SINUSITIS JAMUR
Oleh :
Dedy Purnama
0808121373
Pembimbing :
Dr. HARIANTO, Sp.THT-KL
SINUSITIS JAMUR
BENTUK
BATAS
Maksila
Frontalis
Etmoid
Sfenoid
2. SINUSITIS JAMUR
2.1 Definisi
Fungal rhinosinusitis atau sinusitis jamur merupakan suatu infeksi jamur
pada sinus paranasal, angka kejadiannya meningkat dengan meningkatnya
pemakaian antibiotik , kortikosteroid, obat obatan imunosupresan dan radioterapi.1
2.2 Etiologi
Pada Sinusitis jamur noninvasif ada dua bentuk yaitu allergic fungal
sinusitis dan sinus mycetoma/fungal ball. Kebanyakan penyebabnya adalah
Curvularia lunata, Aspergillus fumigatus, Bipolaris dan Drechslera. A. Fumigatus
dan jamur dematiaceous kebanyakan menyebabkan sinus mycetoma. Pada
sinusitis jamur invasif termasuk tipe akut fulminan, di mana mempunyai angka
mortalitas yang tinggi apabila tidak dikenali dengan cepat dan ditangani secara
agresif, dan tipe kronik dan granulomatosa.2
Jamur saprofit selain Mucorales, termasuk Rhizopus, Rhizomucor,
Absidia, Mucor, Cunninghammela, Mortierella, Saksenaea, dan Apophysomyces
sp, menyebabkan sinusitis jamur invasif akut. A. Fumigatus satu-satunya jamur
yang dihubungkan dengan sinusitis jamur invasif kronik. Aspergillus flavus
khusus dihubungkan dengan sinusitis jamur invasif granulomatosa.2
2.3 KLASIFIKASI
Ada 4 tipe dari sinusitis jamur2,3,4
a. Mycetoma fungal sinusitis atau fungal ball
Di mana terdapat gumpalan-gumpalan spora yang disebut fungal ball, di
dalam kavitas sinus, frekuensi terbanyak pada sinus maksilaris. Organisme
yang terlibat paling sering adalah famili Aspergillus. Pasien dengan kondisi
ini biasanya mempunyai riwayat infeksi sinus yang rekuren, gejalanya
biasanya hampir mirip dengan sinusitis bakteri.
Secara
mikroskopik,
ditandai
dengan
infiltrat
inflammatori
granulomatosa. Jamur yang paling sering adalah famili Rhizopus, Mucor, dan
Aspergillus.
d. Acute Invasive Sinusitis
Sinusitis jamur invasif akut proses perkembangannya cepat dan tumbuh ke
dalam jaringan sinus dan tulang. Sinusitis jamur tipe ini ditemukan pada
pasien dengan immunocompromised. Contohnya setelah mendapatkan
kemoterapi atau pasien dengan diabetes yang tidak terkontrol.
DIAGNOSIS
Anamnesis dan Gejala Klinis
Sinusitis jamur dapat terjadi pada pasien dengan sinusitis kronik, yang
sinusitis alergi jamur biasanya terjadi pada multipel sinus, biasanya unilateral.
Pada CT scan ditemukan gambaran mucin alergi yang hiperdens dalam lumen
sinus paranasalis. Kadang-kadang ditemukan gambaran dinding sinus yang
mengalami erosi. Sedangkan pada MRI biasanya ditemukan gambaran
hiperintens.3,4
2.4 PENATALAKSANAAN
Terapi utama pada seluruh jenis sinusitis jamur adalah operasi. Pemberian
medikal terapi tergantung pada tipe infeksi dan ada tidaknya invasi.8
topical
sangat
membantu
setelah
operasi.
Selain
itu
juga
direkomendasikan untuk mencuci hidung dengan air garam. Terapi imun masih
kontroversial, namun beberapa laporan menunjukkan adanya manfaat pada
terapi ini. Anti jamur sistemik tidak dianjurkan bila tidak ada invasi. 8
b. Mycetoma fungal sinusitis
Terapi yang direkomendasikan adalah operasi. Apabila fungus ball
sudah dikeluarkan maka tidak diperlukan terapi medikal, kecuali pada kondisi
tertentu. Pemberian anti fungal juga tidak diperlukan. 8
c. Acute Invasive Fungal Sinusitis
Pada kondisi ini perlu segara dilakukan operasi. Lakukan debridement
radikal pada jaringan yang nekrotik sampai didapatkan jaringan yang normal.
Dimulai pemberian terapi antijamur sistemik setelah operasi debridement.
Dianjurkan amphotericin B dosis tinggi (1-1,5 mg/kg/hari). Itraconazole oral
(400 mg/hari) dapat menggantikan amphotericin B setelah masa akut lewat. 8
10
11
2.6 KOMPLIKASI
Pada alergic fungal sinusitis dapat terjadi erosi pada struktur yang di
dekatnya jika tidak diterapi. Erosi sering dapat terlihat pada pasien yang
mengalami proptosis. Pada mycetoma fungal sinusitis jika tidak diterapi dapat
memperburuk gejala-gejala sinusitis yang berpotensi untuk terjadi komplikasi ke
orbita dan sistem saraf pusat. Pada Acute Invasive Fungal Sinusitis dapat
menginvasi struktur di dekatnya yang menyebabkan kerusakan jaringan dan
nekrosis. Selain itu juga dapat terjadi trombosis sinus kavernosus dan invasi ke
susunan saraf pusat. Pada chronic Invasive Fungal Sinusitis dapat menginvasi
jaringan sekitarnya sehingga terjadi erosi ke orbita atau susunan saraf pusat.5,6,7
2.7 PROGNOSIS
2.7.1 Allergic Fungal Sinusitis
Pada kelainan ini prognosis baik jika operasi debridement dan
pengisian udara di sinus adekuat. Follow-up sangat penting. Penggunaan
topikal steroid jangka panjang mengontrol kekambuhan. Sistemik steroid
jangka pendek digunakan bila kekambuhan terjadi.3,8
2.7.2 Sinus Mycetoma
Keadaan ini memiliki prognosis yang sangat baik jika fungus ball
dapat diangkat dan pengisian udara yang adekuat pada sinus dapat dilakukan
kembali. Tidak dibutuhkan follow-up jangka panjang untuk sebagian besar
pasien4
12
DAFTAR PUSTAKA
1. Soetjipto D, Mangunkusumo E. Sinus paranasal. buku ajar ilmu kesehatan
Telinga, hidung, tenggorok, kepala leher. Soepardi EA, Iskandar N,
Bashiruddin J, Restuti RD, editors. Edisi keenam. FKUI. Jakarta;
2011:145-153.
2. Fungal sinusitis [database on the internet]. Medscape. C2013 [cited 2013
des 15]. Available from : http://emedicine.medscape.com/article/863062overview#a0102
3. Chakrabarti A, Denning DW, Ferguson BJ et al. Fungal Rhinosinusitis: A
Categorization and Definitional Schema Addressing Current
Controversies. Laryngoscope. 2009 September ; 119(9): 18091818.
Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2741302/
pdf/nihms127932.pdf
4. Fungal Sinusitis [database on the internet]. American Rhinologic Society
(ARS). c2013 [cited 2013 des 15]. Available from: http://care.americanrhinologic.org/fungal_sinusitis
5. Monroe MM, McLean BA, Sautter N et al. invasive fungal rhinosinusitis:
A 15 year experience with 29 patients. Laryngoscope 123; july 2013;15831587 available from: http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/lary.
23978/pdf
6. Daniller T. allergic fungal rhinosinusitis. Current Allergy & Clinical
Immunology, March 2013 Vol 26, No.1. available from:
http://www.allergysa.org/journals/march2013/Allergic%20fungal.pdf
7. Prateek S, Baneerje G, Gupta P et al Fungal rhinosinusitis: A prospective
study in a University hospital of Uttar Pradesh. Indian J Med Microbiol
2013;31:266-9
8. Fungal Sinusitis Treatment & Management [database on the internet].
Medscape.C2013
[cited
2013
des
16].
Available
from:
http://emedicine.medscape.com/article/863062-treatment