Anda di halaman 1dari 13

ANATOMI

ANATOMI
ANATOMI
Leher dibagi menjadi anterior dan posterior oleh
M. sternocleidomastoideus
Colli anterior tepi inferior mandibula tepi
atas sternum
Colli posterior tepi anterior M. trapezius
klavikula
Bagian atas colli anterior dibagi menjadi
submandibular dan submental yang dipisahkan
oleh M. digastrikus
Yang paling penting kelompok nodus jugular
(berhubungan dengan vena jugularis interna)
ANATOMI
Nodus-nodus jugularis superior (level 2) terdiri atas
nodus jugulodigastrik yang besar drainase dari naso-
dan orofaring, termasuk tonsil, aspek posterolateral
dari kavitas oral, dan aspek superior laring dan fossa
piriformis sering terjadi pembesaran, dapat
dipalpasi sepanjang tepi anterior M.
sternokleidomastoideus

Metastasis karsinoma sel skuamosa (80% kanker kepala


leher) nasofaring, dasar lidah, tonsil, fossa
piriformis, dan laring supraglotis (curiga bila ada
pembesaran KGB dan tumor di 5 daerah ini)
ANATOMI
ANATOMI
Ruang parafaringeal lateral dari faring, bagian atas
dibatasi basis kranii dan bagian bawah dibatasi
mediastinum superior.
Di dalam ruang ini terdapat pembuluh darah karotis,
vena jugularis interna, nodus-nodus servikalis
profunda, nervi kranialis dan trunkus simpatis
servikalis.
Infeksi dan supurasi pada nodus limfatik servikal di
ruang parafaringeal umumnya berasal dari infeksi tonsil
dan gigi (terutama M3 bawah), lalu dapat menyebar ke
basis kranii atau ke regio paraesofageal dan
mediastinum superior.
ANATOMI
Ruang retrofaringeal posterior dari faring, anterior
dibatasi oleh dinding faring posterior yang dilapisi fasia
buccopharyngeal, posterior dibatasi oleh vertebrae
servikal dan otot serta fasia yang melapisinya.

Di dalam ruang ini terdapat nodus limfatik


retrofaringeal yang lebih berkembang pada anak-anak
dan lebih mungkin mengalami proses inflamasi. Bila
inflamasinya berat, dapat mempengaruhi proses
menelan dan bernapas akibat adanya pembengkakan
dan supurasi dari ruang retrofaringeal.
DEFINISI
Benjolan pada leher (neck mass)
lesi abnormal (kongenital atau didapat) yang
dapat dilihat, diraba, maupun terlihat pada
pemeriksaan radiologis.

The Guideline Development Group (GDG)


massa yang ada di bawah mandibula, di atas
klavikula, dan di dalam terhadap kulit meskipun
dapat melibatkan kulit di atasnya secara sekunder.
EPIDEMIOLOGI
Setengah dari 62.000 kasus kanker kepala leher
diawali dengan keluhan benjolan pada leher
Kurang lebih 30.000 kasus benjolan pada leher
merupakan keganasan, sedangkan 30.000 kasus
benjolan pada leher lainnya mungkin merupakan
lesi jinak
Meskipun lesi maligna pada leher sebagian besar
merupakan HNSCC, dapat juga merupakan
limfoma, Ca. tiroid, keganasan kelenjar liur,
kanker kulit, maupun metastasis dari tempat lain.
EPIDEMIOLOGI
Insidensi HNSCC 5% kanker keseluruhan, 500.000
kasus/tahun
Insidensi HNSCC pada kavitas oral, laring dan hipofaring
menurun karena menurunnya konsumsi rokok
Insidensi HNSCC pada orofaring meningkat karena
meningkatnya prevalensi infeksi HPV-resiko tinggi (subtipe
16)
HPV-positive HNSCC dihubungkan dengan usia muda, jenis
kelamin laki-laki, riwayat berganti-ganti pasangan seks
oral/vaginal, kesehatan gigi yang lebih baik, paparan
tembakau yang menurun/tidak sama sekali, serta tingkat
pendidikan dan status sosioekonomi yang lebih tinggi.
Delay in diagnosis gejala tidak spesifik, onset munculnya
gejala lama, pada imaging sering disangka kista jinak/abses
ANAMNESIS
Identitas: Penurunan/hilang pendengaran
Usia Ulserasi/pembengkakan bibir/rongga
Alamat mulut
Pendidikan Mulut/pipi terasa baal
Pekerjaan Dyspnea
Odynophagia, dysphagia
Keluhan benjolan pada leher Penurunan BB
Onset Hemoptysis/darah pada liur
Membesar dengan cepat/perlahan Kongesti nasal
Pernah infeksi/tidak Unilateral epistaxis
Pernah diobati/tidak, dengan apa
Riwayat kebiasaan:
Keluhan tambahan: Merokok
Demam Berganti pasangan seks
Keringat dingin
Suara serak Riwayat penyakit dahulu:
Otalgia riwayat keganasan pada daerah
kepala leher / daerah lainnya
CURIGA KEGANASAN
CURIGA KEGANASAN

Anda mungkin juga menyukai