Anda di halaman 1dari 22

REFERAT

DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA RHINOSINUSITIS


NAMA : Muhamad Rizauddin Bin Che Riah
NIM : 112018201
PEMBIMBING: Dr. Arroyan, SP. THT-KL
Dr. Irma Suryati, SP. THT-KL
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT THT
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOJA
PERIODE 01 APRIL 2019 S/D 04 MEI 2019
01 ANATOMI DAN FISIOLOGI SINUS PARANASAL
02 DEFINISI RHINOSINUSITIS
03 ETIOLOGI DAN EPIDEMIOLOGI
04 PATOFISIOLOGI
05 MANIFESTASI KLINIK DAN KLASIFIKASI
06 PEMERIKSAAN PENUNJANG
07 DIAGNOSIS
08 PENATALAKSANAAN
09 PENCEGAHAN
10 KOMPLIKASI DAN PROGNOSIS
Anatomi sinus
Sinus Maksilaris

• Sinus paranasal terbesar, berbentuk piramid


• Saat lahir: 6-8 mL, berkembang hingga maksi
mal saat dewasa : 15 mL
• Pertumbuhan sinus dengan pola bifasik
• Dinding ant. : fosa kanina
• Dinding post. : permukaan infra-temporal maks
ila
• Dinding med. : dinding lat. rongga hidung
• Dinding sup. : dasar orbita
• Dinding inf. : prosesus alveolaris-palatum
Sinus Frontalis

• Berasal dari sel resesus frontal


• Ukuran maksimal di usia 20 th
• Pemisah sinus frontalis ialah tulang yang tipis,
dan orbita dan fosa serebri anterior
• Bersekat-sekat dan tepi sinus berlekuk-lekuk
• Umumnya tidak simetris kanan dengan kiri
Sinus Etmoidalis

• Sinus etmoidalis berongga-rongga, terdiri dari sel-sel


udara/air cells
• Dibagi menjadi 2, yaitu:
– Sinus etmoidalis anterior
– Sinus etmoidalis posterior
• Sel etmoid terbesar disebut bula etmoid
• Penyempitan di etmoid anterior: infundibulum
(muara ostium sinus maksilaris)
• Sinus etmoidalis post. berbatasan dengan sinus
sfenoidalis
Sinus Sfenoidalis

• Di dalam os sfenoid, di belakang sinus etmoidalis


posterior
• Terdapat sekat antar sinus: septum intersfenoid
• Volumenya bervariasi: 5-7,5 mL
• Terbentuk bukan dari kantung-kantung yang meluas,
melainkan dari batas-batas embrionik nasal
• Ukuran maksimal: saat masa remaja akhir
Fungsi Sinus Paranasal

Pengatur Keseimbangan
Penahan suhu
kondisi udara kepala

Membantu Peredam Membantu


resonansi perubahan produksi
suara tekanan mukus
DEFINISI RHINOSINUSITIS
• Menurut American Academy of Otolaryngology - Head & Neck
Surgery 1996, istilah sinusitis lebih tepat diganti dengan rinosinusitis
karena dianggap lebih akurat dengan alasan:
– secara embriologis mukosa sinus merupakan lanjutan mukosa
hidung
– sinusitis hampir selalu didahului dengan rinitis, dan
– gejala-gejala obstruksi nasi, rinore dan hiposmia dijumpai pada
rinitis ataupun sinusitis
ETIOLOGI & FAKTOR PREDISPOSISI
• Rhinogenik
• Sumbatan pada hidung dapat • Dentogenik/odontogenik
menyebabkan sinusitis
– rinitis akut, polip, deviasi • Infeksi pada gigi geraham atas (pre-
septum dan lain-lain. molar dan molar). Bakteri penyebab
– rinitis alergi : terjadi edema adalah S. pneumoniae, H. influenza,
mukosa dan hipersekresi. S. viridans, S. aureu, S, Branchamel
la catarhalis dan lain-lain.
Faktor Lain
• Lingkungan berpolusi
• Udara dingin dan kering
• Kebiasaan merokok
EPIDEMIOLOGI

• Rhinosinusitis mempengaruhi sekitar 35 juta orang per


tahun di Amerika dan jumlah yang mengunjugi rumah
sakit mendekati 16 juta orang
• Penyakit ini terjadi pada semua ras, semua jenis kelamin
baik laki-laki maupun perempuan dan pada semua
kelompok umur
PATOFISIOLOGI
Polusi, GANGGUA
N FUNGSI
Zat kimi SILIA
a Alergi, Defisiensi
Imun

DRAINASE
PERUBAH
YANG
TIDAK Rhinosinusitis AN
MUKOSA
MEMADAI

Sumbatan
Mekanis
Pengobatan y
INFEKSI ang tidak me
madai
MANIFESTASI KLINIS
Mayor Minor

Nyeri wajah / tekanan / kepenuhan * Sakit kepala

Penyumbatan hidung / Obstruksi Demam (selain rhinosinusitis akut)

Nasal atau postnasal discharge / purulenc Halitosis (Mulut berbau)


e (berdasarkan riwayat atau pemeriksaan
fisik)
Hiposmia / anosmia Kelelahan
Demam (hanya pada rhinosinusitis akut) Sakit gigi

Batuk

Sakit telinga / tekanan / kepenuhan


KLASIFIKASI
Klasifikasi Durasi Anamnesa/PF Keterangan lain
Nyeri wajah/tekanan  riwayat sugestif (-)
Adanya ≥ 2 tanda dan krn tidak ada temuan lain yang tercantum
gejala mayor, atau dalam kategori mayor. Pertimbangkan RS
1 mayor dan ≥ 2 tanda/ bakteri akut jika gejala memburuk setelah 5
Akut Sampai 4 minggu gejala minor; Atau hari, jika gejala bertahan selama 10 hari
Purulensi hidung pada atau dengan gejala tidak proporsional
pemeriksaan * dengan yang biasanya terkait dengan
infeksi virus.
Resolusi penuh setelah terapi efektif
Subakut 4- < 12 minggu Sama
medikal
≥ 4 episode per tahun
Akut dengan setiap episode
berulang paling sedikit 7 hari; Sama -
(rekuren) Tidak adanya tanda
dan gejala intervensi
Nyeri wajah/tekanan saja bukan merupakan
Kronik 12 minggu dan lebih Sama riwayat sugestif karena tidak ada temuan
lain yang tercantum dalam kategori mayor
Pemeriksaan Penunjang

• Transiluminasi
• Radiologi ( X-foto posisi Water, CT-scan, MRI )
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
Rhinitis Alergi Rhinitis Vasomotor
Mulai serangan Belasan tahun Dekade 3 – 4
Etiologi Reaksi Ag-Ab terhadap Reaksi neurovaskuler terhadap beberapa ran
rangsangan spesifik gsangan mekanis atau kimia, juga faktor psik
ologis
Gatal & bersin Sering Jarang
Gatal dimata Sering Jarang
Test kulit Positif Negatif
Eosinofil secret Peningkatan eosinofil Eosinofil tidak meningkat
hidung
Eosinofil darah Meningkat Normal
IgE darah Meningkat Tidak meningkat
Neurektomi Tidak membantu Membantu
n. vidianus
Penatalaksanaan

• Antibiotika (10-14 hari) antibiotika spektrum luas


– Amoksisilin + asam klavulanat
– Sefalosporin: cefuroxime, cefaclor, cefixime
– Florokuinolon : ciprofloksasin
– Makrolid : eritromisin, klaritromisin, azitromisin
– Klindamisin
– Metronidazole
Penatalaksanaan (2)

• Anti-inflamatori dengan menggunakan kortikosteroid topikal


atau sistemik
• Dekongestan oral dan topikal
• Analgetik
• Mukolitik
• Steroid oral/topical
• Pencucian rongga hidung dengan NaCl atau pemanasan
(diatermi).
Penatalaksanaan (3)
• FESS (functional endoscopic sinus surgery)
– Sinusitis (semua sinus paranasal) akut rekuren ata
u kronis
– Poliposis nasi
– Mukokel sinus paranasal
– Mikosis sinus paranasal
– Benda asing
– Osteoma kecil
– Tumor (terutama jinak, atau pada beberapa tumor g
anas)
– Dekompresi orbita / n.optikus
– Atresia koanae
KOMPLIKASI

Komplikasi sinusitis telah menurun secara nyata setelah ditemukannya antibiotik.

Lokal: Ostomielitis tulang maksila, Mukokel, Piokel.


Orbita: Edema palpebra, Selulitis orbital.
Intrakranial: Meningitis akut, Abses subdural, Abses otak
Kelainan Paru: Bronkitis, bronkiektasis, asma
PROGNOSIS

Prognosis tergantung dari ketepatan serta cepatn


ya penanganan yang diberikan. Semakin cepat maka prog
nosis semakin baik. Pemberian antibiotik serta obat-obat si
mptomatis bersama dengan penanganan faktor penyebab
dapat memberikan prognosis yang baik.
Bedah Sinus Endoskopi Fungsional akan menge
mbalikan fungsi sinus dan gejala akan sembuh secara kom
plit atau moderat sekitar 80-90% pada pasien dengan sinu
sitis kronis rekuren atau sinusitis kronis yang tidak respons
if terhadap terapi medikamentosa

Anda mungkin juga menyukai