Anda di halaman 1dari 12

ABSES RETROFARING

Definisi
Abses retrofaring adalah suatu peradangan
yang disertai pembentukan pus pada daerah
retrofaring dan merupakan salah satu infeksi
pada leher bagian dalam (deep neck
infection).
Epidemiologi
Penyakit ini biasanya ditemukan pada anak
yang berusia dibawah 5 tahun. Hal ini terjadi
karena pada usia tersebut ruang retrofaring
masih berisi kelenjar limfe, masing masing 2-
5 buah pada sisi kanan dan kiri. Pada usia
diatas 6 tahun kelenjar limfe akan mengalami
atrofi
Etiologi
1. Infeksi saluran nafas atas yang
menyebabkan limfadenitis retrofaring
2. Trauma dinding belakang faring oleh benda
asing seperti tulang ikan atau tindakan
medis (adenoudektomi, intubasi endotrakea
dan intubasi)
3. Tuberkulosis vertebra servicalis bagian atas.
Klasifikasi
Akut Kronik
Sering terjadi pada anak 4-5
th
Akibat infeksi pada saluran
nafas atas seperti
adenoid,nasofaring, rongga
hidung, sinus paranasal dan
tonsil yg meluas ke kelenjar
limfe retrofaring sehingga
menyebabkan supurasi di
daerah tsb
Pada dewasa terjadi akibat
infeksi langsung oleh karena
trauma akibat penggunaan
instrumen dan benda asing

Pada orang dewasa atau
anak anak yang lebih tua
Terjadi akibat infeksi TB
pada vertebra servikalis
dimana pus secara
langsung menyebar
melalui ligamentum
longitudinal anterior atau
infeksi TB pada kelenjar
limfe retrofaring yg
menyebar dari kelenjar
servical
Anamnesis
1. Demam
2. sukar dan nyeri menelan
3. rasa sakit di leher ( neck
pain )
4. keterbatasan gerak leher
5. Dispnea
1. Demam
2. sukar dan nyeri menelan
3. suara sengau
4. dinding posterior faring
membengkak ( bulging ) dan
hiperemis pada satu sisi.
5. pembesaran kelenjar limfe leher
( biasanya unilateral ).
Pada keadaan lanjut keadaan
umum anak menjadi lebih
buruk, dan bisadijumpai adanya
1. kekakuan otot leher ( neck
stiffness ) disertai nyeri pada
pergerakan
2. air liur menetes ( drooling )
3. obstruksi saluran nafas seperti
mengorok, stridor, dispnea
Dewasa
Anak Anak
Diagnosis
Pemeriksaan Fisik
Dewasa Anak-anak
Edema Posterior faring
Kaku leher
Adenopati servical
Demam
Drooling
Stridor
Adenopati servical
Bulging retrofaring
Demam
Stridor
Kaku leher
Drooling
Masa pada leher
Letargis
Distress pernafasan
Tanda tanda terkait termasuk
tonsilitis, faringitis dan otitis
media
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
a. darah rutin : lekositosis
b. kultur spesimen ( hasil aspirasi )
Radiologis
a. Foto jaringan lunak leher lateral
Dijumpai penebalan jaringan lunak retrofaring ( prevertebra ) :
- setinggi C2 : > 7 mm ( normal 1 - 7 mm ) pada anak-anak dan
dewasa
- setinggi C6 : > 14 mm ( anak-anak , N : 5 14 mm ) dan > 22 mm (
dewasa, N : 9 22 mm )
Pembuatan foto dilakukan dengan posisi kepala hiperekstensi
dan selama inspirasi. Kadang-kadang dijumpai udara dalam
jaringan lunak prevertebra dan erosi korpus vertebra yang
terlibat.
CT Scan
MRI
Diagnosis Banding
1. Adenoiditis
2. Abses peritonsil
3. Abses parafaring
4. Epiglottitis
5. Croup
6. Aneurisma arteri
7. Tonjolan korpus vertebra
Penatalaksanaan
Medika mentosa Operatif
Antibiotik
Pilihan utama adalah
clindamycin yang dapat
diberikan tersendiri atau
dikombinasikan dengan
sefalosporin generasi kedua (
seperti cefuroxime ) atau beta
lactamase. Pemberian antibiotik
biasanya dilakukan selama lebih
kurang 10 hari.
Simtomatis
Bila terdapat dehidrasi,
diberikan cairan untuk
memperbaiki keseimbangan
cairan elektrolit.
Pada infeksi Tuberkulosis
diberikan obat tuberkulostatika.
Aspirasi pus ( needle aspiration )
Insisi dan drainase
Pendekatan intra oral ( transoral ) :
untuk abses yang kecil dan
terlokalisir.
Pasien diletakkan pada posisi
Trendelenburg, dimana leher
dalam keadaan hiperekstensi dan
kepala lebih rendah dari bahu.
Insisi vertikal dilakukan pada
daerah yang paling berfluktuasi
dan selanjutnya pus yang keluar
harus segera diisap dengan alat
penghisap untuk menghindari
aspirasi pus. Lalu insisi diperlebar
dengan forsep atau klem arteri
untuk memudahkan evakuasi pus.

Komplikasi Prognosis
Massa itu sendiri : obstruksi jalan
nafas
Ruptur abses : asfiksia, aspirasi
pneumoni, abses paru
Penyebaran infeksi ke daerah
sekitarnya :
a. inferior : edema laring ,
mediastinitis, pleuritis, empiema,
abses mediastinum
b. lateral : trombosis vena jugularis,
ruptur arteri karotis, abses
parafaring
c. posterior : osteomielitis dan erosi
kollumna spinalis
Infeksi itu sendiri : necrotizing
fasciitis, sepsis dan kematian.
Pada umumnya prognosis
abses retrofaring baik apabila
dapat didiagnosis secara dini
dengan penanganan yang
tepat dan komplikasi tidak
terjadi. Pada fase awal
dimana abses masih kecil
maka tindakan insisi dan
pemberian antibiotika yang
tepat dan adekuat
menghasilkan penyembuhan
yang sempurna

Anda mungkin juga menyukai