Anda di halaman 1dari 48

CBD

RHINO SINUSITIS MAKSILARIS DEXTRA KRONIK EKSASERBASI


AKUT

AHTARUNNISA FAUZIA HANIFA


01.211.6313

ANATOMI SINUS PARANASAL


Sinus paranasal dibagi menjadi 4 :
Sinus
Maksilaris
Sinus Frontalis
Sinus
Etmoidalis
Sinus
Spenoidalis

Sinus Maksilaris
Sinus terbesar, volume dewasa 15 ml
Batasan :
Anterior
: permukaan fasial os maksila
Posterior: permukaan infra-temporal os.
maksila
Medial
: dinding lateral rongga hidung
Superior : dasar orbita
Inferior
: prosesus alveolaris dan palatum

Bermuara ke meatus nasi medius

Dasar sinus maksillaris berdekatan dengan


akar gigi rahang atas (P1 dan P2), (M1 dan
M2), kadang juga C dan M3. Akar gigi
dapat menonjol kedalam sinus
Ostium sinus maksilla terletak lebih tinggi
dari sinusnya dan infundibulum ethmoid
sempit sehingga drainase mukus hanya
tergantung silia
Sinusitis maksilla dapat menimbulkan
komplikasi orbita

Kompleks Ostio-Meatal
Di sepertiga tengah dinding lateral
hidung yaitu di meatus medius,
terdapat muara-muara saluran dr
sinus maksillaris, sinus frontalis &
sinus ethmoidalis anterior
KOM terdiri dari :

Infundibulum etmoid (dibelakang prosesus unsinatus)


Resesus frontalis
Bula etmoid
Sel-sel etmoid anterior dengan ostiumnya,
Ostium sinus maksila

Sistem Mukosiliar
Di dalam sinus
terdapat mukosa
bersilia dengan
palut lendir di
atasnya.
Silia bergerak
teratur untuk
mengalirkan
lendir ke ostium
mengikuti jalurnya

Lendir dari sinus anterior bergabung


di infundibulum etmoid dialirkan ke
nasofaring di depan muara tuba
Eustachius
Lendir dari sinus dari sinus posterior
bergabung di resesus sfenoetmoidalis
dialirkan ke nasofaring di posteriorsuperior muara tuba Eustachius
Kedua aliran ini menyebabkan
timbulnya post nasal drip, tetapi belum
tentu ada sekret di rongga hidung

RHINOSINUSITIS

Definisi
inflamasi dimukosa sinus sebagai
kelanjutan dari inflamasi mukosa
nasal.
Rinitis dan sinusitis biasanya dialami
bersamaan, sering kali dijumpai pada
satu individu

Klasifikasi
Secara klinis, dibagi
Rhinoinusit
is
akut
< 12minggu
simtom dapat
sembuh
sempurna

Rhinoinusit
is kronis
>12 minggu
simtom hilang
tidak sempurna
dan dapat
eksaserbasi

Faktor yang Berhubungan dengan


Rhinosinusitis Kronik
Hambatan gerak silia.
Aktivitas silia sangat penting untuk membersihkan sinus
dan mencegah infeksi kronik sinus. Sekunder diskinesis
silia dijumpai pada rinosinusitis kronik yang kemungkinan
irriversible walaupun kadang-kadang pada suatu saat
mengalami restoration
Aliran secret karena gerak silia ke nasofaring

Alergi
Atopi merupakan faktor predisposisi rinosinusitis kronik. Prevalensi
rinosinusitis kronik meningkat pada penderita atopi.

Asma
Belakangan terbukti bahwa allergic inflammation di upper dan
lower respiration menimbulkan inflamasi mukosa yang
berkaitan dengan rinosinusiits. Rinosinusitis dan asma sering
kali dijumpai bersama pada satu penderita. Penelitian radiologi
menunjukan bahwa sinus pada penderita asma mukosanya
abnormal.

Disfungsi sistem imun


Disfungsi sistem imun ada hubungan dengan rhinosinusitis chronic.
Dengan demikian perlu tes immunologi.

Variasi anatomi seperti konka bulosa, septum deviasi dan


displacement uncinate process, merupakan faktor
potensial untuk terjadinya sinusitis. Kelainan anotomi seperti
tersebut menyebabkan aliran udara di meatal kompleks
terhambat. Demikian juga aliran sekret tidak lancar.

Faktor genetik
Walaupun penyakit sinus kronik dijumpai pada
anggota keluarga, namun tidak ada faktor genetic
abnormal. Genetic faktor di kaitkan dengan
rinosinusitis kronik yaitu pada penyakit cystic fibrosis,
primary ciliary dyskinensis (Kartaganers syndrom).

Pregnancy dan endocrine state


Selama pregnancy mengalami nasal congestion,
terjadi antara 1/5 dari wanita hamil. Patogenesisnya
dari kelainan tersebut belum dapat diterangkan. Ada
beberapa teori yang mencoba menjelaskan
diantaranya efek langsung (direk) hormonal
diantaranya estrogen dan progresteron dan placental
growth hormon di rongga hidung.

Patofisiologi
Adanya faktor predisposisi reaksi inflamasi mukosa
hidung
Edema organ-organ yang membentuk KOM
Mukosa yang berhadapan saling bertemu
Silia tidak dapat bergerak
Ostium tersumbat
Tekanan negatif di dalam rongga sinus

Transudasi
Kondisi menetap
Sekret terkumpul dalam sinus
Bakteri berkembang dan bermultiplikasi
Sekret menjadi purulen
Terapi tidak adekuat atau faktor predisposisi tdk tereliminasi
Inflamasi berlanjut

Hipoksia jaringan
Flora normal berubah menjadi bakteri patogen
(bakteri anaerob)
Bakteri anaerob berkembang
Mukosa semakin membengkak
Perubahan mukosa kronik
Hipertrofi, polipoid/pembentukan polip dan kista

Gejala Klinis
Assessment of rhinosinusitis symptoms.

-Nasal blockage, congestion atau


.
stuffness
-Nasal discharge atau postnasal drip,
sering mukopurulen
-Facial pain atau pressure, headache,
danlocal simtom tersebut diatas juga
Selain
simtom
jauh atau general
simtom. Simtom jauh
-Reduction/loss
of smell.

diantaranya pharyngeal, laryngeal, tracheal


irritation
menyebabkan
sakit
tenggorok,
disfonia dan batuk, sedangkan general simtom
meliputi ngantuk, malaise dan panas.

Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Adanya
pembengkakan
di muka, di
daerah pipi
sampai kelopak
mata bawah
yang berwarna
kemerahmerahan.

Palpasi
Nyeri tekan

Rinoskopi
anterior

Mukosa konka edema &


hiperemis
Adanya pus di meatus
medius (sinus maksila, sinus
frontal, sinus etmoid
anterior)

Rinoskopi
posterior

Pus di nasofaring (post


nasal drip)

Transluminasi

Untuk memeriksa sinus


maksila dan frontal
Pada sinus yang sakit
akan tampak suram atau
gelap

Pemeriksaan Penunjang
Radiologi :
Posisi Waters, PA,
dan lateral
(perselubungan,
penebalan
mukosa, air fluid
level)

CT- Scan : gold standard

Komplikasi Rinosinusitis
Periorbital cellulitis ditandai dengan edem palpebra,
kemerahan di sekitar kantus. Penyebaran dari sinus
maksila, edem dan eritema terjadi di palpebra
inferior bila dari sinus frontalis edem dan eritema
terjadi di palpebra superior.
Apabila
dijumpai
komplikasi
perlu
tindakan
aggressive treatment dan intravenous antiobiotik

KASUS

Identitas pasien

Nama :
Umur :
Status :
Agama
Alamat

Nn. A
16 tahun
Pelajar
: Islam
: Magelang

Anamnesa
Keluhan Utama

Hidung tersumbat sehingga susah


untuk bernafas

Riwayat Penyakit
Sekarang
Pasien datang dengan keluhan lubang hidung
tersumbat. sejak 6 bulan yang lalu penderita
sering bersin dan pilek disertai hidung gatal
serta mata berair . Pasien juga mengeluh
nyeri tekan dan nyeri ketok pada pipi kanan
dan merasa terasa penuh sejak 3 bulan yang
lalu. Selain itu pasien juga merasakan ada
seperti lendir yang mengalir dari hidung yang
jatuh ke tenggorokan terutama jika berbaring.

Pasien juga mengeluhkan adanya


gangguan penciuman. Pasien mengeluh
bau busuk seperti tercium dari hidung
dan nafas nya juga berbau tidak enak.
Pasien juga mengeluhkan suaranya
sengau. Pasien juga merasakan badan
nya terasa lemas dan kepala nya senutsenut.
Keluhan demam (-), batuk (-), sakit pada
telinga (-), sakit pada tenggorokan (-),
sesak (-). Pasien memiliki riwayat sering
bersin-bersin sebelumnya.

Riwayat Penyakit
Dahulu
Riwayat penyakit serupa : pasien
pernah merasakan keluhan serupa 8
bulan yang lalu
Riwayat trauma pada wajah : disangkal
Riwayat sakit gigi : caries pada M1 dextra
Riwayat alergi : (+)
Riwayat penyakit sistemik : disangkal
Riwaya sakit pada telinga & tenggorokan
sebelumnya : disangkal

Riwayat Penyakit
Keluarga
Tidak ada riwayat keluhan yang sama pada
keluarga.
ada anggota keluarga yang memiliki riwayat alergi.

Riwayat Pengobatan
sudah pernah mendapatkan pengobatan
sebelumnya tetapi belum ada perbaikan

Pemeriksaan Fisik
Status
Generalis
Kondisi umum : Baik
Kesadaran : Compos
Mentis
Status gizi : Baik

Status Lokalis
THT
Kepala dan Leher
Kepala : Mesocephale
Wajah : Simetris
Tidak ada tanda allergic shiner/allergic
salute/allergic crease
Leher : Pembesaran kelenjar limfe
(-)
Gigi dan mulut
Gigi geligi : Tidak tampak ada karies
Lidah : Normal, kotor (-), tremor (-)

Pemeriksaan Telinga
Bagian Auricula
Auricula

Pre auricular

Retro auricular
Mastoid

CAE

Membran timpani

Dextra

Sinistra

Bentuk normal,

Bentuk normal

nyeri tarik (-)

nyeri tarik (-)

nyeri tragus (-)

nyeri tragus (-)

Bengkak (-)

Bengkak (-)

nyeri tekan (-)

nyeri tekan (-)

fistula (-)

fistula (-)

Bengkak (-)

Bengkak (-)

Nyeri tekan (-)

Nyeri tekan (-)

Bengkak (-)

Bengkak (-)

Nyeri tekan (-)

Nyeri tekan (-)

Serumen (-)

Serumen (-)

hiperemis (-)

hiperemis (-)

Sekret (-)

Sekret (-)

Intak

Intak

Tampak retraksi

Tampak retraksi

refleks cahaya (-)

refleks cahaya (-)

Pemeriksaan
Hidung
Bagian Hidung Luar

Bentuk
Inflamasi atau tumor
Nyeri tekan & nyeri ketuk sinus

Dextra

Sinistra

Normal

Normal

Nyeri tekan & nyeri

ketuk pipi (+)


-

Deformitas atau septum deviasi

Rhinoskopi Anterior

Vestibulum nasi

Normal

Dasar cavum nasi

Normal
Normal

Sekret

(+)

(+)

Mukosa

livid

livid

Benda asing

Perdarahan

Konka nasi media

Hipertrofi (+)

Hipertrofi (+)

Konka nasi inferior.

Hipertrofi (+)

Hipertrofi (+)

Septum

Deviasi (-)

Pemeriksaan
nasoendoskopi
konka

Hipertrofi, tampak basah dan


terdapat Polipoid

adenoid

hipertrofi

Pemeriksaan Sinus

Inspeksi
o Pembengkakan
pada pipi
o Warna kulit

Palpasi
o Nyeri tekan di pipi
o Nyeri tekan di atas
orbita
o Nyeri tekan di
cantus medius
Transiluminasi
o Sinus Maksila
o Sinus Frontal

Dekstra

Sinistra

Sama dengan
sekitar

Sama dengan
sekitar

Suram
Cahaya terang

terang
Cahaya terang

Pemeriksaan
Tenggorokan

Lidah

Ulcus (-) Stomatitis (-)

Uvula

Bentuk normal, di tengah, hiperemis


(-)
Dextra
Sinistra

Tonsil
Ukuran

T1

T1

Rata

Rata

Warna

Hiperemis (-)

Hiperemis (-)

Kripte

Melebar (-)

Melebar (-)

(-)

(-)

Permukaan

Detritus
Faring
Post
Drip

Mukosa hiperemis (-), dinding rata,


granular (-)
Nasal

(+)

Usulan Pemeriksaan
Penunjang
X-ray kepala Waters dan Lateral
CT Scan sinus
Sinuskopi
Prick tes
Laboratorium darah rutin dan lengkap
(GDS)

Resume
Anamnesa

Rinore
Pipi kanan terasa penuh dan nyeri (+)
Obstruksi nasal (+)
Post nasal drip (+)
Hiposmia/anosmia (+)
Halitosis (+)
Malaise (+)
Sefalgia (+)

Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Gigi dan mulut : tidak tampak ada karies
Pemeriksaan Hidung:
Rhinoskopi Anterior :
Sekret (+)
Mukosa livid(+) konka hipertrofi (+)
Rhinoskopi Posterior :
Post Nasal Drip (+)
nasodoskopi :
sekret (+) serous, mukosa livid
konka : hipertrofi, tampak basah dan terdapat polipoid
adenoid : hipertrofi

Pemeriksaan sinus :
Nyeri tekan pipi (+)
Nyeri ketuk pipi (+)
Transiluminasi:
Sinus maksilaris dextra : tampak suram pada daerah infra orbita

Diagnosa Banding
Rhinosinusitis Maksilaris Dextra
Kronik Eksaserbasi Akut
Rhinosinusitis Maksilaris Dextra
Kronik

Diagnosa
Diagnosa Sementara
Rhinosinusitis Maksilaris Dextra Kronik
Eksaserbasi Akut

Penatalaksanaan
Non-medikamentosa
Irigasi sinus dengan saline
Medikamentosa
Antibiotik
Amoxillin 3x500 mg

Dekongestan + antihistamin
Pseudoefedrine 120 mg + Fexofenadine 60 mg (Fexofed)
2x1 tablet

Kortikosteroid topikal
Fluticasone furoate nasal spray (Avamys 27,50 mcg) 2 semprot 2xsehari

Analgetik/antipiretik
Parasetamol 500 mg 3x1 tablet

Mukolitik
Erdostein

Edukasi
Meminum obat yang sudah diberikan
secara teratur dan kontrol ke
poliklinik
Istirahat cukup dan makan makanan
bergizi
Hindari alergen yang dapat memicu
kekambuhan

Prognosa
Quo ad vitam
: dubia ad bonam
Quo ad sanam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam

PEMBAHASAN

Anda mungkin juga menyukai