Anda di halaman 1dari 53

Rhinitis Non

Alergi

dr. Amirah Trini Raihanah, Sp. T.H.T.B.K.L(K)


Departemen Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher
Fakutlas Kedokteran Universitas Hasanuddin
Makassar
Definisi
Inflamasi simtomatik pada mukosa hidung dengan
adanya gejala seperti hidung tersumbat, rhinorrhea,
bersin, dan/atau hidung gatal, tanpa bukti klinis infeksi
endonasal dan tanpa tanda-tanda sistemik sensitisasi
terhadap alergen (reaksi alergi)

Hellings, P. W., Klimek, L., Cingi, C., Agache, I., Akdis, C., Bachert, C., Fokkens, W. J. (2017). Non-allergic
rhinitis: Position paper of the European Academy of Allergy and Clinical Immunology. Allergy, 72(11), 1657–
1665. 
Etiologi
Pencetus

Lingkungan Iritan Melalui Udara : Obat-obatan :


- Udara panas dan dingin Parfume, cologne, A,- blocker, aspirin,
flowers, bau masakan, kontrasepsi oral,
- Perubahan suhu
kertas koran, asak rokok, antidepressant,
- kelembapan asap kendaraan antiepilepsi, psikotropika

Peruhaban hormonal (ibu


Alkohol, makanan pedas hamil), paparan tempat
kerja,

Greiwe, J., & Bernstein, J. A. (2016). Nonallergic Rhinitis. Immunology and Allergy Clinics of North America, 36(2), 289–303.
WAO NARES
Rinitis Drug Induce
Local adrenergic agonis : rhinitis
Rinitis Drug Induce
Lokal adrenergik agonis : rhinitis Klasifikasi Rhinitis
medikamentosa, penggunaan medikamentosa, penggunaan
dekongestan yang berlebihan, sistemik
a dan b-antagonis, aspirin,
dekongestan yang berlebihan,
sistemik a dan b-antagonis, aspirin,
Non Alergi
poshpodiesterase (PDE) V inhibitor, poshpodiesterase (PDE) V inhibitor,
ACE inhibitor, kalsium, channel ACE inhibitor, kalsium, channel NARES: Non-allergic rhinitis with eosinophilia
bloker, anti psikotik bloker, anti psikotik syndrome;
Rinitis Gustatori Rinitis Gustatori WAO: World Allergy Organization;
Rinorea Anterior, post nasal drip Rinorea Anterior, post nasal drip EAACI: European academy of allergy and clinical
setelah makan, terkhusus makanan setelah makan, terkhusus makanan immunology.
yang panas dan pedis yang panas dan pedis WAO NARES
Rinitis Hormonal Induced Rinitis Hormonal Rinopati Non Alergi Rinitis Idiopatik
Rinitis pada saat masa kehamilan dan Rinitis pada saat masa kehamilan dan Kongesti nasal atau rinore Kongesti nasal atau rinore
menstruasi menstruasi dengan ada iritasi atau ada dengan ada iritasi atau ada
NARES NARES pemicu serta perubahan pemicu serta perubahan
Terdapat eosinophil di secret hidung Terdapat eosinophil di secret hidung cuaca maupun suhu cuaca maupun suhu
Rinitis Okupasi Rinitis Okupasi Kebocoran cairan otak Rinitis akibat udara dingin
Rinitis Iritan Induce dan Rinitis Rinitis Iritan Induce dan Rinitis tulang belakang Rinorea, kongesti nasal, rasa
Korosif Korosif Rinore yang persisten terbakar karena dipicu oleh
Rinitis Senile Rinitis Senile setelah trauma pada wajah air atau udara yang dingin
Rinorea yang persisten tanpa adanya Rinorea yang persisten tanpa adanya atau operasi pada
pemicu dapat teridentifikasi pemicu dapat teridentifikasi wajah/operasi sinus
Rinitis Atropi Rinitis Atropi
Primer atau sekunder (kronik Primer atau sekunder (kronik
Poddighe, D., Gelardi, M., Licari, A., Giudice, M. M. del, & Marseglia, G. L. (2016). Non-
granulotous disorder, extensive granulotous disorder, extensive allergic rhinitis in children: Epidemiological aspects, pathological features, diagnostic
surgery) surgery) methodology and clinical management. World Journal of Methodology, 6(4), 200.
Diagnosis
Rhinitis Non Alergi

PEMERIKSAAN FISIK YANG TERDAPAT PADA RINITIS


Umum
Secara umum gejala rinitis alergi berhubungan dengan mulut dan
hidung yang mengalami kesulitan dalam bernafas yang
perlangsungannya kronis
Mata
Allergic shiners (terdapat tanda kehitaman dibawah mata
Telinga
Terdapat udara dan cairan ditelinga pada kasus yang kronik
Hidung
Terdapat deviasi atau perforasi septum dan polip
Purulen atau keluarnya darah bisa menjadi penanda adanya sinusitis
Visualisasi fiberoptik dapat mendeteksi penyebab rhinitis
Mulut
Tonsil yang membesar dan postnasal faring berhubungan dengan rhinitis
non alergi
Leher
Limfodenopati
Dada
Penyakit atopi atau alergi seperti Asma dll
Kulit
Penyakit atopi atau alergi seperti Eczema

Tes diagnostik yang paling umum rinitis alergi  tes


cukit kulit ( skin prick test) dan imunoglobulin E (IgE)
Quillen. D., Feller. D.B., Diagnosing Rhinitis: Allergic vs. Nonallergic. University of Florida Family Medicine
spesifik alergen. Residency Program, Gainesville, Florida
RHINITIS
VASOMOTOR
RHINITIS VASOMOTOR

● Rhinitis vasomotor atau rhinopati nonalergi adalah kumpulan gejala kongesti


nasal, rhinorrhea, dan bersin tanpa penyebab yang jelas. Rhinitis vasomotor
merupakan salah satu subtipe rhinitis nonalergi yang paling sering terjadi.

● Etiologi penyakit ini diduga disebabkan oleh disregulasi dari persarafan


simpatis, parasimpatis, dan nosiseptif

Leader P, Geiger Z. Vasomotor Rhinitis. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020 Jan-.
Sahin-Yilmaz A, Oysu C, Naclerio RM. Nonallergic Rhinitis. All Around the Nose: Basic Science, Diseases, and Surgical Management. Switzerland: Springer; 2020
Etiologi terkait dengan disregulasi saraf simpatis, parasimpatis, dan nosiseptif yang mempersarafi mukosa
hidung.

1. Ketidakseimbangan antara mediator menyebabkan peningkatan permeabilitas pembuluh darah dan


sekresi mukus dari kelenjar submukosa hidung.

2. Sekresi mukus diatur terutama oleh sistem saraf parasimpatis, sedangkan sistem saraf simpatis
mengontrol tonus vaskular.

3. Asetilkolin adalah neurotransmitter parasimpatis utama yang mengatur sekresi lendir dan
rhinorrhea.

4. Norepinefrin dan neuropeptida Y adalah neurotransmiter simpatis yang mengontrol tonus pembuluh
darah di mukosa hidung dan memodulasi sekresi yang diinisiasi oleh sistem parasimpatis.

5. Neuropeptida sensorik dan serat nosiseptif tipe C dari saraf trigeminal berkontribusi terhadap
degranulasi sel mast serta refleks gatal/bersin.

Leader P, Geiger Z. Vasomotor Rhinitis. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020 Jan.
FAKTOR RESIKO
Leader P, Geiger Z. Vasomotor Rhinitis. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020 Jan.
PATOGENESIS

terjadi
Saraf parasimpatis memiliki ketidakseimbangan aktivitas simpatis
neurotransmitter asetilkolin dan Dalam keadaaan normal, sekresi
mukus tersebut diinisiasi oleh dan parasimpatis yang
berkontribusi dalam hipersekresi
mukus dari kelenjar submukosa persarafan parasimpatis dan menimbulkan tanda dan gejala
hidung dikontrol oleh serabut simpatik. rhinitis

Pada pasien dengan rhinitis Saraf tipe C tersebut memiliki Rasa gatal dan bersin yang menyertai
vasomotor, didapatkan overekspresi reseptor ankyrin 1 (TRPA1) disebabkan oleh degranulasi dari sel
dari reseptor TRPV1 dibandingkan dan vanilloid 1 (TRPV1) yang mast yang dimediasi persarafan
dengan orang normal dapat diaktivasi oleh mediator nosiseptif tipe C dari saraf trigeminal.
inflamasi

Sahin-Yilmaz A, Oysu C, Naclerio RM. Nonallergic Rhinitis. All Around the Nose: Basic Science, Diseases, and Surgical Management. Switzerland: Springer; 2020.
okkens W, Hellings P, Segboer C. Capsaicin for Rhinitis. Current allergy and asthma reports. Springer US; 2016.
NON ALLERGIC
RHINITIS EOSINOPHILIA
SYNDROME ( NARES)
Rhinitis non-alergi dengan sindrom eosinofilik, adalah bentuk khusus dari rinitis
inflamasi kronis dan persisten, yang terjadi pada pasien non atopik. Hal ini ditandai
dengan serangan bersin, rhinorrhea berair yang banyak, pruritus hidung-langit-langit
mulut, sumbatan hidung, dan, kadang-kadang, hilangnya indra penciuman.

Tetapi menunjukkan hasil negatif dalam tes alergi. Baik peningkatan total
imunoglobulin E (IgE) maupun IgE spesifik

Yifan Menga, Bing Yana, Yang Wanga,b. Diagnosis and management of nonallergic rhinitis with eosinophilia syndrome using cystatin SN together with symptoms. Meng et al. World Allergy Organization
Journal (2020) 13:100134 http://doi.org/10.1016/j.waojou.2020.100134
Giampietro Zambetti, M.D., Andrea Ciofalo, M.D., Raffaello Romeo, M.D. Nasal histamine responses in nonallergic rhinitis with eosinophilic syndrome. Rhinology and ImmunoAllergy Unit, E.N.T.
Department, “Umberto I” General Hospital, Viale del Policlinico 155, 00161 Rome, Italy (2015)
Proses perkembangan penyakit:

Retensi eosinofil di mukosa,


Migrasi eosinofil dari
dan ini mungkin terkait
pembuluh darah ke sekret
dengan aktivasi oleh asal
hidung;
yang tidak diketahui

Perkembangan
mikropoliposis dan poliposis
hidung. Proses ini
menunjukkan bahwa
eosinofil sangat penting
dalam patofisiologi NARES.

Yifan Menga, Bing Yana, Yang Wanga,b. Diagnosis and management of nonallergic rhinitis with eosinophilia syndrome using cystatin SN together with symptoms. Meng et al. World Allergy
Organization Journal (2020) 13:100134 http://doi.org/10.1016/j.waojou.2020.100134
MANIFESTASI KLINIS
● Serangan bersin
● Rhinorrhea berair
● Pruritus hidung - langit-langit mulut
● Sumbatan hidung
● Hilangnya indra penciuman.

Tahap akutnya dipicu oleh berbagai faktor, termasuk, misalnya :


Perubahan suhu, Aroma parfum yang intens dan Kondisi iklim tertentu.
NARES menunjukkan gejala hidung yang lebih parah dibandingkan dengan
jenis lain dari rinitis alergi dan nonalergi, dan mereka berisiko
mengembangkan apnea tidur obstruktif. Pasien dengan rinitis kronis
menunjukkan kejadian 2-14%.

Giampietro Zambetti, M.D., Andrea Ciofalo, M.D., Raffaello Romeo, M.D. Nasal histamine responses in nonallergic rhinitis with eosinophilic syndrome. Rhinology and ImmunoAllergy Unit,
E.N.T. Department, “Umberto I” General Hospital, Viale del Policlinico 155, 00161 Rome, Italy (2015)
OCCUPATIONAL
RHINITIS
DEFINISI
Occupational Rhinitis didefinisikan sebagai peradangan
pada mukosa hidung akibat paparan lingkungan kerja
tertentu dan harus dibedakan dari rinitis “work-exacerbated”.

‘’Rhinitis akibat kerja merupakan rhinitis yang terjadi akibat


paparan pada pekerjaan, misalnya paparan tepung, lateks,
dan bahan kimia’’.

P. W. Hellings, L. Klimek, C. Cingi, I. Agache. Non-allergic rhinitis: Position paper of the European Academy of Allergy and Clinical
Immunology. Wiley Online Library Journal and e-Book Portal. Allergy. 2017;72:1657–1665.
Sur DKC, Plesa ML. Chronic Nonallergic Rhinitis. Am Fam Physician. 2018 Aug 1;98(3):171-176. PMID: 30215894.
ETIOLOGI
Rhinitis dapat timbul setelah tingkat tinggi dan/atau setelah kontak yang
terlalu lama dengan bahan kimia yang mengiritasi pekerjaan atau
lingkungan di udara.
Etiologi
● Occupational Rhinitis high and low molecular weight (HMW and LMW)
allergens and irritants
● Agen HMW dapat menginduksi peradangan alergi yang dimediasi IgE,
sehingga menimbulkan penyakit alergi akibat kerja.
● Mekanisme inflamasi kronis yang diinduksi oleh sebagian besar
molekul LMW masih bersifat spekulatif
● Paparan kerja terhadap zat tertentu, seperti debu tepung atau epitel
hewan laboratorium, dianggap sebagai salah satu penyebab utama OR

P. W. Hellings, L. Klimek, C. Cingi, I. Agache. Non-allergic rhinitis: Position paper of the European Academy of Allergy and Clinical Immunology. Wiley Online Library Journal  and e-Book
Portal. Allergy. 2017;72:1657–1665.
FAKTOR RESIKO
Sebuah studi Finlandia telah menggambarkan bahwa risiko
mengembangkan OR sangat tinggi untuk kelompok pekerjaan tertentu
seperti :
● Tukang roti
● Pekerja pengolahan makanan
● Petani
● Dokter hewan
● Peternak hewan
● Produsen produk elektronik
● Pembuat kapal

Hytönen M, Kanerva L, Malmberg H, Martikainen R, Mutanen P, Toikkanen J. The risk of occupational rhinitis. Int Arch Occup Environ Health. 1997; 69: 487-490. CrossRef PubMed
MANIFESTASI KLINIS

Obstruksi
pernapasan Rhinorrhea Bersin dan gatal
hidung

Terjadinya
hipersekresi
hidung

Moscato G, Vandenplas O, Van Wijk RG, Malo JL, Perfetti L, Quirce S, Walusiak J, Castano R, Pala G, Gautrin D, De Groot H, Folletti I, Yacoub MR, Siracusa A; European Academy of
Allergology and Clinical Immunolgy. EAACI position paper on occupational rhinitis. Respir Res. 2009; 10: 16. CrossRef PubMed
RHINITIS
DRUG INDUCE
DRUG INDUCED RHINITIS
● Antihipertensi ● Mempengaruhi kontrol vaskuler
● Nasal drop/spray abuse otonom  Perubahan saluran
● Coccaine vaskular hidung
● Pil kontrasepsi
● Aspirin

Justin Greiwe, MD, Jonathan A. Bernstein, MD. Non-allergic Rhinitis Diagnosis . Immunol Allergy Clin N Am: 2016.
GUSTATORY
RHINITIS
GUSTATORY RHINITIS

● Sindroma yang menimbulkan gejala rinore yang mengganggu, sesaat


setelah mengonsumsi makanan padat atau cair, yang bersifat pedas
dan/atau berempah

● Biasanya dimulai dalam beberapa menit setelah menelan makanan


tersebut, dan tidak disertai dengan gatal, bersin, hidung tersumbat
atau nyeri wajah

Putri, S. A., & Irawati, N. (2021). Pathophysiology and management of gustatory rhinitis. Oto Rhino Laryngologica Indonesiana, 50(2), 183-
GUSTATORY RHINITIS
Etiologi

Makanan pedas:
Minuman beralkohol :
stimulasi nervus sensoris vasodilatasi pada pembuluh
untuk melepaskan darah nasal  kongesti
neuropeptide dan tachykinins

Putri, S. A., & Irawati, N. (2021). Pathophysiology and management of gustatory rhinitis. Oto Rhino Laryngologica Indonesiana, 50(2), 183-
90.
GUSTATORY RHINITIS

Jalur terjadinya proses


Hipersensitivitas terhadap sensitasi alergen (Food
makanan: allergy)

● Food-allergy (Sistem imun) ● Ingesti dari makanan


● Food intolerance ● Sensitasi yang disebabkan oleh
adanya allergen inhalan
● Sensitasi melalui kulit

P. W. Hellings. Non-allergic rhinitis: Position paper of the European Academy of Allergy and Clinical Immunology. Allergy. 2017
Justin Greiwe, MD, Jonathan A. Bernstein, MD. Non-allergic Rhinitis Diagnosis . Immunol Allergy Clin N Am: 2016.
GUSTATORY RHINITIS

GEJALA DIAGNOSIS
● Watery rhinorrhoea ● Tes kulit
● Hidung tersumbat ● Pemeriksaan IgE RAST
● Kebanyakan terjadi bilateral
● Gejala timbul sesaat setelah makan  Menghindari sumber alergen

 Berikan Antihistamin dan


kortikosteroid jika sudah terjadi

Justin Greiwe, MD, Jonathan A. Bernstein, MD. Non-allergic Rhinitis Diagnosis . Immunol Allergy Clin N Am: 2016.
Dana V. Wallace, Mark S. Dykewicz, The diagnosis and management of rhinitis: An updated practice parameter, J Allergy Clin Immunol 2008
RHINITIS
ATROFI
RHINITIS ATROFI
● Infeksi kronis pada hidung : Atrofi yang progresif pada mukosa dan
tulang konka

○ Sekret yang kental dan cepat mengering  Krusta berbau busuk

○ Sering terjadi pada usia pubertas (Wanita > Laki-laki)

Dana V. Wallace, Mark S. Dykewicz, The diagnosis and management of rhinitis: An updated practice parameter, J Allergy Clin Immunol 2008
Justin Greiwe, MD, Jonathan A. Bernstein, MD. Non-allergic Rhinitis Diagnosis . Immunol Allergy Clin N Am: 2016.
Faktor predisposisi:

• Infeksi kuman spesifik (Klebsiella ozaena)


• Kuman lainnya Streptococcus, Staphilococcus dan Pseudomonas
• Defisiensi Vitamin A
• Defisiensi Fe
• Sinusitis Kronis
• Penyakit kolagen
• Kelainan hormonal
RHINITIS ATROFI
(PATOLOGI)

TIPE 1 TIPE 2
● Adanya endarteritis dan periarteritis dari ● Adanya vasodilatasi dari kapiler dan
ujung terminal arteri yang menghasilkan menjadi buruk dengan pemberian terapi
infeksi kronis estrogen

Dana V. Wallace, Mark S. Dykewicz, The diagnosis and management of rhinitis: An updated practice parameter, J Allergy Clin Immunol 2008
Justin Greiwe, MD, Jonathan A. Bernstein, MD. Non-allergic Rhinitis Diagnosis . Immunol Allergy Clin N Am: 2016.
RHINITIS ATROFI

GEJALA PEMERIKSAAN

● Hidung tersumbat dan epistaksis ● Rhinoskopi anterior


● Hidung (nafas) berbau, ingus kental
berwama hijau, krusta dan anosmia ○ Atrofi konka (Inferior dan media)
● Kadang-kadang disertai dengan sakit
kepala. ○ Sekret purulen (Warna hijau)

○ Krusta (Warna hijau)

Dana V. Wallace, Mark S. Dykewicz, The diagnosis and management of rhinitis: An updated practice parameter, J Allergy Clin Immunol 2008
Justin Greiwe, MD, Jonathan A. Bernstein, MD. Non-allergic Rhinitis Diagnosis . Immunol Allergy Clin N Am: 2016.
RHINITIS ATROFI
(TERAPI)

KONSERVATIF
PEMBEDAHAN
● Antibiotik (broad spectrum) atau sesuai
dengan hasil kultur dan resistensi ● Jika pengobatan inadekuat dan gagal 
● Pencucian hidung (larutan fisiologis atau Operasi penutupan lubang hidung
larutan garam hangat)
● Pemberian preparat vitamin A dan
preparat Fe

Dana V. Wallace, Mark S. Dykewicz, The diagnosis and management of rhinitis: An updated practice parameter, J Allergy Clin Immunol 2008
Justin Greiwe, MD, Jonathan A. Bernstein, MD. Non-allergic Rhinitis Diagnosis . Immunol Allergy Clin N Am: 2016.
PENYAKIT SISTEMIK
PENYEBAB RINITIS
NONALERGI
PENYAKIT SISTEMIK PENYEBAB RINITIS
NONALERGI
● Penyakit autoimun dan granulomatosa seperti
wegener granulomatosis dan sarcoidosis adalah
penyakit sistemik tersering penyebab rinitis.
● Pemeriksaan fisik tidak menunjukan hasil yang
spesifik, namun mungkin ditemukan gejala pada paru,
muskuloskeletal, dimana dapat penyakit dasarnya.
● Pada anak, penyebab rinitis refraktori terseringnya
adalah Extraesophageal reflux (EER).

Modul Utama Alergi Imunologi Rinitis Non Alergi Non Infeksi. Kolegium IK THTBKL : 2022
KLASIFIKASI DAN PENYAKIT SISTEMIK PENYEBAB RINITIS
INFLAMASI ATAU KONDISI IMUNOLOGI

○ Wegener granulomatosis

○ Sarcoidosis

○ SLE/Systemic Lupus Eritematous

○ Churg-Strauss

○ Relapsing polychondritis

○ Amyloidosis

○ Imunodefisiensi (contoh defisiensi IgA selektif)

○ NK/T-cel lymphoma

○ Chronic lymphocytic leukimia

Modul Utama Alergi Imunologi Rinitis Non Alergi Non Infeksi. Kolegium IK THTBKL : 2022
STRUKTURAL / KONDISI MEKANIS

• Choanal atresia

• Deviasi septum

• Pembesaran adenoid

• Benda asing

• Polip hidung

• Tumor hidung

• Diskinesia silier

• CSF leak

Modul Utama Alergi Imunologi Rinitis Non Alergi Non Infeksi. Kolegium IK THTBKL : 2022
LAINNYA

• Extraesophageal reflux (EER)

• Penyakit Parkinson

Modul Utama Alergi Imunologi Rinitis Non Alergi Non Infeksi. Kolegium IK THTBKL : 2022
RHINITIS PADA USIA
TUA (ELDERLY
RHINITIS
RHINITIS PADA USIA TUA (ELDERLY
RHINITIS)
○ Memasuki usia dekade ke 6 atau ke 7 terjadi :

○ Perubahan mukosa hidung

○ Melemahnya struktur kartilago hidung

○ Polifarmasi yang memicu rhinitis senilis atau rhinitis geriatri

Modul Utama Alergi Imunologi Rinitis Non Alergi Non Infeksi. Kolegium IK THTBKL : 2022
RHINITIS PADA USIA TUA (ELDERLY
RHINITIS)
GEJALA PEMERIKSAAN

● Pengentalan pada sekret hidung ● Rhinoskopi anterior


● Krusta, posnasal drip, dahak, berdehem
yang berlebihan ○ Konka kongesti
● Kongesti hidung
● Penurunan indra penciuman dan ○ Sekret purulen (Warna hijau)
pengecapan
● Adanya rinore cair dipicu oleh makanan, ○ Krusta (Warna hijau)
perubahan temperature dan kegiatan
olahraga

Modul Utama Alergi Imunologi Rinitis Non Alergi Non Infeksi. Kolegium IK THTBKL : 2022
RHINITIS PADA USIA TUA (ELDERLY
RHINITIS)
(TERAPI)
KONSERVATIF OBAT YANG PERLU DIHINDARI

● Pencucian hidung (larutan fisiologis atau ● Antihistamin, khususnya generasi


larutan garam hangat) dan Irigasi pertama dapat menimbulkan kekeringan
● Mukolitik seperti Guaifenesin dapat mukosa dan menimbulkan kantuk
melancarkan sekresi cairan hidung dibandingkan pengobatan lainnya.
● Ipratropium semprot hidung memicu ● Dekongestan topikal dan sistemik tidak
kekeringan pada mukosa hidung tetapi dipergunakan jangka panjang pada
beberapa pasien efektif dengan pasien geriatri karena dapat
kombinasi irigasi cairan NaCl dan menimbulkan kekeringan pada hidung
steroid topikal dan iritasi, dan juga dapat memperburuk
penyakit penyerta seperti hipertensi dan
penyakit jantung

Dana V. Wallace, Mark S. Dykewicz, The diagnosis and management of rhinitis: An updated practice parameter, J Allergy Clin Immunol 2008
Justin Greiwe, MD, Jonathan A. Bernstein, MD. Non-allergic Rhinitis Diagnosis . Immunol Allergy Clin N Am: 2016.
Diagnosis dan
Tatalaksana
Anamnesis
Non Alergi Alergi

Pola Gejala Perineal Seasonal

Jenis Gejala Kongesti, rinore, drainase, Hidung gatal, bersin, rinore,


post sinus pressure drainase post sinus pressure
Umur 70%. :>20 tahun 70% <20 tahun

Faktor pencetus Iritan non spesifik Antigen spesifik dan iritan


non spesifik
Penyakit atopi lain Tidak ada Sering ada

Riwayat keluarga rinitis Tidak sering Sering ada


Tes Kulit/IgE
Pemeriksaan Spesifik

Penunjang
Positif Negatif

Rhinitis Non
Rhinitis Alergi
alergi

Pemeriksaan
Sitologi

P.M.N Negatif Eosinofil

Rinitis non
Rinitis
Rinitis infeksi infeksi non
eosinofilik
eosinofilik
Manajemen non bedah
● Hindari Alergen
● Posisi tidur kepala 30˚
● Obat pencuci Hidung
● Medikamentosa : Antihistamin, dekongestan dan antibiotik
Langkah-Langkah cuci
hidung
● Persiapkan alat yang dibutuhkan
Dipenhydramine
Golongan anti histamin
Dimenhydrinate
• Obat berikatan pada
Generasi 1 semua reseptor H1 diotak.
Clorpheramine • Efek samping : Efek
sedasi
Antihistamin H1

dll

Loratadine

Cetirizine Relatif tidak dapat


Generasi 2 menembus otak
Desloratadine

Dll
Manajemen Bedah

Kauterisasi konka Reseksi submukosa


Kauterliksasi konka
dan submucosa tulang konka

Konkotomi parsial Konkotomi totalis


Terimakasih
Daftar Pustaka
● Hellings, P. W., Klimek, L., Cingi, C., Agache, I., Akdis, C., Bachert, C., Fokkens, W. J. (2017). Non-allergic rhinitis: Position
paper of the European Academy of Allergy and Clinical Immunology. Allergy, 72(11), 1657–1665. 
● Greiwe, J., & Bernstein, J. A. (2016). Nonallergic Rhinitis. Immunology and Allergy Clinics of North America, 36(2), 289–303.
● Poddighe, D., Gelardi, M., Licari, A., Giudice, M. M. del, & Marseglia, G. L. (2016). Non-allergic rhinitis in children:
Epidemiological aspects, pathological features, diagnostic methodology and clinical management. World Journal of
Methodology, 6(4), 200.
● Quillen. D., Feller. D.B., Diagnosing Rhinitis: Allergic vs. Nonallergic. University of Florida Family Medicine Residency
Program, Gainesville, Florida
● Leader P, Geiger Z. Vasomotor Rhinitis. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020 Jan-.
● Sahin-Yilmaz A, Oysu C, Naclerio RM. Nonallergic Rhinitis. All Around the Nose: Basic Science, Diseases, and
Surgical Management. Switzerland: Springer; 2020
● Yifan Menga, Bing Yana, Yang Wanga,b. Diagnosis and management of nonallergic rhinitis with eosinophilia
syndrome using cystatin SN together with symptoms. Meng et al. World Allergy Organization Journal (2020)
13:100134 http://doi.org/10.1016/j.waojou.2020.100134
● Giampietro Zambetti, M.D., Andrea Ciofalo, M.D., Raffaello Romeo, M.D. Nasal histamine responses in nonallergic
rhinitis with eosinophilic syndrome. Rhinology and ImmunoAllergy Unit, E.N.T. Department, “Umberto I” General
Hospital, Viale del Policlinico 155, 00161 Rome, Italy (2015)
● P. W. Hellings, L. Klimek, C. Cingi, I. Agache. Non-allergic rhinitis: Position paper of the European Academy ofAllergy
and Clinical Immunology. Wiley Online Library Journal and e-Book Portal. Allergy. 2017;72:1657–1665.
Daftar Pustaka
● Sur DKC, Plesa ML. Chronic Nonallergic Rhinitis. Am Fam Physician. 2018 Aug 1;98(3):171-176. PMID:
30215894.
● Hytönen M, Kanerva L, Malmberg H, Martikainen R, Mutanen P, Toikkanen J. The risk of occupational
rhinitis. Int Arch Occup Environ Health. 1997; 69: 487-490. CrossRef PubMed
● Moscato G, Vandenplas O, Van Wijk RG, Malo JL, Perfetti L, Quirce S, Walusiak J, Castano R, Pala G,
Gautrin D, De Groot H, Folletti I, Yacoub MR, Siracusa A; European Academy of Allergology and Clinical
Immunolgy. EAACI position paper on occupational rhinitis. Respir Res. 2009; 10: 16. CrossRef PubMed
● Justin Greiwe, MD, Jonathan A. Bernstein, MD. Non-allergic Rhinitis Diagnosis . Immunol Allergy Clin N
Am: 2016.
● Putri, S. A., & Irawati, N. (2021). Pathophysiology and management of gustatory rhinitis. Oto Rhino
Laryngologica Indonesiana, 50(2), 183-90.
● P. W. Hellings. Non-allergic rhinitis: Position paper of the European Academy of Allergy and Clinical
Immunology. Allergy. 2017
● Justin Greiwe, MD, Jonathan A. Bernstein, MD. Non-allergic Rhinitis Diagnosis . Immunol Allergy Clin N
Am: 2016.

Anda mungkin juga menyukai