Kandidat Dokter:
Ghania Uliviana Azizah Alizar (2018012195)
Putu Devie Sri Astari (2018012173)
Preceptor:
Dr. dr. Fatah Satya Wibawa, Sp. THT-KL
Rhinitis Alergi
Pemeriksaan
Hidung bengkak
Tatalaksana :
Kemerahan ✔ Antibiotik sistemik
✔ Kompres
Sangat nyeri ✔ Analgetik
INFEKSI PADA HIDUNG LUAR
VESTIBULITIS
Vestibulum eritema dan nyeri
Gambaran Klinis
Tampak krusta, skuama, erosi atau ekskoriasi
pada vestibulum
Alergen inhalan
Rinitis Alergi merupakan penyakit inflamasi
kronis saluran napas atas yang sangat sering • Tungau, debu rumah, serpihan epitel kulit,
dijumpai, dilaporkan prevalensi mencapai 40% bulu binatang (kucing, anjing), rerumputan,
dari populasi umum (PERHATI, 2016) jamur
Alergen ingestan
• Susu sapi, telur, coklat, ikan laut, udang,
Definisi ARIA-WHO kepiting, kacang-kacangan
Alergen injektan
Kelainan pada hidung dengan gejala
bersin-bersin, rinore, rasa gatal dan • Sengatan lebah, suntikan penisilin
tersumbat setelah mukosa hidung
Alergen kontaktan
terpapar alergen yang diperantarai oleh IgE
• Bahan kosmetik, perhiasan
RINITIS ALERGI
Intermiten
Persisten
(kadang-
(menetap)
Sedang-berat
Ringan
kadang) Tidak ditemukan: Bila terdapat satu
gangguan tidur, atau lebih dari
gangguan aktivitas gangguan yang
Bila gejala Bila gejala harian, bersantai, disebutkan pada
< 4 hari per > 4 hari per berolahraga, derajat ringan.
minggu minggu belajar bekerja dan
atau dan hal-hal lain yang
mengganggu.
< 4 minggu > 4 minggu
RINITIS ALERGI
Gejala Hidung :
Rinoskopi anterior mukosa edema, basah,
hidung berair, tersumbat, gatal dan bersin bewarna pucat / livid, disertai adanya sekret
berulang pada umumnya muncul di pagi encer yang banyak
Gejala Mata:
mata merah, gatal dan berair.
Gejala Lain :
(B) Allergic shiner, (D) Allergic salute, (E) Allergic crease
batuk, tenggorok gatal, gangguan
konsentrasi, dan gangguan tidur.
RINITIS ALERGI
Pemeriksaan Penunjang
▪ Pemeriksaan darah (eosinofil, IgE), sitologi sekret hidung (eosinofil >5 LPB)
▪ Prick Test, SET (Skin Endpoint Titration)
Tatalaksana
Diagnosis Tatalaksana
Ditegakkan dengan cara eksklusi menyingkirkan
adanya rinitis infeksi, alergi, okupasi, hormnonal, 1. Menghindari stimulus / faktor pencetus
dan akibat obat 2. Pengobatan simtomatis:
• Dekongestan oral
Anamnesis
• Cuci hidung dengan larutan garam fisiologis
Dicari faktor yang mempengaruhi timbulnnya gejala • Kauterisasi konka dengan larutan AgNO3 25%
atau triklor-asetat pekat
Pemeriksaan Fisik • Kotrikosteroid topikal flutikason propionat,
Rinoskopi anterior edem mukosa hidung, konka mometason furoat (1x 200 mcg)
merah gelap/tua (bisa pucat) dengan permukaannya • Anti kolinergik topikal (kasus rinore berat)
licin/berbenjol-benjol (hipertrofi), sekret serous ipatropium bromida
(banyak) atau mukoid (sedikit)
3. Operasi (jika gagal konservatif) bedah beku,
elektrokauter, atau konkotomi parsial konka inferior
Pemeriksaan Penunjang
4. Neurektomi N. vidianus (bila cara diatas tidak
Lab IgE normal, tes cukit kulit (-), eosinofil memberikan hasil optimal)
kadang ditemukan pada sekret hidung tapi jumlahya
sedikit
RINITIS SIMPLEKS
Rhinitis simpleks merupakan infeksi virus pada hidung. Sinonim: selesma, common cold,
flu
Etiologi : Gambaran Klinis
▪ Utama Rhinovirus
Stadium prodromal rasa panas, kering dan
▪ Lainnya Myxovirus, virus coxsackie, virus ECHO gatal di dalam hidung berlangsung dalam
beberapa jam
• Biasanya self-limiting dan sembuh spontan setelah 2-
3 minggu Bersin berulang, hidung tersumbat, sekret
• Komplikasi yang mungkin terjadi rhinosinusitis, hidung encer
faringitis, tonsilitis, bronkitis, pneumonia, dan otitis
media Demam, nyeri kepala
Tatalaksana :
✔ Istirahat
✔ Simptomatis (analgesik, antipiretik, dan dekongestan) Pem. Fisik mukosa hidung merah dan
✔ Antibiotik bila ada infeksi skunder bengkak
Anamnesis
Anamnesis
• Gejala utama: hidung tersumbat
▪ Napas berbau, sekret kental hijau, ada krusta hijau
Diagnosis • Gejala lainnya: mulut kering, nyeri kepala dan
▪ Hidung tersumbat, gangguan penghidung
gangguan tidur, sekret biasanya banyak dan
▪ Sakit kepala
mukopurulen
Rhinitis Hipertrofi Rhinitis Atrofi
Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Fisik
• Konka hipertrofi (terutama konka inferior), ▪ Rongga hidung sangat lapang
permukaannya berbenjol-benjol ▪ Konka inferior dan media menjadi atrofi
• Ditemukan sekret mukopurulen di antara konka ▪ Ada sekret purulen, krusta (kerak) hijau
inferior dan septum, juga di dasar rongga hidung
Diagnosis
Pemeriksaan Penunjang
Biopsi konka media, pem. mikrobiologi, uji resistensi
kuman, CT-Scan sinus paranasal
▪ Aspergillus
▪ Candida
▪ Corynebacterium diphteriae
▪ Histoplasma
Etiologi ▪ Dipikirkan pada penderita imunisasi yang tidak
▪ Fussarium
baik
▪ Mucor
Tipe Invasif
Gejala
• Jika invasi jamur pada submukosa perforasi
• Demam
septum
• Toksemia
• Pemeriksaan hidung sekret mukopurulen,
• Limfadenitis
mungkin terlihat ulkus atau perforasi pada septum
• Paralisis otot pernafasan
Manifestasi disertai dengan jaringan nekrotik berwarna
• Ingus bercampur darah
klinis kehitaman (black eschar)
Pemeriksaan Fisik
Tipe Non invasif
• Psuedomembran putih yang mudah berdarah
• Rinolit (gumpalan jamur/ fungus ball) dengan
• Krusta coklat di nares anterior dan rongga
inflamasi mukosa berat
hidung
• Tidak ada destruksi kartilago dan tulang
Rhinitis Difteri Rhinitis Jamur
Pemeriksaan mikrobiologi dari sekret hidung Membutuhkan pemeriksaan sediaan langsung atau
kultur jamur ataupun pemeriksaan histopatologi hifa
Diagnosis jamur pada lamina propia
Invasif
Tata • Eradikasi agen penyebab dengan pemberian
Laksana antijamur oral dan topikal
• Cuci hidung dan pembersihan hidung secara rutin
untuk mengangkat krusta
• Bagian yang terinfeksi diolesi dengan gentian
violet
• Debridement seluruh jaringan nekrotik
• Jika terjadi destruksi rekonstruksi
Rhinitis Tuberkulosa Rhinitis Sifilis
Definisi Penyakit infeksi tuberkulosa ekstra pulmoner Infeksi yang disebabkan kuman Treponema pallidum
Gejala Gejala
• Hidung tersumbat • Pada rinitis sifilis primer dan sekunder gejalanya
sama dengan rhinitis akut lainnya, namun terlihat
Pemeriksaan Fisik adanya bercak/ bintik pada mukosa
• Sekret mukopurulen • Pada rinitis sifilis tersier ditemukan gumma atau
Manifestasi
• Krusta, nodul, bisa menjadi ulkus ulkus, yang mengenai septum nasi dan
klinis
mengakibatkan perforasi septum
Pemeriksaan Fisik
• Sekret mukopurulen berbau dan krusta
• Perforasi septum
Rhinitis Tuberkulosa Rhinitis Sifilis
• Pemeriksaan BTA pada sekret hidung • Pemeriksaan mikrobiologi
• Pemeriksaan histopatologi sel datia Langhans • Biopsi
Diagnosis dan limfositosis
- Penisilin
Tata - Antituberkulosis
- Obat cuci hidung
Laksana - Obat cuci hidung
PERADANGAN S I N U S P A R A N A S A L
SINUSITIS = RHINOSINUSITIS
Merupakan inflamasi mukosa sinus paranasal.
Umumnya disertai atau dipicu oleh rhinitis
sehingga sering disebut rhinosinusitis.
Akut
• < 4minggu
• Bakteri utama : Strep. Pneumonia (30-50%), H. influenzae (20-40%) dan
Moraxella catarrhalis (4%). Pada anak M. catarrhalis (20%)
Kronis
• ≥ 12 minggu, dengan atau tanpa polip, dan terdapat tanda gejala alergi
(bersin, rinorea, hidung gatal, lakrimasi)
• Faktor predisposisi lebih berperan tetapi umumnya bakteri condong ke
arah gram negatif dan anaerob
22
DIAGNOSIS
Gejala Pemeriksaan fisik Pemeriksaan Penunjang
26
DAFTAR PUSTAKA
• Adams GL, Boeis. 2012. Buku Ajar Penyakit THT. Edisi 6. Jakarta: EGC.
• Fokkens WJ et al. 2020. European Position Paper on Rhinosinusitis and Nasal Polyps
2020. RHYNOLOGY. Vol 58. Supll 29;1-464
• Klimek, L et al. 2019. ARIA guideline 2019: treatment of allergeic rhinitis in the German
Health System
• PERHATI-KL. 2016. Panduan Praktik Klinis Panduan Praktik Klinis Tindakan Clinical
Pathway Di Bidang Telinga Hidung Tenggorok- Kepala Leher
• Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD. 2017. Buku Ajar Ilmu Kesehatan THT-
KL FK UI. Dalam: Rinorea, Infeksi Hidung dan Sinus. Edisi ketujuh. Jakarta: Badan
Penerbit FKUI. hal: 139-153
28
Terima Kasih
29