Abses leher dalam didefinisikan kecenderungan meningkat, terutama pada sebagai adanya pus di ruang dan fasia anak di bawah 5 tahun, di mana insiden kepala dan ruang leher dalam. Ruang leher diperkirakan sekitar 2/100.000 dalam adalah ruang potensial jaringan ikat penduduk/tahun. Infeksi tidak memiliki longgar yang berada di antara tiga lapisan preferensi untuk usia atau jenis kelamin fasia leher dalam. Infeksi ruang leher dalam tertentu dan dapat mempengaruhi siapa adalah infeksi pada ruang potensial dan pun.4,5 fasia pada leher, yang dapat berupa abses Etiologi abses leher dalam bervariasi atau selulitis. Infeksi ini cukup berbahaya tergantung ruang yang terlibat. Secara dan berpotensi mengancam kehidupan umum ruang leher bisa terlibat oleh dengan angka kematian yang cukup besar berbagai infeksi, diantaranya infeksi tonsil bahkan di era kedokteran yang sudah dan faring, infeksi gigi, trauma saluran modern.1,2,3 aerodigestif bagian atas, Sialadenitis, kista Secara anatomi, ruang potensial leher dan fistula kongenital, Pott Disease, infeksi dalam adalah area yang sangat kompleks. kelenjar getah bening yang metastasis, Sebelas ruang leher dalam adalah bagian injeksi obat subkutan, limfadenitis dari struktur kompleks yang dibentuk oleh retrofaringeal, dan Infeksi pada tulang area wajah, yang memungkinkan terjadi temporal. Orang yang beresiko terkena infeksi. Berdasarkan hubungannya dengan infeksi adalah pasien diabetes mellitus tulang hyoid, ruang leher dalam dapat dengan immunocompromised, penyakit diklasifikasikan sebagai berikut : ruang infeksi menular seksual terutama HIV, yang berada di atas hyoid (peritonsillar, pasien kemoterapi, penyakit kronis seperti submandibular, parafaring, bukal, parotis, TBC, alkoholik, dan pecandu narkoba yang temporal), ruang yang berada di seluruh menyuntikkan obat ke daerah leher.2 lingkar leher (retrofaringeal, danger space, Penyebab abses leher dalam sebagian prevertebral, dan karotis), dan ruang besar disebabkan oleh infeksi gigi visceral anterior atau pretracheal yang (52,47%), hal ini dimungkinkan karena berada di bawah tulang hyoid.1,4 pada usia muda sebagian besar pasien Insiden abses leher dalam telah mengabaikan kebersihan gigi yang menurun drastis sejak era antibiotik. Saat mengarah pada infeksi gigi kronis yang ini, jumlah pasti kasus ini di berbagai dapat menyebabkan komplikasi abses. Saat rumah sakit besar di Indonesia masih belum ini infeksi leher pada anak-anak lebih diketahui. Insiden diperkirakan sekitar sering dari infeksi tonsil, sedangkan pada 1 orang dewasa disebabkan oleh infeksi gigi berupa drainase abses diikuti pemberian dan diabetes mellitus. 4 antibiotik atau perawatan non-bedah Bakteri yang menyebabkan abses dengan menggunakan antibiotik yang tepat biasanya terdiri dari campuran aerob, dalam kasus selulitis. Perawatan abses anaerob, dan fakultatif anaerob termasuk kultur bakteri pus dan uji (polymicrobials). Penyebab umum sensitivitas antibiotik. Namun hasil diantaranya kelompok Streptococcus pemeriksaan ini membutuhkan waktu yang anginosus (SAG) (termasuk Streptococcus lama, sehingga perlu antibiotik empiris. anginosus, Streptococcus intermedius, dan Beberapa peneliti melaporkan efektivitas Streptococcus constellatus), Streptococcus kombinasi antibiotik spektrum luas (mis. pyogenes, Streptococcus viridans, Ceftriaxone-clindamycin dan ceftriaxone- Staphylococcus aureus, dan beberapa metronidazole) memberikan hasil tinggi spesies anaerobes. Mikroba SAG memiliki sekitar 70%.1,4 kecenderungan untuk membentuk abses Diagnosis yang tepat dan manajemen dan menyebabkan infeksi piogenik invasif yang cepat dapat secara efektif mengatasi di daerah kepala dan leher, otak, penyakit dan sembuh tanpa komplikasi. intrathoraks, dan intraabdomen karena Komplikasi utama termasuk obstruksi jalan produksi enzim ekstraseluler yang mampu napas, mediastinitis, empiema pleura, mendegradasi jaringan ikat.4,6 perikarditis, trombosis vena jugularis, dan Manifestasi klinis abses leher dalam syok septik. Komplikasi dapat tergantung pada ruang yang terinfeksi. mengakibatkan kematian. Munculnya Gejala dan tanda umum diantaranya nyeri, teknik pencitraan modern telah demam, disfagia, dispnea, disfonia, memungkinkan untuk mendiagnosis trismus, kelelahan, malaise, takikardi dan komplikasi ini lebih awal dan melokalisasi takipnea, otalgia, tanda-tanda dehidrasi, secara tepat.1,8 nyeri dada, dan bengkak di leher. Computer tomography (CT-scan) kepala, leher dan LAPORAN KASUS thorax bagian atas adalah alat yang paling Pasien laki-laki usia 36 tahun datang umum untuk penegakan diagnosis. 2,3,7 ke instalasi gawat darurat RSUP Dr. Penatalaksanaan abses leher dalam Sardjito dengan keluhan utama leher kiri diantaranya terapi antibiotik, manajemen membengkak. Keluhan dirasakan sejak 4 jalan nafas dan pembedahan. hari yang lalu. Keluhan dirasa semakin Penatalaksanaan abses leher dalam secara membesar dan nyeri terutama ketika umum didasarkan pada tindakan bedah membuka mulut. Keluhan juga disertai 2 dengan keluar lendir bercampur nanah dari hingga dinding orofaring sinistra dan mulut. Pasien juga mengeluhkan nyeri saat hipofaring sinistra. Lesi tampak mendesak menelan makanan padat, tersedak, dan lumen hiporfaring ke arah kontralateral. batuk. Keluhan sesak nafas pada pasien Kesan abses regio subkutan submandibular disangkal. Keluhan pada telinga dan sinistra dan retromandibula yang meluas ke hidung disangkal. Pasien memiliki riwayat dinding orofaring sinistra dan hipofaring sakit gigi pada geraham bawah kanan tetapi sinistra. tidak pernah diperiksakan ke dokter gigi. Dari anamnesis, pemeriksaan fisik, Pada pemeriksaan fisik didapatkan dan pemeriksaan penunjang, pasien keadaan umum pasien tampak sakit berat, didiagnosis dengan abses submandibular kesadaran compos mentis, tekanan darah sinistra dan submental meluas ke 135/80 mmHg, frekuensi nadi 93x/ menit, parafaring. Pada pasien ini telah dilakukan frekuensi nafas 20x/ menit, dan suhu tindakan insisi dan drainase abses. Pasien 36,7oC. Pada pemeriksaan auris dekstra dan saat ini masih dirawat di bangsal RSUP Dr. sinistra tampak canalis akustikus eksternus Sardjito menjalani perawatan luka paska dalam batas normal. Pada pemeriksaan insisi drainase abses. otoskopi tampak membrane timpani pada kedua telinga intak serta tampak reflek DISKUSI cahaya. Pemeriksaan rinoskopi anterior Infeksi leher dalam terjadi pada ruang dalam batas normal. Pemeriksaan rinoskopi potensial di leher yang dikelilingi oleh posterior, pemeriksaan orofaring, dan fascia leher. Anatomi kepala dan leher laringoskopi indirek sulit dinilai karena sangat kompleks dan banyak ruang yang pasien hanya dapat membuka mulut selebar saling terhubung. Meskipun prevalensi dan 1 jari dan merasa nyeri saat membuka mulut komplikasi kejadian infeksi leher dalam dengan lebar. Pada pemeriksaan leher telah berkurang dengan teknik diagnostik tampak pembesaran pada area yang maju dan kesediaan terapi antibiotik, submandibula sampai colli anterior, infeksi ini masih merupakan masalah yang hiperemis, serta terdapat nyeri tekan dan serius dan berpotensi mengancam jiwa.6,7,8 fluktuasi. Anamnesis, pemeriksaan fisik, Pada pemeriksaan penunjang CT Scan pemeriksaan laboratorium, dan nasofaring dengan kontras didapatkan lesi pemeriksaan imaging memberikan dengan densitas inhomogen pada subkutis informasi penting dalam mendiagnosis dan regio submandibula sinistra, mengelola pasien dengan infeksi leher retromandibular sinistra, dan lesi meluas 3 dalam. Prioritas utama adalah manajemen Penegakan diagnosis melalui jalan nafas dengan baik.9 anamnesis, dimulai dengan survei onset Pada kasus ini, seorang pasien laki-laki dari gejala. intensitas, durasi, dan tanda datang dengan keluhan bengkak leher kiri gejala peradangan sistemik seperti nyeri, sejak 4 hari, nyeri terutama jika membuka pembengkakan, demam, malaise. mulut, keluar lendir campur nanah dari kelelahan. atau kemerahan. Keluhan mulut, nyeri telan, tersedak, batuk dan spesifik seperti dispnea. odynophagia, memiliki riwayat sakit gigi. Pada dysphagia.perubahan suara, drolling, pemeriksaan fisik didapatkan trismus, pada trismus, dan otalgia mengarahkan ke pemeriksaan leher tampak pembesaran kemungkinan lokasi infeksi. Potensi yang pada area submandibula sampai colli memicu kejadian termasuk infeksi gigi atau anterior, hiperemis, serta terdapat nyeri prosedur pada gigi, sinusitis, phatyngitis, tekan dan fluktuasi. Pada pemeriksaan otitis, intubasi, trauma tumpul atau taruma penunjang CT Scan nasofaring dengan tembus, maupun infeksi kulit juga harus kontras kesan abses regio subkutan digali.9 submandibular sinistra dan retromandibula Pemeriksaan fisik yang lengkap dan yang meluas ke dinding orofaring sinistra sistematis diperlukan dalam mendiagnosis. dan hipofaring sinistra. Pada pemeriksaan keadaan umum dinilai Dari anamnesis, pemeriksaan fisik, ada tidaknya distres pernapasan, kesulitan dan pemeriksaan penunjang, pasien bernapas, kecemasan, tanda-tanda didiagnosis dengan abses submandibular dehidrasi, kelemahan, keterbatasan gerakan sinistra dan submental meluas ke leher, atau perubahan suara. Evaluasi parafaring. Suatu penelitian di New Delhi rongga mulut dilakukan untuk mencari India menyatakan bahwa di antara abses kemungkinan sumber infeksi odontogenik, leher dalam, abses submandibula pemeriksaan trismus, pembengkakan mulut merupakan abses leher dalam yang paling dan aliran saliva. Orofaring harus diperiksa sering terjadi (60%), diikuti oleh abses untuk melihat tanda-tanda asimetri. parafaring (16%), abses parotis (6%), dan tonjolan, deviasi uvula, peradangan, atau abses retrofiring (4%). Mekanisme pembengkakan. Pemeriksaan palpasi leher ekspansi abses dari submandibular ke ruang dilakukan untuk menilai krepitasi, parafaring dapat terjadi karena tekanan pembengkakan, atau limfadenopati. (kontraksi) otot-otot dasar mulut, seolah- Pemeriksaan laringoskopi fiberoptik wajib olah mendorong nanah ke dalam rongga dilakukan pada setiap pasien dengan tanda- 10 parafaring. tanda gangguan patensi jalan napas seperti 4