Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN KASUS

 BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA


(BPH)

 
dr. Liana Puspitasari
Pembimbing: dr. Ramzie Nendra D, Sp. U
Pendamping: dr. Fitriana Rohmatunnisa
dr. Ivan Michael

SMF ILMU BEDAH UROLOGI


RS BHAYANGKARA SETUKPA LEMDIKPOL
PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
2023
BAB I : STATUS PENDERITA
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. Juju
Umur : 64 Tahun
Alamat : Kp. Pojok RT 025/010, Kec. Purabaya
Status : Menikah
Agama : Islam
Suku : Sunda

Status Administrasi : BPJS

No. Rekam Medik : 211114

Tanggal Pemeriksaan : 19 Desember 2022

Tanggal Pulang RS : 23 Desember 2022


Keluhan Utama : Nyeri perut
B. ANAMNESIS kiri bawah

Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien datang ke IGD RS Bhayangkara Setukpa dengan
keluhan nyeri perut kiri bawah. Nyeri sudah dirasakan sejak
1 bulan SMRS. Nyeri menjalar ke pinggang kiri. Pasien juga
mengeluhkan nyeri saat BAK, os juga mengeluh sering
terbangun dimalam hari saat tidur karena tidak tahan untuk
menahan BAK, frekuensi BAK malam hari >5x, BAK sedikit-
sedikit, pancaran kencing kurang jauh dan kurang deras.
Keluhan lain seperti demam dirasakan os sejak 2 hari, os
juga mengeluhkan nyeri ulu hati dan mual, tetapi tidak
muntah. Batuk disangkal, BAB lancar dan tidak ada keluhan.
Sebelumnya os belum pernah mengalami keluhan serupa.
Dikeluarga os tidak ada anggota keluarga yang mengalami
keluhan seperti os. Os sudah pernah berobat ke puskesmas
tetapi keluhan masih dirasakan belum hilang.
B. ANAMNESIS

Riwayat Penyakit Dahulu & Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat penyakit yang sama : disangkal


Riwayat darah tinggi : Ya (tidak terkontrol)
Riwayat penyakit gula : disangkal
Riwayat alergi : disangkal
Riwayat sakit ginjal : disangkal
Riwayat penyakit jantung : disangkal
Riwayat sakit kuning/liver : disangkal
Riwayat sakit tenggorokan/penyakit kulit : disangkal
Riwayat konsumsi obat-obatan : disangkal
Riwayat operasi : disangkal
Riwayat rawat inap : disangkal
C. PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum : sakit sedang


Kesadaran : compos mentis
Vital sign
Tensi : 180/80
Nadi : 90 ×/menit reguler-reguler, isi cukup
Pernapasan : 20 ×/menit
Suhu : 37,4°C
Saturasi O2 : 96%
C. PEMERIKSAAN FISIK

Status generalis
 Pemeriksaan kepala
 Bentuk kepala : Mesocephal, simetris, venektasi temporalis (-)
 Rambut : Warna rambut hitam, tidak rontok dan terdistribusi merata
 Mata : Simetris, edema palpebra (-/-) konjungtiva anemis (-/-), sklera
ikterik (-/-), mata cekung (-/-), refleks cahaya (+/+) normal, pupil
isokor diameter 3 mm / 3 mm
 Telinga : Discharge (-/-), deformitas (-)
 Hidung : Discharge (-/-), deformitas (-) dan napas cuping hidung
(-/-)
 Mulut : Bibir pucat (-), bibir sianosis (-), lidah sianosis (-), lidah kotor
(+), lidah tremor (-)
 Pemeriksaan leher : Pembesaran kelenjar tiroid (-), Pembesaran KGB (-)
C. PEMERIKSAAN FISIK
Status generalis
Pemeriksaan thorax
Paru
Inspeksi : Dinding dada tampak simetris dan tidak tampak
ketertinggalan gerak antara hemithorax kanan dan kiri. Kelainan
bentuk dada (-), retraksi intercostalis (-).
Palpasi : Vokal fremitus sinistra = dextra
Perkusi : Perkusi seluruh lapang paru sonor, batas paru-hepar
SIC V LMCD.
Auskultasi : Suara dasar vesikuler +/+, RBH-/-, RBK-/-

Jantung
Inspeksi : Ictus Cordis tampak di SIC V 2 jari medial LMCS
Palpasi : Ictus Cordis teraba pada SIC V 2 jari medial LMCS
Perkusi : Batas atas kanan : SIC II LPSD
Batas atas kiri : SIC II LPSS
Batas bawah kanan : SIC IV LPSD
Batas bawah kiri : SIC V 2 jari medial LMCS
Auskultasi : B I-II reguler, Gallop (-), Murmur (-)
C. PEMERIKSAAN FISIK

Status generalis
Pemeriksaan abdomen
 Inspeksi : datar
 Auskultasi : bising usus (+) terdengar setiap 2-5 detik
(normal)
 Perkusi : timpani, pekak sisi (-), pekak alih (-), nyeri
ketok costo vertebrae (-/+)
 Palpasi : supel, nyeri tekan regio Epigastrium (+),
nyeri tekan regio Iliaca Sinistra (+)
Hepar: tidak teraba pembesaran
Lien : tidak teraba pembesaran
C. PEMERIKSAAN FISIK

Ekstremitas
 Bentuk normal, deformitas (-), Luka (-)
Sianosis perifer (-), petechiea (-) clubbing
finger (-) Palmar erythema (-), Spoon Nail (-)
 Kekuatan otot ektremitas atas dan bawah
5/5
 Akral hangat
 CRT < 2 detik
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
USG Abdomen Bawah
 Ginjal kanan dan kiri ukuran normal,
batas medulla dan kortex tidak tampak
jelas, ketebalan kortex normal, kedua
kalix dan kedua ureter sangat melebar,
tidak tampak jelas batu / SOL
 Vesica Urinaria dinding menebal,
irregular, tampak bayangan
hyperechoic 1cm dan slunge tebal
intralumen
 Prostat ukuran 3,4x4x4,5 cm setara
dengan volume 31-32 cc, tidak tampak
SOL
Kesan
 Hidronefrosis Kedua Ginjal, Grade III-
IV
 Hidroureter Bilateral
 Cystitis Kronis Ec Suspek
Vesikolithiasis
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Tampak udara usus berlebih
Pemeriksaan BNO Polos - Tidak tampak distensi usus yang significant
- Tampak bayangan opak dirongga pelvis setinggi
sacrum 3
- Udara dirongga pelvis minimal
- Kalsifikasi vertebrae Lumbal 1-5
- Tidak tampak kompresi corpus vertebrae lumbalis
- Scoliosis vertebrae lumbal ke kanan

Kesan
 Suspek Vesikolitiasis
 Spondiloartrosis vertebrae lumbal 1-5
 Gambaran meteorismus dengan skibala
 Scoliosis vertebrae lumbal ke kanan
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Trachea ditengah
Pemeriksaan Foto Thorac - Cor membesar
- Sinus tajam
- Diaphragma licin
- Pulmo hillus kasar
- Corakan paru ramai
- Tampak bercak halus inhomogen dan
infiltrate progresif baru pada basal kedua
paru

Kesan
 Tampak gambaran Bronchopneumonia
 Elongation dan kalsifikasi aorta
 Kardiomegali suspek LVH
E. DIAGNOSIS BANDING

 Benign Prostat Hiperplasia

 Hidronefrosis Ginjal bilateral

 Hidronefrosis Ureter Bilateral

 Cystitis ec susp Vesicolithiasis

F. DIAGNOSIS KERJA

Benign Prostat Hiperplasia


G. PENATALAKSANAAN

Farmakologi :

Tatalaksana IGD

 Hydromal 20 tpm

 Omeprazole iv 1 amp

 Ketorolac iv 1 amp

 Paracetamol 500mg po

 Amlodipine 5mg po

 Konsul dr Ramzie SpU


G. PENATALAKSANAAN

Farmakologi :

Advice dr. Ramzie SpU :

 Hydromal 14 tpm
 Ketorolac 2x30mg iv
 Lansoprazole 1x30mg iv
 Ceftriaxone 2x1gr iv
 Harnal 1x0,4mg po
 Amlodipine 1x10mg po
 BNO Polos

 USG Urologi

 
FOLLOW UP
FOLLOW UP
FOLLOW UP
FOLLOW UP
FOLLOW UP
FOLLOW UP
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
*Prostate Hyperplasia adalah suatu
keadaan dimana kelenjar
periuretral prostat mengalami
hiperplasia yang akan mendesak
jaringan prostat yang asli ke
perifer dan menjadi simpai

*Definisi
Prostat adalah organ genitalia pria yang
*Anatomi Prostat
terletak di sebelah inferior buli- buli

dan membungkus uretra posterior.

Prostat berbentuk seperti buah kemiri

dengan ukuran 4 x 32,5 cm dan beratnya

kurang lebih 20 gram.

kelenjar ini terdiri atas jaringan


fibromuskuler dan glandular yang
terbagi dalam beberapa daerah atau zona
yaitu : perifer, sentral, transisional.
Prostat menghasilkan suatu cairan yang
merupakan salah satu komponen dari
cairan ejakulat.
• Teori Dihidrotestosteron
*Etiologi
Untuk pertumbuhan sel kelenjar prostat sangat dibutuhkan suatu metabolit androgen yaitu
dihidrotestosteron atau DHT. Pada berbagai penelitian dikatakan bahwa kadar DHT pada BPH
tidak jauh berbeda dengan kadarnya pada prostat normal, hanya saja pada BPH, aktivitas enzim
5α-reduktase dan jumlah reseptor androgen lebih banyak pada BPH. Hal ini menyebabkan sel
prostat pada BPH lebih sensitif terhadap DHT sehingga replikasi sel lebih banyak terjadi
dibandingkan dengan prostat normal
• Teori Ketidakseimbangan Estrogen dan Testosteron
Pada usia yang semakin tua, kadar testosteron menurun, sedangkan kadar estrogen relatif tetap
sehingga perbandingan antara estrogen dan testosteron relatif meningkat. Telah diketahui
bahwa estrogen di dalam prostat berperan dalam terjadinya proliferasi sel-sel prostat terhadap
rangsangan hormon androgen, meningkatkan jumlah reseptor androgen, dan menurunkan
jumlah kematian sel-sel prostat (apoptosis). Meskipun rangsangan terbentuknya sel-sel baru
akibat rangsangan testosteron menurun, tetapi sel-sel prostat yang telah ada mempunyai umur
yang lebih panjang sehingga masa prostat menjadi lebih besar
• Teori Sel Stem
Di dalam kelenjar prostat dikenal suatu sel stem, yaitu suatu sel yang mempunyai kemampuan
berproliferasi sangat ekstensif. Kehidupan sel ini sangat tergantung pada keberadaan hormon
androgen, sehingga jika hormon ini kadarnya menurun dapat menyebabkan terjadinya
apoptosis. Terjadinya proliferasi sel-sel pada BPH dipostulasikan sebagai ketidaktepatnya
aktivitas sel stem sehingga terjadi produksi yang berlebihan sel stroma maupun sel kelenjar
* Gambaran Klinis
(Gejala)
Obstruktif Iritatif
Hesistency Frequency

Poor stream Nokturia

Intermittency Urgency

Terminal dribbling Disuria

Sensation of incomplete
bladder emptying
* WHO (Internasional Prostate Symptom Score, IPSS)

Jumlah nilai :
0 = baik sekali
1 = baik
2 = kurang baik
3 = kurang
4 = buruk
5 = buruk sekali

Penilaian:
•ringan : skor 0-7
•sedang : skor 8-19
•berat : skor 20-35
*Gambaran Klinis
1. Pemeriksaan fisik

Rectal Touche

• Konsistensi prostat
• Adakah asimetris pada prostat
• Adakah nodul pada prostate
• Apakah batas atas dapat diraba
• Sulcus medianus prostate teraba
atau tidak
2. Pemeriksaan 3. Pemeriksaan pencitraan
laboratorium a.Foto polos abdomen (BNO)
a. Darah : b.Pielografi Intravena (IVP)
*Ureum dan Kreatinins c.Sistogram retrograd
*Elektrolit d.Ultrasonografi (USG)
*Blood urea nitrogen e.Transrektal Ultrasonografi
*Prostate Specific Antigen (TRUS)
(PSA) f.MRI atau CT (jarang
*Gula darah dilakukan)
b. Urin :
*Kultur urin + sensitifitas test
*Urinalisis dan pemeriksaan
mikroskopik
*Sedimen
* 4. Pemeriksaan lain
*Pemeriksaan Tekanan
*Uroflowmetri Pancaran (Pressure Flow
*mengukur laju pancaran Studies)
urin miksi. Laju pancaran *dapat membedakan apakah
urin ditentukan oleh: daya penyebabnya adalah
kontraksi otot detrusor, obstruksi atau daya
tekanan intravesica, kontraksi otot detrusor yang
resistensi uretra melemah.
*normal:12 ml/detik, *menggunakan Abrams-
puncak laju pancaran Griffiths Nomogram.
mendekati 20 ml/detik *Mengukur tekanan
*obstruksi ringan: 6 – 8 intravesica dan laju
ml/detik dengan pancaran urin
puncaknya sekitar 11 – 15 *Pemeriksaan Volume
ml/detik.
Residu Urin
*Komplikasi
* Batu Kandung Kemih
* Hematurias
* Sistitis
* Pielonefritis
* Retensi Urin Akut Atau Kronik
* Refluks Vesiko-Ureter
* Hidroureter
* Hidronefrosis
* Gagal Ginjal
*Penatalakasanaan
*Observasi (Watchful waiting)
Dilakukan jika IPSS <8
*Medikamentosa
*Penghambat adrenergik alfa
(contoh nya Tamsulosin)
*Penghambat enzim 5 alfa reductase
( contohnya finasteride)

*Operatif
*Prostatektomi terbuka
*Trans urethral resection
Prostatectomy (TURP)
*Retropubic infravesika (Terence
millin)
*Suprapubic transvesica/TVP (Freyer)
*Transperineal
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai