Anda di halaman 1dari 3

Bagaimana upaya pemerintah dalam menanggulangi penyakit akibat kerja seperti silicosis

Penerapan K3 di Indonesia diatur oleh


UndangUndang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
Paragraf 5
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pasal 87
(1) Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang
terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan.
(2) Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Dimana kita ketahui silicosis ini merupakan penyakit paru akibat pekerjaan yang disebabkan karena
menghirup debu silika

KEPUTUSAN MENTERI PERTAMBANGAN DAN ENERGI


Nomor : 555.K/26/M.PE/1995
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PERTAMBANGAN UMUM
Bagian Keenam
Pedoman Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Pertambangan
Pasal 23
Bagian
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Pada setiap kegiatan usaha pertambangan berdasarkan pertimbangan jumlah pekerja serta sifat
atau luasnya pekerjaan, Kepala Pelaksana Inspeksi Tambang dapat mewajibkan pengusaha untuk
membentuk unit organisasi yang menangani Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang berada
dibawah pengawasan Kepala Teknik Tambang.

Pasal 27
Pemeriksaan Kesehatan
(1) Para pekerja tambang berhak untuk mendapatkan pemeriksaan kesehatannya yang menjadi
kewajiban perusahaan.
(2) Pekerja tambang harus diperiksa kesehatannya (pemeriksaan menyeluruh) secara berkala
oleh dokter yang berwenang.

Pasal 28
Pendidikan dan Pelatihan
(1) Kepala Teknik Tambang wajib mengadakan pendidikan dan pelatihan untuk pekerja baru,
pekerja tambang untuk tugas baru, pelatihan untuk menghadapi bahaya dan pelatihan
penyegaran tahunan atau pendidikan dan pelatihan lainnya yang ditetapkan oleh Kepala
Pelaksana Inspeksi Tambang.

Pasal 33
Tindakan Mencegah Bahaya
Setiap pekerja tambang wajib untuk :
a. memperhatikan dan menjaga kesehatan dan keselamatan dirinya serta orang-orang lain
yang mungkin terkena dampak dari perbuatannya atau ketidakhadiran ditempat kerjanya;
b. melaksanakan instruksi-instruksi yang diberikan demi keselamatan dan kesehatannya
serta orang lain;
c. menggunakan alat-alat keselamatan dan pelindung diri dengan benar;
Pasal 37
Perawatan Kesehatan Dan Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan

BAB III
LINGKUNGAN TEMPAT KERJA
Bagian Pertama
Pasal 80
Kewajiban Umum
(1) Kepala Teknik Tambang wajib menjamin pekerja agar terlindung terhadap resiko kesehatan
yang diakibatkan pencemaran udara, zat padat, zat kimia, dan bahaya akibat kebisingan,
penerangan dan getaran.
(2) Kepala Teknik Tambang harus menetapkan sistem pengambilan percontoh, pengukuran
udara dan zat padat yang berbahaya, serta pemantauan terhadap kebisingan, penerangan
dan getaran di lingkungan tempat kerja pertambangan dan semua tempat di dalam atau
disekitar pertambangan.
Bagian Kedua
Debu

Pasal 81
Pencegahan
(1) Kepala Teknik Tambang harus :
a. mengambil langkah-langkah untuk mengurangi timbulnya debu pada waktu melakukan
pemboran, peledakan dan pemecahan bijih atau bantuan pada pekerjaan lain di
pertambangan serta membuat peraturan perusahaan untuk meredam atau
mengendalikannya.
b. mewajibkan pekerja tambang untuk memakai alat pelindung debu yang sesuai;
c. membuat peraturan perusahaan tentang pengendalian debut pada setiap tempat kerja,
tempat pemuatan dan penimbunan, tempat pemindahan bahan, tempat pemecahan dan
jalan-jalan angkut yang dapat menimbulkan bahaya yang disebabkan gangguan
penglihatan dan
d. membuat peraturan perusahaan tentang ventilasi mekanis untuk daerah kerja yang
udaranya tidak mengalir, terowongan buntu dan tempat lain yang ventilasinya kurang.
(2) Pada setiap pemuatan bijih atau batuan ke dalam truk atau memindahkannya pada setiap
tempat kerja, harus selalu dibasahi dengan air atau ditutup dengan baik untuk mencegah
terbangnya debu ke udara.
(3) Peralatan yang digunakan untuk mengurangi debu hanya dapat dioperasikan atau
dipindahkan oleh petugas yang berwenang.
(4) Apabila menurut pertimbangan Pelaksana Inspeksi Tambang bahwa debu yang timbul akibat
pekerjaan pertambangan dapat mengganggu atau membahayakan kesehatan dan
menghalangi penglihatan maka Pelaksana Inspeksi Tambang tersebut dapat menetapkan
upaya yang harus dilaksanakan untuk mencegah, mengurangi debu atau melindungi pekerja
dari menghirup debu tersebut. Ketentuan-ketentuan tersebut harus dicatat dalam Buku
Tambang.

Pasal 82
Pengujian
(1) Kepala Pelaksana Inspeksi Tambang dapat menetapkan persyaratan konsentrasi debu pada
setiap lingkungan tempat kerja termasuk jenis alat yang digunakan, ukuran butiran debu yang
dihitung dan nilai ambang batas yang diperkenankan sesuai dengan jenis debu tersebut.
(2) Metoda analisis untuk menentukan kandungan silika bebas dalam debu harus disetujui oleh
Kepala Pelaksana Inspeksi Tambang.
Pasal 83
Alat Pelindung Diri
(1) Perlindungan terhadap pekerja dari udara kotor yang berbahaya sedapat mungkin dilakukan
dengan cara pencegahan pencemaran, mengeluarkan debu dengan kipas angin isap atau
melarutkan dengan udara bersih. Apabila tindakan pengendalian tersebut belum dilaksanakan
maka pekerja pada tempat tersebut harus memakai alat pelindung pernapasan yang sesuai.
(2) Apabila menggunakan alat pelindung pernapasan maka rencana pemilihan alat, perawatan,
pelatihan, pemasangan, pengawasan, pembersihan dan penggunaannya harus memenuhi
persyaratan yang ditentukan oleh instansi yang berwenang.

Anda mungkin juga menyukai