Anda di halaman 1dari 2

Demam berdarah atau demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit

akibat gigitan nyamuk pembawa virus Dengue. Penyakit ini menimbulkan

gejala demam tinggi dan flu. Jika tidak ditangani dengan tepat, demam

berdarah berisiko mengancam nyawa.

Demam berdarah atau DBD merupakan salah satu penyakit dengan jumlah kasus yang

cenderung meningkat setiap tahun. Menurut data Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia tahun 2020, terdapat 95.893 kasus demam berdarah di seluruh Indonesia,

dengan 661 kasus di antaranya berakhir dengan kematian.

Gejala dan Komplikasi Demam Berdarah

Gejala demam berdarah yang paling umum dijumpai adalah demam tinggi yang terjadi

secara tiba-tiba, disertai dengan sakit kepala, hilang nafsu makan, mual, dan muntah.

Kondisi ini juga dapat ditandai dengan ruam kulit, nyeri di bagian belakang mata, nyeri

otot, dan pembengkakan pada kelenjar getah bening.

Secara keseluruhan, fase DBD berbentuk seperti siklus pelana kuda. Awalnya, demam

pada DBD biasanya terjadi pada hari pertama hingga ketiga pada perjalanan penyakit

ini. Demam yang diderita bisa mencapai 40 oC yang sulit turun walaupun pasien telah

mengonsumsi obat penurun panas.

Selanjutnya, DBD akan berlanjut ke fase kritis, yaitu pada hari ke-4 hingga hari ke-6.

Pada fase ini, demam turun, tetapi gejala perdarahan, seperti mimisan atau muntah

darah, rentan terjadi. Pada fase ini juga trombosit menurun cukup drastis.
Jika tidak tertangani dengan baik, pasien DBD pada fase kritis bisa mengalami

komplikasi berupa penumpukan cairan pada rongga dada atau perut, perdarahan

hebat, hingga syok.

Pengobatan dan Pencegahan Demam Berdarah

Pengobatan demam berdarah bertujuan untuk meredakan gejala dan menghindari

komplikasi. Sebagian besar pasien demam berdarah disarankan untuk menjalani rawat

inap di rumah sakit. Hal ini agar komplikasi DBD dapat terdeteksi lebih dini dan

penanganan dapat segera dilakukan.

Untuk mempercepat proses penyembuhan, hal yang dapat dilakukan penderita adalah

beristirahat yang cukup, banyak minum air, dan mengonsumsi makanan bergizi.

Penderita juga dapat mengonsumsi obat penurun panas, seperti paracetamol.

Anda mungkin juga menyukai