ILEUS OBSTRUKSI
OLEH :
FIRMAWATI AR.
PEMBIMBING :
dr. Mahyuddin Rasyid , Sp.B, FINASC, FICS
1
HALAMAN PENGESAHAN
Telah menyelesaikan tugas laporan kasus dalam rangka kepaniteraan klinik pada
bagian Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia.
Menyetujui,
2
BAB I
LAPORAN KASUS
Umur : 78 Tahun
Pekerjaan : Pensiunan
Agama : Islam
Anamnesis
Nyeri perut dialami sejak 1 minggu yang lalu. Nyeri dirasakan awalnya hilang
timbul, sekarang terus menerus. Pasien belum pernah BAB sejak kurang lebih
7 hari yang lalu.Riwayat diare dan konsumsi lodia 2 tablet. Sejak saat itu
pasien tidak BAB. Mual (-), muntah (-), demam (-) hipertensi disangkal,
riwayat DM disangkal.
Pemeriksaan Fisis :
b. Status gizi:
BB : 58 kg
TB : 160 cm
3
IMT : BB/TB2 = 58 kg/ (1,62 m2) = 22,6 kg/m2
(normal)
c. Status vitalis:
T : 120/80 mmHg
N: 84 x/menit
P : 20 x/menit
S : 360C
d. Kepala:
Bentuk bulat
Ukuran normochepal
e. Leher:
4
Hematom (-)
f. Thorax:
sikatrik (-).
g. Jantung:
P : Pekak relatif
h. Abdomen:
5
A : Peristaltik (+) kesan meningkat
P : Nyeri tekan (-), massa tumor (-), hepar tidak teraba, lien tidak
teraba
i. Extremitas:
Pemeriksaan Penunjang
Tanggal : 17-04-2017
Hasil Pemeriksaan :
6
Gambar 2.1. Foto Abdomen posisi supine, erect, left lateral decubitus.
Tangggal 17-04-2017
Hasil Pemeriksaan :
Buli-buli kosong
7
Gambar 2.2. USG abdomen, gamabaran ileus
Pemeriksaan Nilai
Hasil Pemeriksaan
Normal
Rutin
Hemoglobin 12,4 11-17 g/dL
Hematokrit 37 35-55 %
Leukosit 7.400 4.000-12.000
Trombosit 197.000 150-400 ribu/mm3
Kimia Darah
SGPT 23 5-41 u/l
8
SGOT 44 5-38 u/L
Kreatinin 1,9 0,5-1,2 mg/dL
Urea 88 15-40 mg/dL
Diagnosis
Ileus obstruksi
- IVFD RL 20 tpm
- Diatab 2x1
- Alinamin F/12jam/iv
- Amlodipin 5 1x1
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi
a. Usus Halus
dewasa, yang terbagi atas tiga segmen yaitu duodenum, jejunum, dan
dari jejunum oleh batas ligamentum Treitz. Jejunum dan ileum terletak
Tak ada batas anatomi yang jelas untuk membedakan antara jejunum dan
ileum; 40% panjang dari jejunoileal di yakini sebagai jejunum dan 60%
ileosekal.5
Pada manusia dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter,
1-2 meter adalah bagian usus kosong atau disebut juga jejunum. Usus
penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada
sistem pencernaan manusia, ini memiliki panjang sekitar 2-4 meter dan
terletak setelah duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu
10
atau appendiks. Ileum memiliki pH atara 7 dan 8 (netral atau sedikit
empedu.5
Usus halus terdiri atas lipatan mukosa yang disebut plika sirkularis
usus halus dan kolon. Lipatan ini akan terlihat lebih jelas pada bagian
proksimal usus halus daripada distal. Hal lain yang juga dapat digunakan
mesentrial yang lebih sedikit dan vasa rekta yang lebih panjang.
b. Usus Besar
11
Usus besar terdapat diantara anus dan ujung terminal ileum,
lebarnya 5-6cm. Usus besar terdiri atas segmen awal (sekum), dan kolon
makanan dan yang tidak tercerna dan tidak diabsorpsi di dalam usus
muskularis eksternus usus halus. Residu yang memasuki usus besar itu
berbentuk semi cair; saat mencapai bagian akhir usus besar, residu ini
terdapat usus halus, sel-sel goblet pada epitel usus besar jauh lebih
banyak dibandingkan dengan usus halus. Sel goblet ini juga bertambah
dari dari bagian sekum ke kolon sigmoid. Usus besar ini tidak memiliki
c. Suplai Vaskuler
12
Usus halus diperdarahi oleh arteri mesenterika superior yang
merupakan cabang dari aorta tepat dibawah arteri soelika. Arteri ini
vena porta.7
tranversum) : (1) Ileokolika, (2) kolika dekstra, (3) kolika media, dan
d. Pembuluh limfe
13
pancreoticoduodenalis ke nodi lymphatici mesenteries superior sekitar
kolika. Untuk kolon ascendens dan dua pertiga dari kolon tranversum
sedangkan yang berasal dari sepertiga distal kolon tranversum dan kolon
e. Persarafan
untuk jejunum dan ileum berasal dari saraf simpatis dan parasimpatis
submukosa.8
14
Persarafan usus besra dilakukan oleh system saraf otonom dengan
serabut saraf simpatis dan parasimpatis nervus vagus dari pleksus saraf
B. Fisiologi
absorbsi nutrisi, air, elektrolit dan mineral. Proses pencernaan dimulai dari
dalam mulut dan lambung oleh kerja ptyalin, asam klorida dan pepsin
lemak dan protein menjadi zat-zat yang lebih sederhana. Adanya bikarbonat
15
Proses pencernaan disempurnakan oleh sejumlah enzim dalam getah
peristaltic mendorong isi dari salah satu ujung ke ujung lainya dengan
kecepatan yang sesuai untuk absorbsi optimal dan suplai kontinyu isi
lemak dan protein melalui dinding usus ke sirkulasi darah dan limfe untuk
digunakan oleh sel-sel tubuh. Selain itu, air, elektrolit dan vitamin juga
atau gerak peristaltic yang mendorong makanan kea rah usus besar.10
Kontraksi usus halus disebabkan oleh aktivitas otot polos usus halus
yang terdiri dari 2 lapis, yaitu lapisan otot longitudinal dan otot sirkuler.
absorbs.9
16
Kontraksi segmentasi berlangsung oleh karena adanya gelombang
lambat yang merupakan basic electric rhytm (BER) dari otot polos saluran
usus halus mendorong makanan menuju kearah kolon dengan kecepatan 0,5
bagian distal. Gerakan peristaltic ini sangat lemah dan biasanya menghilang
yang disebabkan oleh adanya sel-sel pace maker yang terdapat pada dinding
usus halus, diamana aktivitas dari sel-sel ini dipengaruhi oleh sitem saraf
terhambat selama beberapa jam sampai seorang makan lagi. Pada saat
beberapa lama pada daerah ileum oleh sfingter ileocaecal berfungsi agar
makanan dapat diabsorbi pada daerah ini. Katup ileocaecal berfungsi untuk
17
Fungsi sfingter ileocaecal diatur oleh mekanisme umpan balik. Bila
C. Definisi
D. Etiologi
Ileus obstruktif sering dijumpai dan merupakan penyebab terbesar
pembedahan pada akut abdomen. Hal ini terjadi ketika udara dan hasil
sekresi tak dapat melewati lumen intestinal karena adanya sumbatan yang
18
2. intramural atau lesi intrinsik dari dinding usus
intestinal.
biasanya terjadi melalui satu mekanisme utama. Satu pertiga dari seluruh
pasien yang mengalami ileus obstruktif, ternyata dijumpai lebih dari satu
penyebab utama dari terjadinya obstruksi usus halus. Pada pasien yang tidak
19
dan berbagai hal yang berkaitan dengan kasus ginekologi harus dipikirkan.
komplikasi dari kehamilan dan kelahiran. Kanker harus dipikirkan bila ileus
obstruktif ini terjadi pada orang tua. Metastasis dari genitourinaria, kolon,
karsinoma kolorektal.13
akut dalam waktu 4 minggu pasca operasi atau dekade obstruksi kronis
lainnya termasuk tumor ganas (20%), hernia (10%), penyakit inflamasi usus
dan intususepsi.14
Benda Asing
20
- Iatrogenik - Atresia, stenosis, dan
- Tertelan webs
- Batu Empedu Hernia - Divertikulum Meckel
- Cacing - Eksternal
- Internal
Intususepsi Massa Inflamasi
- Tumor Jinak
Post Operatif
- Karsinoma
Volvulus - Karsinoid
- Limpoma
- Sarcoma
Trauma
E. Klasifikasi
kelompok:15
21
1. Ileus obstruktif sederhana, dimana obstruksi tidak disertai dengan
dengan nekrosis atau gangren yang ditandai dengan gejala umum berat
3. Ileus obstruktif jenis gelung tertutup, dimana terjadi bila jalan masuk dan
keluar suatu gelung usus tersumbat, dimana paling sedikit terdapat dua
tempat obstruksi.
1. Ileus obstruktif usus halus, yaitu obstruksi letak tinggi dimana mengenai
2. Ileus obstruktif usus besar, yaitu obstruksi letak rendah yang mengenai
F. Patofisiologi
besar cairan ini akan diabsorbsi di intestinal bagian distal dan kolon. Ileus
proksimal daerah obstruksi serta kegagalan isi lumen untuk mencapai daerah
22
distal dari obstruksi. Akumulasi cairan intralumen proksimal daerah
obstruksi terjadi dalam beberapa jam dan akibat beberapa faktor. Asupan
cairan dan sekresi lumen yang terus bertambah terkumpul dalam intestinal.
akibat akumulasi sekresi GI dan udara yang tertelan. Dilatasi usus ini
(12%), dan Karbon Dioksida (8%), yang komposisinya mirip dengan udara
bebas. Hanya karbon dioksida yang memiliki cukup tekanan parsial untuk
23
pada tingkat akhir terjadi ileus. Bagian distal obstruksi segera menjadi
terbebaskan.
serupa juga terjadi pada absorbsi dan sekresi dari Natrium dan Khlorida.
atau endotoksin.
jika tingkat obstruksi proksimal. Hilangnya cairan dan dehidrasi berat dan
24
berkontribusi terhadap peningkatan morbiditas dan mortalitasPemasangan
komplikasi yang sering dari obstruksi letak tinggi. Hipovolemia yang tak
kematian.
25
Gambar 4 .Patofisiologi Ileus Obstruktif.13
Strangulasi
obtruksi dari intestinal. Hal ini dapat terjadi karena adanya penekanan
langsung dari vasa mesenteric atau sebagai akibat perubahan lokal pada
yang disebabkan oleh hernia dan volvulus. Obstruksi strangulasi pada kolon
usus besar dan perdarahan serta thrombosis dari arteri dan vena. Peningkatan
pertumbuhan bakteri terjadi dalam beberapa jam setelah strangulasi. Hal ini
pankreas dan radikal bebas. Mukosa pada intestinal lebih peka terhadap
mukosa, bakteri dan toksin dapat dengan segera berpindah tempat dari
dan sirkulasi sistemik. Hal ini dapat menyebabkan iskemia, sepsis, perforasi
26
frank yang dapat disertai dengan peritonitis dan kematian akibat syok sepsis.
Volvulus
sebab yang paling sering dan dapat juga menyebabkan terjadinya perputaran
27
Pada obstruksi parsial, lumen tak sepenuhnya tersumbat. Adhesi
Obstruksi kolon
terbatas pada absorbsi. Akumulasi Cairan dan gas di kolon terjadi lebih
lambat karena posisinya yang berada paling distal dari saluran pencernaan
dan karena sebagian besar cairan telah diabsorbsi di usus halus. Distensi
yang terjadi secara perlahan ini memungkinkan kolon untuk beradaptasi dan
rupture. Rupture dapat disebabkan oleh iskemia yang terjadi pada dinding
kolon, diastasis dari lapisan otot, ataupun karena invasi bakteri di dinding
hiperperistaltik.
28
Tabel 3. Perbedaan ileus obstruktif usus halus dan usus besar.18
G. Manifestasi Klinis
strangulasi. Tidak ada gambaran klinis khas untuk mendeteksi awal obstruksi
strangulasi. Nyeri perut sering digambarkan sebagai kram perut dan sifatnya
perkiraan dan sifat obstruksi. Biasanya rasa sakit yang terjadi dalam jangka
waktu yang lebih singkat dan nyeri kolik disertai dengan muntah
lama (beberapa hari), bersifat progresif, dan disertai dengan distensi abdomen
Gejala utama dari obstruksi ialah nyeri kolik, mual dan muntah dan
obstipasi. Adanya flatus atau feses selama 6-12 jam setelah gejala merupakan
29
ciri khas dari obstruksi parsial. Nyeri kram abdomen bisa merupakan gejala
intermiten, nyeri kolik juga menyertai. Saat nyeri menetap dan terus menerus
yang akan sangat terlihat pada obstruksi usus halus bagian distal ileum, atau
distensi bisa tak terjadi bila obstruksi terjadi di bagian proksimal usus halus,
lebih sering saat telah terjadi akumulasi cairan di lumen intestinal. Derajat
muntah linear dengan tingkat obstruksi, menjadi tanda yang lebih sering
ditemukan pada obstruksi letak tinggi. Obstruksi letak tinggi juga ditandai
dengan bilios vomiting dan letak rendah muntah lebih bersifat malodorus.12
terjadi pada obstruksi letak tinggi karena perjalan isi lumen di bawah daerah
obstruksi. Diare yang terus menerus dapat juga menjadi tanda adanya
obstruksi partial.19
30
Tanda-tanda pada pemeriksaan fisik dapat saja normal pada awalnya,
namun distensi akan segera terjadi, terutama pada obstruksi letak rendah.
Tanda awal yang muncul ialah penderita segera mengalami dehidrasi. Massa
kategori : loud, high pitch dengan burst ataupun rushes yang merupakan
tanda awal terjadinya obstruksi mekanik. Saat bising usus tak terdengar dapat
terjadinya infark. Seiring waktu, dehidrasi menjadi lebih berat dan tanda-
adanya hernia serta rectal toucher untuk mengetahui adanya darah atau massa
demam, takikardia, dan nyeri tekan bisa tak terdeteksi pada 10-15% pasien
Pada obstruksi karena strangulasi bisa terdapat takikardia, nyeri tekan lokal,
demam, leukositosis dan asidosis. Level serum dari amylase, lipase, lactate
bahwa parameter ini tak dapat digunakan untuk membedakan antara obstruksi
H. Diagnosis
Diagnosis ileus obstruktif tidak sulit; salah satu yang hampir selalu
harus ditegakkan atas dasar klinik dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik,
31
sebagai konfirmasi dan bukan menunda mulainya terapi yang seharusnya
1. Anamnesis
ileus obstruktif usus halus berwarna kehijaun dan pada ileus obstruktif
proksimal
c. Perut kembung
adanya strangulasi
2. Pemeriksaan Fisik
32
a. Inspeksi
kehilangan turgor kulit maupun mulut dan lidah kering. Pada abdomen
penderita mendapat serangan kolik yang disertai mual dan muntah dan
juga pada ileus obstruksi yang berat. Penderita tampak gelisah dan
33
3). Ileus letak rendah : di colon dengan kembung terasa di seluruh
region perut
b. Palpasi
Distensi perut dan tidak nyeri tekan (kecuali pada saat hiperperistaltik)
mencari adanya tanda iritasi peritoneum apapun atau nyeri tekan, yang
c. Perkusi
d. Auskultasi
(suara seperti air dalam botol yang di kocok / seperti suara ombak.
usus) bisa tidak ada atau menurun parah. Tidak adanya nyeri usus bisa
strangulata.
didapatkan tonus sfingter ani biasanya cukup namun ampula recti sering
34
dan pada pasien yang sudah tua. Mukosa rectum dapat ditemukan licin dan
anorectum maka akan teraba benjolan yang harus kita nilai ukuran,
diameter lumen yang dapat dilewati oleh jari. Nyeri tekan dapat ditemukan
menilai ada tidaknya feses di dalam kubah rektum. Pada ileus obstruktif
usus feses tidak teraba pada colok dubur dan tidak dapat ditemukan pada
adalah riwayat operasi abdomen (curiga akan adanya adhesi) dan adanya
Pemeriksaan yang teliti untuk hernia harus dilakukan. Feses juga harus
3. Pemeriksaan laboratorium
35
diperlukan karena pasien mual muntah tujuannya untuk mengevaluasi
sebagai berikut: 22
b. BUN (Blood Ure Nitrogen) : Jika BUN meningkat, hal ini dapat
36
dan setelah manajemen konservatif gagal, pendekatan laproskopi
setidaknya 2 tampilan yaitu posisi terlentang atau datar dan tegak. Foto
dilaporkan.23
prediktif dari ileus obstruktif letak tinggi dan ileus obstruktif komplit
antara lain: (1) adanya deferensial air-fluid level di usus halus, (2)
dilatasi usus lebih dari 25 mm. Studi ini menemukan bahwa ketika 2
temuan yang hadir, obstruksi kemungkinan besar letak tinggi atau ileus
obstruksi totalis. Ketika temuan kedua ini tidak ada maka ileus
37
70-80% namun spesifisitasnya rendah. Pada foto abdomen dapat
a) distensi usus
b) step-ladder sign
berderet.
berada di proksimal usus halus dan ketika lumen usus dipenuhi oleh
38
Gambar 6. Dilatasi usus.20
39
Gambar 9. Coffee bean appearance.18
b. Enteroclysis
juga untuk membedakan obstruksi parsial dan total. Cara ini berguna
40
juga dapat membedakan adhesi oleh karena metastase, tumor rekuren
negative yang tinggi dan dapat dilakukan dengan dua kontras. Barium
terjadi perforasi.20
kurang penting.
41
g. Pemeriksaan imaging tumor colon27
- Barium enema
- CT Scan
- MRI
- PET Scan
- Kolonoskopi
42
Kolonoskopi merupakan “standar emas” untuk mendiagnosis
I. Penatalaksanaan
cairan intravena dengan cairan salin isotonic seperti Ringer Laktat. Urin
intestinal.21
Dekompresi
Terapi Operatif
43
Secara umum, pasien dengan obstruksi intestinal komplit
bahwa pemasangan tube intubasi yang lama tak akan menimbulkan masalah
tekan atau leukositosis. Namun harus disadari bahwa terapi non operatif ini
pada daerah obstruksi dan penundaan terapi pada strangulasi hingga setelah
hati hati dalam pelepasan adhesi tresebut untuk mencegah terjadinya trauma
pada serosa dan untuk menghindari enterotomi yang tidak perlu. Hernia
incarcerata dapat dilakukan secara manual dari segmen hernia dan dilakukan
penutupan defek.
yang terbaik; walaupun hanya sebagian kecil kasus obstruksi komplit dapat
dapat memberikan hasil yang lebih baik baik daripada by pass yang panjang
44
Pada saat dilakukan eksplorasi, terkadang susah untuk menilai
pada kondisi hangat, salin moistened sponge selama 15-20 menit dan
dan didapatkan adanya peristaltik, berarti segmen usus tersebut aman untuk
ringan.
45
Pada beberapa obstruksi ileus, kadang-kadang dilakukan tindakan
anastomosis.16
Suatu problematik yang sulit pada keadaan pasca bedah adalah distensi
usus yang masih ada. Pada tindakan operatif dekompressi usus, gas dan cairan
yang terkumpul dalam lumen usus tidak boleh dibersihkan sama sekali oleh
diperlukan. Pasca bedah tidak dapat diharapkan fisiologi usus kembali normal,
walaupun terdengar bising usus. Hal tersebut bukan berarti peristaltik usus
diare pasca bedah. Tindakan dekompressi usus dan koreksi air dan elektrolit
serta menjaga keseimbangan asam basa darah dalam batas normal tetap
dilaksanakan pada pasca bedahnya. Pada obstruksi yang lanjut, apalagi bila
telah terjadi strangulasi, monitoring pasca bedah yang teliti diperlukan sampai
selama 6 - 7 hari pasca bedah. Bahaya lain pada masa pasca bedah adalah
toksinemia dan sepsis. Gambaran kliniknya biasanya mulai nampak pada hari
J. Komplikasi
46
Komplikasi pada pasien ileus obstruktif dapat meliputi gangguan
keseimbangan elektrolit dan cairan, serta iskemia dan perforasi usus yang
K. Prognosis
sampai sekitar 35% atau 40%. Prognosisnya baik bila diagnosis dan tindakan
47
KESIMPULAN
Ileus obstruktif adalah kerusakan atau hilangnya pasase isi usus yang disebabkan
oleh sumbatan mekanik. Rintangan pada jalan isi usus akan menyebabkan isi usus
terhalang dan tertimbun di bagian proksimal dari sumbatan, sehingga pada daerah
Adhesi, hernia, dan tumor mencakup 90% etiologi kasus obstruksi mekanik usus
Gejalanya antara lain tidak BAB, tidak kentut, disertai dengan mual, muntah dan
jika kondisi ini berlangsung lama dapat menyebabkan dehidrasi, demam, perut
kembung, nyeri perut diawali dari daerah epigastrik kemudian nyeri dirasakan
DAFTAR PUSTAKA
48
1. Price, S. A. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta:
EGC. 2006. Hal 437-450
2. Eroschenko, V. P. 2003. Atlas Histologi di Fiore dengan Korelasi
Fungsional (9 ed.). (D. Anggraini, T. M. Sikumbang, Eds., & J.
Tambayong, Trans.) Jakarta: EGC
3. Snell, Richard S. 2004. Clinical Anatomy for Medical Students, Fifth
edition, New York
4. Price, S. A. 2003. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.
(S. A. Price, L. McCarty, & Wilson, Eds.) Jakarta: EGC
5. Evers, B. M. 2004. Small Intestine. In T. c. al, Sabiston Textbook Of
Surgery (17 ed., pp. 1339-1340). Philadelphia: Elseviers Saunders
6. Sjamsuhidajat. R, Jong WD. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 2,
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
7. Nobie, B. A. Obstruction, Small Bowel. Retrieved June 6th, 2011, from
emedicine: http://emedicine.medscape.com/article/774140-overview
8. Thompson, J. S. 2005. Intestinal Obstruction, Ileus, and
Pseudoobstruction. In R. H. Bell, L. F. Rikkers, & M. W. Mulholland
(Eds.), Digestive Tract Surgery (Vol. 2, p. 1119). Philadelphia: Lippincott-
Raven Publisher
9. van der Wal JB, Iordens GI, Vrijland WW, van Veen RN, Lange J, Jeekel
J. Adhesion prevention during laparotomy: long-term follow-up of a
randomized clinical trial. Ann Surg. Jun 2011;253(6):1118-21. [Medline].
10. Yates K. 2004. Bowel obstruction. In: Cameron P, Jelinek G, Kelly AM,
Murray L, Brown AFT, Heyworth T, editors. Textbook of adult
emergency medicine. 2nd ed. New York: Churchill Livingstone. p.306-9
11. Ullah S, Khan M, Mumtaz N, Naseer A. 2009. Intestinal Obstruction : A
Spectrum of causes. JPMI 2009 Volume 23 No 2 page 188-92
12. Sheedy SP, Earnest F 4th, Fletcher JG, Fidler JL, Hoskin TL. CT of small-
bowel ischemia associated with obstruction in emergency department
patients: diagnostic performance evaluation. Radiology. Dec
2006;241(3):729-36. [Medline].
13. Bickle IC, Kelly B. 2002. Abdominal X Rays Made Easy: Normal
Radiographs. studentBMJ April 2002;10:102-3
49
14. Sheedy SP, Earnest F 4th, Fletcher JG, Fidler JL, Hoskin TL. CT of small-
bowel ischemia associated with obstruction in emergency department
patients: diagnostic performance evaluation. Radiology. Dec
2006;241(3):729-36. [Medline].
15. Nobie, B. A. Obstruction, Small Bowel. Retrieved June 6th, 2011, from
emedicine: http://emedicine.medscape.com/article/774140-overview
16. Evers, B. M. 2004. Small Intestine. In T. c. al, Sabiston Textbook Of
Surgery (17 ed., pp. 1339-1340). Philadelphia: Elseviers Saunders
18. Thompson WM, Kilani RK, Smith BB, Thomas J, Jaffe TA, Delong DM,
et al. Accuracy of abdominal radiography in acute small-bowel
obstruction: does reviewer experience matter?. AJR Am J Roentgenol. Mar
2007;188(3):W233-8. [Medline].
19. Khan, A. N. (2009, September 11). Small Bowel Obstruction. Retrieved
Agust 24th, 2014, Available at emedicine:
http://emedicine.medscape.com/article/374962-overview
20. Manuaba. M, Tjakra. 2010. Panduan Penatalaksanaan Kanker Solid
Peraboi 2010. Denpasar : Sagung Seto
50