagian lateral


rektus abdominis.

Inferior : Ligamentum ingunale.


7.Kanalis Inguinalis
Kanalis inguinalis adalah saluran yang berjalan oblik (miring) dengan
panjang 4 cm dan terletak di atas ligamentum inguinale. Dinding yang
3
membatasi kanalis inguinalis adalah

- Anterior : Dibatasi oleh aponeurosis muskulus obliqus abdominis


eksternus dan 1/3 lateralnya muskulus obliqus internus.
- Posterior: Dibentuk oleh aponeurosis muskulus transversus
abdominis yang bersatu dengan fasia transversalis dan membentuk dinding
posterior dibagian lateral. Bagian medial dibentuk oleh fasia transversa dan
konjoin tendon.
- Superior: Dibentuk oleh serabut tepi bawah muskulus obliqus
internus dan muskulus transversus abdominis dan aponeurosis.
- Inferior : Dibentuk oleh ligamentum inguinale dan lakunare.
3,4
Isi kanalis inguinalis pria
a. Vas deferens
b. 3 arteri yaitu :
1. Arteri spermatika interna
2. Arteri diferential
3.Arteri spermatika eksterna
c. Plexus vena pampiniformis
d. 3 nervus yaitu :
1. Cabang genital dari nervus genitofemoral
2. Nervus ilioinguinalis
3. Serabut simpatis dari plexus hipogastrik
e. 3 lapisan fasia:
1. Fasia spermatika eksterna, lanjutan dari fasia innominate.
2. Lapisan kremaster, berlanjut dengan serabut-serabut muskulus obliqus
abdominis internus.
3. Fasia spermatika interna, perluasan dari fasia transversal.

8. Annulus internus:
Dibentuk oleh ligamentum inguinalis, conjoin tendon ( tepi bawah
muskulus obliqus abdominis internus, dan muskulus transverses
abdominus), dan vasa epigastrika inferior. Annulus ini merupakan tempat
keluarnya funikulus spermatikus dari cavum abdomen ke kanalis
inguinalis. Terletak diantara SIAS dan Tuberkulum pubicum ( 1- 1,5cm
3
diatas ligamentum inguinale).
9. Annulus eksternus:
Terdiri dari crus lateral dan crus medial (merupakan pelekatan aponeurosis
MOE pada tuberkulum pubicum). Annulus ini merupakan keluarnya
n.Illioinguinalis dan funikulus spermatikus ke scrotum.(pada wanita berupa
3,4
round ligament).

8.Kanalis Femoralis
Kanalis femoralis merupakan lubang berbentuk oval dengan diameter
kurang dari 4 cm, dan pada wanita mempunyai diameter lebih lebar dibang
dengan laki-laki.Pada sisi medial femoral sheath dan vena femoralis yang
mengandung limfonodus dan lemak. Di sekelilingnya terdapat beberapa
bagian rigid yaitu pada sisi anterior terdapat ligamentum inguinale, sisi media
terdapat lacuna dari ligamentum inguinale, dan pada sisi posteriornya terdapat
bagian pectineus dari ligamentum inguinale.Cincin yang sempit ini beresiko
tinggi untuk mengalami inkarserasi (terjepitnya usus).Kanalis femoralis
terletak medial dari vena femoralis didalam lakuna vaserum dorsal dari
ligamentum inguinalis, tempat vena saphena magna bermuara didalam vena
femoralis.Foramen ini sempit dan dibatasi oleh pinggir keras dan tajam.Batas
kranio ventral dibentuk oleh ligamentum inguinalis, kaudodorsal oleh pinggir
os pubis yang terdiri dari ligamentum ilio pectineale (ligamentum cooper),
sebelah lateral oleh (sarung) vena femoralis, dan disebelah medial oleh
ligamentum lakunare gimbernati.Hernia femoralis keluar melalui lakuna
vasorum kaudal dari ligamentum inguinale. Keadaan anatomi ini sering
3,4
mengakibatkan inkarserasi hernia femoralis.

C. Pengertian

Hernia adalah suatu penonjolan isi suatu rongga melalui pembukaan yang
abnormal ataukelemahannya suatu area dari suatu dinding pada rongga dimana ia
4
terisi secara normal.
Hernia inguinalis adalah hernia yang melalui anulus inguinalis
internus/lateralis menelusurikanalis inguinalis dan keluar rongga abdomen melalui
4
anulus inguinalis externa/medialis.
4
KOMPONEN HERNIA
3 komponen yang selalu ada pada hernia adalah:
1. Kantong hernia (Pada hernia abdominalis berupa peritoneum parietalis. Tidak
semua hernia memiliki kantong, misalnya hernia incisional, hernia adiposa, hernia
intertitialis)
2. Isi hernia (usus,omentum, organ intra ataupun ekstraperitoneal).
3. Pintu atau leher hernia (cincin hernia, lokus minoris dinding abdomen)

D. Epidemiologi

Tujuh puluh lima persen dari semua kasus hernia di dinding abdomen
muncul didaerahsekitar lipat paha. Hernia indirect lebih banyak daripada
herniadirect yaitu 2:1, dimana hernia femoralis lebih mengambil porsi yang lebih
4
sedikit.
Hernia sisi kanan lebih sering terjadi dari pada di sisi kiri.Perbandingan
pria:wanita pada hernia indirect adalah 7:1. Ada kira-kira 750.000 herniorrhaphy
dilakukan tiap tahunnya di Amerika Serikat, dibandingkan dengan 25.000 untuk
hernia femoralis, 166.000 hernia umbilicalis, 97.000 hernia post insisi dan
5
76.000untuk hernia abdomen lainya.
Hernia femoralis kejadiannya kurang dari 10 % dari semua hernia tetapi40%
dari itu muncul sebagai kasus emergensi dengan inkarserasi atau strangulasi.Hernia
femoralis lebih sering terjadi pada lansia dan laki-laki yang pernah menjalani
operasi hernia inguinal.. meskipun kasus hernia femoralis pada pira dan wanita
adalah sama, insiden hernia femoralis dikalangan wanita 4 kali lebih sering
dibandingkan dikalangan pria, karena secara keseluruhan sedikit insiden hernia
5
inguinalis pada wanita.
E. Etiologi
Penyebab hernia inguinalis adalah :
a. Kelemahan otot dinding abdomen.
1. Kelemahan jaringan
2. Adanya daerah yang luas diligamen inguinal
3. Trauma
b. Peningkatan tekanan intra abdominal
1. Obesitas
2. Mengangkat benda berat
3. Mengejan Konstipasi
4. Kehamilan
5. Batuk kronik
6. Hipertropi prostate

F. Klasifikasi

Berdasarkan arah penonjolannya hernia dibagi menjadi hernia eksterna


dan hernia interna.Hernia eksterna adalah hernia yang menonjol keluar
melalui dinding perut, pinggang, atau perineum.Hernia interna adalah tonjolan
usus tanpa kantong hernia melalui suatu lubang dalam rongga perut, seperti
foramen Winslow, resesus retrosekalis atau defek dapatan pada mesenterium
umpamanya setelah operasi anastomosis usus. Berdasar arah hernia dibagi
menjadi:
I : Hernia Eksterna ( tampak dari luar ).
a. Hernia Inguinalis Lateralis.
b. Hernia Inguinalis Medialis.
c. Hernia Femoralis.
d. Hernia umbilikalis, Sikatrikalis,
Sciatic, Petit, Spigelian dan Perinialis.

II : Hernia Interna ( tidak tampak dari luar).


a. Hernia Obturatoria
b. Hernia diafragmatika
c. Hernia Foramen Winslowi
d. Hernia Ligament Treit
e. Lain lain.

Berdasarkan terjadinya, hernia dibagi atas hernia bawaan atau kongenital


dan hernia yang didapat atau aquisita:
1. Hernia bawaan (congenital) : Timbulnya sejak bayi lahir atau pada
anak-anak, umumnya didapatkan pada hernia inguinalis lateralis, yang
disebabkan karena tidak menutupnya prosesus vaginalis setelah proses
penurunan testis ke skrotum baik sebagian atau seluruhnya.
2.
Hernia didapat (acquired) : Timbul hernia setelah dewasa dan lanjut usia. Hal ini
disebabkan adanya tekanan intra abdominal yang meningkat dan dalam waktu yang
lama, misalnya pada batuk kronis, gangguan proses kencing (BPH), konstipasi
kronis, asites dan sebagainya. Insiden ini semakin meningkat dengan bertambahnya
usia karena otot-otot dinding perut yang sudah lemah, manifestasi klinis
6
umumnya adalah hernia inguinalis medialis.

Menurut sifatnya hernia disebut hernia reponibel bila isi hernia dapat keluar
masuk.Usus keluar ketika berdiri atau mengedan, dan masuk lagi ketika berbaring
atau bila didorong masuk ke perut.Selama hernia masih reponibel, tidak ada
keluhan nyeri atau gejala obstruksi usus.Bila isi kantong tidak dapat kembali ke
perut, hernia disebut hernia ireponibel.Ini biasanya disebabkan oleh perlekatan isi
kantong kepada peritoneumkantong hernia.Hernia ini disebut juga hernia akreta
(perlekatan karena fibrosis).

Saat ini hernia masih tidak ada keluhan nyeri, tidak ada juga tanda sumbatan
usus.Hernia disebut hernia inkarserata atau hernia strangulata bila isinya terjepit
oleh cincin hernia sehingga isi kantong terperangkap dan tidak dapat kembali ke
rongga perut.Akibatnya, terjadi gangguan pasase atau vaskularisasi.Secara klinis,
istilah hernia inkarserata lebih dimaksudkan untuk hernia ireponibel yang disertai
gangguan pasase, sedangkan hernia strangulata digunakan untuk menyebut hernia
ireponibel yang disertai gangguan vaskularisasi. Bila strangulasi hanya menjepit
sebagian dinding usus, hernianya disebut hernia Richter.
Gambar6. Hernia reponibel , Ireponibel dan strangulata
G. Patofisiologi
Hernia berkembang ketika intra abdominal mengalami pertumbuhan tekanan
seperti tekananpada saat mengangkat sesuatu yang berat, pada saat buang air besar
atau batuk yang kuatatau bersin dan perpindahan bagian usus kedaerah otot
abdominal, tekanan yang berlebihanpada daerah abdominal itu tentu saja akan
menyebabkan suatu kelemahan mungkindisebabkan dinding abdominal yang tipis
atau tidak cukup kuatnya pada daerah tersebutdimana kondisi itu ada sejak atau
terjadi dari proses perkembangan yang cukup lama,pembedahan abdominal dan
kegemukan.
Pertama-tama terjadi kerusakan yang sangat kecilpada dinding abdominal,
kemudian terjadi hernia.Karena organ-organ selalu selalu sajamelakukan pekerjaan
yang berat dan berlangsung dalam waktu yang cukup lama, sehingga terjadilah
penonjolan dan mengakibatkan kerusakan yang sangat parah.sehingga
akhirnyamenyebabkan kantung yang terdapat dalam perut menjadi atau mengalami
kelemahan jikasuplai darah terganggu maka berbahaya dan dapat menyebabkan
ganggren.
Hernia inguinalis dapat terjadi karena kongenital atau karena sebab yang
didapat.Insiden hernia meningkat dengan bertambahnya umur karena meningkatnya
penyakit yang meninggikan tekanan intra abdomen dan jaringan penunjang
berkurang kekuatannya.Dalamkeadaan relaksasi otot dinding perut, bagian yang
membatasi anulus internus turut kendur.
Pada keadaan ini tekanan intra abdomen tidak tinggi dan kanalis inguinalis
berjalan lebihvertikal.Bila otot dinding perut berkontraksi kanalis inguinalis
berjalan lebih transversal dananulus inguinalis tertutup sehingga dapat mencegah
masuknya usus ke dalam kanalisinguinalis. Pada orang dewasa kanalis tersebut
sudah tertutup, tetapi karena kelemahan daerahtersebut maka akan sering
menimbulkan hernia yang disebabkan keadaan peningkatan tekanan intra abdomen.

H. Diagnosis
a. Anamnesis

1. Anamnesa hernia inguinale:


Secara klasik, pada penderita hernia inguinalis biasanya ditemukan keluhan-
keluhan, antara lain
Pada orang dewasa, biasanya penderita datang dengan keluhan adanya
Benjolan dipelipatan paha atau perut bagian bawah pada scrotum
atau labium mayor pada wanita.
Pada bayi dan anak-anak, adanya benjolan yang hilang timbul di
pelipatan paha biasanya diketahui oleh orang tuanya.
Benjolan timbul pada waktu terjadi peningkatan tekanan intra
abdominal, misalnya mengejan, menangis, batuk, atau mengangkat
beban berat. Benjolan akan menghilang atau mengecil ketika penderita
berbaring (reponibilis), tidak dapat kembali atau tidak menghilang
ketika berbaring (irreponibilis)
Keluhan nyeri jarang dijumpai, kalau ada biasanya dirasakan di daerah
epigastrium atau paraumbilikal berupa nyeri visceral karena regangan
pada mesenterium sewaktu segmen usus halus masuk kedalam
kantong hernia
Nyeri yang disertai mual atau muntah baru timbul kalau terjadi
inkarserata karena illeus (dengan gambaran obstruksi usus dan
gangguan keseimbangan cairan elektrolit dan asam basa), atau
strangulasi karena nekrosis atau gangrene (akibat adanya gangguan
vaskularisasi)
Faktor-faktor predisposisi, antara lain:
Pekerjaan (mengangkat-angkat beban berat, atlet angkat besi, tentara,
kuli bangunan, dll)
Penyakit ataupun gangguan kronis (BPH, stricture urethra, batuk
kronis, ascites, atau susah BAB)
Faktor usia, semakin tua, otot-otot dinding abdomen semakin lemah.

Factor kegemukan (obesitas)

- Ananmnesa hernia femoralis:


Keluhan biasanya berupa benjolan di lipat paha yang muncul terutama
pada waktu melakukan kegiatan menaikkan tekanan intraabdomen seperti
mengangkat barang dan batuk.Benjolan ini hilang pada waktu berbaring.
Sering penderita dating ke dokter atau ke rumah sakit dengan hernia
strangulate. Pada pemeriksaan fisik ditemukan benjolan lunak di lipat paha di
bawah ligamentum inguinaloe di medial v.femoralis dan lateral tuberkulum
pubikum. Tidak jarang yang lebih jelas adalah tanda sumbatan usus,
sedangkan benjolan di lipat paha tidak ditemukan, karena kecilnya atau
penderita gemuk.
b. Pemeriksaan Fisik

I. INSPEKSI

Tampak benjolan dilipatan paha simetris atau asimetris pada posisi


berdiri. Apabila tidak didapatkan benjolan, penderita kita minta untuk
melakukan manuver valsava.
Benjolan berbentuk lonjong (HIL) atau bulat (HIM)
Tanda-tanda radang ada atau tidak, pada hernia inguinalis biasanya
tanda radang (-).
II. PALPASI

Dilakukan dalam keadaan ada benjolan hernia, bila tidak tampak


benjolan penderita diminta mengejan atau melakukan manuver
valsava.
Tentukan konsistensinya
Lakukan reposisi (bisa masuk atau tidak)
Kompresable umumnya (+)
Untuk membedakan antara hernia inguinalis lateralis dan medialis dapat
dilakukan beberapa macam test (provokasi test)
III. AUSKULTASI

Tidak ditemukan suara bising usus (diatas benjolan)

c. Pemeriksaan khusus
ZIEMANS TEST

Penderita dalam keadaan berdiri atau.Bilamana kantong hernia terisi, kita


masukkan dulu kedalam kavum abdomen.Untuk memeriksa bagian kanan
digunakan tangan kanan dan sebaliknya. Test ini dapat dikerjakan pada penderita
laki-laki ataupun perempuan.
Dengan jari kedua tangan pemeriksa diletakkan diatas annulus inguinalis
internus ( 1,5 cm diatas pertengahan SIAS dan tuberkulum pubikum), jari
ketiga diletakkan pada annulus inguinalis ekternus dan jari keempat pada fossa
ovalis. Penderita disuruh mengejan maka timbul dorongan pada salah satu jari
tersebut diatas.Bilamana dorongan pada jari kedua berarti hernia inguinalis
lateralis, bila pada jari ketiga berarti hernia inguinalis medialis dan bila pada jari
keempat berarti hernia femoralis.
THUMB TEST
Penderita dalam posisi tidur telentang atau pada posisi berdiri. Setelah benjolan
dimasukkan kedalam rongga perut, ibu jari kita tekankan pada annulus
internus.Penderita disuruh mengejan atau meniup dengan hidung atau mulut
tertutup atau batuk.Bila benjolan keluar waktu mengejan berarti hernia inguinalis
medialis dan bila tidak keluar berarti hernia inguinalis lateralis.

d. Pemeriksaan Penunjang
a)Darah lengkap : peningkatan darah lengkap adalah indikasi
indikasi dari proses inflamasi, penurunan darah lengkap dapat
mengarah pada proses-proses viral (membutuhkan evaluasi karena
sistem imun mungkin tidak berfungsi).

b) Elektrolit : ketidakseimbangan akan mengganggu fungsi organ,


misalnya penurunan kalium akan mempengaruhi kontraktilitas otot
jantung, mengarah kepada penurunan curah jantung.
c) Urinalisis : Munculnya sel darah merah atau bakteri yang
mengindikasikan infeksi

d) Gas Darah Arteri : mengevaluasi status pernafasan terakhir.

e) Elektrokardiografi (EKG) : penemuan akan sesuatu yang tidak


normal membutuhkan prioritas perhatian untuk memberikan
anestesi ( Doenges, 2000).

B. Penatalaksaan
a. Non Operatif
pengobatan konservatif terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan pemakaian
penyangga atau penunjang untuk mempertahankan isi hernia yang telah direposisi
(pemakaian sabuk TRUSS). Indikasinya adalah :
Bila menolak operasi
Disertai penyakit berat yang dapat meningkatkan tekanan intraabdominal
(ascites, cirrhosis hepatic, tumor paru)
Hernia Inguinalis Medialis ukuran kecil dan belum
4
mengganggu (atasi dulu factor penyebabnya)

b. Operatif

IV. Pada Hernia inguinalis:

Hernia inguinalis dengan komplikasi inkarserata ataupun stangulata.


Hernia inguinalis lateralis pada anak maupun dewasa (reponibilis atau
irreponibilis)
4
Hernia inguinalis medialis yang cukup besar dan mengganggu.

MACAM OPERASI
1. Herniotomy, yaitu: membuang kantong hernia seproximal mungkin,
terutama pada anak-anak karena dasarnya adalah congenital tanpa adanya
kelemahan dinding perut.
2. Herniorrhapy, yaitu: herniotomy disertai tindakan bedah untuk
memperkuat dinding perut bagian bawah di belakang kanalis inguinalis
(hernioplasty).
Untuk tindakan bedah ini (hernioplasty) ada 3 macam:
Bassini: Menjahit conjoint tendon dengan ligament inguinal
untuk memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis. Funiculus
spermaticus tetap berada di kanalis inguinalis.
Halstedt : Jahitan seperti bassini tetapi funiculus spermaticus
berada diatas aponeurosis MOEdibawah kulit.
Fergusson : Conjoint tendon dijahitkan pada lig. Inguinal diatas funiculus
spermaticus, kecuali pada daerah annulus eksternus dimana tempat
funiculus keluar menuju skrotum.
Saat ini sering digunakan prolene mesh (mersilen mesh) untuk menutup atau
2
memperkuat dinding belakang canalis inguinalis.

C. Prognosis
Prognosa tergantung pada keadaan umum penderita serta ketepatan
penanganan.Tapi pada umumnya baik karena kekambuhan setelah operasi jarang
terjadi, kecuali pada hernia berulang atau hernia yang besar yang memerlukan
penggunaan materi prostesis.Pada penyakit hernia ini yang penting adalah mencegah
6
faktor predisposisinya.

D. Komplikasi
Terjadi perlekatan antara isi hernia dengan kantong hernia, sehingga isi hernia
tidakdapat dimasukkan kembali (hernia inguinalis lateralis ireponibilis). Pada
keadaan inibelum ada gangguan penyaluran isi usus.
Terjadi penekanan pada cincin hernia, akibatnya makin banyak usus yang masuk.
Cincinhernia menjadi relatif sempit dan dapat menimbulkan gangguan penyaluran
isi usus.Keadaan ini disebut hernia inguinalis lateralis incarcerata.
Bila incarcerata dibiarkan, maka timbul edema sehingga terjadi penekanan
pembuluhdarah dan terjadi nekrosis. Keadaan ini disebut hernia inguinalis lateralis
strangulata.
Timbul edema bila terjadi obstruksi usus yang kemudian menekan
pembuluh darah dankemudian timbul nekrosis.
Bila terjadi penyumbatan dan perdarahan akan timbul perut kembung, muntah
danobstipasi.
Bila isi perut terjepit dapat terjadi: shock, demam, asidosis metabolik, abses.

KOMPLIKASI POST OPERASI

A. Hematoma (pada luka atau pada skrotum)


B. Infeksi pada luka operasi
C. Nyeri kronis
D. Nyeri dan pembengkakan testis yang menyebabkan atrofi testis
E. Rekurensi / residif
F. Cedera v.Femoralis, n.Illionguinalis, n.Illiofemoralis, duktus deferens, atau
4
buli-buli.
DAFTAR PUSTAKA

1. Abdus Sjukur, Soetamto Wibowo, Harun Al Rasjid, Soetrisno Alibasah, A.H


Hamami, Poerwadi, Kustiyo. 1994., Hernia Inguinalis dan Femoralis. Dalam
: Pedoman Diagnosis dan Terapi Rumah Sakit Umum Dokter Soetomo, Surabaya
: Lab/UPF Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Umum Universitas Airlangga
Rumah Sakit Umum Dokter Soetomo Surabaya. 83-85
2. Fitzgibbons R J, Ahluwalia H S. 2006. Inguinal Hernia. Schwartz Manual of
Surgery, eigth edition. USA: McGraw-Hills Companies. 920-942
3. Gray Henry, 2000. grays anatomy of human body XII. Surface anatomy and
surface markings, Bartleby. Philadelphia.350-351
4. Lutfi Achmad, Thalut Kamardi. 2007. Dinding Perut, Hernia, Retroperitonium,
dan Omentum. Buku Ajar Ilmu Bedah,edisi 3. EGC. 615- 641
5. Townsend, Courtney M. 2004. Hernias. Sabiston Textbook of Surgery. 17th
Edition. Philadelphia. Elsevier Saunders. 1199-1217.
th
6. W. Steve Eubanks M. D. 2004. Hernia. Sabiston Textbook of Surgery. 16
Edition. Philadelphia. Elsevier Saunders. 783-800
7. Way L.W. 2003. Hernia and Other Lesions of Abdominal Wall. Current Surgical
Diagnosis and Treatment, ninth edition. Prentice Hall International Inc. 700-710

Anda mungkin juga menyukai