Pengertian Sinusitis adalah penyakit akibat peradangan pada mukosa sinus paranasal
dan rongga hidung. Peradangan ini sering disebabkan oleh virus atau
bakteri. Sinus merupakan rongga kecil berisi udara yang terletak di
belakang tulang pipi dan dahi
2.Tujuan Menegakkan diagnosis Sinusitis dan memberikan tata laksana yang tepat
Kriteria diagnosis
rinosinusitis menurut
American Academy of
Otolaryngology
Batuk
Faktor Risiko
Dasar
Penegakkan
Diagnosis
Rinosinusitis
Akut (RSA) Pada dewasa Pada anak
Dasar penegakan Klinis Klinis
diagnosis
Diagnosis Banding
Berikut ini adalah diagnosis banding dari rinosinusitis akut dan
kronis:
Komplikasi
1. Kelainan orbita
Penyebaran infeksi ke orbita paling sering terjadi pada sinusitis
etmoid, frontal, dan maksila. Gejala dan tanda yang patut
dicurigai sebagai infeksi orbita adalah: edema periorbita,
selulitis orbita, dan nyeri berat pada mata. Kelainan dapat
mengenai satu mata atau menyebar ke kedua mata.
2. Kelainan intrakranial
Penyebaran infeksi ke intrakranial dapat menimbulkan
meningitis, abses ekstradural, dan trombosis sinus kavernosus.
Gejala dan tanda yang perlu dicurigai adalah: sakit kepala
(tajam, progresif, terlokalisasi), paresis nervus kranial, dan
perubahan status mental pada tahap lanjut.
Kriteria Rujukan
Pada kasus RSA, rujukan segera ke spesialis THT dilakukan
bila:
1. Terdapat gejala dan tanda komplikasi, di antaranya: Edema
/ eritema periorbital, perubahan posisi bola mata, Diplopia,
Oftalmoplegia, penurunan visus, sakit kepala yang berat,
pembengkakan area frontal, tanda-tanda iritasi meningeal,
kelainan neurologis fokal.
2. Bila tidak terjadi perbaikan pasca terapi adekuat setelah 10
hari (RSA viral), 14 hari (RSA pasca viral), dan 48 jam (RSA
bakterial).
Rinosinusitis Kronis
Strategi tatalaksana RSK meliputi identifikasi dan tatalaksana
faktor risiko serta pemberian KS intranasal atau oral dengan /
tanpa antibiotik. Tatalaksana RSK dapat dilihat pada Algoritma
tatalaksana RSK.
Konseling dan Edukasi
1. Dokter perlu menjelaskan mengenai faktor risiko yang
mendasari atau mencetuskan rinosinusitis kronik pada
pasien beserta alternatif tatalaksana untuk mengatasinya.
2. Pencegahan timbulnya rekurensi juga perlu didiskusikan
antara dokter dengan pasien.
Kriteria Rujukan
Rujukan ke spesialis THT dilakukan apabila:
1. Pasien imunodefisien
2. Terdapat dugaan infeksi jamur
3. Bila rinosinusitis terjadi ≥ 4 kali dalam 1 tahun
4. Bila pasien tidak mengalami perbaikan setelah pemberian
terapi awal yang adekuat setelah 4 minggu.
5. Bila ditemukan kelainan anatomis ataupun dugaan faktor
risiko yang memerlukan tatalaksana oleh spesialis THT,
misalnya: deviasi septum, polip nasal, atau tumor.
Sinusitis Dentogenik
1. Eradikasi fokus infeksi, misal: ekstraksi gigi
2. Irigasi sinus maksila
3. Antibiotik