A. PENDAHULUAN
sinus paranasal. Umumnya disertai atau dipicu oleh rhinitis sehingga sering
disebut rinosinusitis.1
Salah satu penyebab sinusitis adalah infeksi jamur. Insiden sinusitis jamur
pada saat ini telah meningkat pada populasi imunosupressan. Sinusitis jamur
merupakan penyakit yang ditandai oleh peradangan pada mukosa sinus yang
berkepanjangan.2,3
Sinusitis jamur adalah proses penyakit yang relatif sering terjadi dan sering
Infeksi yang lebih serius biasanya terjadi pada pasien dengan diabetes yang
ditandai oleh sifat invasifnya, berupa kerusakan jaringan, dan onset yang cepat.
Oleh karena itu deteksi dan perawatan dini sangat penting untuk infeksi ini.5
B. DEFINISI
C. EPIDEMIOLOGI
infeksi jamur pada 30 penderita sinusitis kronis maksila. Selain itu sebanyak 6-
10% kejadian sinusitis jamur yang menyertai polip pada cavum nasi.2,6,7
D. ETIOLOGI
Sinusitis jamur noninvasif terbagi dalam dua bentuk yaitu allergic fungal
mycetoma.5
Pada sinusitis jamur invasive yang mempunyai angka mortalitas yang tinggi
Sinus paranasal merupakan salah satu organ tubuh manusia yang sulit
Ada empat pasang sinus paranasal mulai dari yang terbesar yaitu sinus
maksilla, sinus frontal, sinus ethmoid, dan sinus sfenoid kanan dan kiri.
a) Sinus Maksilla
Merupakan sinus terbesar, dengan volume 6-8 ml pada saat lahir dan
Terbentuk mulai bulan ke empat fetus, yang berasal dari resesus frontal
atau dari sel sel infundibulum etmoid. Sinus frontal dengan ukuran 2,8
oleh tulang yang relative tipis dari orbita dan fosa serebri, sehingga
etmoid.
c) Sinus Etmoid
Sinus yang paling bervariasi, dan merupakan focus infeksi dari sinus
sinus yang lain. Bentuknya berongga yang terdiri dari sel sel yang
d) Sinus Sfenoid
tinggi 2 cm, dalamnya 2,3 cm, dan lebarnya 1,7 cm. Volumenya 5
sampai 7,5 ml. Sebelah superior terdapat fossa serebri media dan
kelenjar hipofise, sebelah inferiornya atap nasofaring, lateral dengan
sinus cavernosa dan arteri karotis iterna, posterior dengan fsa serebri
Sampai saat ini belum ada persesuaian pendapat mengenai fisiologi sinus
ventilasi sinus kurang lebih 1/1000 volume sinus pada tiap kali
dalam sinus.
muka. Akan tetapi bila udara dalam sinus diganti dengan tulang, hanya
resonator yang efektif. lagi pula tidak ada korelasi antara resonansi
Fungsi ini berjalan bila ada perubahan tekanan yang besar dan
mucus ini keluar dari meatus medius, tempat yang paling strategis.
Para ahli membagi sinusitis jamur menjadi 2 bagian besar yaitu yang bersifat
non invasive dan bersifat invasive. Sinusitis non invasive atau yang disebut
invasi ke dalam mukosa dan tidak mendestruksi tulang. Sinusitis non invasive
adalah infeksi jamur pada rongga sinus yang dapat menginvasi sampai ke
jamur yang bersifat alergi ini dapat mengenai lebih dari satu sinus pada
satu sisi, namun kedua sinus di sisi kiri dan kanan dapat terkena
sekaligus bila infeksinya berat. Seperti pada fungal ball, gejalanya bisa
sama dengan sinusitis bakteri. Polip nasal dan sekret yang kental
ke dalam jaringan sinus dan tulang. Sinusitis jamur tipe ini ditemukan
terkontrol. Pada sinusitis jamur tipe invasive akut dapat ditemukan ada
invasi jamur ke jaringan dan vascular. Imunitas yang rendah dan invasi
nasi, mukosa berwarna biru kehitaman da nada konka atau septum yang
Sinusitis invasif akut dan kronik adalah tipe paling serius dari sinusitis
jamur, dan untunglah hanya sedikit yang ada. Sinusitis jamur invasif
tidak sehebat sinusitis jamur invasive akut, hal ini disebabkan oleh
G. DIAGNOSIS
Sinusitis jamur dapat terjadi pada pasien dengan sinusitis kronik, yang
tidak terkontrol, atau imun yang rendah. Perlu diwaspadai adanya sinusitis
atau bila ada membran berwarna putih keabu-abuan pada irigasi antrum.5,8
Tipe ini tidak membuat kerusakan mukosa dan tulang. Sering hanya
obstruksi hidung, sakit kepala satu sisi, nyeri wajah, adanya post nasal
drip, dan nafas yang berbau, kadang-kadang dapat terlihat massa jamur
Bent dan Kuhn membuat kriteria diagnosis untuk sinusitis alergi jamur
yaitu:9
sisi
3 Gambaran CT Scan menunjukkan material Erosi tulang melalui
jaringan sinus
2. Pemeriksaan Penunjang
a) Pemeriksaan Laboratorium
jarang terjadi. Biasanya >1000 U/ml (normal <50 U/ml). Pasien dengan
1) Fungal Ball
terbatas pada satu sinus dan biasanya pada sinus maksilaris, yang
c) Pemeriksaan Histopatologik8, 15
PAS (Periodic Acid Schiff) atau MSS (Methenamine Silver Stain ) yang
(Hematoksilin-Eosin)
Tanda khas sinusitis alergi jamur adalah polip nasi dan musin
invasi jaringan.
Gambar 11. Gambaran Histologik Allergic Fungal Sinusitis15
bulan)
Sinusitis15
H. PENATALAKSANAAN11, 12
Terapi utama pada seluruh jenis sinusitis jamur adalah operasi. Pemberian
medikal terapi tergantung pada tipe infeksi dan ada tidaknya invasi.
a) Terapi Operatif
b) Terapi Operatif
rendah, namun pada kasus dengan ukuran fungal ball yang besar dan sulit
diperlukan.
a) Terapi Operatif
b) Terapi Medikamentosa
a) Terapi Operatif
b) Terapi Medikamentosa
post operasi, terapi anti fungal penting pada semua kasus sinusitis
invasi pada pasien dengan penurunan imunitas tubuh. Yang sering
mengenai dosis dan lama pemakaian obat ini. Penggunaan yang biasa
I. KOMPLIKASI
Pada alergic fungal sinusitis dapat terjadi erosi pada struktur yang di dekatnya
jika tidak diterapi. Erosi sering dapat terlihat pada pasien yang mengalami
ke orbita dan sistem saraf pusat. Pada Acute Invasive Fungal Sinusitis dapat
nekrosis. Selain itu juga dapat terjadi trombosis sinus kavernosus dan invasi ke
susunan saraf pusat. Pada chronic Invasive Fungal Sinusitis dapat menginvasi
jaringan sekitarnya sehingga terjadi erosi ke orbita atau susunan saraf pusat.
J. PROGNOSIS
Keadaan ini memiliki prognosis yang sangat baik jika fungus ball dapat
diangkat dan pengisian udara yang adekuat pada sinus dapat dikembalikan.
Prognosis baik pada pasien yang menerima anti jamur sistemik dalam waktu
yang lama. Pasien yang menerima anti jamur sistemik dalam waktu singkat
K. KESIMPULAN
infeksi jamur pada sinus paranasal yang biasanya terjadi pada orang-orang
dengan imunosuppresi.
dan kortikosteroid.
3. Sinusitis jamur secara garis besar dibagi atas dua yaitu sinusitis jamur
invasif dan sinusitis jamur non invasif. Dimana pada sinusitis jamur non
sampai ke tulang.
histopatologi.
5. Terapi yang digunakan pada sinusitis jamur merupakan multi modal terapi
pada umumnya terapi utama pada kasus sinusitis jamur adalah terapi
operatif.
tidak.
DAFTAR PUSTAKA