Sinus Maksilaris
Sinus terbesar, volume dewasa 15 ml
Batasan :
Anterior
: permukaan fasial os maksila
Posterior: permukaan infra-temporal os.
maksila
Medial
: dinding lateral rongga hidung
Superior : dasar orbita
Inferior
: prosesus alveolaris dan palatum
Kompleks Ostio-Meatal
Di sepertiga tengah dinding lateral
hidung yaitu di meatus medius,
terdapat muara-muara saluran dr
sinus maksillaris, sinus frontalis &
sinus ethmoidalis anterior
KOM terdiri dari :
Sistem Mukosiliar
Di dalam sinus
terdapat mukosa
bersilia dengan
palut lendir di
atasnya.
Silia bergerak
teratur untuk
mengalirkan
lendir ke ostium
mengikuti jalurnya
RHINOSINUSITIS
Definisi
inflamasi dimukosa sinus sebagai
kelanjutan dari inflamasi mukosa
nasal.
Rinitis dan sinusitis biasanya dialami
bersamaan, sering kali dijumpai pada
satu individu
Klasifikasi
Secara klinis, dibagi
Rhinoinusit
is
akut
< 12minggu
simtom dapat
sembuh
sempurna
Rhinoinusit
is kronis
>12 minggu
simtom hilang
tidak sempurna
dan dapat
eksaserbasi
Alergi
Atopi merupakan faktor predisposisi rinosinusitis kronik. Prevalensi
rinosinusitis kronik meningkat pada penderita atopi.
Asma
Belakangan terbukti bahwa allergic inflammation di upper dan
lower respiration menimbulkan inflamasi mukosa yang
berkaitan dengan rinosinusiits. Rinosinusitis dan asma sering
kali dijumpai bersama pada satu penderita. Penelitian radiologi
menunjukan bahwa sinus pada penderita asma mukosanya
abnormal.
Faktor genetik
Walaupun penyakit sinus kronik dijumpai pada
anggota keluarga, namun tidak ada faktor genetic
abnormal. Genetic faktor di kaitkan dengan
rinosinusitis kronik yaitu pada penyakit cystic fibrosis,
primary ciliary dyskinensis (Kartaganers syndrom).
Patofisiologi
Adanya faktor predisposisi reaksi inflamasi mukosa
hidung
Edema organ-organ yang membentuk KOM
Mukosa yang berhadapan saling bertemu
Silia tidak dapat bergerak
Ostium tersumbat
Tekanan negatif di dalam rongga sinus
Transudasi
Kondisi menetap
Sekret terkumpul dalam sinus
Bakteri berkembang dan bermultiplikasi
Sekret menjadi purulen
Terapi tidak adekuat atau faktor predisposisi tdk tereliminasi
Inflamasi berlanjut
Hipoksia jaringan
Flora normal berubah menjadi bakteri patogen
(bakteri anaerob)
Bakteri anaerob berkembang
Mukosa semakin membengkak
Perubahan mukosa kronik
Hipertrofi, polipoid/pembentukan polip dan kista
Gejala Klinis
Assessment of rhinosinusitis symptoms.
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Adanya
pembengkakan
di muka, di
daerah pipi
sampai kelopak
mata bawah
yang berwarna
kemerahmerahan.
Palpasi
Nyeri tekan
Rinoskopi
anterior
Rinoskopi
posterior
Transluminasi
Pemeriksaan Penunjang
Radiologi :
Posisi Waters, PA,
dan lateral
(perselubungan,
penebalan
mukosa, air fluid
level)
Komplikasi Rinosinusitis
Periorbital cellulitis ditandai dengan edem palpebra,
kemerahan di sekitar kantus. Penyebaran dari sinus
maksila, edem dan eritema terjadi di palpebra
inferior bila dari sinus frontalis edem dan eritema
terjadi di palpebra superior.
Apabila
dijumpai
komplikasi
perlu
tindakan
aggressive treatment dan intravenous antiobiotik
KASUS
Identitas pasien
Nama :
Umur :
Status :
Agama
Alamat
Nn. A
16 tahun
Pelajar
: Islam
: Magelang
Anamnesa
Keluhan Utama
Riwayat Penyakit
Sekarang
Pasien datang dengan keluhan lubang hidung
tersumbat. sejak 6 bulan yang lalu penderita
sering bersin dan pilek disertai hidung gatal
serta mata berair . Pasien juga mengeluh
nyeri tekan dan nyeri ketok pada pipi kanan
dan merasa terasa penuh sejak 3 bulan yang
lalu. Selain itu pasien juga merasakan ada
seperti lendir yang mengalir dari hidung yang
jatuh ke tenggorokan terutama jika berbaring.
Riwayat Penyakit
Dahulu
Riwayat penyakit serupa : pasien
pernah merasakan keluhan serupa 8
bulan yang lalu
Riwayat trauma pada wajah : disangkal
Riwayat sakit gigi : caries pada M1 dextra
Riwayat alergi : (+)
Riwayat penyakit sistemik : disangkal
Riwaya sakit pada telinga & tenggorokan
sebelumnya : disangkal
Riwayat Penyakit
Keluarga
Tidak ada riwayat keluhan yang sama pada
keluarga.
ada anggota keluarga yang memiliki riwayat alergi.
Riwayat Pengobatan
sudah pernah mendapatkan pengobatan
sebelumnya tetapi belum ada perbaikan
Pemeriksaan Fisik
Status
Generalis
Kondisi umum : Baik
Kesadaran : Compos
Mentis
Status gizi : Baik
Status Lokalis
THT
Kepala dan Leher
Kepala : Mesocephale
Wajah : Simetris
Tidak ada tanda allergic shiner/allergic
salute/allergic crease
Leher : Pembesaran kelenjar limfe
(-)
Gigi dan mulut
Gigi geligi : Tidak tampak ada karies
Lidah : Normal, kotor (-), tremor (-)
Pemeriksaan Telinga
Bagian Auricula
Auricula
Pre auricular
Retro auricular
Mastoid
CAE
Membran timpani
Dextra
Sinistra
Bentuk normal,
Bentuk normal
Bengkak (-)
Bengkak (-)
fistula (-)
fistula (-)
Bengkak (-)
Bengkak (-)
Bengkak (-)
Bengkak (-)
Serumen (-)
Serumen (-)
hiperemis (-)
hiperemis (-)
Sekret (-)
Sekret (-)
Intak
Intak
Tampak retraksi
Tampak retraksi
Pemeriksaan
Hidung
Bagian Hidung Luar
Bentuk
Inflamasi atau tumor
Nyeri tekan & nyeri ketuk sinus
Dextra
Sinistra
Normal
Normal
Rhinoskopi Anterior
Vestibulum nasi
Normal
Normal
Normal
Sekret
(+)
(+)
Mukosa
livid
livid
Benda asing
Perdarahan
Hipertrofi (+)
Hipertrofi (+)
Hipertrofi (+)
Hipertrofi (+)
Septum
Deviasi (-)
Pemeriksaan
nasoendoskopi
konka
adenoid
hipertrofi
Pemeriksaan Sinus
Inspeksi
o Pembengkakan
pada pipi
o Warna kulit
Palpasi
o Nyeri tekan di pipi
o Nyeri tekan di atas
orbita
o Nyeri tekan di
cantus medius
Transiluminasi
o Sinus Maksila
o Sinus Frontal
Dekstra
Sinistra
Sama dengan
sekitar
Sama dengan
sekitar
Suram
Cahaya terang
terang
Cahaya terang
Pemeriksaan
Tenggorokan
Lidah
Uvula
Tonsil
Ukuran
T1
T1
Rata
Rata
Warna
Hiperemis (-)
Hiperemis (-)
Kripte
Melebar (-)
Melebar (-)
(-)
(-)
Permukaan
Detritus
Faring
Post
Drip
(+)
Usulan Pemeriksaan
Penunjang
X-ray kepala Waters dan Lateral
CT Scan sinus
Sinuskopi
Prick tes
Laboratorium darah rutin dan lengkap
(GDS)
Resume
Anamnesa
Rinore
Pipi kanan terasa penuh dan nyeri (+)
Obstruksi nasal (+)
Post nasal drip (+)
Hiposmia/anosmia (+)
Halitosis (+)
Malaise (+)
Sefalgia (+)
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Gigi dan mulut : tidak tampak ada karies
Pemeriksaan Hidung:
Rhinoskopi Anterior :
Sekret (+)
Mukosa livid(+) konka hipertrofi (+)
Rhinoskopi Posterior :
Post Nasal Drip (+)
nasodoskopi :
sekret (+) serous, mukosa livid
konka : hipertrofi, tampak basah dan terdapat polipoid
adenoid : hipertrofi
Pemeriksaan sinus :
Nyeri tekan pipi (+)
Nyeri ketuk pipi (+)
Transiluminasi:
Sinus maksilaris dextra : tampak suram pada daerah infra orbita
Diagnosa Banding
Rhinosinusitis Maksilaris Dextra
Kronik Eksaserbasi Akut
Rhinosinusitis Maksilaris Dextra
Kronik
Diagnosa
Diagnosa Sementara
Rhinosinusitis Maksilaris Dextra Kronik
Eksaserbasi Akut
Penatalaksanaan
Non-medikamentosa
Irigasi sinus dengan saline
Medikamentosa
Antibiotik
Amoxillin 3x500 mg
Dekongestan + antihistamin
Pseudoefedrine 120 mg + Fexofenadine 60 mg (Fexofed)
2x1 tablet
Kortikosteroid topikal
Fluticasone furoate nasal spray (Avamys 27,50 mcg) 2 semprot 2xsehari
Analgetik/antipiretik
Parasetamol 500 mg 3x1 tablet
Mukolitik
Erdostein
Edukasi
Meminum obat yang sudah diberikan
secara teratur dan kontrol ke
poliklinik
Istirahat cukup dan makan makanan
bergizi
Hindari alergen yang dapat memicu
kekambuhan
Prognosa
Quo ad vitam
: dubia ad bonam
Quo ad sanam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
PEMBAHASAN