Anda di halaman 1dari 39

Rhinosinusitis

Disusun Oleh :
Irsanny Nur Asyiah Amelia 1102017115
 
 
Pembimbing :
dr. Dian Nurul Al Amini, Sp. THT – KL

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN THT


RUMAH SAKIT UMUM YARSI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
PERIODE 4 JUNI – 24 JUNI 2022
01
Laporan Kasus
Identitas Pasien

Nama : Tn. A
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Kemayoran
Usia : 27 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : S1
Suku : Jawa
Pekerjaan : Karyawan swasta
Tanggal Pemeriksaan : 11 Juni 2022
Anamnesis 1 bulan SMRS
Hidung kanan dan kiri
tersumbat serta keluar
cairan berwarna kuning
kehijauan.
Autoanamnesis di Poli THT
● Sumbatan dihidung 1 minggu SMRS
berpindah-pindah
Keluhan Utama antara hidung kiri dan Nyeri pada wajah dirasakan
hidung kanan pada kedua pipi serta rahang
atas dan menjalar ke kepala
● Indera penciuman
Nyeri wajah sejak 1 minggu terasa menurun.
secara terus menerus
SMRS sehingga pasien sulit tidur.
Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat Penyakit Keluarga
& Kebiasaan

Belum pernah mengeluhkan


keluhan seperti ini Tidak ada yang mengeluhkan
sebelumnya. Hipertensi (+) keluhan seperti pasien.
DM (-) Hipertensi, DM, kolestrol dan
Kolestrol (-) asam urat tidak diketahui.
Asam urat (-) Alergi (-)
Alergi (-)
STATUS GENERALIS
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis

Tanda vital
Tekanan Darah : 130/90 mmHg
Frekuensi Nadi : 90x/menit, reguler
Frekuensi pernapasan : 20x/menit, reguler
Suhu : 37o C
SpO2 : 98%
PEMERIKSAAN TELINGA
PEMERIKSAAN HIDUNG
PEMERIKSAAN MULUT DAN OROFARING

Pemeriksaan Leher
Pembesaran KGB : tidak teraba pembesaran KGB
Massa : tidak teraba massa
RESUME
Pasien datang ke Poliklinik RS YARSI dengan keluhan nyeri wajah sejak 1 minggu SMRS.
Nyeri dirasakan pada maksilaris bilateral dan menjalar ke kepala. Pasien mengeluh kedua
hidung tersumbat serta keluar secret mukopurulen.

 Pada pemeriksaan hidung didapatkan secret mukopurulen


Pada pemeriksaan fisik tanda tanda vital terdapat Pasien tampak sakit sedang dengan suhu
 Konka inferior dan media terdapat hiperemis dan hipertrofi kanan dan kiri.
febris. Pasien mengalami febris sejak 1 minggu SMRS dan meningkat pada malam hari.
 pada faring terdapat post nasal drip
Keluhan (+). disangkal.
menggigil
Diagnosis Banding
-

Diagnosis Kerja

Rhinosinusitis akut
dextra et sinstra
TATALAKSANA
Medikamentosa

Non Medikamentosa • Amoksisilin 20 mg/kgBB/hari dibagi menjadi 3


Cuci hidung dengan NaCl dosis selama 5-7 hari
0,9% 3x1 • oksimetazolin 0,05%, 0.5mg/ml, 1-2 kali semprot
per hari selama 3 hari sebanyak 2-3 kali semprot

Edukasi pada hidung tersumbat

Menjaga hygiene mulut. • Paracetamol 10-15 mg/kgBB/hari dibagi menjadi


4-6 dosis selama 5 hari
Prognosis

Quo ad Vitam Quo ad Functionam Quo ad Sanationam


Bonam Dubia ad Bonam Dubia ad Bonam
02
Tinjauan Pustaka
ANATOMI

Dinding medial (septum nasi)


Cavum nasi
Dinding lateral (concha nasalis superior, media, inferior)

diantara concha terdapat meatus nasi superior, media, inferior

Soepandi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD. 2017. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Ed. 7. Jakarta : Badan Penerbit FKUI
Sinus Paranasal
Sinus paranasal merupakan hasil pneumatisasi tulang-tulang kepala, sehingga terbentuk
rongga di dalam tulang.
Terdiri atas:

Sinus Maksilaris Sinus Etmoid

Sinus Frontalis Sinus Sfenoid

Soepandi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD. 2017. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Ed. 7. Jakarta : Badan Penerbit FKUI
RHINOSINUSITIS
DEFINISI
Sinusitis didefinisikan sebagai inflamasi mukosa sinus paranasal.
Umumnya disertai atau dipicu oleh rinitis sehingga sering disebut
rhinosinusitis. Penyebab utamanya ialah selesma (common cold) yang
merupakan infeksi virus, yang selanjutnya dapat diikuti oleh infeksi
bakteri.

Durand, et al., 2018. Rhinosinusitis. Infections of the Ears, Nose, Throat, and Sinuses, 4 May : 133–143.
KLASIFIKASI

RHINOSINUSITIS AKUT < 4 minggu

RHINOSINUSITIS SUBAKUT 4 minggu – 3 bulan

RHINOSINUSITIS KRONIK > 3 bulan

Durand, et al., 2018. Rhinosinusitis. Infections of the Ears, Nose, Throat, and Sinuses, 4 May : 133–143.
ETIOLOGI
40% 30% 20% 10%

Rhinovirus, virus influenza, Streptococcus pneumoniae, Kelainan anatomis obstruktif, Patogen jamur
dan coronavirus → Haemophilus influenzae, termasuk hipertrofi konka, non-invasif
virus parainfluenza, spesies Streptococcus lainnya, konka bullosa, ostia sinus seperti
adenovirus, virus pernapasan Moraxella catarrhalis, atau stenosis, sel Haller, polip Aspergillus
syncytial, dan Staphylococcus aureus. hidung, massa hidung, dan fumigatus.
metapneumovirus deviasi septum

Sharma GK, Lofgren DH, Taliaferro HG. Recurrent Acute Rhinosinusitis. [Updated 2021 Dec 15]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL):
StatPearls Publishing; 2022 Jan-.
Durand, et al., 2018. Acute Bacterial Rhinosinusitis. Infections of the Ears, Nose, Throat, and Sinuses, 4 May : 133–143.
EPIDEMIOLOGI
Perempuan (72,1%) >
laki-laki (29,9%), usia
rata-rata 43,5 tahun.

Kejadian anak 4x
kejadian dewasa

Akut rhinosinusitis 4x lebih sering


pada rhinitis alergi dibandingkan
non-alergi

Sharma GK, Lofgren DH, Taliaferro HG. Recurrent Acute Rhinosinusitis. [Updated 2021 Dec 15]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022
Jan-.
Francesca Jaume, Meritxell Valls-Mateus, and Joaquim Mullol. 2020. Common Cold and Acute Rhinosinusitis: Up-to-Date Management in 2020, Curr Allergy Asthma
Rep. 2020; 20(7): 28.
Faktor Resiko
Keluhan atau riwayat faktor resiko, terutama pada kasus rinosinusitis kronik penting
untuk digali. Beberapa diantaranya adalah :
6. Asma bronkial
1. Riwayat kelainan anatomis kompleks osteomeatal
7. Riwayat infeksi saluran pernapasan atas akut yang sering berulang
2.
8. Rinitis alergi
Kebiasaan merokok
3.
9. Rinitis
Pajanan polutan darimisalnya
non-alergi lingkunganvasomotor,
sehari-hari medikamentosa
4.
10. Polip
Kondisihdung
imunodefisiensi, misalnya HIV/AIDS
5.
11. Riwayat kelainan gigi
Riwayat penggunaan atau gusi yang signifikan
kokain
MEKANISME SINUS NORMAL
PATOGENESIS SINUSITIS
PATOFISIOLOGI

DAY 1 DAY 5 DAY after

Penyebabnya virus Virus menempel pada epitel hidung, menyebar edema mukosa, sekret menebal,
→ gejala 1-4 hari dari rongga hidung → sinus paranasal → dan karakteristik obstruksi
setelah infeksi memberikan efek toksik langsung pada ostium rinosinusitis akut
pembersihan mukosiliar, dan dapat menginduksi
permeabilitas epitel dan hipersekresi dari sitokin
inflamasi

Durand, et al., 2018. Acute Bacterial Rhinosinusitis. Infections of the Ears, Nose, Throat, and Sinuses, 4 May : 133–143.
MANIFESTASI KLINIS

Minor:
Mayor:
● Sakit
Purulensi
telinga/tekanan/rasa
pada pemeriksaanpenuh
hidung
● Batuk
Obstruksi/penyumbatan hidung
● Sakit
Keluarnya
gigi cairan dari hidung / purulen / drainase posterior yang berubah
● Kelelahan
warna
● Mulut
Hiposmia/anosmia
berbau
● Demam
● Nyeri/tekanan
Sakit kepala wajah
● Wajah tersumbat/penuh

Sharma GK, Lofgren DH, Taliaferro HG. Recurrent Acute Rhinosinusitis. [Updated 2021 Dec 15]. In: StatPearls
[Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-.
Penegakan Diagnosis

Rinosinusitis Akut (RSA) Rinosinusitis Kronik (RSK)

Kriteria
Sekurang-kurangnya 2 dari faktor mayor, dimana salah satu harus :
● Hidung tersumbat, atau keluar sekret dari hidung atau post-nasal discharge
yang purulen
Dapat disertai :
● Nyeri pada wajah
● hiposmia/anosmia

Onset gejala : tiba-tiba <12 minggu Onset gejala : >12 minggu


DIAGNOSIS
Anamnesis Pemeriksaan Fisik

● Gejala yang dialami ● Rinoskopi Anterior :


● Onset timbulnya gejala, akut pada RSA dapat ditemukan
( <12 mg), kronik ( >12 mg) edema/obstruksi di meatus media, sekre
● Khusus untuk sinusitis dentogenik : mukopurulen, kelainan anatomis
rongga hidung bau busuk, keluar ● Rinoskopi posterior :
ingus kental/tidak, gigi sekret purulen pada nasofaring
berlubang/rusak
PEMERIKSAAN PENUNJANG
● Ctscan: gold standard
● Foto polos sinus paranasal dengan Water’s view (AP/lateral)
● Laboratorium : daraf perifer lengkap

Pemeriksaan radiologi untuk masing-masing sinus :


Sinus maksila : Water (terbaik), dan Basal
Sinus Frontal : Caldwell (occipitofrontal atau hidung dan dahi)
Sinus Etmoid : Caldwell
Sinus Sfenoid : Lateral dan Basal
Diagnosis Banding

Rinosinusitis Akut (RSA) Rhinosinusitis Kronik (RSK)

Episode akut (rekuren) pada RSK Refluks gastro-esofageal

Bronkitis AKut Tumor ganas rongga hidung

Rinitis Akut Tumor ganas nasofaring

Asma bronkial Tumor ganas sinus

Influenza Benda asing pada saluran napas

Cluster headache Fibrosis kistik

Migrain Sinusitis jamur


TATALAKSANA
Prinsip pengobatan adalah membuka sumbatan di KOM sehingga drainase dan ventilasi
sinus-sinus pulih secara alami.

NSAID, Paracetamol, irigasi nasal dengan saline, topical dekongestan 3-5 hari (>5hari
rebound kongesti), topical intranasal ipratropium bromide (antiklonergic spray)
mengurangi rhinorrhea, topical intranasal steroids (moderate-severe ARS), antibiotik
digunakan lebih awal pada pasien komplikasi

Soepandi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD. 2017. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Ed. 7. Jakarta : Badan Penerbit FKUI
ANTIBIOTIK
● Antibiotik yang digunakan adalah amoxicillin 500 mg tiap 8 jam
untuk 5 – 7 hari
● Atau antibiotic amoxicillin/clavulanate 625 mg tiap 8 jam untuk 5
– 7 hari
● Pada sinusitis kronik diberikan antibiotic yang sesuai untuk kuman
negative gram dan anaerob

Soepandi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD. 2017. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Ed. 7. Jakarta : Badan Penerbit FKUI
EPOS, 2020 Rhinology. 2020 Suppl. 29: 1-464
EDUKASI & KONSELING

● Pasien dan atau keluarga perlu mendapatkan penjelasan yang adekuat mengenai penyakit yang dideritanya,
termasuk faktor risiko yang diduga mendasari.

● Pasien dianjurkan untuk membilas atau mencuci hidung secara teratur dengan larutan garam isotonis (salin).
● Mendiskusikan hal-hal yang dapat mempercepat kesembuhan, seperti:
○ Pasien perokok: merokok dihentikan
○ Pajanan polutan: seperti menggunakan masker atau izin kerja selama masih ada simtom.
○ Istirahat yang cukup dan menjaga hidrasi

● Menjelaskan alternatif penatalaksanaan untuk mengatasi RSK.

PB IDI. (2017).
KOMPLIKASI

Orbita Intrakranial Lainnya

Edema palpebra Meningitis Osteomielitis sinus maksila


Selulitis orbita Abses ekstradural/subdural Abses subperiosteal
Abses periosteal Abses otak Bronkitis kronik
Abses orbita Trombosis sinus kavernosus Bronkiektasis
Diplopia

Soepandi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD. 2017. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Ed. 7. Jakarta : Badan Penerbit FKUI
PROGNOSIS
Sebagian besar kasus sinusitis bakteri akut tanpa komplikasi dapat diobati
sebagai pasien rawat jalan dengan prognosis yang baik. Sinusitis frontal atau
sphenoid dengan air-fluid level mungkin memerlukan rawat inap dengan
antibiotik intravena (IV). Pasien yang immunocompromised atau tampak
toksik memerlukan rawat inap. Sinusitis jamur dikaitkan dengan morbiditas
dan mortalitas yang tinggi

Batista et al. (2021).


Daftar Pustaka
● Soepandi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD. 2017. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala &
Leher Ed. 7. Jakarta : Badan Penerbit FKUI
● Salina H, Zahedi FD. 2016. Clinical Practice Guideline of Management of Rhinosinusitis of Adolescents and Adults.
Malaysia : Malaysia Health Technology Assessment Section, Medical Development Division, Ministry of Health Malaysia.
● Arivalagan, Privina. The Picture Of Chronic Rhinosinusitis in RSUP Haji Adam Malik in Year 2011. E – Jurnal FK-USU
Volume 1 No. 1 Tahun 2013
● Battisti AS, Modi P, Pangia J. 2021. Sinusitis. StatPearls. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470383/
● Mangunkusumo E, Soetjipto D. Sinusitis. Buku ajar ilmu kesehatan telinga, hidung, tenggorok, kepala dan leher. Edisi
ketujuh. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2012
● Marchak A. 2018. Pathogenesis and Clinical Findings. Calgary guide.
https://calgaryguide.ucalgary.ca/sinusitis-pathogenesis-and-clinical-findings/
● Netter FH. 2014. Atlas of Human Anatomy ed. 6th. US : Elsevier.
● Hans Sakshi Arora. 2016. Self Assessment & Review ENT Ed. 7th. New Delhi : Jaypee
● Dhingra PL, Dhingra S. 2018. Disease of Ear, Nose and Throat Ed. 7th. India : Elsevier
● Ikatan Dokter Indonesia. 2014. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer. Jakarta : Ikatan
Dokter Indonesia
● Fokkens WJ, Lund VJ, Mullol J, Bachert C, Aloboid I, Baroody F, et al. 2012. Pocket guide European Position Paper on
Rhinosinusitis and Nasal Polyps. www.rhinologyjournal.com ; www.ep3os.org.
● Itzhak Brook, MD. Acute Sinusitis. Tersedia dari URL http://www.emedicine.com/emerg/topic536.htm Edisi April 2012.
THANKS!
Do you have any questions?
addyouremail@freepik.com +91 620
421 838
yourcompany.com

CREDITS: This presentation template was


created by Slidesgo, including icons by Flaticon
, infographics & images by Freepik

PLEASE KEEP THIS SLIDE FOR ATTRIBUTION.

Anda mungkin juga menyukai