Pembimbing:
dr. Yan Edwin Bunde, Sp.THT-KL, MH.Kes
Penyusun:
Clarissa Amantha Rizky - 1315016
Telinga:
• Otoskop (MAE, CAE discharge, serumen, membrana timpani)
Mulut:
• Apakah terdapat tanda infeksi gigi geligi?
• Apakah ada gigi berlubang?
• Apakah ada nyeri ketuk pada gigi?
• Apakah terdapat peradangan pada bibir, mukosa, dasar lidah, dan tonsil?
Faring:
• Peradangan pada mukosa? (hiperemis, granul)
• Abses retrofaring, parafaring, peritonsiler?
Laringoskopi indirek:
• Edema laring?
• Pangkal lidah, tonsilla lingualis, epiglottis, pita suara
Rahang & leher:
• Bengkak, hiperemis, keras dan nyeri pada penekanan?
• Pembesaran KGB? Deviasi trakea? Kelainan kelenjar tiroid?
Thorax:
• Pulmo:
• Inspeksi: Bentuk dan pergerakan dada?
• Palpasi: Nyeri tekan? Pergerakan dada? Taktil fremitus?
• Perkusi: Sonor?
• Auskultasi : VBS? Stridor? Ronkhi? Wheezing? Vocal fremitus?
• Cor:
• Inspeksi & palpasi: Ictus cordis?
• Perkusi: Batas jantung?
• Auskultasi: BJ S1, S2, murmur?
Abdomen
• Inspeksi: Permukaan datar?
• Palpasi: Soepel? Nyeri tekan?
• Perkusi: Timpani?
• Auskultasi: Bising usus?
Ekstremitas
• Akral hangat? Sianosis? CRT? Oedem?
Pemeriksaan Penunjang
• Transluminasi
• Laboratorium: Hematologi rutin (LED meningkat? leukositosis?)
• CT-scan sinus paranasal atau Foto Polos posisi Waters
• CBC
• total IgE
• skin prick test
• Apusan mukosa hidung
Diagnosis
• Diagnosis kerja :
• Rhinosinusitis kronis
• Diagnosis banding :
• Rhinosinusitis kronis
• Rinitis alergi
• Rhinitis medikamentosa
• Keganasan sinus
Penatalaksanaan
Non farmakoterapi
• Irigasi hidung (NaCl 0,9%)
• Bila terapi konservatif tidak berhasil dianjurkan tindakan operatif
Farmakoterapi
• Antibiotik (Amoksisilin/klavulanat 500 2x1)
• Mukolitik (Ambroxol 30mg 3x1)
• Kortikosteroid topical
• Dekongestan sistemik (Pseudoephedrine HCL 2x120 mg)
Vasokonstriksi mengaktifkan reseptor alfa-adrenergic mukosa
pernapasan.
• Edukasi :
• Mengenai penyakitnya penyakit ini disebabkan terjadinya
respon radang pada hidung karena berbagai faktor
• Penyakit ini dapat berulang maka diperlukan tindakan
pencegahan
• Penjelasan mengenai cara terapi yang akan diberikan
• Jika gejala memburuk atau gejala tidak berkurang pasien harus
kontrol ke dokter kembali.
RHINOSINUSITIS
Definisi
• Rinosinusitis adalah inflamasi pada mukosa hidung dan sinus
paranasalis yang dapat disebabkan oleh infeksi, alergi, atau iritasi.
• Rinosinusitis kronis adalah rhinosinusitis yang berlangsung lebih
dari 3 bulan.
• Sinusitis didefinisikan sebagai infamasi mukosa sinus paranasal dan
umumnya disertai atau dipicu oleh rhinitis sehinga disebut
Rhinosinusitis.
Etiologi
• Infeksi hidung secara langsung maupun melalui limfatik
submukosa. Penyebab terbanyak adalah rhinitis viral, diikuti invasi
bakteri.
• Berenang dan menyelam Air yang terinfeksi masuk ke sinus
melalui ostium. Gas klorin berkadar tinggi memicu inflamasi oleh zat
kimia.
• Trauma Fraktur atau luka tusuk pada sinus paranasalis dapat
menjadi infeksi pada mukosa.
• Infeksi gigi Penyebab utama sinsusitis maksilaris. Infeksi dari gigi
molar atau premolar.
• Diskinesia silia
• Rinosinusitis akut yang tidak diobati dengan sempurna
• Alergi
• Polip hidung
• Kelainan anatomi seperti deviasi septum atau hipertrofi konka
• Hipertrofi adenoid pada anak
Klasifikasi
• The Rhinosinusitis Task Force (RSTF):
• Akut : 4 minggu
• Subakut : > 4-12 minggu
• Kronik : > 12 minggu
• Akut rekuren : ≥ 4 episode per tahun, setiap episode ≥ 7-10 hari resolusi
komplit di antara episode
• Kronik eksaserbasi akut : perburukan gejala tiba-tiba dari kronik dengan
kekambuhan berulang setelah pengobatan
• Rhinosinusitis kronis
a. Rhinosinusitis kronis dengan polip ditandai dengan mukosa polipoid
dengan edema, infiltrasi eosinofil
b. Rhinosinusitis kronis tanpa polip bentuk RS kronik yang tidak disertai
oleh tanda-tanda tersebut di atas, namun ditandai oleh hiperplasia
kelenjar seromukosa submukosa yang jelas.
Diagnosis
• Gejala lebih dari 12 minggu
• Episode akut ≥4 kali/ tahun
• Reversibilitas mukosa
• Diagnosis ditegakan bila
• >2 gejala mayor
• 1 gejala mayor dan 2 gejala minor
• Jika hanya ditemukan 1 gejala mayor dengan >2 gejala minor
dinyatakan sugestif.
Kriteria
Kriteria Mayor: Kriteria Minor:
• Nyeri pada wajah • Edem periorbital
• Hidung tersumbat • Sakit kepala
• Penurunan/hilangnya penghidu • Nyeri di wajah
• Demam • Sakit gigi
• Sekret nasal yang purulent • Nyeri telinga
• Drainase hidung yang berubah warna • Sakit tenggorok
dari saluran hidung
• Nafas berbau
• Purulent Post Nasal Drip
• Bersin-bersin bertambah sering
• Batuk
• Demam
• Rhinosinusitis kronis memerlukan kriteria di atas selama >12 minggu.
Selain itu, salah satu tanda peradangan berikut harus ada:
• Drainase hidung yang berubah warna dari saluran hidung
• Polip hidung, atau pembengkakan polipoid
• Edema atau eritema meatus tengah atau bula ethmoid pada
endoskopi hidung
• Eritema, edema, atau jaringan granulasi umum atau lokal (Jika
meatus tengah atau bula ethmoid tidak terlibat, pencitraan
radiologis diperlukan untuk mengonfirmasi diagnosis.)
• Pemindaian computed tomography (CT) menunjukkan
penebalan mukosa yang terisolasi atau difus, perubahan tulang,
atau kadar cairan udara
• Radiografi sinus polos menunjukkan kadar cairan udara atau
kekeruhan lebih dari 5 mm pada satu atau lebih sinus
Pemeriksaan fisik
• Inspeksi dan palpasi luar hidung dan sinus: bengkak, nyeri
• Rinoskopi anterior: konka edema, mukosa hiperemis, terdapat pus
purulent
• Rinoskopi posterior: post nasal drip, infeksi gigi
Pemeriksaan penunjang
• Transluminasi
• LED meningkat
• Radiologis:
• CT-scan untuk melihat kelainan anatomis, nasoendoskopi, sinuskopi
• Foto polos posisi waters
Diagnosis banding
• Rinitis viral
• Neoplasma Sinus
• Polip hidung
• Nyeri Temporomandibular Joint (TMJ).
• Nyeri trigeminal
• Migrain
Penatalaksanaan
• Tujuan terapi rinosinusitis kronis untuk mengurangi edema mukosa,
memperbaiki drainase sinus, dan menghilangkan infeksi yang mungkin
ada.
• Antibiotik berdasarkan kultur dan tes sensitivitas antibiotik
• Kortikosteroid
• Irigasi nasal
• Mukolitik
Pembedahan
• Pembedahan dilakukan bila ada kelainan mukosa dan sumbatan
• Dilakukan dengan panduan CT scan atau endoskopik
• Pasien dengan kelainan anatomi atau polip sinonasal lebih respon
terhadap terapi pembedahan
• Functional Endoscopic Sinus Surgery (FESS) adalah tindakan pembedahan pada
rongga hidung dan atau sekitarnya dengan bantuan endoskop fiber optic
Keberhasilan sangat bergantung pada perawatan pasca operasi (Perbaikan gejala
setelah terapi FESS adalah lebih dari 90%).