Abses retrofaring adalah suatu peradangan yang disertai pembentukan pus pada daerah retrofaring. Keadaan ini merupakan salah satu infeksi pada leher bagian dalam. INSIDEN
sering terjadi pada anak < 5 tahun. (ruang retrofaring masih berisi kelenjar limfe). Los Angeles 50% kasuS < 3 tahun dan 71% < 6 tahun. Sydney, Australia 55% kasus < 1 tahun (10% neonatus) Doodds, dkk ( 1988 )93 kasus abses leher dalam 9 anak ( 9,6% ) menderita abses retrofaring. Kusuma H ( 1995 ) RSUD Dr. Soetomo Surabaya 57 kasus infeksi leher bagian dalam , 3 orang ( 5,26 % ) menderita abses retrofaring. 4
ISPA Tuberculosis vertebra servikalis Trauma dinding belakang faring ETIOLOGI KLASIFIKASI AKUT Anak-anak <5 tahun ISPA KRONIS Dewasa Infeksi TBC PATOMEKANISME ISPA/trauma Supurasi kelenjar limfe retrofaringeal Abses retrofaringeal DIAGNOSIS 1. Anamnesis 2. Pemeriksaan klinis 3. Laboratorium : a. darah rutin : lekositosis b. kultur spesimen ( hasil aspirasi ) 4. Radiologis : a. Foto jaringan lunak leher lateral b. CT Scan c. MRI
GEJALA KLINIS ANAK demam Sukar menelan, nyeri suara sengau dinding posterior faring bengkak & hiperemis Limfadenopati unilateral kekakuan otot leher air liur menetes obstruksi saluran nafas DEWASA demam sukar dan nyeri menelan rasa sakit di leher keterbatasan gerak leher dispnea PEMERIKSAAN FISIK Pada pemeriksaan faring bisa menunjukkan pembengkakan asimmetri pada dinding orofaring posterolateral dinding posterior faring membengkak ( bulging ) dan hiperemis pada satu sisi. pada palpasi teraba massa yang lunak, berfluktuasi dan nyeri tekan pembesaran kelenjar limfe leher ( biasanya unilateral ). PEMERIKSAAN PENUNJANG Laboratorium : a. darah rutin : lekositosis b. kultur spesimen ( hasil aspirasi ) Radiologis : a. Foto jaringan lunak leher lateral Dijumpai penebalan jaringan lunak retrofaring ( prevertebra ) : - setinggi C2 : > 7 mm ( normal 1 - 7 mm ) pada anak-anak dan dewasa - setinggi C6 : > 14 mm ( anak-anak , N : 5 14 mm ) dan > 22 mm ( dewasa, N : 9 22 mm ) Pembuatan foto dilakukan dengan posisi kepala hiperekstensi dan selama inspirasi. b. CT Scan c. MRI
Foto jaringan lunak leher Penebalan pada jaringan lunak retrofaring CT SCAN DIAGNOSIS BANDING
Adenoiditis Abses peritonsil Abses parafaring Epiglottitis Croup Aneurisma arteri Tonjolan korpus vertebra Abses parafaring PENATALAKSANAAN - Sniffing position - O2 - intubasi endotrakea - trakeostomi / krikotirotomi -Antibiotik -Simptomatik -imbangan elektrolit -Anti TBC -Aspirasi Pus -insisi & drainase AIRWAY DRUGS OPERATION INSISI ABSES 1. Pendekatan intraoral 2. Pendekatan eksterna KOMPLIKASI 1. Massa itu sendiri : obstruksi jalan nafas 2. Ruptur abses : asfiksia, aspirasi pneumoni, abses paru 3. Penyebaran infeksi ke daerah sekitarnya : a. inferior : edema laring , mediastinitis, pleuritis, empiema, abses mediastinum b. lateral : trombosis vena jugularis, ruptur arteri \ karotis, abses parafaring c. posterior : osteomielitis dan erosi kollumna spinalis 4. Infeksi itu sendiri : necrotizing fasciitis, sepsis dan kematian 4
PROGNOSIS
Prognosis baik apabila didiagnosis secara dini dengan penanganan yang tepat dan komplikasi tidak terjadi. Pada fase awal dimana abses masih kecil maka tindakan insisi dan pemberian antibiotik yang tepat dan adekuat menghasilkan penyembuhan yang sempurna. angka mortalitas : mediastinitis 40 - 50% Ruptur arteri karotis 20 40% trombosis vena jugularis 60%.