Anda di halaman 1dari 16

Kelompok 8

1. Teguh Tirto Katon


Hubungan Rinitis Alergi 2. Sari Budi Safitry
terhadap Obstructive Sleep 3. Kent Wiranata
Apnoe (OSA) 4. Ricky Junaedi
5. Elmon Patadungan
6. Willis
7. Aba Madona Sallao
8. Lisa Kristiana
Rinitis Alergi
 Rinitis Alergi (RA)  inflamasi pada membran mukosa nasal
yang diperantarai oleh IgE
 Gejala KHAS  bersin, hidung tersumbat, dan ingus yang encer.
 RA disebabkan oleh adanya alergen yang terhirup oleh hidung
(debu ,serbuk bunga, asap,tungau, bulu binatang, dll)  setiap
orang berbeda alergennya
 Penelitian tentang RA  kuesioner International Study of Asthma
and Allergies in Chidhood (ISAAC) untuk mengetahui prevalensi
dan faktor risiko yang berperan. Prevalensi RA di dunia berkisar
antara 10-25% dari jumlah populasi.
Epidemiologi
 RA diderita oleh sedikitnya 10 -25 % populasi dunia dengan
prevalensi yg terus meningkat. Sekitar 80% pasien RA mulai timbul
gejala ≤ 20 tahun.

Etiologi
 RA melibatkan interaksi antara lingkungan dengan predisposisi
genetik. Penyebab rinitis RA tersering adalah alergen inhalan pd
dewasa dan ingestan pada anak-anak.
 Gejala dicetuskan oleh berbagai faktor  pajanan udara dingin,
debu, uap, bau cat, polusi udara, tinta cetak, bau masakan, bubuk
detergen, serta bau minuman beralkohol. Umumnya faktor pencetus
ini berupa iritan non spesifik.
Patofisiologi
Sensitization phase

Early phase

Antigen presenting cell

Intracellular Adhesion
Molecul Late phase

Cellular recruitment
phase
Diagnosis

 Anamnesis
 Khas :
- Hidung terasa gatal
- Bersin-bersin tu pagi hari atau terpapar debu-debuan
 Gejala penyerta  rinore encer, hidung tersumbat, dan
kadang- sakit kepala. Selain itu biasanya terdapat riw. alergi
dalam keluarga
Pemeriksaan Fisik
 Pada pem rinoskopi anterior  mukosa hidung yang bervariasi
dari tampak normal sampai edema, basah, berwarna pucat
atau keabuan disertai rinore encer tidak selalu ditemukan
 Gejala/ tanda yang khas pada RA ini adalah allergic shiner,
allergic salute, dan allergic crease.
Pemeriksaan Penunjang
 Penghitungan eosinophil dalam darah tepi, dan IgE total.
Pemeriksaan ini sangat cocok untuk prediksi kemungkinan
alergi pada bayi, balita dari suatu keluarga yang memiliki riwayat
alergi yang tinggi.
 PP yg dapat memberikan hasil yang signifikan adalah
pemeriksaan IgE dengan Radio Immuno Sorbent Test (RAST)
atau Enzyme Linked Ummuno Sorbent Assay Test (ELISA).
 Pem sitologi hidung dapat dilakukan untuk memeriksa secret
atau kerokan mukosa namun tidak dapat memastikan diagnosis
pasti, jika didapatkan hasil eosinophil dalam jumlah banyak
kemungkinan terjadi alergi inhalan
Classification according to ARIA (2001)
/ persistensi

/ derajat gangguan

ARIA = Allergic Rhinitis and its Impact on Asthma (J Allergy Clin Immunol 2001; 108: S147-S334)
Penatalaksanaan

 Terapi non-farmakologi
 Pencegahan terhadap paparan alergen.
 Terapi farmakologi
 Tujuan terapi farmakologi untuk rinitis alergi adalah mencegah
dan mengurangi atau meminimalkan gejala.
 Obat-obat yang digunakan antara lain adalah: antihistamin,
dekongestan nasal, kortikosteroid nasal, antikolinergik dan
golongan kromolin.
Obstructive Sleep Apnea
 Obstructive Sleep Apnea (OSA)  keadaan penyempitan atau
tertutupnya saluran nafas yang terjadi dalam keadaan tidur.

 Secara anatomis dan fisiologis OSA dibagi menjadi beberapa faktor,


antara lain:
 Saat tertidur  lidah dan palatum terdorong ke belakang sesuai arah
gravitasi  sal nafas akan tertutup terutama bagian nasofaring-orofaring
 Otot dilator faring (m.pterigoid medial, m.tensor veli palatini,
m.genioglosus, m.geniohyoid, dan m. sternohyoid)  relaksasi  terjadi
obstruksi saluran nafas. Fase apnea hipopnea juga menyebabkan m.
dilator faring terlambat/gagal dalam memberi reflex bernafas.
 Faktor kraniofasial secara anatomis mengakibatkan penyempitan sal
napas atas.
Secara patologis terdapat keadaan
yang menyebabkan obstruksi saluran
nafas seperti keadaan obesitas, usia,
jenis kelamin (laki-laki) dan rinitis

 Komplikasi
OSA menyebabkan penurunan kualitas tidur. Keadaan hipoksia
yang berulang karena terjadinya apneu akan mengakibatkan
terjadinya gangguan homeostasis yang berat dan memberi efek
jangka panjang terhadap sistem kardiovaskular antara lain,
hipertensi, penyakit jantung iskemik, dan gagal jantung
kongestif. Pada anak, OSA akan menyebabkan gagal tumbuh
Hubungan antara RA dengan OSA

 Pada beberapa studi yang telah dilakukan sebelumnya direbutkan


bahwa sekitar 88% gangguan tidur terjadi pada anak-anak dengan
gejala RA
 Pada RA beberapa faktor dapat mempengaruhi kualitas tidur yang
akan menyebabkan sleep apnea. Hal ini terjadi karena adanya
peningkatan resistensi jalur pernafasan  reaksi inflamasi  allergen
 gejala rinorea atau hidung berair serta terjadi obstruksi yang
menghambat jalan nafas  tersumbatnya rongga hidung.
 Dapat disimpulkan bahwa bila terjadinya penyumbatan jalur
pernafasan akibat hipersensitivitas saluran pernapasan atas yang
terpapar oleh alergen maka akan membuat jalur pernafasan
semakin sempit sehingga dapat menyebabkan sleep apneu
Penelitian sebelumnya....
 Penelitian oleh Setiawan I, “Dengan membandingkan efek dari
rinitis alergi yaitu rinorea, kongesti nasal atau keduanya, maka
orang yang mengalami efek keduanya tersebut cenderung untuk
mengalami OSA.”

 Penelitian oleh A. Fusun yang membandingkan kecenderungan


untuk mengalami OSA pada penderita rinitis yang alergi dan non
alergi berdasarkan hasil skin prick test. Rinitis non alergi (dicetus
oleh obat-obatan, sindroma eosinofilik dan hormonal) lebih
beresiko tinggi terhadap terjadinya sleep apnea. Hal ini dikaitkan
dengan gejala yang dialami oleh penderita rinitis non alergi adalah
gejala perennial sedangkan penderita rinitis alergi lebih
mengalami gejala musiman (seasonal).
Penelitian sebelumnya....

 Menurut tinjauan Mullol J dan kawan-kawan, penderita


rinitis alergi dengan OSAS akan lebih baik bila diterapi
dengan flutikason
Kesimpulan

Adanya hubungan antara rinitis alergi yang menyebabkan


terjadinya OSA dari beberapa penelitian yang telah ditinjau
menunjukkan perlunya terapi adekuat terhadap rinitis alergi
sehingga mengurangi kejadian OSA yang secara jangka
panjang memberi efek kardiovaskular.

Anda mungkin juga menyukai