Anda di halaman 1dari 47

ASMA

1
EPIDEMIOLOGI ASMA

■ Di Amerika, 14 sampai 15 juta orang mengidap asma, dan kurang-


lebih 4,5 juta di antaranya adalahanak-anak.
■ Di Indonesia ?
■ merupakan salah satu penyakit utama yang menyebabkan pasien
memerlukan perawatan, baik di rumah sakit maupun di rumah.
■ Separo dari semua kasus asma berkembang sejak masa kanak-
kanak, sedangkan sepertiganya pada masa dewasa sebelum umur
40tahun.
■ dapat dimulai pada segala usia, mempengaruhi pria dan wanita
tanpa kecuali, dan bisa terjadi pada setiap orang pada segala
etnis.
2
Penyakit inflamasi kronik pada saluran pernafasan
di mana berbagai sel terlibat, terutama mast cells,
Definisi
eosinofil, danlimfosit T, yangdikarakterisiroleh :
1. obstruksi saluran nafas yang bersifat
reversibel, baik secara spontan maupun
denganpengobatan,
2. inflamasi jalan nafas,dan
3. hiperresponsivitas jalan nafas terhadap
berbagaistimuli
(NAEPP,1997)
NAEPP2007:
-menekankan adanya keterlibatan interaksi antara
ekspresi gen denganlingkungan,
-infeksi virus sebagai penyebab utama kejadian
dan perkembanganasma
- airway remodeling terlibat dalam asma kronis NAEPP : National Asthma
pada sebagianpasien Education and Prevention
Program
s 3
Faktor pemicu asma

■ ISPA (rhinovirus, influenza,


pneumonia,dll)
■ Alergen (debu, serbuk saribunga,
tengu, kecoa, jamur,dll)
■ Lingkungan (udara dingin, gas SO2,
NO2, asap rokok,dll)
■ Emosi : cemas,stress
■ Olahraga: terutama pada suhu
dingin dankering
■ Obat/pengawet : Aspirin, NSAID,
sulfit, benzalkonium klorida, beta
bloker
■ Stimuluspekerjaan 4
Istilah-istilah penyakit asma terkait etiologi

■ allergic asthma : extrinsic asthma


■ infectious asthma:disebabkan oleh infeksi virus
■ exercise-induced asthma : disebabkankarena olah raga,
dimungkinkan karena hilangnya/berkurangnya air dan panas dari
epithelium of the airways.
The morerapid the ventilation (severity of exercise), and the colder
and drier the air breathed, the morelikely is an attack of asthma
■ occupational asthma : asmayang terkait dengan pekerjaan,
umumnyadiperantarai oleh IgE-related allergy
contoh: animal handlers, worker exposed to wood and vegetable
dusts, metal salts, pharmaceutical agents, and industrial chemicals.

5
Patofisiologi

■ Inflamasi
■ Bronkokonstriksi
■ Hipersekresi mukus
■ hiperresponsivitas

7
Specimen of Bronchial Mucosa from a Subject without Asthma (Panel A) and a
Patient with Mild Asthma (Panel B) (Hematoxylin and Eosin). In the subject
without asthma, the epithelium is intact; there is no thickening of the sub-
basement membrane, and there is no cellular infiltrate. In contrast, in the
patient with mild asthma, there is evidence of goblet-cell hyperplasia in the
epithelial-cell lining. The sub-basement membraneis thickened, with collagen
deposition in the submucosal area, and there is a cellular infiltrate.

8
Patofisiologi lanjutan
■ Inflamasi : kata kunci untuk menjelaskan perubahan patologis
yang terjadi padaasma
■ Inflamasi: reaksi pertahanan diri terhadap invasi organisme
asing dengan tujuan perbaikan jaringan : respon yang
menguntungkan …………. tetapi,
■ Pada asma : inflammatory response terjadi secara tidak tepat:
adverse effects
Inflamasi pada asma dikarakterisir oleh :
■ Infiltrasi eosinofil dan limfosit ke jaringan saluran nafas

■ Pengelupasan (shedding) epithelial cells bronkus dan


penebalan lapisan subepitelial
9
Inflamasi eosinofilik pada asma

10
1/2009 Zullies Ikawati's Lecture Notes
MODERN VIEW OF ASTHMA
Allergen

Macrophage Mast cell

Th2 cell Neutrophil

Eosinophil
Mucus plug
Epithelial shedding
Nerve activation

Subepithelial
fibrosis
Plasma leak
Sensory nerve
Oedema activation
Mucus Cholinergic
Vasodilatation
hypersecretion reflex
New vessels
hyperplasia Bronchoconstriction
Hypertrophy/hyperplasia
GEJALA DAN TANDA

Penanda utama untuk mendiagnosis adanya asma a.l.:


■ mengi pada saat menghirup nafas,
■ riwayat batuk yang memburukpada malam hari, dada sesak yang
terjadi berulang, dan nafas tersengal-sengal,
■ hambatan pernafasan yang reversibel secara bervariasi selama
sianghari,
■ adanya peningkatan gejala pada saat olahraga, infeksi virus,
paparan terhadap alergen, dan perubahan musim, dan
■ terbangun malam-malam dengan gejala-gejala seperti di atas.

15
PEMERIKSAAN FISIS
 Tanpa serangan ~ dapat normal
 Penyakit penyerta
 Saat serangan
~ sesak
~ mengi
~ otot bantu napas
~ pulsus paradoksus
LABORATORIUM
Darah rutin  Eosinofilia
Sputum  eosinofil, spiral
Curschmann dan kristal Charcot-
leyden
 Serum  IgE spesifik
 Uji kulit
UJI KULIT
 Prick test
 Scratch test
 Menentukan faktor atopi
 Tidak berkorelasi dengan
pencetus asma
RADIOLOGI

 Umumnya normal

 Hiperinflasi paru
PEMERIKSAAN FAAL
PARU
Penunjang diagnosis

 Arus puncak ekspirasi

 Spirometri
Spirometri Flow Volume Curve
UJI PROVOKASI BRONKUS

❖ Provokasi beban kerja


❖Provokasi inhalasi
~ antigen
~ non spesifik : - histamin
- metakolin
1

EDUKASI PENDERITA DAN


KELUARGANYA TENTANG
ASMA
PENDIDIKAN PENDERITA
 Mengetahui seluk beluk penyakit
 Mengenali sifat penyakit
 Mengenali perubahan penyakit,
membaik atau memburuk
 Mengerti kerja obat-obatan
 Mengetahui kapan harus meminta
pertolongan dokter
2

MENENTUKAN
KLASIFIKASI ASMA
KLASIFIKASI ASMA
Ditentukan oleh
❖ Frekuensi serangan
❖ Serangan asma malam
❖ Gangguan aktiviti
❖Nilai faal paru (VEP1 atau APE)
❖ Variabiliti harian
ASMA INTERMITEN
❖ Gejala < 1 kali seminggu
❖ Gejala asma malam < 2 kali sebulan
❖ Serangan singkat tidak mengganggu
aktiviti
❖ Nilai VEP1 atau APE > 80% nilai prediksi
❖ Variabiliti < 20%
ASMA PERSISTEN RINGAN
 Gejala > 1 kali serangan tapi < 1 kali
sehari
 Eksaserbasi dapat mengganggu aktiviti
dan tidur
 Gejala asma malam > 2 kali sebulan
Nilai APE / VEP1 > 80% nilai prediksi
 Variabiliti 20 – 30%
ASMA PERSISTEN SEDANG
◆Gejala tiap hari
◆Gejala asma malam > 1 kali seminggu
◆Eksaserbasi mengganggu aktiviti dan
tidur
◆Nilai VEP1 atau APE > 60% tetapi <
80% nilai prediksi
◆Variabiliti > 30%
ASMA PERSISTEN BERAT
 Gejala berkepanjangan
 Eksaserbasi sering
 Gejala asma malam sering
 Aktiviti fisik terbatas
Nilai APE / VEP 1 < 60% nilai prediksi
 Variabiliti > 30%
KRITERIA ASMA TERKONTROL
 Tidak ada gejala asma atau minimal
 TIidak ada gejala asma malam
 Tidak ada keterbatasan aktiviti
 Nilai APE / VEP1 normal
 Pemakaian obat pelega napas minimal
 Tidak ada kunjungan ke Unit Gawat
Darurat
KLASIFIKASI GINA
2006
 Asma terkontrol total
 Asma terkontrol sebagian
 Asma tidak terkontrol
ASMA TERKONTROL TOTAL

Bila semua kriteria asma


terkontrol dipenuhi
ASMA TERKONTROL
SEBAGIAN

Bila lebih dari 3 kriteria


asma terkontrol dipenuhi
ASMA TIDAK TERKONTROL

Bila kriteria asma


terkontrol yang dicapai
kurang dari 3 buah
3

MENGHINDARI FAKTOR

PENCETUS
FAKTOR PENCETUS
 Alergen (debu rumah, bulu binatang)
 Makanan (bumbu, penyedap, pengawet)
 Infeksi saluran napas
 Perubahan cuaca
 Zat kimia dan obat-obatan
 Aktiviti berlebihan
 Bahan iritan
 Bau yang merangsang
 Emosi
Faktor Pencetus
4PENGOBATAN
YANG OPTIMAL
TUJUAN PENATALAKSANAAN
ASMA
 Menghilangkan dan mengendalikan
gejala asma
 Mencegah eksaserbasi penyakit
 Meningkatkan faal paru mendekati
normal
 Mempertahankan faal paru
 Meningkatan kualiti hidup
TUJUAN PENATALAKSANAAN
ASMA (LANJUTAN)
 Menghindari efek samping obat
 Mencegah obstruksi yang ireversibel
 Mencegah kematian karena asma

MEMBUAT ASMA MENJADI TERKONTROL


KRITERIA ASMA TERKONTROL
1. Tidak ada atau gejala minimal
2. Tidak ada gejala asma malam
3. Tidak ada keterbatasan aktiviti
4. Tidak ada atau minimal pemakaian
obat pelega
5. Faal paru normal atau mendekati
normal
6. Tidak ada kunjungan ke emergensi
Tujuan Terapi
Tujuan : memungkinkan pasien menjalani hidup yang normal dengan
hanya sedikit gangguan atau tanpa gejala

Beberapa tujuan yang lebih rinci antara lain adalah :


O Mencegah timbulnya gejala yang kronis dan menganggu,seperti
batuk, sesak nafas
O mengurangi penggunaan beta agonis aksi pendek

O Menjaga fungsi paru “mendekati” normal

O Menjaga aktivitas pada tingkat normal (bekerja, sekolah, olah


raga,dll)
40
lanjutan

O Mencegah kekambuhan dan meminimalisasi kunjungan


darurat keRS
O Mencegah progresivitas berkurangnya fungsi paru, dan
untuk anak-anak mencegah berkurangnya pertumbuhan
paru-paru
O Menyediakan farmakoterapi yang optimal dengan sesedikit
mungkin efek samping

41
OBAT OBAT ASMA

• Obat pelega napas ( Reliever )


• Obat pengontrol asma ( Controller )
OBAT PELEGA NAPAS

Dipakai saat serangan

Bersifat bronkodilator
OBAT PELEGA NAPAS

 Agonis 2 kerja singkat inhalasi


 Kortikosteroid sistemik
 Antikolinergik inhalasi
 Teofilin kerja singkat
 Agonis 2 kerja singkat oral
OBAT PENGONTROL ASMA

 Dipakai rutin setiap hari

 Anti inflamasi

 Bronkodilator kerja lama


OBAT PENGONTROL ASMA
 Kortikosteroid inhalasi  Teofilin lepas lambat
 Kortikosteroid sistemik  Agonis 2 kerja lama
inhalasi
 Sodium kromolin
 Agonis 2 kerja lama
 Sodium nedokromil
oral
 Anti histamin lain  Antileukotrien
~ ketotifen
~ terfenadin
~ loratadin
Selesai.....

39

Anda mungkin juga menyukai