2. Anamnesis Keluhan:
1. Konsistensi BAB lembek atau cair
2. Frekuensi BAB 3 kali atau lebih dalam 24 jam
3. Tidak nyaman di perut (nyeri atau kembung)
4. Adanya lendir atau darah.
5. Gejala lain yang menyertai diare : demam,nyeri abdomen,
perut kembung,mual,muntah.
6. Riwayat bepergian ke daerah wabah diare sebelumnya.
7. Riwayat konsumsi makanan sebelumnya
8. Riwayat minum obat sebelumnya (laksatif, diuretika, obat
gout, dll).
9. Apakah terdapat orang lain serumah menderita gejala yang
sama.
10. Riwayat terpajan air yang tidak steril ( camping atau berenang
).
11. Faktor resiko yang mengarah ke infeksi HIV/AIDS
3. Pemeriksaan Fisik 1. Pemeriksaan tanda-tanda vital pasien
2. Pemeriksaan untuk menentukan beratnya diare dan derajat
dehidrasi.
Tanda dehidrasi:
- Turgor kulit perut menurun
- Akral dingin
- Penurunan tekanan darah
- Peningkatan denyut nadi
- Tangan keriput
- Mata cekung
- Penurunan kesadaran
- Pemeriksaan ubun-ubun (pada anak kecil)
3. Nyeri tekan abdomen atau tanda-tanda peritonitis, bising usus.
4. Pemeriksaan colok dubur dianjurkan dilakukan pada semua
kasus diare dengan feses berdarah,terutama usia > 50 tahun.
5. Perlu dilakukan identifikasi penyakit komorbid.
7. Pemeriksaan -
Penunjang
8. Tata Laksana a. Memberikan cairan dan diet adekuat
b. Obat anti diare:
- Loperamid
c. Anti mikroba:
- Ciprofloxacin 2x500 mg selama 5-7 hari
- Trimetropim/Sulfametoxazole 160/800 2x1 tablet/hari
- Metronidazole 3x500 mg/hari selama 7 hari
d. Pada anak diberikan Zinc <6 bulan 1x10 mg, >6 bulan 1x20
mg selama 10 hari