Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang paling umum ditemukan
dalam praktik kedokteran primer. Menurut NHLBI (National Heart, Lung, and
Blood Institute), satu dari tiga pasien menderita hipertensi. Hipertensi merupakan
penyebab kematian dan kesakitan yang tinggi. Hipertensi sering diberi gelar The
Silent Killer karena hipertensi merupakan pembunuh tersembunyi yang penyebab
awalnya tidak diketahui atau tanpa gejala sama sekali (Muhadi, 2016; Dhuha,
2011).
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah
sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg
pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup
istirahat/tenang (InfoDATIN, 2014).
Data WHO (2011) menunjukkan, di seluruh dunia sekitar 972 juta orang
atau 26,4 % penghuni bumi mengidap hipertensi, angka ini kemungkinan akan
meningkat menjadi 29,2 % di tahun 2025. Di wilayah Asia Tenggara hipertensi
membunuh hampir 8 juta orang setiap tahun, dimana hampir 1,5 juta adalah
penduduk. Diperkirakan 1 dan 3 orang dewasa di Asia Tenggara menderita
hipertensi. Dari 972 juta pengidap hipertensi di seluruh dunia, 333 juta berada di
negara maju dan 639 sisanya berada di negara berkembang, termasuk Indonesia
(Dhuha, 2011; Depkes RI, 2007).
Menurut Hamid (2011), dalam Seminar The Scientific Meeting on
Hypertension 2011, tingkat prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 31,7
persen dari total penduduk dewasa. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar Tahun
2013, prevalensi hipertensi di Indonesia berdasarkan hasil pengukuran pada umur
18 tahun sebesar 25,8 persen. Jadi cakupan nakes hanya 36,8 persen, sebagian
besar (63,2%) kasus hipertensi di masyarakat tidak terdiagnosis. Data secara
nasional yang belum lengkap, sebagian besar penderita hipertensi di Indonesia
tidak terdeteksi, sementara mereka yang terdeteksi umumnya tidak menyadari
kondisi penyakitnya (Dhuha, 2011; Depkes RI, 2007; RISKESDAS, 2013).

1
Berdasarkan data World Health Organization (WHO) dari 70% penderita
hipertensi yang diketahui hanya 25% yang mendapat pengobatan, dan hanya
12,5% yang diobati dengan baik (adequately treated cases) diperkirakan sampai
tahun 2025 tingkat terjadinya tekanan darah tinggi akan bertambah 60%.
Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam jangka waktu lama
(persisten) dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), jantung
(penyakit jantung koroner) dan otak (menyebabkan stroke) bila tidak dideteksi
secara dini dan mendapat pengobatan yang memadai. Banyak pasien hipertensi
dengan tekanan darah tidak terkontrol dan jumlahnya terus meningkat. Oleh
karena itu, partisipasi semua pihak, baik tenaga medis, pemerintah serta
masyarakat diperlukan agar hipertensi dapat dikendalikan (Depkes RI, 2007;
InfoDATIN, 2014).
Upaya peningkatan pelayanan kesehatan dasar bukan semata-mata
tanggung jawab pemerintah saja, namun semua komponen yang ada di
masyarakat, termasuk kader. Peran kader Posyandu sangat besar karena selain
sebagai pemberi informasi kesehatan kepada masyarakat juga sebagai penggerak
masyarakat untuk datang ke Posyandu memeriksakan kesehatan, salah satunya
adalah mengukur tekanan darah (Kemenkes RI, 2012).
Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian terhadap kader Posyandu dengan judul Gambaran Tingkat
Pengetahuan tentang Hipertensi dan Diet Rendah Garam pada Kader Posyandu
Desa Kaliwungu di Wilayah Kerja Puskesmas Ngunut yang bertujuan untuk
mengetahui tingkat pengetahuan kader Posyandu dan diharapkan dapat
meningkatkan serta menginformasikan pengetahuan tentang hipertensi dan diet
rendah garam kepada masyarakat pada umumnya dengan lebih mengedepankan
unsur prevensi dan edukasi dalam penanganan prioritas masalah kesehatan,
terutama hipertensi.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana tingkat pengetahuan tentang hipertensi dan diet rendah garam
pada kader Posyandu Desa Kaliwungu di Wilayah Kerja Puskesmas Ngunut?

2
1.3 Tujuan Mini Project
Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan tentang hipertensi dan diet
rendah garam pada kader Posyandu Desa Kaliwungu di Wilayah Kerja
Puskesmas Ngunut.
1.4 Manfaat Mini Project
1. Bagi Peneliti
a. Memenuhi salah satu tugas peneliti dalam menjalankan program
internsip dokter umum Indonesia.
b. Sebagai sarana yang berguna dalam menerapkan ilmu pengetahuan
yang telah didapatkan sebelumnya.
2. Bagi Kader Posyandu
a. Menambah pengetahuan tentang hipertensi dan diet rendah garam.
b. Menginformasikan pengetahuan tentang hipertensi dan diet rendah
garam kepada masyarakat pada umumnya, terutama peserta
Posyandu lansia, baik yang mengalami hipertensi atau tidak.
3. Bagi Puskesmas
Meningkatkan pelayanan kesehatan dalam hal preventif, kuratif, maupun
rehabilitatif, khususnya pada penyakit hipertensi.

Anda mungkin juga menyukai