Penggunaan Napza
Latar belakang
Jenis perawatan
Bersifat individual
Komunikasi efektif:
Klien perlu berlatih bersama konselor bagaimana
menyampaikan dan menerima pesan secara efektif
Klien cenderung berasumsi dalam proses komunikasi:
“org kalo bersih tuh nggak mungkin HIV bu…”
“biar nggak ketergantungan metadon, dosis dikecilin, palingan
kita perlu lah kamlet dikit…”
Ketrampilan Hidup (Life Skills)
Pengambilan keputusan:
Klien tidak terlatih membuat keputusan yang rasional
Kepercayaan diri:
Klien sebagian besar adalah individu yang termarjinalisasi,
menerima cap buruk, bahkan dari orang-orang terdekatnya
Konseling perlu membahas lebih banyak kekuatan diri klien,
bukan kelemahannya
Latihan yg dilakukan utk berkomunikasi, bersikap asertif &
mengambil keputusan dapat membantu meningkatkan
kepercayaan diri klien
Praktek Konseling Individu
Pengantar
Tahap awal:
Penggalian motivasi & pengetahuan program
Pemberian informasi
Tahap stabilisasi:
Pemahaman adiksi Napza adalah penyakit otak
Tahap lanjutan:
Klien umumnya memiliki banyak kesempatan untuk
berpikir dan merasakan persoalan-persoalan dasar yang
dialaminya:
Produktivitas,
rumah tangga, hubungan dengan orang lain,
hingga perasaan nagih untuk kembali menggunakan Napza
ilegal
Seringkali klien melaporkan berbagai persoalan dalam
satu waktu:
Prioritas
masalah (utamakan persoalan nagih dg alternatif
kegiatan)
Praktik Konseling
Empati
Kesegeraan
Ketulusan
Kehangatan
Menghargai
Kepekaan atas sensitivitas kultural
Strategi Pendorong Perubahan
Paraphrasing:
Mengulangi apa yang telah diucapkan klien dalam bahasa
konselor
Relaks:
Intonasi suara terjaga, tempo sedang serta sikap tubuh tidak
tegang
Menyimpulkan pembicaraan:
Lakukan secara reguler untuk menjaga kesinambungan topik
konseling
Lama dan Frekuensi Konseling
Permainan 3 kursi
Role play