Anda di halaman 1dari 23

Otomikosis

Definisi
Infeksi telinga yang disebabkan oleh jamur, atau infeksi jamur, yang
superficial pada kanalis auditorius eksternus.

Mikosis ini menyebabkan adanya pembengkakan, pengelupasan epitel


superfisial, adanya penumpukan debris yang berbentuk hifa, disertai
suppurasi, dan nyeri.
Epidemiologi
 Angka insidensi otomikosis tidak diketahui, tetapi sering terjadi pada daerah
dengan cuaca yang panas, juga pada orang-orang yang senang dengan olah raga
air.

 Dari 1 dari 8 kasus infeksi telinga luar disebabkan oleh jamur. 90 %


infeksi jamur ini disebabkan:
- Aspergillus spp, dan
- selebihnya adalah Candida spp.
 Angka prevalensi Otomikosis ini dijumpai pada 9 % dari seluruh pasien
yang mengalami gejala dan tanda otitis eksterna.

 Otomikosis ini lebih sering dijumpai pada daerah dengan cuaca panas,
dan banyak literatur menyebutkan otomikosis berasal darinegara tropis
dan subtropis.
Etiologi
 Faktor predisposisi :

– Perubahan epitel
– Peningkatan kadar pH
– Gangguan kualitatif dan kuantitatif dari serumen
– Faktor sistemik ( seperti gangguan imun tubuh, kortikosteroid,
antibiotik, sitostatik, neoplasia )
– Faktor lingkungan ( panas, kelembaban )
– trauma lokal dan riwayat otomikosis sebelumnya

 Spesies dari jamur yang bersifat saprofit, terutama


Aspergillus niger .Agen penyebab lainnya meliputi A. flavus,
A. fumigatus, Allescheria boydii,Scopulariopsis,
Penicillium, Rhizopus, Absidia, dan Candida Spp
Gejala klinik
• Gejala klinik seperti gejala otitis eksterna pada
umumnya:
– otalgia dan otorrhea sebagai gejala yang paling banyak
dijumpai
– kemudian diikuti dengan kurangnya pendengaran
– rasa penuh pada telinga dan gatal.

• Gejala Klinik yang khas:


– terasa gatal atau sakit di liang telinga dan daun telinga
menjadi merah
– skuamous dan dapat meluas ke dalam liang telinga sampai
2/3 bagian luar
– Didapati adanya akumulasi debris fibrin yang tebal,
pertumbuhan hifa berfilamen yang berwana putih dan
panjang dari permukaan kulit
Diagnosis
• Anamnesis
– Adanya keluhan nyeri di dalam telinga
– rasa gatal
– adanya secret yang keluar dari telinga
– Yang paling penting adalah kecenderungan
beraktifitas yang berhubungan dengan air,
misalnya berenang, menyelam, dan sebagainya
• Pemeriksaan Laboratorium Preparat langsung:
Skuama dari kerokan kulit liang telinga diperiksa dengan KOH
10 %:
- Tampak hifa-hifa lebar, berseptum
- Kadang-kadang dapat ditemukan spora-spora kecil
dengan diameter 2-3 u.
Penatalaksanaan
Pengobatan ditujukan :
– Menjaga agar liang telinga tetap kering
– Jangan lembab
– Disarankan untuk tidak mengorek-ngorek telinga
dengan barang-barang yang kotor seperti
korek api, garukan telinga, atau kapas. Kotoran-
kotoran telinga harus sering dibersihkan.
Pengobatan yang dapat diberikan seperti :
– Larutan asam asetat 2-5 % dalam alcohol
– larutan lodium povidon 5% atau tetes telinga yang
mengandung campuran antibiotic dan steroid yang
diteteskan ke liang telinga.
– Akhir-akhir ini yang sering dipakai adalah fungisida topikal
spesifik, seperti preparat yang mengandung nystatin ,
ketokonazole, klotrimazole, dan anti jamur yang diberikan
secarasistemik
Komplikasi
• Komplikasi yang terjadi:
– perforasi dari membrane timpani
– otitis media serosa
• Tetapi hal tersebut sangat jarang terjadi, dan
cenderung sembuh dengan pengobatan.
Prognosis
• Umumnya baik bila diobati dengan pengobatan yang
adekuat.
• Pada saat terapi dengan anti jamur dimulai, maka
akan dimulai suatu proses resolusi ( penyembuhan )
yang baik secara imunologi.
Meringitis Bulosa
DEFINISI
Miringitis bullosa adalah kondisi inflamasi/infeksi pada permukaan lateral
membran timpani dan bagian medial dinding kanal.

Miringitis bullosa merupakan suatu proses infeksi yang melibatkan lapisan


tengah membran timpani.

Miringitis bullosa juga didefinsikan dengan adanya bula pada membran


timpani yang pada umumnya ditandai dengan otalgia berat sebagai
manifestasi gejala yang pertama.
EPIDEMIOLOGI
• Miringitis bullosa merupakan bentuk
peradangan virus yang jarang dalam telinga
yang menyertai selesma dan influenza. Sekitar
8% anak usia 6 bulan sampai 12 tahun di
Amerika Serikat menderita miringitis bullosa
akut. Morbiditas miringitis berhubungan
dengan morbiditas dalam kasus otitis media,
otitis eksternal, dan benda asing dalam
telinga. Laki-laki dan perempuan terkena
penyakit membran timpani dengan frekuensi
yang sama. Semua usia dapat terinfeksi
ETIOLOGI
• Kejadian miringitis bullosa berhubungan dengan infeksi
saluran napas atas dan umumnya terjadi pada musim
dingin.
• Organisme yang terlibat sama dengan organisme yang
menyebabkan otitis media akut, termasuk bakteri dan
virus.
• Etiologi utama yang dipercaya adalah virus dan
dihubungkan dengan infeksi saluran napas atas (pada
umumnya influenza); meskipun mycoplasma telah
teridentifikasi dalam beberapa kasus. Mycoplasma
pneumoniae terlibat tetapi perannya dalam isolasi infeksi
membran timpani belum terbukti. Chlamydia juga dapat
menyebabkan miringitis bullosa. Pada anak-anak,
organisme yang sama pada otitis media akut mungkin
ditemukan juga pada miringitis bullosa
PATOFISOLOGI

• Myringitis dapat berkembang sebagai penyakit primer


dari membran timpani (miringitis primer) atau sebagai
akibat dari proses inflamasi dari jaringan yang
berdekatan dari telinga luar atau tengah (miringitis
sekunder). Miringitis dapat terjadi karena trauma
lansung pada membran timpani melalui penetrasi
benda asing.4
• Suatu inflamasi pada membrane timpani, yang disebut
“miringitis” biasanya disebabkan atau dihubungkan
dengan otitis eksterna atau otitis media. Pada otitis
media, umumnya infeksi disebabkan oleh infeksi yang
asending melalui tuba eustahcius menuju ke telinga
tengah.
• Pada proses inflamasinya, terbentuk suatu bula
diantara lapisan luar epitel (cutaneus) dan lapisan
fibrosa di bagian tengah membrane timpani.
Diperkirakan kemampuan membrane timpani untuk
membentuk bula ini adalah dari hasil reaksi non-
spesifik dari agen infeksius penyebab miringitis.
Miringitis bullosa sering disebut sebagai suatu “otitis
media akut dengan bula” yang terbentuk pada gendang
telinga. Middle ear fluid (MEF) sering ditemukan pada
miringitis bulosa dan mungkin timbul sebagai akibat
dari pecahnya bula ke telinga tengah atau bula
mungkin telah muncul secara sekunder setelah radang
telinga tengah.13
Gejala Klinik
 Gejala Klinik termasuk:
otalgia berat dan akut, otoroe serosanguineous, dan kehilangan
pendengaran.

 Penyakit ini diawali dengan rasa penuh dan sumbatan di telinga. Tidak
lama kemudian timbul rasa nyeri hebat, terutama pada pergerakan
membran timpani atau liang telinga.

 Pada pemeriksaan tampak gelembung seperti herpes di permukaan


lateral membran timpani. Biasanya warna membran keunguan. Bula
hemoragik atau serous mungkin tampak pada membran timpani.
Gambaran miringitis bullosa
Diagnosis
• Tidak ada pemeriksaan laboratorium yang diperlukan untuk
diagnosis miringitis.
• Pada pemeriksaan kultur bakteri dapat diperoleh dari
cairan telinga tengah.
• Pneumatic otoscopy
– memberikan informasi mengenai gambaran dan mobilitas
membran timpani dan merupakan metode yang disukai untuk
diagnosis.
• Magnetic Resonance Imaging (MRI)
– evaluasi komplikasi intrakranial dari otitis.
• Acoustic otoscopy
– sebuah metode untuk memeriksa membran timpani,
menggunakan otoskop bersamaan dengan tympanometry.
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan bisa dilakukan dengan cara:
• Pembersihan kanalis auditorius eksterna
• Irigasi liang telinga untuk membuang debris
(kontraindikasi bila status membrane timpani
tidak diketahui)
• Timpanosintesis, yaitu pungsi kecil yang dibuat di
membrane timpani dengan sebuah jarum untuk
jalan masuk ke telinga tengah. Prosedur ini
memungkinkan untuk dilakukan kultur dan
identifikasi penyebab inflamasi.
TERAPI MEDIKAMENTOSA
• Diberikan terapi konservatif yang ditujukan untuk
mengurangi rasa nyeri (analgetik oral, misalnya
oxycodone dengan acetaminophen).
• Miringitis akut biasanya berhubungan dengan otitis
media. Oleh karena itu, terapinya menggunakan agen
yang sama dengan otitis media.
• Dengan memecahkan gelembung dapat mengurangi
rasa nyeri dan dapat diberikan analgetik tetes telinga
(misalnya, benzocaine, antipyrine).
• Namun, sumber lain menyatakan pemecahan bula ini
masih kontroversial. Antibiotik tetes telinga bisa
membantu mencegah superinfeksi dalam kasus bula
yang ruptur.
KOMPLIKASI

• Komplikasi yang dapat terjadi diantaranya:


– Kehilangan pendengaran (sensorineural maupun
konduktif)
– Perforasi membrane timpani
– Perluasan proses supuratif ke struktur sekitarnya
(mastoiditis, meningitis, abses, thrombosis sinus).
PROGNOSIS
• Dalam kebanyakan kasus, pasien dengan miringitis
mempunyai prognosis yang baik.
• Penyakit ini dapat sembuh sendiri dalam beberapa
hari sampai 2 minggu.
• Dalam periode ini harus dilakukan pengawasan
dengan cermat, untuk menjaga komplikasi bakteri.

Anda mungkin juga menyukai