Anda di halaman 1dari 22

TUTOR 13

Fasilitator : dr. M.Nurhuda Sp.B


Ketua : Novita Ramadini
Sekretaris : Irma juwita
Anggota: - Yushera Atika Sari
- Windu Arinda
- Mila Octavia Usti
- Yassinta Allisya Noer
- Elza Ramadhani Afnis
- Hamimah Risfhahani
- Halimah Tusya’diah Maisa
- Salman Rahul Ahmad
TRIGGER 2 :
Melati adalah seorang ibu muda sosialita yang
aktif, sejak beberapa bulan yang lalu sering
mengeluhkan keputihan berwarna keabu-abuan dan
tidak terlalu kental. Beberapa hari ini Melati tidak mau
keluar rumah lagi karena ia merasa keputihan yang
dialaminya sudah sangat mengganggu. Keputihan
disertai bau yang tidak sedap seperti bau ikan asin.
Atas saran suaminya yang bekerja sebagai aparatur
sipil negara (ASN), Melati berobat ke dokter spesialis
kulit dan kelamin. Dari anamnesis
didapatkan kebersihan organ intim Melati
kurang. Keputihan tidak disertai nyeri saat
buang air kecil. Dua minggu yang lalu Melati
berhubungan dengan suaminya. Dari
pemeriksaan genitalia ditemukan duh tubuh yang
homogen warna keabu-abuan. Dokter
menganjurkan untuk pemeriksaan sniff tes
dan laboratorium Setelah itu diberikan obat
untuk diminum secara teratur.
STEP I
1. Keputihan : kondisi keluarnya lendir dari
vagina
2. Sniff test : pemeriksaan yang dilakukan untuk
menemukan kelainan pada vagina
3. Duh tubuh homogen : cairan yang keluar dari
genitalia
STEP II
1. Apa penyebab dari keputihan bewarna keabu-
abuan dan tidak kental?
2. Mengapa keputihannya berbau ikan asin?
3. Apa diagnosa pada melati?
4. Apa penyebab kurangnya kebersihan?
5. Apa penyebab duh tubuh yang homogen?
6. Apa tujuan dan bagaimana prosedur dari sniff
test?
7. Bagaimana penatalaksanaan dari penyakit melati?
STEP III
1. karena adanya infeksi bakteri atau jamur dan
tidak menjaga kebersihan
2. Karena Ph yang rendah
3. Vaginosis Bakterialis
4. - karena tidak mengganti pakaian dalam
- Tidak menjaga kebersihan organ genital
- Membiarkan organ genital dalam keadaan
lembab
5. Karena duh tubuh homogen khas pada
vaginosis bakterialis
6. Tujuan : untuk menemukan kelainan pada
cairan vagina
Prosedur : - vagina swab
- Teteskan KOH 10%
7. Metronidazole 2x500 mg
- Antibiotik
- Sesuai etiologi
STEP IV
Penyakit barbie

Gejala Pemeriksaan Pemeriksaan


Patofisiologi Anamnesa
fisik penunjang

Etiologi Diagnosa
Diagnosa
Banding

Tatalakasana

Komplikasi
STEP V
Vaginosis Bakterialis
1. Definisi
2. Etiologi dan faktor resiko
3. Gejala
4. Patofisiologi
5. Anamnesis
6. Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
7. Diagnosa banding
8. Tatalaksana
Step VI :
Gathering Information and
private study
Step VII
Vaginosis Bakterialis
Definisi
Vaginosis bakterial adalah sindrom klinis akibat
pergantian Lactobacillus spp. penghasil hidrogen
peroksidase dalam vagina normal dengan bakteri
anaerob konsentrasi tinggi, seperti Bacteroides
spp., Mobiluncus spp., Gardnerella vaginalis
(G.Vaginalis), dan Mycoplasma hominis (M.
hominis).
Etiologi
Vaginosis Bakterialis dapat disebabkan oleh G. Vaginalis,
Bacteroides sp, peptococcus sp. Adanya pertumbuhan
berlebih dari bakteri tertentu, sehingga mengganggu
keseimbangan alami bakteri di dalam vagina. Ada dua jenis
bakteri di dalam vagina yaitu bakteri jahat dan baik. Bakteri
baik adalah bakteri lactobacillus yang berfungsi membatasi
pertumbuhan bakteri jahat dengan menjaga PH normal atau
tingkat keasaman vagina. Selain itu, juga terdapat bakteri
jahat yaitu bakteri anaerob. Ketika jumlah bakteri baik
menurun, pertumbuhan bakteri Gardnerella vaginalis akan
berlebih sehingga menyebabkan vaginosis bakterialis
Faktor resiko
1. Aktivitas seksual
2. Penggunaan Douching (produk untuk
menjaga hygiene wanita)
3. Merokok
4. Pengunaan AKDR
Gejala
- duh tubuh abu-abu, homogen, berbau, tidak
berbusa
- Gatal
- Iritasi mukosa
- Nyeri abdomen
Anamnesis
- KU dan Keluhan Tambahan
- Riwayat penyakit
– Kapan terjadi kontak seksual tersangka (CS)
– CS dengan pria/wanita PSK, pacar, suami/istri
– Jenis kelamin mitra seksual
– Cara melakukan hubungan seksual
– Penggunaan kondom
– Riwayat pengobatan
– Hubungan penyakit dengan keadaan lain (haid,
keletihan, penyakit, kehamilan ,dll
• Riwayat IMS sebelumnya
– Keluar duh tubuh/ nanah dari kemaluan
– Luka, lecet di kemaluan
– Bengkak di lipat paha
– Benjolan/ jengger ayam

Pemeriksaan Fisik
1. Duh tubuh vagina abu-abu,homogen,
berbau, tdk berbusa
2. Sekret vagina
3. pH vagina 4,5-5,5
Pemeriksaan Penunjang
1. Test amin (test Sniff) (+)
Whiff test merupakan salah satu pemeriksaan
yang khas didapatkan pada kasus VB. Whiff test
atau Sniff test atau tes amin dilakukan dengan
cara meneteskan KOH 10% pada duh tubuh
vagina.
2. Pemeriksaan laboratorium
Clue cells, Gardnerella vaginalis
Diagnosa Banding
1.Kandidiasis
2.Thricomoniasis

Tatalaksana
Farmakoterapi
1. Metronidazol
• 2 x 500 mg → 7 hari
• 2 gr / dosis tunggal
• Hari I & III → 2 gr
2. Ampisilin/amoksisilin 4x500 mg → 5hr
3. Profilaksis 
• hari 3 Haid → metronidazol 2 gr
Non Farmakoterapi
• Selalu menggunakan pakaian dalam yang menyerap keringat
dan tidak terlalu ketat.
• Menghindari menggunakan pewangi yang berlebihan pada
pakaian dalam.
• Menghindari menggunakan pembalut yang terlalu lama dan
sering.
• Tidak menggunakan sabun pembersih vagina terlalu sering,
sebab ini bisa merusak ekosistem flora normal di vagina.
• Tidak menggunakan detergen yang terlalu kuat untuk mencuci
pakaian dalam.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai