Anda di halaman 1dari 5

Tugas Mandiri

Nama : Sulton Walid


Kelas : A
Nim : 2020-11-018
Dosen : Drg. Winarti
Drg. Irma Binarti

 Terminologi
 rhinoskopi anterior
pemeriksaan rongga hidung dengan senter yang memperlihatkan bagian anterior rongga hidung
dengan
jelas. Rhinoskopi anterior dilakukan untuk memeriksa septum hidung dan konkha
(Hussain SM. Logan Turner’s Diseases of the Nose, Throat, and Ear, Head and Neck Surgery.
11th. Taylor & Francis Group, LLC, 2016: p. 53 &94)

 Gangrene (080)
Kematian jaringan, biasanya dalam jumlah besar dan umumnya disebabkan oleh kehilangan
suplai vaskular (nutrisi) dan diikuti invasi bakteri dan pembusukan.
Sumber: Dorland. Dorland’s Illustrated Medical Dictionary. Elsevier. 2019:820.

 konkaf hipertrofi
Konkha hipertrofi: Merupakan suatu istilah yang menunjukkan adanya perubahan mukosa
hidung pada konka inferior. Penyebabnya adalah peradangan kronik yang disebabkan oleh
infeksi bakteri primer dan sekunder.
(Global Recommendations on Physical Activity for Health. Geneva, Switzerland : WHO Press,
10. P: 7)

 discharge kental
Dalam kedokteran, discharge adalah suatu zat atau cairan yang dikeluarkan atau disekresikan
dari tubuh. Discharge bisa normal atau tanda penyakit. Discharge yang ditandai penyakit bisa
berupa kental.
Sumber: "discharge." Medical Dictionary for the Health Professions and Nursing. 2012. Farlex,
Inc. 11 Sep. 2022

 post nasal drip :


Post nasal drip (PND) / radang selaput lender hidung adalah drainase atau aliran secret atau
lender dari hidung/sinus paranasal kedalam faring (tenggorokan).
(Deborah C, et al. International Journal of Otolaryngology. Review article: Chronic cough,
Reflux, Postnasal Drip Syndrome and the Otolaryngologist. 2012, P: 3.)

 Leukositosis
Leukositosis adalah keadaan dengan jumlah sel darah putih dalam darah meningkat, melebihi
nilai normal. Peningkatan jumlah sel darah putih ini menandakan ada proses infeksi di dalam
tubuh. Nilai normal leukosit adalah kurang dari 10.000/mm3.
Shen J, Johnston M, Hays RD. Asthma outcome measures: asthma exacerbation. Expert Review
Pharmacoeconomics Outcomes Res. 2011;11(4):447–53.

 Eosinophil
Eosinofil adalah jenis sel darah putih dengan sitoplasma bergranula (granulosit) yang mampu
mencerna benda asing. Disebut eosinofil karena warnanya yang khas, yaitu merah bata jika
diberi pewarna eosin. Eosinofil memainkan peran penting dalam infeksi parasite dan respons
alergi.
(Ireland Robert. Alih Bahasa oleh Lilian Juwono. Kamus Kedokteran Gigi. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC. 2014: 196.)

 Identifikasi masalah

 pasien mengeluhkan sakit gigi


 pasien mengeluh nyeri kepala separo dan tercium bau busuk terutama pagi hari
 sekitar 1 tahun ini dia merasakan pilek terus menerus disertai bersin bersin terutama jika terpapar
debu, gangguan dirasakan terutama saat bernafas.
 pasien mengeluh mata kanannya juga mengalami kesulitan untuk melihat dekat
 pasien mengeluh mengeluarkan darah saat membuang ingus dan berbau busuk

 Hipotesis
 sinusitis maksilaris kronis
 rhinitis hipertrofi

 More Info
 Pasien seorang laki-laki 35 tahun
 Keluhan sudah dirasakan sekitar 1 tahun ini
 Pasien tidak pernah berobat ke dokter gigi saat sakit gigi
 Pada foto kepala posisi Waters, PA, dan lateral terlihat air -fluid level pada sinusitis maksillaris dextra
 pemeriksaan orofaring didapatkan post nasal drip dan gigi gangrene pada M1 kiri atas serta M2
kanan atas.
 jika bengkak hanya menggunakan koyo yang ditempelkan pada pipinya.

 I Don’t Know
 apakah pasien memiliki riwayat alergi debu
 apakah pasien memiliki kebiasaan buruk yang dapat memicu penyakit yang diderita pasien ?
 apakah pasien sebelumnya memiliki riwayat gigi berlubang?
 sejak kapan pasien mengalami sakit gigi? sebelum atau sesudah mendapatkan gangguan penghidu?
 Apa hubungan keluhan pada mata dan hidung pasien terhadap timbulnya sakit pada gigi pasien?
 Apakah pasien sebelummnya sudah mengonsumsi obat untuk meredakan keluhannya?
 apakah sakit yang dirasakan pasien hilang timbul?

 Learning issues
 Apa etiologi dari sinusitis maxilaris?

Etiologi dan faktor predisposisi sinusitis adalah ISPA akibat virus, bermacam rhinitis, polip
hidung, kelainan anatomi seperti septum deviasi atau hipertrofi konka, infeksi gigi, dan kelainan
imunologik. Yang perlu diperhatikan adalah etiologinya yang dapat berupa dentogenik
disebabkan adanya fokal infeksi dari gigi. Biasanya terjadi pada sinus maksila. Infeksi gigi
mudah menyebar ke sinus maksila karena letaknya dekat akar gigi rahang atas. Sinusitis dapat
menyebabkan komplikasi ke orbita. Gejala cukup sesuai dengan pasien yaitu hidung tersumbat,
post nasal drip, rinore, hyposmia atau anosmia.
(Sudipta M. Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan Kepala Leher. Denpasar: Udayana
University Press; 2017. 20-21 p.)

 Bagaimana faktor resiko dari rhinitis alergi?


1. Genetik & riwayat keluarga
2. Sensitisasi pada masa kehidupan dini
3. Paparan alergen
(George L; Adams M. D; Lawrence R; Boies Jr. M. D; Peter A. Higler M. D. Alih bahasa : dr.
Caroline Wijaya. BOIES : Buku Ajar Penyakit THT, Edisi ke 6, EGC, 1997 (206 - 208)

 Apakah ada hubungan focus infeksi pada gigi, rongga mulut dengan infeksi pada mata ?

Disebabkan oleh adanya infeksi yang berasal dari gangren gigi yang menginfeksi sinus paranasal
yang berdekatan dengan mata (orbita). Penyebaran infeksi terjadi melalui tromboflebitis dan
perkontinuitatum. Kelainan yang dapat timbul ialah edema palpebra, selulitis orbita, abses
subperiostal, abses orbita dan selanjutnya dapat terjadi trombosis sinus kavernosus.

(Prof. dr. H. Sidarta llyas, SpM dan dr. Sri Rahayu Yulianti, SpM. Ilmu Penyakit Mata. Edisi 4.
Jakarta : FKUI. P : 152)

 Apa penyebab gangguan penghidu dengan nyeri kepala separuh ?

Menurut teori trigeminovaskular, peradangan neurogenik pada meningen selama serangan


migrain menyebabkan rasa sakit dengan aktivasi terminal saraf trigeminal. Pelepasan
neuropeptida di ujung saraf trigeminal yang memberikan rangsangan sensorik rongga hidung dan
sinus, menyebabkan sejumlah perubahan yang mengakibatkan gejala yang sering muncul pada
mukosa hidung selama serangan migrain seperti pilek, hidung tersumbat, dan rasa penuh pada
wajah, terutama dengan meningkatkan sirkulasi darah melalui efek vasodilatasi pada konka.

Arslan, Hasan Hüseyin et al. “Evaluation of the changes in the nasal cavity during the migraine
attack.” The Journal of craniofacial surgery vol. 25,5 (2014): e446-9.
doi:10.1097/SCS.0b013e31827c80b1
 Mekanisme

seorang laki laki berusia 35 tahun datang


ke RSGM

pasien mengeluh nyeri sekitar 1 tahun ini dia pasien mengeluh mata
kepala separo dan merasakan pilek terus kanannya juga mengalami
tercium bau busuk menerus disertai bersin kesulitan untuk melihat
terutama pagi hari bersin terutama jika dekat
terpapar debu, gangguan
dirasakan terutama saat
bernafas.

RSGM

Pada pemeriksaan Pada pemeriksaan sekitar 1 tahun ini dia


rhinoskopi anterior laboratorium didapatkan merasakan pilek terus
didapat konkha leukositosis dan menerus disertai bersin
hipertrofi, massa putih, peningkatan eosinofil.
bersin terutama jika
discharge kental, kuning
terpapar debu, gangguan
kecoklatan.
dirasakan terutama saat
bernafas.

RSGM

 Sinusitis
Maksilaris
 Rhinosinusitis
 Polip hidung

Anda mungkin juga menyukai