TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Sinusitis adalah suatu peradangan yang terjadi pada sinus. Sinus sendiri adalah
rongga udara yang terdapat di area wajah yang terhubung dengan hidung. Fungsi
dari rongga sinus adalah untuk menjaga kelembapan hidung & menjaga
pertukaran udara di daerah hidung.
Peradangan mukosa sinus dapat berupa sinusitis maksilaris, sinusitis etmoid,
sinusitis frontal, dan sinusitis sfenoid. Bila yang terkena lebih dari satu sinus
disebut multisinusitis, dan bila semua sinus terkena disebut pansinusitis.
Ada delapan sinus paranasal, empat buah pada masing-masing sisi hidung yaitu:
a. Sinus Frontal, terletak di atas mata dibagian tengah dari masing-masing
alis.
b. Sinus Maxillary, terletak diantara tulang pipi, tepat disamping hidung.
c. Sinus Ethmoid, terletak diantara mata, tepat di belakang tulang hidung.
d. Sinus Sphenoid, terletak dibelakang sinus ethmoid dan dibelakang mata.
Semua sinus ini dilapisi oleh mukosa yang merupakan lanjutan mukosa hidung,
berisi udara dan semua bermuara di rongga hidung melalui ostium masing-
masing.
E. Pathway
F. Manifestasi Klinik
1. Sinusitis maksila akut
Gejala : demam, pusing, ingus kental di hidung, hidung tersumbat, nyeri
pada pipi, ingus mengalir ke nasofaring, kental kadang-kadang berbau dan
bercampur darah.
2. Sinusitis etmoid akut
Gejala : ingus kental di hidung dan nasafaring, nyeri di antara dua mata, dan
pusing.
3. Sinusitis frontal akut
Gejala : demam, sakit kepala yang hebat pada siang hari, tetapi berkurang
setelah sore hari, ingus kental dan penciuman berkurang.
4. Sinusitis sphenoid akut
Gejala : nyeri di bola mata, sakit kepala, ingus di nasofaring.
5. Sinusitis Kronis
Gejala : pilek yang sering kambuh, ingus kental dan kadang-kadang berbau,
selalu terdapat ingus di tenggorok, terdapat gejala di organ lain misalnya
rematik, nefritis, bronchitis, bronkiektasis, batuk kering, dan sering demam.
G. Komplikasi
Sinusitis dapat menyebabkan :
1. Kelainan orbita
2. Kelainan intracranial
3. Kelainan paru-paru
4. Osteomielitis dan abses subperiosteal biasanya akibat sinusitis frontal dan
lebih banyak terjadi pada usia anak-anak. Osteomielitis akibat sinusitis
maksila dapat menyebabkan fistula oroantral.
H. Pemeriksaan Penunjang
1. Rinoskopi anterior :
a. Mukosa merah
b. Mukosa bengkak
c. Mukopus di meatus medius
2. Rinoskopi postorior
a. Mukopus nasofaring
3. Nyeri tekan pipi yang sakit
4. Transiluminasi : kesuraman pada ssisi yang sakit
5. X Foto sinus paranasalis :
a. Kesuraman
b. Gambaran “airfluidlevel”
c. Penebalan mukosa
b. Penatalaksanaan
1) Penatalaksanaan Medis
a. Drainage
1. Dengan pemberian obat, yaitu dekongestan local seperti efedrin 1%
(dewasa) ½%(anak) dan dekongestan oral sedo efedrin 3 X 60 mg.
2. Surgikal dengan irigasi sinus maksilaris.
b. Pemberian antibiotik dalam 5-7 hari (untuk Sinusitis akut) yaitu:
1. Ampisilin 4 X 500 mg
2. Amoksilin 3 x 500 mg
3. Sulfametaksol=TMP (800/60) 2 x 1tablet
4. Diksisiklin 100 mg/hari.
c. Pemberian obat simtomatik. Contohnya parasetamol., metampiron 3 x 500
mg.
d. Untuk Sinusitis kronis, bisa dengan:
1. Cabut geraham atas bila penyebab dentogen
2. Irigasi 1 x setiap minggu (10-20)
3. Operasi Cadwell Luc bila degenerasi mukosa ireversibel (biopsi).
2) Penatalaksanaan Pembedahan
a. Radikal
1. Sinus maksila dengan operasi Cadhwell-luc.
2. Sinus ethmoid dengan ethmoidektomi.
3. Sinus frontal dan sfenoid dengan operasi Killian.
b. Non Radikal
Bedah Sinus Endoskopik Fungsional (BSEF). Prinsipnya dengan membuka dan
membersihkan daerah kompleks ostiomeatal.
c. Asuhan Keperawatan
Di dalam memberikan asuhan keperawatan digunakan system atau metode
proses keperawatan yang dalam pelaksanaannya dibagi menjadi 5 tahap, yaitu
pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
1). Pengkajian
a. Data Demografi
Identitas pada klien yang harus diketahui diantaranya: nama, umur, agama,
pendidikan, pekerjaan, suku/bangsa, alamat, jenis kelamin, status perkawinan,
dan penanggung biaya.
b. Riwayat sakit dan kesehatan
1. Keluhan utama: biasanya klien mengeluh nyeri kelapa sinus dan
tenggorokan.
2. Riwayat penyakit saat ini: klien mengeluh hidung tersumbat, pilek yang
sering kambuh, demam, pusing, ingus kental di hidung, nyeri di antara dua mata,
penciuman berkurang.
3. Riwayat penyakit dahulu:
· Klien pernah menderita penyakit akut dan perdarahan hidung atau trauma.
· Klien pernah mempunyai riwayat penyakit THT.
· Klien pernah menderita sakit gigi geraham.
c. Riwayat penyakit keluarga: adakah penyakit yang diderita oleh anggota
keluarga yang mungkin ada hubungannya dengan penyakit klien sekarang.
d. Pengkajian psiko-sosio-spiritual:
· Intrapersonal : Perasaan yang dirasakan klien (cemas atau sedih).
· Interpersonal : hubungan dengan orang lain.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakefektifan jalan nafas berhubungan dengan dengan obstruksi /
adanya secret yang mengental.
b. Nyeri : kepala, tenggorokan , sinus berhubungan dengan peradangan
pada hidung.
c. Hipertermi berhubungan dengan peradangan pada hidung.
d. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan nafus makan menurun sekunnder dari peradangan sinus.
e. Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan hidung tersumbat, nyeri
sekunder peradangan hidung.
3. Intervensi Keperawatan
1. Ketidakefektifan jalan nafas berhubungan dengan dengan obstruksi / adanya sekret
yang mengental.
Tujuan: Jalan nafas efektif setelah sekret dikeluarkan.
Kriteria Hasil:
Klien tidak bernafas lagi melalui mulut
Respiratory Rate 16-20x/menit
Suara napas tambahan tidak ada.
Ronkhi (-).
Dapat melakukan batuk efektif.
Intervensi Rasional
Kaji penumpukan sekret yang ada. a. Mengetahui tingkat keparahan dan
b. Observasi tanda-tanda vital tindakan selanjutnya
b. Mengetahui perkembangan klien
c. Ajarkan batuk efektif sebelum dilakukan operasi.
d. Kolaborasi pemberian c. Mengeluarkan sekret di jalan napas
nebulizing dengan tim medis untuk d. Kerjasama untuk menghilangkan
pembersihan secret penumpukan secret/masalah
Evaluasi suara napas, karakteristik
sekret, kemampuan batuk efektif. e. Ronkhi (-) mengindikasikan tidak ada
cairan/sekret pada paru, jumlah,
konsistensi, warna sekret di kaji untuk
tindakan selanjutnya
Intervensi Rasional
kajipemenuhan kebutuhan nutrisi klien Mengetahui kekurangan nutrisi klien
Jelaskan pentingnya makanan bagi
proses penyembuhan Denganpengetahuan yang baik tentang nutrisi
akan memotivasi meningkatkan pemenuhan
Catat intake dan output makanan klien. nutrisi
Anjurkan makan sediki-sedikit tapi Mengetahui perkembangan pemenuhan nutrisi
sering klien
Dengan sedikit tapi sering mengurangi
Sajikan makanan secara menarik penekanan yang berlebihan pada lambung
Mengkatkan selera makan klien
4. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Implementasi keperawatan adalah kategori dari perilaku keperawatan,
diamana perawat melakukan tindakan yang diperlukan untuk mencapai
tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan (Potter & Perry,
2010). Implementasi keperawatan juga merupakan serangkaian kegiatan
yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari madalah status
kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang lebih baik yang
menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan. Tindakan keperawatan ini
mencakup tindakan mandiri perawat, seperti observasi, Nursing treatment
dan kolaborasi.
5. EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi adalah stadium akhir dalam proses keperawatan, dimana
taraf keberhasilan dalam pencapaian tujuan keperawatan dinilai dan
kebutuhan untuk memodifikasi tujuan atau intervensi keperawatan
ditetapkan (Brooker, 2010). Evaluasi yang diharapkan pada pasien dengan
sinusitis adalah :
a. Ketidakefektifan jalan nafas berhubungan dengan dengan obstruksi /
adanya secret yang mengental.
b. Nyeri : kepala, tenggorokan , sinus berhubungan dengan peradangan
pada hidung.
c. Hipertermi berhubungan dengan peradangan pada hidung.
d. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan nafus makan menurun sekunnder dari peradangan sinus.
e. Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan hidung tersumbat, nyeri
sekunder peradangan hidung.