sinusitis
PEMBIMBING :dr. Fitria
shebubakar, Sp.THT
RUMAH SAKIT ISLAM PONDOK KOPI
2016
Keluhan Utama
Sakit di sekitar wajah sejak 1bulan
SMRS
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Keadaan Umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Compos Mentis
Nadi : 90x/menit, reguler
Suhu : Afebris
Pemeriksaan Sistemik
Kepala: DBN
Mata : CA (-/-), SI (-/-)
Toraks : DBN
Abdomen : DBN
Ekstremitas : DBN
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS 5 linea midclavicularis
sinistra
Perkusi : batas jantung relatif dalam batas normal
Auskultasi : bunyi jantung I dan II regular, murmur (-), gallop
(-)
Abdomen
Inspeksi : Perut cembung
Palpasi
: Nyeri tekan (-), hepatosplenomegali (-), ascites (-)
Perkusi : Timpani pada seluruh kuadran abdomen
Auskultasi : Bising usus normal, 6-7x/menit
Ekstremitas
Superior : Akral hangat, udem (-/-), RCT < 2 detik, sianosis (-/-)
Inferior : Akral hangat, udem (-/-), RCT < 2 detik, sianosis (-/-)
AD
telinga
Aurikula
Preaurikula
Retroaurikula
MAE
normal
sign (-)
Tanda radang(-), pus(-), nyeri
tekan(-), fistula(-)
Tenang, udem(-), fistel(-),
sikatriks(-), nyeri tekan(-)
serumen(+), massa(-)
Reflek cahaya (+), hiperemis (-),
Membran timpani
bulging (-)
(+)
AS
Uji Rinne
(+)
Uji Weber
Uji Schwabach
normal
HIDUNG
Dextra
Rhinoskopi anterior
Sinistra
Hiperemis (+)
Mukosa
Hiperemis (+)
(-)
Sekret
(+)
Hipertrofi (+)
Konka inferior
Hipertrofi (+)
Deviasi (-)
Septum
Deviasi (-)
(-)
Massa
(-)
Sinus paranasal
Inspeksi : Pembengkakan pada wajah (-)
Palpasi
: Nyeri tekan dan pipi (+/+)
Dextra
Sinistra
Mulut
Tenang
Mukosa mulut
Tenang
Bersih
Lidah
Bersih
Tenang
Palatum molle
Tenang
Gigi
Simetris
Uvula
Simetris
Tonsil
Hiperemis (-)
Mukosa
Hiperemis (-)
T1
Besar
T1
Kripta
(-)
Detritus
(-)
Faring
Hiperemis (-)
Mukosa
Hiperemis(-)
(-)
Granula
(-)
LEHER
Dextra
Pemeriksaan
Sinistra
Pembesaran (-)
Thyroid
Pembesaran (-)
Pembesaran (-)
Kelenjar submental
Pembesaran (-)
Pembesaran (-)
Pembesaran (-)
Pembesaran (-)
Pembesaran (-)
Pembesaran (-)
Kelenjar
submandibula
Kelenjar jugularis
superior
Kelenjar jugularis
media
Kelenjar jugularis
inferior
Kelenjar suprasternal
Kelenjar
Pembesaran (-)
Pembesaran (-)
Pembesaran (-)
Pembesaran (-)
Pembesaran (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
RESUME KASUS
Keluhan sudah dirasakan pasien sejak 1 bulan yang lalu.
Awalnya pasien mengeluhkan sering terasa sakit. Sakit terutama
dirasakan pada daerah wajah di dekat hidung. Sakit dirasakan
seperti terasa penuh Selain itu, hidung terasa tersumbat dan
sering keluar cairan seperti ingus berwarna putih, kental dan
berbau. Kadang terasa cairan mengalir ke tenggorokan. Pasien
juga mengeluhkan sering mencium bau busuk dari hidungnya.
Hidung sering tersumbat dan bersin-bersin terutama jika pada
pagi hari.Kadang keluhan disertai badan terasa lemas, batuk dan
pilek terus menerus dan sering kambuh, demam tidak
ada.pasien juga mengeluh penciuman kedua hidung sedikit
menurun,tapi tidak terlalu parah,pasien mengeluh sering sakit
kepala,nyeri telinga,keluar cairan pada telinga,telinga
berdengung,penurunan pendengaran,nyeri saat menelan
disangkal pasien
Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan Hidung
didapatkan hasil:
Tampak konka inferior dan media
hiperemis, terdapat edema konka dan
konka hipertrofi.
Terdapat sekret purulen dan berbau
Nyeri tekan dan ketok disunus
maksilaris bilateral
DIAGNOSIS
Sinusitis maksilaris Bilateral
TERAPI
Medikamentosa
-rhinos tab 3x1
-asammefenamat 3x1
-ceterizine tab 3x1
-coamoxcilav 3x1
-pencuci rongga hidung
-Sol efedrin 1% selama 5 hari
Fisioterpi
TERAPI
Non-medikamentosa
-Penggunaan masker sebagai pencegahan
perberatan penyakit dan penularan penyakit
(pasien ISPA)
Konsumsi nutrisi dan olahraga yang adekuat
untuk meningkatkan imunitas tubuh.
Konsumsi obat yang diberikan dokter secara
teratur dan sesuai anjuran
Edukasi seputar operasi untuk sinusitis
dengan
SARAN
CT-SCAN Sinus paranasal
PROGNOSIS
Quo ad vitam : bonam
Quo ad sanam: bonam
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI HIDUNG
21
ANATOMI HIDUNG
22
ANATOMI HIDUNG
Lateral konka
nasi
Inferior Os.
Maksilaris + Os.
Palatum
Superior Os.
23
Sfenoid
ANATOMI HIDUNG
24
VASKULARISASI
25
PERSARAFAN
Bagian rongga hidung depan & atas : persarafan
sensoris dari n. Etmoidalis anterior
Rongga hidung lainnya : sebagian besar mendapat
persarafan sensoris dari n.Maksila melalui ganglion
sfenopalatinum.
26
MUKOSA OLFAKTORIUS
Atap
rongga
hidung
Konka superior
1/3 atas septum
27
SINUS PARANASAL
28
29
SINUS PARANASAL
30
Sinus
maksila
Sinus
etmoid
Sinus
sfenoid
Sinus
frontal
31
Sinus
maksila
Sinus
etmoid
Sinus
sfenoid
Sinus
frontal
32
Sinus
maksila
Sinus
etmoid
Sinus
sfenoid
Sinus
frontal
33
Sinus
maksila
Sinus
etmoid
Sinus
sfenoid
Sinus
frontal
Terletak di os frontal
Mulai terbentuk sejak
bulan keempat fetus
Berasal dari sel resesus
frontal atau infundibulum
etmoid
Tidak ada gambaran
lekuk pada rontgen
infeksi sinus
34
KOMPLEKS OSTIOMEATAL
35
ANATOMI SINUS
PARANASAL
Kompleks
Ostiomeatal
36
KOMPLEKS OSTIOMEATAL
Prosesus
Unsinatus
Infundibul
um Etmoid
Hiatus
Semilunari
s
Bula
Etmoid
Agger Nasi
Resesus
Frontal
37
ANATOMI SINUS
PARANASAL
Prosesus
uncinatus
Prosesus
uncinatus
ANATOMI SINUS
PARANASAL
Infundibulum
etmoid
Penyempitan daerah
etmoid anterior
Dinding
anterior
dibentuk
processus
uncinatus
Dinding
medial
dibentuk
processus
frontalis os maksila
dan lamina papirasea
39
ANATOMI SINUS
PARANASAL
Resesus frontalis
ANATOMI SINUS
PARANASAL
Terletak diatas
infundibulum dan
permukaan lateral atau
inferiornya
Tepi superior procesus
uncinatus membentuk
hiatus semilunaris
Sel etmoid anterior
terbesar
Bula ethmoid
Bula ethmoid
41
ANATOMI SINUS
PARANASAL
Sel-sel ethmoid
anterior
Sel di bagian
anterior menuju
lamella basal
Pengalirannya ke
meatus medial
melalui
infundibulum
etmoid
42
FISIOLOGI HIDUNG
Fungsi
respirasi
Fungsi
penghidu
Fungsi
statik dan
mekanik
Fungsi
fonetik
Refleks
nasal
43
FISIOLOGI HIDUNG
Penghidu
44
FISIOLOGI HIDUNG
Penghidu
Molekul bau yang larut dalam mukus terikat oleh protein spesifik (G-PCR)
G- Protein akan terstimulasi aktivasi enzim Adenyl cyclase
Percepatan konversi ATP cAMP
Aksi cAMP akan membuka saluran ion Ca++, shg ion Ca++ masuk ke
dalam silia
- Masuknya ion Ca Cl- keluar dari silia membran semakin positif
45
depolarisasi
-
FUNGSI SINUS
PARANASAL
Sebagai pengatur kondisi udara (air conditioning)
Sebagai penahan suhu (termal insulators)
Membantu keseimbangan kepala
Membantu resonansi suara
Sebagai peredam perubahan tekanan udara
Membantu produksi mukus
46
SINUSITIS
47
48
Etiologi
Organisme penyebab:
Streptococcus pneumonia
Haemophilus influenza
Moraxella catarrhalis
49
Klasifikasi
Sinusitis
Sinusitis
sinusitis
akut
< 4 minggu
sinusitis
subakut
4 minggu 3
bulan
sinusitis
kronik
> 3 bulan
50
SINUSITIS AKUT
51
Etiologi
Rinitis akut
Kelainan anatomi
Infeksi faring
Infeksi gigi rahang atas
Berenang dan menyelam
Trauma
52
Gejala sistemik
Gejala lokal
Hidung tersumbat
Rasa nyeri di daerah sinus yang
terkena
53
SINUSITIS SUBAKUT
54
Sinusitis kronis
Sakit kepala
terutama pada
pagi hari dan
berkurang pada
siang hari
Sekeret dihidung
Batuk kronik
55
Sinusitis kronis
Penyebab sinusitis kronis:
Asma
Allergi (Rinitis allergika)
Gangguan sistem kekebalan atau
kelainan sekresi maupun pembuangan
lendir
56
Patogenesis
Infeksi organ
Ggn drainase
& Ventilasi
Lendir lebih
kental
KOM oedem
Lendir tidak
dialirkan
Hipoksia &
retensi
Mukosa saling
bertemu
Silia tidak
bergerak
Infeksi oleh
bakteri
anaerob
57
58
Sinusitis maksilaris
Nyeri pada rahang atas
Nyeri tekan regio maksilaris
Nyeri kadang menyebar ke gigi dan gusi
59
60
Sinusitis ethmoidalis
Nyeri pangkal hidung
Nyeri di belakang bola mata
Sumbatan pada hidung mukosa hidung
hiperemis & udem
Nyeri alih pelipis
Pus dalam rongga hidung meatus media
Post nasal drip
61
Sinusitis frontalis
Nyeri kepala di atas alis mata, pagi
hari, tengah hari & malam hari
Pembengkakan daerah supraorbita
Nyeri hebat palpasi atau perkusi
62
Sinusitis sfenoidalis
Jarang nyeri kepala ke vertex cranium
Biasanya bagian dari parasinusitis gejala
menjadi satu dengan sinusitis lain
63
Inspeksi
Palpasi
Rinoskopi anterior
Rinoskopi posterior
Transiluminasi
Radiologik
Sinoskopi
64
Gelap
Wanita kedua sinus tampak gelap :
normal
Pria tebalnya tulang
65
Pemeriksaan
penunjang
66
67
Posisi Postero-Anterior
Posisi Waters
Posisi Lateral
68
CT scan
Pemeriksaan mikrobiologi
69
CT scan sinusitis
maksilaris
Normal
70
Penatalaksanaan
Antibiotik
Klindamisin
Co-amoxiclav
Levofloksasin
71
Dekongestan
Topikal
Sol efedrin 1% tetes hidung,
oxymethazoline 0.025% tetes
hidung (anak), 0,05% semprot
hidung
Digunakan < 5 hari
Sistemik
Fenil
bromheksin
propanolamin,
72
73
Pembedahan
Bedah sinus endoskopik fungsional (BSEF)
membersihkan daerah Kompleks Ostio
Meatal mukosa sinus kembali normal
74
Komplikasi sinusitis
1. Komplikasi lokal Osteomielitis &
mukokel
2. Komplikasi orbital Inflamatori
edema, abses orbital, abses
subperiosteal, trombosis sinus
kavernosus
3. Komplikasi intrakranial Meningitis
75
76
77
Selulitis periorbita
78
79
Komplikasi intrakranial
80
81
82
Thank You
83