Anda di halaman 1dari 28

RHINOSINUSITIS AKUT

SARATOGA DWIKY APRIQZA


20204010140
1 STATUS PASIEN
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. E
Usia : 29 tahun
Jenis Kelamin : laki-laki
Tanggal Kunjungan : 28 Januari 2021
ANAMNESIS
Keluhan Utama: Pilek
Riwayat Penyakit Sekarang
Seorang laki-laki berusia 29 tahun datang ke poliklinik THT RS PKU Muhammadiyah Gamping
dengan keluhan pilek sejak 5 hari yang lalu. Hidung keluar cairan kental berwarna kekuningan
yang dirasakan pasien mengalir hingga ke tenggorokannya. Pasien mengeluhkan hidung kanannya
tersumbat dan terasa bau tidak sedap. Pasien menjelaskan bahwa gigi geraham atasnya berlubang
dan telah dicabut ke dokter gigi beberapa hari yang lalu. Tidak ada Riwayat demam.
ANAMNESIS

Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat Penyakit Keluarga


• Pasien sebelumnya tidak Keluarga pasien tidak ada yang
memiliki keluhan serupa mengalami keluhan serupa
• Riwayat alergi (-)
• Riwayat asma (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Kepala
Dalam batas
normal
Thorax
Dalam batas
Abdomen normal
Dalam batas
normal
Ekstremitas
Dalam batas
normal

Keadaan umum : baik


Kesadaran : compos mentis
Vital Sign : dalam batas normal
STATUS LOKALIS THT
Dalam batas normal

Edema konka +/+


Discharge (-)

Dalam batas normal


DIAGNOSIS
Rhinosinusitis Akut
TATALAKSANA
dr. Rizka Fakhriani, M.M.R, Sp. THT-KL
SIP
Alamat
No. Hp
-------------------------------------------------------------
------
Bantul, 28 Januari 2021
R/ NaCl 0,9% 500 cc No. I
Spuit 20 cc No. I
S 2 dd 20 cc
R/ Trifed 10 mg tab No. XV
S 3 dd tab 1
R/ Clindamycine 300 mg tab No. XV
S 2 dd tab 1
------------------------------------------------------
signatura
Nama pasien: Tn. E
2 PEMBAHASAN
DEFINISI
Apa itu Rhinosinusitis?
Rhinosinusitis adalah inflamasi pada
mukosa hidung dan sinus paranasal yang
ditandai dengan dua atau lebih gejala
yang salah satunya harus berupa adanya
obstruksi pada hidung ATAU pengeluaran
sekret hidung (anterior/posterior).

Gejala lain berupa:


• Nyeri tekan pada wajah
• Gangguan fungsi penghidu
EPIDEMIOLOGI

• Kasus rhinosinusitis paling banyak terjadi pada musim hujan dan musim dingin, serta pada daerah yang
memiliki kelembaban dan polusi udara yang tinggi.
• Rhinosinusitis merupakan penyakit nomor lima tertinggi yang mendapatkan resep antibiotik.
• Sekitar 35 juta orang di Amerika pernah didiagnosis menderita rhinosinusitis dan sekitar 14% penderita
mengalami minimal satu kali episode rhinosinusitis setiap tahunnya.
• Menurut Riskesdas 2018, prevalensi ISPA di Indonesia sebesar 9,3%.
• Anak-anak mengalami rata-rata 6-8 kali ISPA per tahunnya dan sekitar 6-13% berkembang menjadi
rhinosinusitis bakterial.
ETIOLOGI
• Penyebab utamanya adalah infeksi virus (common cold) yang
selanjutnya diikuti adanya infeksi sekunder oleh bakteri.
• Bakteri penyebab yaitu Streptococcus pneumoniae, Haemophilus
influenzae, Moraxella catarrhalis (paling sering pada anak-anak).

FAKTOR PREDISPOSISI
• Rhinitis alergi
• Polip hidung
• Infeksi tonsil
• Infeksi gigi
• Lingkungan berpolusi, dingin, dan kering
• Kebiasaan merokok
KLASIFIKASI

Acute Reccurent Acute Chronic


Rhinosinusitis Rhinosinusitis Rhinosinusitis
(ARS) (RARS) (CRS)

Gejala rhinosinusitis Episode berulang dari ARS Gejala rhinosinusitis


dengan onset selama sebanyak ≥4 per tahun dengan onset selama 12
kurang dari 12 minggu. dengan disertai interval minggu atau lebih.
bebas gejala antar episode.
PATOFISIOLOGI
Dimulai dengan inflamasi mukosa hidung  edema mukosa akan
menyebabkan obstruksi ostium sinus  sekresi sinus normal
menjadi terjebak (sinus stasis)  obstruksi total  gangguan
ventilasi dan drainase  pertumbuhan bakteri sekunder pada
mukosa dan cairan sinus paranasal  respons inflamasi terus
berlanjut  respons bakteri mengambil alih  lingkungan sinus
berubah ke keadaan yang lebih anaerobik  flora bakteri
menjadi semakin banyak
DIAGNOSIS

Pemeriksaan
Anamnesis
penunjang

Pemeriksaa
n Fisik
ANAMNESIS
Anamnesis didasarkan pada gejala umum
rhinosinusitis, seperti:
• Hidung tersumbat
• Sekret hidung
• Nyeri tekan pada wajah
• Gangguan penghidu
• Demam
• Dental pain/Riwayat sakit gigi
sebelumnya
• Otalgia
PEMERIKSAAN
FISIK
• Dapat dijumpai pembengkakan pada wajah
disertai eritema dan edema periorbital.
• Nyeri tekan di daerah sinus terutama sinus
frontal dan maksila.
• Pada pemeriksaan rinoskopi anterior dapat
dijumpai mukosa konka hiperemi, edema,
sekret, septum deviasi, serta polip.
• Rinoskopi posterior dapat dijumpai
kelainan yang terdapat di belakang rongga
hidung dan nasofaring seperti post nasal
drip.
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
• Transiluminasi
• Nasal Endoscopy
• CT-scan
BAGAIMANA
TATALAKSANA
RHINOSINUSITIS AKUT?
Mempercepat penyembuhan
TUJUA Mencegah komplikasi

N Mencegah perubahan menjadi kronik

TERAP Prinsip pengobatan ialah membuka


sumbatan di KOM sehingga drainase dan
I ventilasi sinus-sinus pulih secara alami.
Antibiotik
• Antibiotik merupakan terapi penting pada RSAB disamping terapi medikamentosa
lainnya. Berdasarkan kuman penyebab maka pilihan pertama antibiotik pada RSA
adalah amoksisilin (first line drugs) karena obat ini efektif terhadap Streptococcus
pneumoniae dan Haemophilus influenzae yang merupakan dua kuman terbanyak
ditemukan sebagai penyebab RSAB.
• Jika sudah resisten, maka antibiotik pilihan beralih pada kombinasi amoksisilin dan
klavulanat.
• Antibiotik harus diberikan 10-14 hari agar dapat dicapai hasil pengobatan yang
maksimal.
Dekongestan
• Obat dekongestan yang digunakan adalah perangsang reseptor α-adrenergik, yang
dapat menyebabkan vasokonstriksi pembuluh kapiler mukosa rongga hidung sehingga
mengurangi udem dan menghilangkan sumbatan hidung serta mengembalikan patensi
ostia sinus.
• Dekongestan dapat diberikan dalam bentuk topikal maupun sistemik (oral).
Dekongestan topikal dapat diberikan dalam bentuk tetes maupun semprot hidung.
Penggunaan tidak boleh digunakan untuk pemakaian jangka panjang karena dapat
menyebabkan timbulnya rinitis medikamentosa.
• Dekongestan sistemik seperti pseudoefedrin, dekongestan nasal topikal seperti
xylometazoline, dan obat semprot hidung seperti Sterimar atau Sinus Rinse.
Terapi lain
• Kortikosteroid oral/topical
• Analgetik
• Irigasi nasal
• Tindakan bedah  Functional Endoscopic Sinus Surgery (FESS)
KOMPLIKASI
• Kelainan orbita  edema palpebra, selulitis orbita, abses subperiosteal,
abses orbita, thrombosis sinus kavernosus
• Kelainan intracranial  meningitis, abses ekstradural atau subdural, abses
otak
PROGNOSIS
Hampir semua kasus bakterial rhinosinusitis memiliki
prognosis yang baik.
Matur Nuwun!
Any questions?

Anda mungkin juga menyukai