Anda di halaman 1dari 83

Laporan kasus

sinusitis
PEMBIMBING :dr. Fitria

shebubakar, Sp.THT
RUMAH SAKIT ISLAM PONDOK KOPI
2016

Keluhan Utama
Sakit di sekitar wajah sejak 1bulan
SMRS

Riwayat Penyakit Sekarang


Keluhan sudah dirasakan pasien sejak 1 bulan yang lalu.
Awalnya pasien mengeluhkan sering terasa sakit. Sakit terutama
dirasakan pada daerah wajah di dekat hidung. Sakit dirasakan
seperti terasa penuh Selain itu, hidung terasa tersumbat dan
sering keluar cairan seperti ingus berwarna putih, kental dan
berbau. Kadang terasa cairan mengalir ke tenggorokan. Pasien
juga mengeluhkan sering mencium bau busuk dari hidungnya.
Hidung sering tersumbat dan bersin-bersin terutama jika pada
pagi hari.Kadang keluhan disertai badan terasa lemas, batuk dan
pilek terus menerus dan sering kambuh, demam tidak
ada.pasien juga mengeluh penciuman kedua hidung sedikit
menurun,tapi tidak terlalu parah,pasien mengeluh sering sakit
kepala,nyeri telinga,keluar cairan pada telinga,telinga
berdengung,penurunan pendengaran,nyeri saat menelan
disangkal pasien

Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien pernah jatuh akibat terserempet mobil sekitar 1minggu
sebelum pasien mangakami keluhan ini,batuk dan pilek sering
dialami pasien

Riwayat Penyakit Keluarga


Tidak ada riwayat penyakit keluarga yang berhubungan dengan
keluhan yang dialami pasien.
Riwayat pengobatan
pasien blum pernah berobat sebelumnya
Riwayat Pekerjaan, Sosial Ekonomi dan Kebiasaan
Pasien sebagai karyawan swasta, makan teratur 3x sehari
dengan porsi sedang, riwayat merokok (-), riwayat minum kopi (-).

PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalis
Keadaan Umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Compos Mentis
Nadi : 90x/menit, reguler
Suhu : Afebris

Pemeriksaan Sistemik
Kepala: DBN
Mata : CA (-/-), SI (-/-)
Toraks : DBN
Abdomen : DBN
Ekstremitas : DBN

Kepala : Normocephal, rambut bewarna hitam, wajah simetris


Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), refleks
pupil (+/+)
Telinga : Status lokalis
Hidung : Status lokalis
Mulut : Bibir kering (+), sianosis (-), stomatitis (-), lidah tidak
kotor dan tidak tremor, gigi palsu (-), gigi goyang (-)dan caries
(-).
Tenggorok : Status lokalis
Leher : Status lokalis
Thorax
Inspeksi : Normochest, simetris, retraksi dinding dada (-)
Palpasi : Tidak ada bagian dada yang tertinggal saat nafas
Perkusi : Sonor pada semua lapang paru
Auskultasi : Suara napas vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing
(-/-)

Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS 5 linea midclavicularis
sinistra
Perkusi : batas jantung relatif dalam batas normal
Auskultasi : bunyi jantung I dan II regular, murmur (-), gallop
(-)
Abdomen
Inspeksi : Perut cembung
Palpasi
: Nyeri tekan (-), hepatosplenomegali (-), ascites (-)
Perkusi : Timpani pada seluruh kuadran abdomen
Auskultasi : Bising usus normal, 6-7x/menit
Ekstremitas
Superior : Akral hangat, udem (-/-), RCT < 2 detik, sianosis (-/-)
Inferior : Akral hangat, udem (-/-), RCT < 2 detik, sianosis (-/-)

AD

Normotia, helix sign (-), tragus


sign (-)
Tanda radang(-), pus(-), nyeri
tekan(-), fistula(-)
Tenang, udem(-), fistel(-),
sikatriks(-), nyeri tekan(-)

telinga
Aurikula
Preaurikula
Retroaurikula

Hiperemis(-), udem(-), sekret (-),


serumen(+), massa(-)

MAE

Tidak ada Latelarisasi

normal

sign (-)
Tanda radang(-), pus(-), nyeri
tekan(-), fistula(-)
Tenang, udem(-), fistel(-),
sikatriks(-), nyeri tekan(-)
serumen(+), massa(-)
Reflek cahaya (+), hiperemis (-),

Membran timpani

bulging (-)
(+)

Normotia, helix sign (-), tragus

Hiperemis(-), udem(-), sekret(-),

Reflek cahaya (+), hiperemis


(-), sikatriks (-), perforasi (-),

AS

sikatriks (-),perforasi (+), bulging


(-)

Uji Rinne

(+)

Uji Weber

Tidak ada Latelarisasi

Uji Schwabach

normal

HIDUNG

Dextra

Rhinoskopi anterior

Sinistra

Hiperemis (+)

Mukosa

Hiperemis (+)

(-)

Sekret

(+)

Hipertrofi (+)

Konka inferior

Hipertrofi (+)

Deviasi (-)

Septum

Deviasi (-)

(-)

Massa

(-)

Sinus paranasal
Inspeksi : Pembengkakan pada wajah (-)
Palpasi
: Nyeri tekan dan pipi (+/+)

Dextra

Sinistra
Mulut

Tenang

Mukosa mulut

Tenang

Bersih

Lidah

Bersih

Tenang

Palatum molle

Tenang

Karies dentis (-)

Gigi

Karies dentis (-)

Simetris

Uvula

Simetris

Tonsil
Hiperemis (-)

Mukosa

Hiperemis (-)

T1

Besar

T1

Kripta

(-)

Detritus

(-)

Faring
Hiperemis (-)

Mukosa

Hiperemis(-)

(-)

Granula

(-)

LEHER

Dextra

Pemeriksaan

Sinistra

Pembesaran (-)

Thyroid

Pembesaran (-)

Pembesaran (-)

Kelenjar submental

Pembesaran (-)

Pembesaran (-)
Pembesaran (-)
Pembesaran (-)
Pembesaran (-)
Pembesaran (-)

Kelenjar
submandibula
Kelenjar jugularis
superior
Kelenjar jugularis
media
Kelenjar jugularis
inferior
Kelenjar suprasternal
Kelenjar

Pembesaran (-)
Pembesaran (-)
Pembesaran (-)
Pembesaran (-)
Pembesaran (-)

PEMERIKSAAN PENUNJANG

RESUME KASUS
Keluhan sudah dirasakan pasien sejak 1 bulan yang lalu.
Awalnya pasien mengeluhkan sering terasa sakit. Sakit terutama
dirasakan pada daerah wajah di dekat hidung. Sakit dirasakan
seperti terasa penuh Selain itu, hidung terasa tersumbat dan
sering keluar cairan seperti ingus berwarna putih, kental dan
berbau. Kadang terasa cairan mengalir ke tenggorokan. Pasien
juga mengeluhkan sering mencium bau busuk dari hidungnya.
Hidung sering tersumbat dan bersin-bersin terutama jika pada
pagi hari.Kadang keluhan disertai badan terasa lemas, batuk dan
pilek terus menerus dan sering kambuh, demam tidak
ada.pasien juga mengeluh penciuman kedua hidung sedikit
menurun,tapi tidak terlalu parah,pasien mengeluh sering sakit
kepala,nyeri telinga,keluar cairan pada telinga,telinga
berdengung,penurunan pendengaran,nyeri saat menelan
disangkal pasien

Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan Hidung
didapatkan hasil:
Tampak konka inferior dan media
hiperemis, terdapat edema konka dan
konka hipertrofi.
Terdapat sekret purulen dan berbau
Nyeri tekan dan ketok disunus
maksilaris bilateral

Pemeriksaan sinus paranasal


-Terdapat nyeri tekan dan nyeri ketok

DIAGNOSIS
Sinusitis maksilaris Bilateral

TERAPI
Medikamentosa
-rhinos tab 3x1
-asammefenamat 3x1
-ceterizine tab 3x1
-coamoxcilav 3x1
-pencuci rongga hidung
-Sol efedrin 1% selama 5 hari
Fisioterpi

TERAPI
Non-medikamentosa
-Penggunaan masker sebagai pencegahan
perberatan penyakit dan penularan penyakit
(pasien ISPA)
Konsumsi nutrisi dan olahraga yang adekuat
untuk meningkatkan imunitas tubuh.
Konsumsi obat yang diberikan dokter secara
teratur dan sesuai anjuran
Edukasi seputar operasi untuk sinusitis
dengan

SARAN
CT-SCAN Sinus paranasal

PROGNOSIS
Quo ad vitam : bonam
Quo ad sanam: bonam

TINJAUAN PUSTAKA

ANATOMI HIDUNG

21

ANATOMI HIDUNG

22

ANATOMI HIDUNG

Terdapat 4 buah dinding:


Medial septum
nasi

Lateral konka
nasi

Inferior Os.
Maksilaris + Os.
Palatum

Superior Os.
23
Sfenoid

ANATOMI HIDUNG

24

VASKULARISASI

25

PERSARAFAN
Bagian rongga hidung depan & atas : persarafan
sensoris dari n. Etmoidalis anterior
Rongga hidung lainnya : sebagian besar mendapat
persarafan sensoris dari n.Maksila melalui ganglion
sfenopalatinum.

26

MUKOSA OLFAKTORIUS

Atap
rongga
hidung
Konka superior
1/3 atas septum
27

SINUS PARANASAL

28

29

SINUS PARANASAL

30

Sinus
maksila

Sinus
etmoid

Sinus
sfenoid

Sinus
frontal

Sinus terbesar, berbentuk piramid


Dasar sinus berhubungan dengan
P1, P2, M1 dan M2
Mencapai ukuran 15 ml saat
dewasa
Dinding :
Anterior : fosa kanina
Posterior : permukaan infra-temporal
maksila
Medial : dinding lateral rongga hidung
Superior : dasar orbita
Inferior : prosesus alveolaris dan
palatum

31

Sinus
maksila

Sinus
etmoid

Sinus
sfenoid

Sinus
frontal

Berongga, menyerupai sarang


tawon
Sinus etmoid anterior meatus
medius
Sinus etmoid posterior meatus
superior
Atap sinus etmoid (fovea)
berbatasan dengan lamina kribrosa
Dinding lateral lamina papirasea
Posterior sinus sfenoid

32

Sinus
maksila

Sinus
etmoid

Sinus
sfenoid

Sinus
frontal

Terletak dalam os. Sfenoid belakang sinus etmoid


posterior
Batas-batas :

Superior : fosa serebri media dan kelenjar hipofisa


Inferior : atap nasofaring
Lateral : sinus kavernosus dan a.Karotis interna
Posterior : fosa serebri posterior

33

Sinus
maksila

Sinus
etmoid

Sinus
sfenoid

Sinus
frontal

Terletak di os frontal
Mulai terbentuk sejak
bulan keempat fetus
Berasal dari sel resesus
frontal atau infundibulum
etmoid
Tidak ada gambaran
lekuk pada rontgen
infeksi sinus

34

KOMPLEKS OSTIOMEATAL

35

ANATOMI SINUS
PARANASAL

Kompleks
Ostiomeatal

Bagian dari sinus etmoid


anterior
Berupa
celah
pada
dinding lateral hidung
Dibatasi oleh konka media
dan lamina papirasea

36

KOMPLEKS OSTIOMEATAL
Prosesus
Unsinatus

Infundibul
um Etmoid

Hiatus
Semilunari
s

Bula
Etmoid

Agger Nasi

Resesus
Frontal

37

ANATOMI SINUS
PARANASAL

Prosesus
uncinatus

Prosesus
uncinatus

Lamina melengkung pada os. Etmoid


Dibentuk oleh dinding medial sinus maksilaris
Dihubungkan processus etmoid dari konka nasal
inferior
38

ANATOMI SINUS
PARANASAL

Infundibulum
etmoid

Penyempitan daerah
etmoid anterior
Dinding
anterior
dibentuk
processus
uncinatus
Dinding
medial
dibentuk
processus
frontalis os maksila
dan lamina papirasea

39

ANATOMI SINUS
PARANASAL

Resesus frontalis

Ruang antara sinus


frontalis dan hiatus
semilunaris
Batas-batas:
Anterior : sel ager nasi
Superior : sinus frontalis
Medial : konka medial
Lateral : lamina
papirasea
40

ANATOMI SINUS
PARANASAL
Terletak diatas
infundibulum dan
permukaan lateral atau
inferiornya
Tepi superior procesus
uncinatus membentuk
hiatus semilunaris
Sel etmoid anterior
terbesar

Bula ethmoid

Bula ethmoid

41

ANATOMI SINUS
PARANASAL

Sel-sel ethmoid
anterior

Sel di bagian
anterior menuju
lamella basal
Pengalirannya ke
meatus medial
melalui
infundibulum
etmoid
42

FISIOLOGI HIDUNG

Fungsi
respirasi

Fungsi
penghidu

Fungsi
statik dan
mekanik

Fungsi
fonetik

Refleks
nasal

43

FISIOLOGI HIDUNG

Penghidu

44

FISIOLOGI HIDUNG

Penghidu

Molekul bau yang larut dalam mukus terikat oleh protein spesifik (G-PCR)
G- Protein akan terstimulasi aktivasi enzim Adenyl cyclase
Percepatan konversi ATP cAMP
Aksi cAMP akan membuka saluran ion Ca++, shg ion Ca++ masuk ke
dalam silia
- Masuknya ion Ca Cl- keluar dari silia membran semakin positif
45
depolarisasi
-

FUNGSI SINUS
PARANASAL
Sebagai pengatur kondisi udara (air conditioning)
Sebagai penahan suhu (termal insulators)
Membantu keseimbangan kepala
Membantu resonansi suara
Sebagai peredam perubahan tekanan udara
Membantu produksi mukus

46

SINUSITIS

47

Peradangan mukosa sinus paranasalis


Penyebab utama common cold
Sinusitis diberi nama sesuai dengan
sinus yang terkena
Beberapa sinus multisinusitis
Mengenai semua sinus pansinusitis

48

Etiologi
Organisme penyebab:
Streptococcus pneumonia
Haemophilus influenza
Moraxella catarrhalis

49

Klasifikasi

Sinusitis
Sinusitis

sinusitis
akut

< 4 minggu

sinusitis
subakut

4 minggu 3
bulan

sinusitis
kronik

> 3 bulan

50

SINUSITIS AKUT

Penyakit ini dimulai dengan


penyumbatan daerah kompleks
ostiomeatal
penyebaran dari infeksi gigi

51

Etiologi

Rinitis akut
Kelainan anatomi
Infeksi faring
Infeksi gigi rahang atas
Berenang dan menyelam
Trauma

52

Gejala sinusitis akut

Gejala sistemik
Gejala lokal
Hidung tersumbat
Rasa nyeri di daerah sinus yang
terkena

53

SINUSITIS SUBAKUT

Gejala klinis sama dengan sinusitis


akut,hanya tanda-tanda radang akut
sudah reda
Sakit kepala
Demam
Dan nyeri tekan

54

Sinusitis kronis

Sakit kepala
terutama pada
pagi hari dan
berkurang pada
siang hari
Sekeret dihidung
Batuk kronik
55

Sinusitis kronis
Penyebab sinusitis kronis:
Asma
Allergi (Rinitis allergika)
Gangguan sistem kekebalan atau
kelainan sekresi maupun pembuangan
lendir

56

Patogenesis
Infeksi organ

Ggn drainase
& Ventilasi

Lendir lebih
kental

KOM oedem

Lendir tidak
dialirkan

Hipoksia &
retensi

Mukosa saling
bertemu

Silia tidak
bergerak

Infeksi oleh
bakteri
anaerob
57

Perluasan infeksi sinus


1. Tromboflebitis vena yang perforasi
2. Perluasan langsung dinding sinus yang
ulserasi/nekrotik
3. Terjadi defek
4. Melalui jalur vaskuler bakteremia

58

Sinusitis maksilaris
Nyeri pada rahang atas
Nyeri tekan regio maksilaris
Nyeri kadang menyebar ke gigi dan gusi

59

Pus atau sekret mukopurulen dalam


hidung meatus media & nasofaring
Transiluminasi penuh cairan
Radiologi : penebalan mukosa
opasifikasi sinus lengkap
air fluid level pus

60

Sinusitis ethmoidalis
Nyeri pangkal hidung
Nyeri di belakang bola mata
Sumbatan pada hidung mukosa hidung
hiperemis & udem
Nyeri alih pelipis
Pus dalam rongga hidung meatus media
Post nasal drip

61

Sinusitis frontalis
Nyeri kepala di atas alis mata, pagi
hari, tengah hari & malam hari
Pembengkakan daerah supraorbita
Nyeri hebat palpasi atau perkusi

62

Sinusitis sfenoidalis
Jarang nyeri kepala ke vertex cranium
Biasanya bagian dari parasinusitis gejala
menjadi satu dengan sinusitis lain

63

Pemeriksaan sinus paranasal

Inspeksi
Palpasi
Rinoskopi anterior
Rinoskopi posterior
Transiluminasi
Radiologik
Sinoskopi
64

PEMERIKSAAN SINUS PARANASAL

Jika kedua sinus tampak terang


Keduanya normal
Sinus maksilaris normal bulan sabit
Khusus wanita bisa menandakan
adanya cairan karena tipisnya tulang

Gelap
Wanita kedua sinus tampak gelap :
normal
Pria tebalnya tulang
65

Gambar.1 Transiluminasi dari sinus


maksilaris.
Cahaya diarahkan kedaerah infraorbital
dan melakukan inspeksi di daerah
palatum

Pemeriksaan
penunjang

Gambar. 2 Radiografi pada sinus


(posisi Waters)
Pada sinus maksilaris kanan tampak ada
cairan yang tebal (panah merah)

66

Pemeriksaan radiologi Sinus


Paranasalis
-

Occipitomental ( posisi Waters )


Occipitofrontal ( Posisi Caldwell )
Lateral
CT Scan

67

Posisi Postero-Anterior

Posisi Waters
Posisi Lateral

68

CT scan
Pemeriksaan mikrobiologi
69

CT scan sinusitis
maksilaris

Normal

70

Penatalaksanaan
Antibiotik

Klindamisin
Co-amoxiclav
Levofloksasin

71

Dekongestan
Topikal
Sol efedrin 1% tetes hidung,
oxymethazoline 0.025% tetes
hidung (anak), 0,05% semprot
hidung
Digunakan < 5 hari
Sistemik
Fenil
bromheksin

propanolamin,
72

73

Irigasi sinus maksila


Bila resorpsi sinus maksila tidak adekuat
Perawatan gigi bila sinusitis
maksila dentogen

Pembedahan
Bedah sinus endoskopik fungsional (BSEF)
membersihkan daerah Kompleks Ostio
Meatal mukosa sinus kembali normal
74

Komplikasi sinusitis
1. Komplikasi lokal Osteomielitis &
mukokel
2. Komplikasi orbital Inflamatori
edema, abses orbital, abses
subperiosteal, trombosis sinus
kavernosus
3. Komplikasi intrakranial Meningitis
75

Pott`s puffy tumor osteomielitis

76

Mukokel sinus frontal bilateral

77

Selulitis periorbita

78

Klasifikasi komplikasi infeksi


orbita

79

Komplikasi intrakranial

80

CT scan abses otak

81

CT scan abses epidural dan


subdural

82

Thank You

83

Anda mungkin juga menyukai