M DENGAN SINUSITIS
OLEH:
KELOMPOK 1
Diah ayu nadia nur fanita 21142029110 Galuh Rahayu Slamet Wahyuda
Herlina aprilia 21142029118 21142029117
Afivah 21142029099 Fitria Anggareny 21142029116
Fajar Ristanto 21142029114 Wanda Astia 21142029145
Ahmad bagus eka mahardika 21142029100 Wahyu agung 21142029149
Nanda aprilia 21142029128 Laila ketrin damayanti 21142029122
Sherlina Dwi Arista 21142029147
Sinusitis adalah radang mukosa sinus paranasal. Sesuai anatomi sinus yang terkena,
dapat dibagi menjadi sinusitis maksila, sinusitis etmoid, sinusitis frontal, dan
sinusitis sphenoid.Yang paling sering ditemukan ialah sinusitis maksila dan sinusitis
etmoid, sinusitis frontal dan sinusitis sphenoid lebih jarang. Pada anak hanya sinus
maksila dan sinus etmoid yang berkembang, sedangkan sinus frontal dan sinus
sphenoid belum.
Sinus maksila disebut juga antrum highmore, merupakan sinus yang sering
terinfeksi, oleh karen merupakan sinus paranasal yang terbesar, letak ostiumnya
lebih tinggi dari dasar, sehingga aliran secret (drenase) dari sinus maksila hanya
tergantung dari gerakan silia, dasar sinus maksila adalah dasar akar gigi (prosesus
alveolaris) sehingga infeksi gigi dapat menyebabkan sinusitis maksila, ostirium sinus
maksila terletak di meatus medius di sekitar hiatus semilunaris yang sempit sehingga
mudah tersumbat.
2. Etiologic
Sinusitis paranasal salah satu fungsinya adalah menghasilkan lender yang dialirkan
ke dalam hidung, untuk selanjutnya dialirkan ke belakang, kea rah tenggorokan
untuk ditelan di saluran pencernaan. Semua keadaan yang mengakibatkan
tersumbatnya aliran lendir dari sinus ke rongga hidung akan menyebabkan terjadinya
sinusitis. Secara garis besar penyebab sinusitis ada 2 macam, yaitu :
a. Faktor local adalah smua kelainan pada hidung yang dapat mnegakibatkan
terjadinya sumbatan; antara lain infeksi, alergi, kelainan anatomi, tumor,
benda asing, iritasi polutan, dan gangguan pada mukosilia (rambut halus
pada selaput lendir)
b. Faktor sistemik adalah keadaan diluar hidung yang dapat menyebabkan
sinusitis; antara lain gangguan daya tahan tubuh (diabetes, AlDS),
penggunaan obat — obat yang dapat mengakibatkan sumbatan hidung
a. lnfeksi virus
Sinusitis akut bisa terjadi setelah adanya infeksi virus pada saluran
pernafasan bagian atas (misalnya Rhinovirus, Influenza virus, dan
Parainfluenza virus).
b. Bakteri
Di dalam tubuh manusia terdapat beberapa jenis bakteri yang dalam
keadaan normal tidak menimbulkan penyakit (misalnya Streptococcus
pneumoniae, Haemophilus influenzae). lika sistem pertahanan tubuh
menurun atau drainase dari sinus tersumbat akibat pilek atau infeksi virus
lainnya, maka bakteri yang sebelumnya tidak berbahaya akan berkembang
biak dan menyusup ke dalam sinus, sehingga terjadi infeksi sinus akut.
c. lnfeksi jamur
lnfeksi jamur bisa menyebabkan sinusitis akut pada penderita gangguan
sistem kekebalan, contohnya jamur Aspergillus.
d. Peradangan menahun pada saluran hidung
F. Sinusitis Kronis
Gejala : Flu yang sering kambuh, ingus kental dan kadang-kadang
berbau,selalu terdapat ingus di tenggorok, terdapat gejala di organ lain
misalnya rematik, nefritis, bronchitis, bronkiektasis, batuk kering, dan
sering demam.
4. Klasifikasi
Klasifikasi sinusitis berdasarkan patologi berguna dalam penatalaksanaan
pasien. Di samping menamakan sinus yang terkena, beberapa konsep seperti
lamaya infeksi sinus, harus menjadi bagian klasifikasi
a. Sinusitis Akut
Sinusitis akut merupakan suatu proses infeksi di dalam sinus yang berlangsug
dari satu hari sampai 3 minggu.
b. Sinusitis Sub Akut
Sinusitis sub akut merupakan infeksi sinus yang berlangsung dari 4 minggu
sampai 12 minggu. Perubahan epitel di dalam sinus biasanya reversible pada
fase akut dan sub akut, biasanya perubahan tak reversible timbul setelah 3
bulan sinusitis sub akut yang berlanjut ke fase berikutnya / kronik.
c. Sinusitis Kronik
Fase kronik dimulai setelah 12 minggu dan berlangsung sampai waktu yang
tidak terbatas.
5. Patofisiologi
Kesehatan sinus dipengaruhi oleh patensi ostium-ostium sinus dan lancarnya
klirens mukosiliar (mucociliary clearance) di dalam KOM. Mukus juga
mengandung substansi antimicrobial dan zat-zat yang berfungsi sebagai
mekanisme pertahanan tubuh terhadap kuman yang masuk bersama udara
pernafasan. Organ-organ yang membentuk KOM letaknya berdekatan dan bila
terjadi edema, mukosa yang berhadapan akan saling bertemu sehingga silia
tidak dapat bergerak dan ostium tersumbat. Akibatnya terjadi tekanan negative
di dalam ronga sinus yang menyebabkan terjadinya transudasi, mula-mula
serous. Kondisi ini biasa dianggap sebagai rinosinusitis non-bacterial dan
biasanya sembuh dalam beberapa hari tanpa pengobatan.Bila kondisi ini
menetap, secret yang terkumpul dalam sinus merupakan media baik untuk
tumbuhnya dan multiplikasi bakteri. Secret menjadi purulen. Keadaan ini
disebut sebagai rinosinusitis akut bacterial dan memerlukan terapi antibiotic.
lika terapi tidak berhasil (misalnya karena ada factor predisposisi), inflamasi
berlanjut, terjadi hipoksia dan bacteri anaerob berkembang. Mukosa makin
membengkak dan ini merupakan rantai siklus yang terus berputar sampai
akhirnya perubahan mukosa menjadi kronik yaitu hipertrofi, polipoid atau
pembentukan polip dan kista. Pada keadaan ini mungkin diperlukan tindakan
operasi.Klasifikasi dan mikrobiologi: Consensus international tahun 1995
membagi rinosinusitis hanya akut dengan batas sampai 8 minggu dan kronik
jika lebih dari 8 minggu. Sedangkan Consensus tahun 2004 membagi menjadi
akut dengan batas sampai 4 minggu, subakut antara 4 minggu sampai 3 bulan
dan kronik jika lebih dari 3 bulan. Sinusitis kronik dengan penyebab rinogenik
umumnya merupakan lanjutan dari sinusitis akut yang tidak terobati secara
adekuat. Pada sinusitis kronik adanya factor predisposisi harus dicari dan di
obati secara tuntas.Menurut berbagai penelitian, bacteri utama yang ditemukan
pada sinusitis akut adalah streptococcus pneumonia (30-50%). Hemopylus
influenzae (20-40%) dan moraxella catarrhalis (4%). Pada anak, M.Catarrhalis
lebih banyak di temukan (20%). Pada sinusitis kronik, factor predisposisi lebih
berperan, tetapi umumnya bakteri yang ada lebih condong ka rarah bakteri
negative gram dan anaerob.
6. Pathway
7. Pemeriksaan penunjang
a. Rinoskopi anterior
Pada pemeriksaan Rinoskopi anterior akan didapatkan mukosa yang edema
dan hiperemis, terlihat sekret mukopus pada meatus media.Pada sinusitis
ethmoiditis kronis eksasserbasi akut dapat terlihat suatu kronisitas misalnya
terlihat hipertrofi konka, konka polipoid ataupun poliposis hidung.
b. Rinoskopi posterior
Pada pemerikasaan Rinoskopi posterior, tampak sekret yang purulen di
nasofaring dan dapat turun ke tenggorokan.
c. Nyeri tekan pipi sakit
d. Transiluminasi
Dilakukan di kamar gelap memakai sumber cahaya penlight berfokus jelas
yang dimasukkan ke dalam mulut dan bibir dikatupkan. Arah sumber cahaya
menghadap ke atas. Pada sinus normal tampak gambaran terang pada daerah
glabella. Pada sinusitis ethmoidalis akan tampak kesuraman
e. X Foto sinus paranasalais : Kesuraman, Gambaran “airfluidlevel”,
Penebalan mukosa
8. Penatalaksanaan
Prinsip pengobatan ialah menghilangkan gejala membrantas infeksi,dan
menghilangkan penyebab. Pengobatan dpat dilakukan dengan cara konservatif
dan pembedahan. Pengobatan konservatif terdiri dari :
9. Komplikasi
Komplikasi sinusitis telah menurun secara nyata sejak ditemukannya
antibiotika. Komplikasi biasanya terjadi pada sinusitis akut atau pada sinusitis
kronis dengan eksaserbasi akut. Komplikasi yang dapat terjdi ialah :
a. Osteomielitis dan abses sub periostal
Paling sering timbul akibat sinusitis frotal dan biasanya ditemukan pada anak
— anak. Pada osteomielitis sinus maksila dapat timbul fistula oroantral.
b. Kelainan orbita
Disebabkan oleh sinus paranasal yang berdekatan dengan mata. Yang paling
sering ialah sinusitis etmoid, kemudian sinusitis frontal dan maksila.
Penyebaran infeksi terjadi melalui tromboflebitis dan perkontinuitatum.
Kelainan yang dapat timbul ialah edema palpebra,selulitis orbita, abses sub
periostal, abses orbita dan selanjutnya dapat terjadi thrombosis sinus
cavernosus.
a. Kelainan intracranial
Dapat berupa meningitis, abses ekstradural atau sub dural, abses otak dan
thrombosis sinus cavernosus.
B. Asuhan Keperawatan Teoritis
a. Pasien pernah menderita penyakit akut dan perdarahan hidung atau trauma
b. Pernah mempunyai riwayat penyakit THT
c. Pernah menedrita sakit gigi geraham
5. Riwayat keluarga : Adakah penyakit yang diderita oleh anggota keluarga yang lalu
yang mungkin ada hubungannya dengan penyakit klien sekarang.
6. Riwayat spikososial
Untuk mengurangi flu biasanya klien menkonsumsi obat tanpa memperhatikan efek
samping
b. Pola nutrisi dan metabolisme :
Selama inditasi klien merasa tidak dapat istirahat karena klien sering pilek
Klien sering pilek terus menerus dan berbau menyebabkan konsepdiri menurun
e. Pola sensorik
Daya penciuman klien terganggu karena hidung buntu akibat pilek terus menerus
(baik purulen , serous, mukopurulen).
8. Pemeriksaan fisik
b. Pemeriksaan fisik data focus hidung : nyeri tekan pada sinus, rinuskopi (mukosa
merah dan bengkak).
2. Data subyektif :
1. Observasi nares :
b. Epistaksis
3. Riwayat Sinusitis :
3. Data Obyektif
a. Serous
b. Mukppurulen
c. Purulen
2. Polip mungkin timbul dan biasanya terjadi bilateral pada hidung dan sinus yang
mengalami radang Pucat, Odema keluar dari hidng atau mukosa sinus
3. Kemerahan dan Odema membran mukosa
4. Pemeriksaan penunjung :
a. Kultur organisme hidung dan tenggorokan
4. DIAGNOSA KEPERAWATAN
5. PERENCANAAN
7. Intervensi:
1) Terapi konservatif :
a. obat Acetaminopen; Aspirin, dekongestan hidung
b. Drainase sinus
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. M Penanggung jawab biaya :
Usia : 46 tahun Nama : N.y P
Jenis kelamin : laki-laki Alamat : Ds. Meraurak
Suku /Bangsa : jawa/indonesiaHub. Keluarga : istri
Agama : islam Telepon : 085645230789
Pendidikan : SMA
Status perkawinan : menikah
Pekerjaan : -
Alamat : Ds. Meraurak kec. Montong kab. Tuban
GENOGRAM
-
MASALAH KEPERAWATAN :
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
2. Sistem Pernafasan
a. RR : 25x/menit...............................
b. Keluhan : Sesak Nyeri waktu sesak Orthopnea
Batuk Produktif Tidak Produktif
Sekret : iya.................... Konsistensi : .......................
Warna : -................... Bau : ....................................
c. Pola nafas irama: Teratur Tidak teratur
d. Jenis Dispnoe Kusmaul Ceyne Stokes Lain-lain:
Pernafasan cuping hidung ada tidak
Septum nasi simetris tidak simetris
Lain-lain :
e. Bentuk dada simetris asimetris barrel chest
Funnel chest Pigeons chest
f. Suara napas vesiculer ronchi D/S wheezing D/S rales D/S
g. Alat bantu nafas Ya Tidak
Jenis .........................Flow ................Lpm
h. Penggunaan WSD :
- Jenis : -....................................................................................................................
- Jumlah Cairan :- .........................................................................................................
- Undulasi :- .................................................................................................................
- Tekanan :- .................................................................................................................
i. Trakeostomy Ya Tidak
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
j. Lain-lain :
.......................................................................................................................................
.........
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
MASALAH KEPERAWATAN :
.Sinusitis........................................................................................................................................
........
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
3. Sistem Kardiovakuler
a. Keluhan nyeri dada ya tidak
P : .....................................................................................
Q : .....................................................................................
R : .....................................................................................
S : .....................................................................................
T : .....................................................................................
b. CRT :- ...............
c. Konjungtiva pucat ya tidak
d. Bunyi jantung: Normal Murmur Gallop lain-lain
e. Irama jantung: Reguler Ireguler S1/S2 tunggal Ya Tidak
f. Akral: Hangat Panas Dingin kering Dingin basah
g. Siklus perifer Normal Menurun
h. JVP : ..........................
Lain-
lain : .......................................................................................................................................
..........
................................................................................................................................................
.
MASALAH KEPERAWATAN :
Tidak ada masalah.............................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
4. Sistem Persarafan
a. Kesadaran composmentis apatis somnolen sopor koma
GCS :
b. Pupil isokor anisokor
c. Sclera Anikterus Ikterus
d. Konjungtiva Ananemis Anemis
e. Istirahat/Tidur : .................................................
f. Nyeri tidak ya, skala nyeri : lokasi :
g. Refleks fisiologis: patella triceps biceps lain-lain:
h. Refleks patologis: babinsky budzinsky kernig lain-lain
i. Keluhan Pusing O ya O Tidak
MASALAH KEPERAWATAN :
Pasien composmentis........................................................................................................
................................................................................................................................................
.....
................................................................................................................................................
.....
................................................................................................................................................
.....
b. Warna : ...........................................................
c. Pitting edema : +/- grade : ..............................
d. Ekskoriasis : ya tidak
e. Psoriasis : ya tidak
f. Urtikaria : ya tidak
g. Lain-lain : ............................................................................................................................
..............................................................................................................................................
MASALAH KEPERAWATAN
..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
11. Sistem Endokrin
a. Pembesaran kelenjar tyroid ya tidak
b. Pembesaran kelenjar getah bening ya tidak
c. Hiperglikemia Ya Tidak Hipoglikemia Ya Tidak
d. Kondisi kaki DM :
- Luka gangrene Ya Tidak
- Jenis Luka : .....................................................
- Lama luka : .....................................................
- Warna : .....................................................
- Luas Luka : .....................................................
- Kedalaman : .....................................................
- Kulit Kaki : ..............................................
- Kuku kaki : ..............................................
- Telapak kaki : ..............................................
- Jari kaki : ..............................................
- Infeksi : Ya Tidak
- Riwayat luka sebelumnya : Ya Tidak
- Tahun : ..................................................
- Jenis Luka : ..................................................
- Lokasi : ..................................................
MASALAH KEPERAWATAN :
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
G. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
1. Persepsi klien terhadap penyakitnya
Cobaan Tuhan Hukuman Lainnya
2. Ekspresi klien terhadap penyakitnya
Murung Gelisah Tegang Marah/menangis
3. Reaksi saat interaksi kooperatif tak kooperatif curiga
4. Gangguan konsep diri ya tidak
MASALAH KEPERAWATAN :
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
H. PENGKAJIAN SPIRITUAL
a. Kebiasaan beribadah
- Sebelum sakit sering kadang-kadang tidak pernah
- Selama sakit sering kadang-kadang tidak pernah
b. Bantuan yang diperlukan klien untuk memenuhi kebutuhan beribadah :
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
MASALAH KEPERAWATAN :
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
I. PERSONAL HYGIEN
a. Kebersihan diri :
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
b. Kemampuan klien dalam pemenuhan kebutuhan :
- Mandi : Dibantu seluruhnya dibantu sebagian mandiri
- Ganti pakaian : Dibantu seluruhnya dibantu sebagian mandiri
- Keramas : Dibantu seluruhnya dibantu sebagian mandiri
- Sikat gigi : Dibantu seluruhnya dibantu sebagian mandiri
- Memotong kuku: Dibantu seluruhnya dibantu sebagian mandiri
- Berhias : Dibantu seluruhnya dibantu sebagian mandiri
- Makan : Dibantu seluruhnya dibantu sebagian mandiri
MASALAH KEPERAWATAN :
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
K. TERAPI
Tuban,.................................
Perawat Primer,
(...........................................)
ANALISA DATA
DO: Peradangan
PX tampak gelisah, Skala nyeri 8,
RR 25x/mnt.
DO:
Produksi secret meningkat
Ada retraksi dinding dada,
penggunaan pernafasan cuping
hidung, suara nafas ronkhi, RR
25x/mnt. Akumulasi secret
DS :
Inflamasi
PX mengeluh tidak nafsu makan. Gangguan pemenuhan
nutrisi kurang dari
kebutuhan
DO: Produksi secret meningkat
Penurunan BB dari 63 kg menjadi
62 kg, makanan yang disajikan
tidak pernah dihabiskan.
Secret terakumulasi di
hidung
Hidung tersumbat
penciuman terganggu
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Gangguan pemenuhan nutrisi Setelah dilakukan - Monitor TTV -Untuk mengetahui kondisi pasien
kurang dari kebutuhan tubuh pemeriksaan 1x 24 - Kaji adanya alergi makanan -untuk mengetahui alergi makanan pada
3. b.d nafsu makan jam di harapkan napsu - Kolaborasi dengan ahli gizi pasien
makan pasien untuk menentukan jumlah -untuk mengetahui banyaknya nutrisi yg
meningkat. nutrisi yang dibutuhkan dibutuhkan
- Monitor jumlah nutrisi pada
pasien
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
DIAGNOSA IMPLEMENTASI JAM/TGL EVALUASI SOAP TTD
Nyeri akut b.d 1.Meobservasi pasien
peradangan hidung 2.Meobservasi TTV S: px mengatakan kalau nyerinya berkurang
3.Melakukan injeksi katrocal 30mg secara IV
4.Meoservasi setelah pemberian injeksi O: - klien mengungkapkan nyeri yang dirasakan
berkurang dan menghilang
- skala nyeri 2
- RR : 16-20 x/menit
A: masalah teratasi
P : intervensi dihentikan
Bersihan jalan nafas 1.Mekontrol gejala setelah dilakukan intervensi
tidak efektif b.d selama 1x 24jam maka perilaku kesehatan S: px mengatakan tidak mengeluh sesak nafas lagi
adanya secret yang membaik dengan kriteria hasil
mengental 2.–Meproduksi sputum menurun O: - ada rektraksi dinding dada
3.-Medipsenia menurun (1.01011) - penggunaan pernafasan cuping hidung ,
- sara nafas rhonci
- RR: 16-20 x/menit
A : masalah teratasi
P: intervensi dihentikan
Gangguan pemenuhan -MeMonitor TTV
nutrisi kurang dari -MeKaji adanya alergi makanan
kebutuhan tubuh b.d -MeKolaborasi dengan ahli gizi untuk S: px mengatakan nafsu makan meningkat
nafsu makan menentukan jumlah nutrisi yang dibutuhkan
-MeMonitor jumlah nutrisi pada pasien O: berat badan naik 1 kg dari 62kg menjadi 63kg
A: masalah teratasi
P: intervensi di hentikan