638
terjadi peradangan pada mukosa hidung. dijumpai meskipun tidak terdiagnosis
Peradangan sering dimulai sebagai akibat dengan jelas, sehingga angka kejadiannya
dari infeksi bakteri, virus, jamur, infeksi terbilang sedikit dan kurang jelas (Santoso
konsensus tahun 2004, rinosinusitis dibagi rinosinusitis kronis terjadi lebih banyak
menjadi tiga kriteria: rinosinusitis akut pada wanita dibandingkan pria dengan
minggu, dan rinosinusitis kronik yang disebabkan oleh faktor non polip dan
berlangsung >12 minggu (Mangunkusumo faktor polip nasi. Oleh karena itu,
sendiri sekitar 10 – 15% yang terkena polip di meatus media (Fokkens, et al.,
menganalisa bahwa rinosinusitis sangat atau lebih gejala mayor, atau satu gejala
banyak terjadi pada etnis berkulit putih mayor dan dua gejala minor. Berdasarkan
(Brook & Itzhak, 2005). Di Indonesia, di penelitian terhadap 22 sampel gejala yang
mana infeksi saluran pernafasan akut paling umum pada pasien rinosinusitis
masih menjadi penyakit yang dominan kronis antara lain hidung tersumbat
seperti penyakit rinosinusitis juga banyak (100%), ingus purulen (95,5%), nyeri
639
pada wajah (91%), fatigue (63,6%), terakhir secara terus menerus. Pasien juga
menjadi rinosinusitis kronis dengan polip terus menerus sepanjang hari. Keluhannya
dan non polip. Rinosinusitis kronik juga disertai dengan adanya lendir yang
dengan polip didefinisikan dengan keluar dari hidung dan terasa mengalir di
terdapat gejala berupa temuan pada tenggorokan. Lendir yang keluar kental
radiologi. Salah satu yang harus ada yaitu hidung juga terasa mampet atau
hidung tersumbat, post nasal discharge, tersumbat. Kadang pasien merasa demam,
Gambaran pada endoskopi berupa polip, mual muntah disangkal, pusing akibat
edema atau sumbatan pada meatus media. tenggorokan disangkal, telinga berdenging
meatus media (Stevens, et al., 2016). bersin-bersin dan hidung meler sejak
640
Riwayat penyakit dahulu keluhan oedem kaki (-/-), akral dingin (-/-). Pada
penyakit ginjal (-), penyakit hati (-), asma dapatkan pada kavum nasi dextra Mukosa:
(-), alergi suhu dingin dan debu halus (+), Hiperemis (+),edema (+), Konkha:
alergi makanan atau obat (-), riwayat sakit Hiperemis (+), Hipertrofi concha
gigi (+) 1 bulan sebelum ada keluhan inferior(+), Septum: Deviasi (+)
hidung berbau busuk, riwayat tonsilitis (-), Discharge: pus di meatus media, Polip: (-
keadaan umum pasien baik, kesadaran Mukosa: Hiperemis (-), edema (+),
compos mentis. Tanda-tanda vitan pasien Konkha: Hipertrofi concha media (+),
yaitu tekanan darah 103/79 mmHg, Nadi Livid (+), Septum: Deviasi (+), Discharge:
83x/menit, frekuensi nafas 22x/ menit, (-), Polip: (-), Sinus Paranasal: Nyeri
kepala bentuk normocephal, pada inspeksi icrus cordis tidak tampak, ictus
anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), edema sinistra pada pemeriksaan palpasi, Tidak
palpebra (-/-). Pemeriksaan hidung, sekret ada pergeseran batas jantung, tidak ada
(-), napas cuping hidung (-). Mulut : oral kesan kardiomegali, bunyi jantung I dan II
trush (-). Lidah : leukoplakia (-). Pada regular, bising (-), batas jantung normal,
641
kanan kiri sama dan pemeriksaan perkusi Gambar 4. Ct scan SPN, Sinusitis maksilaris
sonor dikedua lapang paru. Pemeriksaan dextra dan ethmoidalis dextra KOM (kompleks
hiperemis, edema, konkha dextra hipertrofi concha Pseudoefedrin 60mg tab 2x1, Parasetamol
642
baik anak-anak maupun orang dewasa episode ada periode bebas gejala tanpa
Rinosinusitis akut (RSA) Bila gejala minggu. Gejala lebih ringan dari RSA.
infeksi virus dan sembuh dalam waktu kegagalan atau terapinya tidak adekuat. 4.
sebelum 4 minggu. Setelah itu, semua Rinosinusitis kronis (RSK). Jika gejala RS
gejala hilang. Gejala RSA virus yang menetap >12 minggu. 5. Rinosinusitis
memburuk setelah 5 hari atau bertahan kronis dengan eksaserbasi akut. RSK pada
kemungkinan itu infeksi bakteri (RSA menetap. Pada suatu saat dapat terjadi
Gejala dan tanda sama seperti dan signifikan adalah obstruksi ostium
RSA, tetapi memburuk setelah 5 hari atau sinus. Bermacam-macam faktor baik lokal
klinis untuk RSA berulang sesuai dengan peradangan atau kondisi yang mengarah
kriteria untuk RSA. Episode serangan pada obstruksi ostium sinus. Berbagai
berlangsung selama 7 hingga 10 hari. faktor tersebut antara lain infeksi saluran
Kemudian episode berulang terjadi sampai pernafasan atas, alergi, paparan bahan
4 atau lebih dalam 1 tahun. Antara setiap iritan, kelainan anatomi, defisiensi imun
643
dan banyak lagi (Pearlman, et al., 2016). a. Sakit pada area wajah (pipi,dahi
dijumpai serta mempunyai faktor prediksi dalam menilai apakah ada kelainan,
644
diagnosis RS bila hasil transiluminasi masing pasien.
Caldwel dan lateral),CT scan dan MRI. Dekongestan : Obat dekongestan yang
luasnya hidung dan sinus. Namun karena di mukosa hidung, sehingga mengurangi
biayanya yang tinggi, pemeriksaan ini edema dan mengurangi obstruksi hidung
645
Apabila kuman telah resisten atau (Ference, et al., 2016).
sekret atau produk infeksi dengan terapi Ference, E. H., Tan, B. K., Hulse, K. E. &
medis yang tidak cukup menyebabkan Chandra, R. K., 2016. ndra, R. K.,
Smith, S. B., Kern, R. C., ... &
kerusakan mucociliary blanket atau
Smith, S. S. (2015). Commentary
obstruksi ostium sinus., nasal antrostomy on gender differences in
Prinsip operasi ini yaitu membuka dinding Fokkens, W., Lund, V. & Mullol, J., 2007.
646
buku ajar THT. Diterjemahkan
oleh Wijaya C. 6 ed. Jakarta:
EGC.
647