Anda di halaman 1dari 7

Presentasi Kasus

VESTIBULITIS

Presentator :dr. Yosephine Nina Wodyarini


Moderator : dr. Melysa Fitriana, Sp. T.H.T.K.L

Bagian Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok – Kepala Leher


Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada/ RSUP Dr.SardjitoYogyakarta
2019

1
PENDAHULUAN Trauma yang berulang pada
Infeksi pada hidung dapat vestibulum saat hidung diusap dan
mengenai hidung luar yaitu bagian kulit dibersihkan oleh pasien sendiri menjadi
hidung maupun rongga dalam hidung penyebab yang paling sering. Deviasi
yaitu di bagian mukosa. Infeksi pada septum ke dalam vestibulum juga
hidung luar dapat berbentuk selulitis merupakan faktor predisposisi yang
atau vestibulitis1 paling sering pada vestibulitis. Kulit
yang melapisi deviasi kartilago tersebut
Infeksi kulit pada vestibulum
sangat tipis dan sangat mudah untuk
hidung dikenal sebagai nasal
rusak walaupun hanya terkena trauma
vestibulitis. Bisa bersifat sekunder
hidung yang ringan. Kerusakan pada
terjadi akibat rinore terus-menerus,
epitel lapisan pelindung dari vestibulum
nose-picking, atau infeksi bakteri dan
nasi karena hal tersebut di atas dapat
virus seperti herpes simpleks dan herpes
menyebabkan infeksi dan peradangan.
zoster. Benda asing sering
Perkembangan menjadi infeksi ulserasi
menyebabkan vestibulitis pada
persisten dapat terjadi. Menghindari
anakanak berupa discharge purulen.2
trauma yang tidak perlu dan koreksi
Vestibulitis merupakan infeksi terhadap deviasi kartilago septum
bakteri akut pada kelenjar sebaceous adalah salah satu bentuk usaha
folikel rambut vestibulum nasi. yang pereventif.2
disebabkan oleh bakteri Staphylococcus
Mencabut atau memotong bulu
aureus. Bakteri ini merupakan
hidung dapat mengiritasi kulit
mikroflora normal manusia dan
vestibulum nasi, ini dapat memicu
biasanya terdapat pada saluran nafas
atas dan kulit.3 Sebagian besar penyakit terjadi infeksi. 4
yang disebabkan oleh bakteri ini Vestibulitis unilateral pada anak
memproduksi nanah, oleh karena itu sangat dekat dengan diagnosis benda
bakteri ini sering disebut bakteri asing. Discharge yang banyak dari
piogenik. iritasi mukosa oleh benda asing

2
menyebabkan vestibulitis sekunder. oedema, dan pasien kadang juga merasa
Vestibulitis yang terjadi pada kedua demam.6
nares biasanya berhubungan dengan
Infeksi bakteri Staphylococcus,
ekzema. Rinore purulen yang
atau Streptococcus pada vestibulum
berhubungan dengan sinusitis kronis
hidung, biasanya berhubungan dengan
dapat juga menyebabkan vestibulitis.
cedera dan manipulasi, antibiotik harus
Rinore yang bening dari nasal alergi
digunakan untuk kebanyakan kasus.7
atau coryza dapat juga menyebabkan
Antibiotik cream dioleskan pada
ekskoriasi kulit vestibular.5
vestibulum nasi selama infeksi masih
Diagnosa ditegakkan dari
terjadi. Manipulasi pada hidung sangat
anamnesa dan pemeriksaan fisik.
dilarang. Jika terdapat kecurigaan
Dimulai dengan gejala yang ringan,
bahwa terjadi furunkel, antibiotik oral
tetapi bila dimanipulasi dengan
atau parenteral dosis tinggi harus
sentuhan atau gerakan memencet dapat
diberikan, Jika mungkin dapat
menyebabkan vestibulitis pada hidung.
dikombinasi dengan antibiotik lokal.
Puncak hidung dirasakan sangat nyeri
Obat tersebut harus tetap diberikan
dan kaku, dimana kulitnya sangat
walaupun gejala penyakitnya telah
teregang pada perikondrium. Rudolf
hilang.4
sign yaitu eritema pada nasal tip, lebih
sering unilateral, jarang bilateral. Obat antiinflamasi membantu
Gejala tambahan seperti demam, sakit mengurangi radang dan bengkak.
kepala, dan malaise dapat ditemukan.6 Kompres hangat dapat
membantu mengurangi penyebaran
Nyeri yang meningkat, sensitif
peradangan. Pasien diinstruksikan
terhadap tekanan, dan terasa berdenyut-
untuk tidak terlalu sering
denyut pada puncak hidung yang diikuti
memegang atau menggosok-gosok
dengan kemerahan dan bengkak pada
hidung.4
puncak hidung, ala nasi, dan pada area
di atas bibir. Pada area tersebut terjadi

3
Diagnosa banding dari nasal about 3 days ago. The patient feel
vestibulitis adalah furunkulosis, painful if touched and swelling.

erysipelas dan selulitis.1 Before the complaint, the patient


Komplikasi bisa sangat serius. was scraping and rubbing his nose
Dapat dikenal sebagai selulitis, abses because of his influenza. At this time the
dan trombosis dari sinus cavernosus.7 influenza sign was decreasing.
Sometimes in every morning the patient
Kemungkinan trombosis sinus
was sneezing and feel itchy on his nose
cavernosus harus selalu dicurigai, hal
so then the patient always scrubbing his
ini dapat terjadi karena penyebaran
nose. Nasal blockage, rhinorea,
infeksi secara retrograde lewat vena.
decreasing of snubbing, and bleeding is
Kondisi ini menimbulkan keadaan yang
denied. Ear and throat complaints are
serius, yang sering diikuti dengan
denied. The patient had similar
kebutaan atau bahkan kematian.
complain before. Patient claims, there is
Awalnya pasien mengeluh sakit kepala,
no history of Allergy and Asthma.
dan nyeri sampai parestesi nervus
trigeminal yang diikuti oleh neuropati From physical examination it was
nervus kranial yang lain, menyebabkan found that the patient’s general
ophthalmoplegia. condition was moderate, compos
mentis, pulse frequency 90
Pemberian cepat antibiotik intravena
times/minute, breathing 20
dosis tinggi dapat mengurangi
times/minute, with the temperature
3
mortalitas hingga 10-27%. 36,4OC, pain threshold with VAS 2-3.

On the ENT examination, auricular


CASE REPORT
dextra and sinistra within normal limits,
An eight years old boy came on
examination of otoscopy dextra and
to ENT clinic RSUP Dr. Sardjito with
sinistra, external acoustic canal within
chief complain pain both of the nose for
normal limit, tympanic membrane looks

4
intact and positive light reflex. On 2. Djuanda A, Pioderma dalam:
anterior rhinoscopy : there was oedema, Ilmu Penyakit Kulit dan
and hyperemic on vestibulum nasi Kelamin, 2012. p. 60.
dextra and sinistra. Crust (+), discharge
3. Satvinder Singh Bakhsi. Image
(+). On oropharynx examination within
diagnosis : Nasal Furunculosis-
normal limit. On indirect laryngoscopy
Adangerous Nose Infection. The
examination is not found abnormality.
Permanente Journal.
Neck examination is not found
2018;22:17-076
abnormality.
4. Bull P. Diseases of the ear nose
The patient was diagnosed with
and throat. 10th edition.UK:
nasal vestibulitis. The patient was treat
Blackwell publish. 2007. p. 86-
with topical cream Betamethasone
dipropionate 0.05% - Gentamicin 7.

sulfate 0.1% spreaded 3 times a day 7- 5. Turki al driweesh. Nasal

10 days and Diclofenac Kalium 2 x 50 Vestibulitis-review of

mg. The patient was educated that never literrature. Scholars Journal of

do the nose manipulation and follow up Applied Medical Sciences. DOI:

on to the hospital 5 days later. 10.21276/sjams

The problem with this case is the 6. Jubina Puthen Purayil : A Rare

recurrency. Case of Nasal Vestibulitis


Complicating As Bilateral
DISKUSI
Preseptal Cellulitis. In IOSR
Journal. 2018
DAFTAR PUSTAKA
7. Bhargava KB, Bhargava SK,
1. Wardani RS, Mangunkusumo E,
Shah TM. Anatomy in the Ear.
Vestibulitis, dalam Buku Ajar
In a Short Textbook of ENT
Ilmu Kesehatan THT KL, 2010;
Diseases. 6th ed. Mumbai : Usha
VI(5): 139-140.
Publications, 2002.

5
8. Bull T.R., Acute infections: 14. Önerci TM. Diagnosis in
Vestibulitis, in Examination of Otorhinolaryngology. Verlag
the nose: conditions of the Berlin Heidelberg: Springer.
external nose, 2007; (9):8.
2009. p. 69-71.
9. Tulio A valdes. 15. Sulistia GW, Rianto S.
Infectious disease in Farmakologi dan Terapi. Dept
pediatric Farmakologi FKUI. Edisi 5.

Otolaryngology. A Practical 2010


guide. Springer. 2016. Hal: 85- 16. Kevin W Dahle, Richard D

92 Sontheimer. The Rudolph sign

10. Probst R, Grevers G, Iro H. A of nasal vestibular

Step By Step Guide Learning. furunculosis: Questions raised

Basic Otolaryngology. Stugart, by this common but


underrecognized nasal
New York ; Thieme. 2006
mucocutaneous disorder.
11. Bull T.R., Vestibulitis, in A
Department of Dermatology,
Colour Atlas of
University of Utah School of
E.N.T.
Medicine, Salt Lake City, Utah.
Diagnosis, 2002; (9):22.
Dermatology Online
12. Drake RL, Vogl W, Mitchell
Journal 18(3): 6. 2012
AWM. Gray’s Anatomy for
Student. Philadelphia ;

Elsevier. 2005
13. Junqueira LC, Carneiro
J. Histologi Dasar Teks
& Atlas. 10th ed. Jakarta: EGC.
2007

6
7

Anda mungkin juga menyukai