PENATALAKSANAANYA?
1. Perlindungan dan kontrol jalan napas, trakeostomi dilakukan pada pasien yang mengalami
kesulitan jalan nafas (gold standar). Namun pada trakeostomi memiliki kerugian berpotensi
menyebabkan penghubung antara abses dan ruang jaringan yang berdekatan termasuk
perdarahan (yang bisa berpotensi fatal), jaringan parut, pneumotoraks dan stenosis trakea.
Sehingga memerlukan pertimbangan yang akurat untuk melakukan tindakan tersebut. Pada
pasien di laporan kasus ini tidak dilakukan tidakan Intubasi karena dapat menyebabkan
edema yang luas pada laringofaring dan risiko pembukaan abses secara internal yang
2. Terapi antibiotik, antibiotik diberikan secepatnya tanpa menunggu kultur dan uji sensitifitas
bakteri
3. Drainase bedah dengan kondisi: tahap selulitis berubah menjadi tahap abses, gagal atau
Farmakologi
1. Antibiotik
Perawatan Ludwig’s angina harus dilakukan secara tepat dan adekuat, supaya
tidak terjadi penyebaran infeksi lebih lanjut. Pada infeksi akut, dengan memberikan
antibiotik yang tepat sesuai dengan jenis mikrobanya. Antibiotik yang biasa digunakan
adalah, benzyl penisilin sebanyak 1 juta unit, procaine penicilline sebanyak 600 ribu unit
500 mg 13
Cefalosporin generasi III mempunyai efektifitas yang lebih baik terhadap gram
Operatif
Tindakan bedah diindikasikan bila terdapat infkesi supuratif, bukti radiologis adanya
Penumpukkan cairan atau gas, fluktuasi, krepitus atau adanya aspirasi purulen, lokasi dan
1. Insisi drainase
Insisi drainase yang dilakukan bertujuan untuk membuat suatu jalan keluar bagi
akumulasi abses dan bakteri yang terdapat di bawah jaringan tersebut. Drainase dari abses
juga akan mengurangi ketegangan daerah tersebut sehingga mengurangi rasa nyeri serta
akan meningkatkan suplai darah dan pertahanan tubuh di daerah tersebut. Tindakan insisi
drainase kemudian diikuti dengan memasang rubber drain untuk mencegah penutupan
Sebernarnya banyak sumber yang mengatakan bahwa anamnesis dan pemeriksaan fisik
sudah dapat membantu kita dalam mendiagnosis angina Ludwig ini, di antaranya seperti yang
riwayat ekstraksi gigi sebelumnya atau hygiene oral yang buruk dan nyeri pada gigi, adakah
keluhan demam, bengkak pada leher, odinofagia, disfagia, sakit tenggorokan, dan penurunan
intake oral.
Gejala-gejala ini biasanya akan muncul selama kurang lebih 3-5 hari. Kadang disertai
Hal penting yang perlu ditanyakan dalam riwayat penyakit termasuk durasi dan
perkembangan gejala, infeksi saluran pernapasan atas yang terjadi sebelumnya, tindakan
yang melibatkan leher misalnya: tindakan pada gigi, intubasi, terapi antibiotik sebelumnya,
BACA)
a. Pemeriksaan Fisik
yang keras di daerah sublingual, submandibular secara bilateral dan submental, yang dapat
meluas ke daerah suprahyoid dan mengarah hingga ke dasar mulut dan jatuhnya lidah ke arah
1. Pemeriksaan Laboratorium
akut. Pemeriksaan waktu bekuan darah penting untuk dilakukan tindakan insisi drainase.
Selain itu, pemeriksaan kultur dan sensitivitas juga perlu dilakukan untuk menentukan bakteri
yang menginfeksi (aerob dan/atau anaerob) serta menentukan pemilihan antibiotik dalam
terapi.22
2. Pemeriksaan Radiologi
a. Radiologi
Gambar 2.(a) Gambaran klinis tampak samping, dan (b, c) rontgen leher dan jaringan
lunak memperlihatkan gambaran gelembung udara pada bagian anterior leher dan trakea
telah menyimpang ke kiri, indikasi adanya abses ruang faring lateral kanan.
b. CT Scan
computed tomography adalah sumber daya paling lengkap yang tersedia karena melalui
Baik, pada preoperatif yang paling penting untuk diperhatikan sebelum dilakukan
pembedahan ialah keadaan umum pasien, tidak adanya sumbatan jalan nafas, resusitasi cairan dan
keadaan metabolik, pemberian antibiotik. Sedangkan, pada Post operasi yang perlu dimonitor
adalah tanda-tanda respon terhadap terapi, kultur dan sensitifitas kuman terhadap antibiotik, ada
tidaknya tanda-tanda sumbatan jalan nafas, dan ada tidaknya komplikasi dari abses.
LUDWIG?
Faktor predisposisinya berupa karies dentis, perawatan gigi terakhir, sickle cell anemia,
trauma dan tindikan pada frenulum lidah. Selain itu penyakit sistemik seperti diabetes
ABSES PERITONSILAR : DARI GEJALA HAMPIR SAMA, UMUMNYA HOT POTATO VOICE
DAN TRISMUS, MUNGKIN YANG MEMBEDAKAN ITU DARI LOKASINYA, TAMPAK ABSES
TENGGOROKAN, DAN ODINOFAGIA. JIKA INFEKSI MELUAS DARI FARING KE RUANG INI,
ANAK USIA 3 BULAN HINGGA 5 TAHUN. UMUMNYA TERJADI KARENA PADA USIA
(FACHRUDDIN, 2007).
GEJALA UTAMA ABSES RETROFARING IALAH RASA NYERI DAN SUKAR
TERUS (REWEL) DAN TIDAK MAU MAKAN DAN MINUM. JUGA TERDAPAT DEMAM,
LEHER KAKU DAN NYERI. DAPAT TIMBUL SESAK NAPAS KARENA SUMBATAN
Berdasarkan umur, gejala pada orang dewasa yaitu sakit tenggorokan, demam, disfagia, odinofagia, leher
sakit, dispnu. Gejala pada anak-anak diatas 1 tahun yaitu sakit tenggorokan (84%), demam (64%), leher
kaku (64%), odinofagia (55%), dan batuk. Sedangkan gejala pada bayi yaitu demam (85%), leher
bengkak (97%), kurang asupan oral (55%), rhinorrhea (55%), letargi (38%), dan batuk (33%) (Khan JH,
2012).
Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan adanya riwayat infeksi saluran nafas bagian atas atau trauma, gejala
dan tanda klinik serta pemeriksaan penunjang foto rontgen lateral jaringan lunak leher. Pada kasus-kasus
ini, radiografi jaringan lunak lateral leher menunjukkan peningkatan bayangan jaringan lunak yang jelas
antara saluran udara faring dan korpus vertebra servikalis. Laring dan trakea ditunjukkan dalam posisi ke
arah depan. Jika terdapat keraguan mengenai radiografi, maka dapat dipertegas dengan radiografi