potensial di antara fasia leher dalam sebagai akibat dari penjalaran infeksi dari berbagai sumber (gigi, mulut, tenggorok) Abses leher: - abses peritonsil - abses retrofaring - abses parafaring - abses submandibula Angina Ludovici (Ludwigsangina) selulitis Definisi abses : suatu lesi yang diakibatkan adanya supurasi lokal di dalam jaringan padat Peritonsil/peritonsilar peri di dekat/di sekitar/di sekeliling peritonsilar terletak di sekitar tonsil Etiologi Kuman penyebab yang paling sering dijumpai adalah spesies aerob maupun anaerob gram positif yang biasa didapatkan pada kultur aerob : - Streptokokus beta hemolitik grup A - Staphylokokus aureus - Haemophylus influenzae anaerob : - bacteriodes sp - fusobacterium sp Disebabkan penjalaran dari tonsilitis akut yang mengalami supurasi dan menembus kapsul tonsil Patofisiologi Pada tonsilitis akut kuman menembus kapsul tonsil radang (pada jaringan ikat peritonsil) infiltrat supurasi abses Paling sering pada fosa supratonsilaris (70 %) Biasanya unilateral, banyak pada orang dewasa
Diagnosis Gejala klinis : Nyeri tengorok hebat, unilateral, spontan, makin hebat saat menelan Nyeri telinga (referred pain) Rinolalia Ptialismus Panas
Pada Pemeriksaan Trismus Mulut berbau (foetor ex ore) Pembesaran KGB regional, nyeri tekan, kadang tortikolis Tonsil udem, hiperemi, terdorong ke medial bawah palatum mole bombans, uvula terdorong kontra lateral
Diagnosis Pasti Pungsi pada daerah yang bombans : Pus (+) abses Darah (+) infiltrat Penatalaksanaan Bila masih infiltrat terapi seperti pada tonsilitis akut Bila abses (terbentuk pus) insisi (tanpa anastesi) Dapat diberikan antibiotik seperti pada tonsilitis akut Analgesik, antipiretik Karena abses ini cenderung kambuh, 4-6 minggu setelah sembuh tonsilektomi
Penyulit Penjalaran abses abses parafaring mediastinitis Udem menjalar ke bawah udem laring obstruksi Aspirasi pus Sepsis