Anda di halaman 1dari 7

Brigitta Shinta Dewi, Angelica Philia Christy, Nabilla Alsa Sagia, Putu Ristyaning Ayu Sangging, Rani Himayani

| Otitis Media Efusi: Etiologi,


Patofisiologi, Patogenesis, Epidemiologi, Diagnosis, Tatalaksana, Komplikasi

Otitis Media Efusi: Etiologi, Patofisiologi, Patogenesis, Epidemiologi,


Diagnosis, Tatalaksana, Komplikasi
1Brigitta
Shinta Dewi, 1Angelica Philia Christy, 1Nabilla Alsa Sagia,
2Putu Ristyaning Ayu Sangging, 3Rani Himayani
1Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2 Bagian Ilmu Mata, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
3Bagian Ilmu Patologi Klinik, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Abstrak
Otitis media dengan efusi adalah masalah umum yang dihadapi oleh dokter umum, dokter anak, dan ahli THT. Otitis media
dengan efusi (OME) adalah kondisi klinis umum yang berhubungan dengan gangguan pendengaran yang mana adanya cairan
dalam telinga tengah tetapi tidak ada infeksi akut. Otitis media efusi ini lebih besar terkena bagi anak-anak, dimana bisa
ditemukan pada 80% anak prasekolah. Otitis media efusi dapat menyebabkan tertundanya dan rusaknya komunikasi dan
ketrampilan secara signifikan dan juga susahnya seseorang dalam berperilaku dan pendidikannya. Artikel ini meninjau terkait
definisi, beberapa teori etiologi yang tersedia, patofisiologi terjadinya penyakit otitis media efusi dalam tubuh manusia,
epidemiologi atau penyebaran penyakit, diagnosis atau gejala klinis yang ditemukan, komplikasi, dan juga bagaimana
penatalaksanaan pasien dengan otitis media efusi. Pasien otitis media efusi ini sering dating dengan keluhan utama adalah
pendengaran yang berkurang, adanya rasa tersumbat pada telinga. Pada anak-anak karena pendengaran yang berkurang
bisa menyebabkan gangguan berbicara juga. Untuk memastikan bahwa pasien tersebut benar menderita otitis media efusi,
bisa dilakukan dengan pemeriksaan otoskopi, audiometri, dan timpanometri. Sebagian besar otitis media efusi dapat sembuh
secara spontan, namun ada beberapa tatalaksana yang bisa dilakukan misalnya dengan menggunaan steroid, dekongestan,
histamin, atau dengan melakukan pemdebahan. Apabila otitis media efusi yang diderita tidak segera diberi tatalaksana yang
benar, akan terjadi beberapa komplikasi seperti speech delay pada anak, perubahan struktur telinga, gangguan pendengaran
permanen, dan juga tympanosclerosis.

Kata Kunci : Cairan telinga tengah , gangguan pendengaran otitis media efusi

Otitis Media with Effusion: Etiology, Pathophysiology, Phatogenesis,


Epidemiology, Diagnosis, Management, Complications
Abstract
Otitis media with effusion is a common problem faced by general practitioners, paediatricians and otolaryngologists. Otitis
media with effusion (OME) is a common clinical condition associated with hearing loss in which there is fluid in the middle
ear but no acute infection. Otitis media with effusion is more affected in children, where it can be found in 80% of preschool
children. Otitis media with effusion can cause significant delays and damage to communication and skills as well as difficulties
in behavior and education. This article reviews the definition, several available etiological theories, pathophysiology of otitis
media with effusion in the human body, epidemiology or spread of the disease, clinical diagnosis or symptoms found,
complications, and how to manage patients with otitis media with effusion. Patients with otitis media with effusion often
experience chief complaints of reduced hearing and a feeling of blockage in the ears. In children due to reduced hearing can
cause speech disorders as well. To ensure that the patient really has otitis media with effusion, otoscopy, audiometry, and
tympanometry can be done. Most otitis media with effusion can heal spontaneously, but there are several treatments that
can be done, for example by using steroids, decongestants, histamine, or by decongesting. If the otitis media with effusion
is not immediately given proper management, several complications will occur such as speech delays in children, changes in
the structure of the ear, permanent hearing loss, and also tympanosclerosis.

Keywords : Hearing loss, middle ear fluid, otitis media with effusion

Korespondensi: Brigitta Shinta Dewi, alamat Jl. Kopi Robusta No 9, Kec. Rajabasa, Bandar Lampung, hp 082317208751, e-
mail: brigittashinta@gmail.com

Medula | Volume 13 | Nomor 4.1 | Special Edition-Special Sense | Mei 2023 |87
Brigitta Shinta Dewi, Angelica Philia Christy, Nabilla Alsa Sagia, Putu Ristyaning Ayu Sangging, Rani Himayani | Otitis Media Efusi: Etiologi,
Patofisiologi, Patogenesis, Epidemiologi, Diagnosis, Tatalaksana, Komplikasi

Pendahuluan bertahan hingga 1 tahun. Pada orang dewasa,


Penyebab pendengaran menurun salah OME kurang lazim, tetapi masih menyebabkan
satunya akibat penyakit otitis media efusi morbiditas yang cukup besar. Sementara OME
(OME)atau sering dikenal juga dengan otitis dewasa pernah menjadi subjek yang diabaikan
media non supuratif, otitis media musinosa, dalam upaya penelitian, sekarang tidak lagi
otitis media secretoria, dan otitis media mucoid demikian. Selama 20 tahun terakhir, banyak
(glue ear)6. Otitis media efusi terjadi karena informasi baru yang menyoroti patogenesis
terdapat proses inflamasi pada telinga tengah kondisi ini. Rata-ratainsiden OME sebesar 14%-
ditandai adanya kumpulan sekret dengan 62%, namun beberapa penelitian lain
membran timpani yang utuh. Otitis media efusi melaporkan angka rata-rata prevalensi OME
terjadi pada keadaan infeksi saluran sebesar 2% - 52% 4. Kamaludin, menyatakan
pernapasan yang disebabkan oleh disfungsi angka kejadian otitis media efusi (OME) di
tuba eustachius ataupun pada peradangan Indonesia sebesar3,9-6,9%.7.
yang terjadi setelah otitis media akut. Ada tiga
fungsi tuba, yaitu fungsi regulasi, proteksi, dan Isi
sekresi. Keadaan yang dapat menyebabkan Otitis Media Efusi (OME) adalah suatu
gangguan fungsi tuba digolongkan menjadi dua, kondisi di mana terdapat cairan di telinga
yaitu faktor fungsional dan mekanik. Faktor tengah (gambar 1)10, tetapi tidak ada tanda-
mekanik disebabkan tekanan adenoid yang tanda infeksi akut. Saat cairan menumpuk di
membesar atau neoplasma, proses peradangan telinga tengah dan tuba Eustachius, cairan
yang diakibatkan infeksi, alergi, atau trauma. tersebut memberi tekanan pada membran
Bila gangguan fungsi tuba terjadi, maka akan timpani. Tekanan mencegah membran timpani
menyebabkan transudasi cairan dari bergetar dengan baik, menurunkan konduksi
mikrosirkulasi ke dalam rongga telinga (hydrops suara, dan karenanya menyebabkan penurunan
ex vacuo theory) atau refluks sekret dari pendengaran pasien. OME kronis didefinisikan
nasofaring7. sebagai OME yang bertahan selama 3 bulan
Otitis media efusi mengeluarkan sekret atau lebih pada pemeriksaan atau
yang menetap selama 3 bulan atau lebih timpanometri.
berupa sekret serous atau mukoid. Adanya
cairan di telinga tengah dengan membran
timpani utuh tanpa tanda-tanda infeksi disebut
juga otitis media dengan efusi. Apabila fusi
tersebut encer disebut otitis media serosa dan
apabila efusitersebut kental seperti lem disebut
otitis media mukoid (glue ear). Beberapa
mediator inflamasi telah diidentifikasi pada
OME,meliputi komponen koagulasi, fibrinolitik
dan sistem komplemen, imunoglobulin serta
kompleks imun8. Pada penelitian Rennatha,
2017 menunjukkan bahwa sitokin terlibat
dalam proses inflamasi dan reaksi imun pada Gambar 1. Anatomi telinga5
berbagai penyakit termasuk OME11.
Otitis media dengan efusi (OME) adalah Ada beberapa teori yang menjadi
kondisi umum yang terjadi pada anak usia 1 penyebab terjadinya penyakit otitis media efusi,
tahun hingga 3 tahun,diikuti pada usia masuk yang pertama adalah disfungsi tabung
sekolah, yaitu 4 tahun hingga 6 tahun.3 Eustachius. Secara anatomi, tabung Eustachius
Sebanyak 90% anak usia 10 tahun sekurang- anak-anak lebih horizontal yang menyebabkan
kurangnya pernah mengalami satukali episode terjadinya disfungsi. Selain dari angulasi tuba,
OME. Banyak kasus yang dapat sembuh secara obstruksi fisik juga menyebabkan terjadinya
spontan, tetapi 30% sampai 40% mengalami disfungsi tabung Eustachius. Peradangan tuba
rekurensi setelah 3 bulan dan 10% kasus Eustachius sekunder akibat infeksi saluran

Medula | Volume 13 | Nomor 4.1 | Special Edition-Special Sense | Mei 2023 |88
Brigitta Shinta Dewi, Angelica Philia Christy, Nabilla Alsa Sagia, Putu Ristyaning Ayu Sangging, Rani Himayani | Otitis Media Efusi: Etiologi,
Patofisiologi, Patogenesis, Epidemiologi, Diagnosis, Tatalaksana, Komplikasi

pernapasan atas juga diduga menyebabkan terjadi pada infeksi virus. Hal ini diduga menjadi
disfungsi ini. penyebab pathogenesis OME. Mikroba dapat
Teori kedua yang menyebabkan melepaskan endotoksin dan eksotoksin,
terjadinya otitis media efusi adalah ada sebuah keduanya merangsang pelepasan mediator
kondisi dan sindrom yang mempengaruhi proinflamasi. Mediator inflamasi ini
bentuk sepertiga tengah wajah dan pangkal menyebabkan proses inflamasi dan
tenggorok seperti sindrom down dan bibir mengaktifkan imunitas seluler mukosa telinga
sumbing. Anak-anak dengan bibir sumbing tengah. Ligan yang dihasilkan selama proses
dapat mengalami penyisipantensor veli palatini inflamasi telinga tengah adalah TNF- α, IL-1, IL-
yang abnormal di langit-langit lunak yang 6, IL-8, sedangkan imunitas seluler melibatkan
menyebabkan ketidakmampuan untuk makrofag dan neutrofil11..
membuka ET secara memadai selama menelan Teori keempat yang menyebabkan
dan membuka mulut. Keadaan ini sangat terjadinya OME ini adalah infeksi bakteri
berpengaruh terhadap peningkatan risiko sekunder dan subklinis seperti pepsin yang
penyakit otitis media efusi. meningkatkan sekresi musin, sitokin, dan juga
Teori ketiga yang menyebabkan terjadinya otitis bakteri positif yang ditemukan dalam
media efusi adalah sebagai gejala sisa Otitis pemeriksaan Otitis media efusi. Teori terakhir
media akut dimana pada anak-anak OMA, 45% yang juga menyebabkan penyakit otitis media
ditemukan menderita Otitis media efusipada 1 efusi yaitu berhubungan dengan penyakit
bulan setelahnya dan 10% pada 3 bulan gastroesophageal reflux dimana pepsin yang
setelahnya. Hal ini bisa terjadi diperkirakan ada pada efusi telinga tengah berasal dari
bahwa pepsin pada 60% efusi telinga tengah reflux1.
menyebabkan upregulasi gen musin yang Endotoksin adalah komponen utama
menyebabkan peningkatan sekresi musin yang membran luar bakteri gram negatif peran
bisa menjadi tempat berkembang biak bagi penting dalam infeksi Disebabkan oleh bakteri
bakteri saluran pernapasan atas umum. gram negatif. Endotoksin terdeteksi pada
Patofisiologi OME multifactorial meliputi gabungan efusi telinga tengah Sitokin utama
disfungsi tuba Eustachius, reaksi alergi, adalah TNF-α dan IL-1β. Endotoksin juga dapat
disfungsi imun lokal karena adanya bakteri dilepaskan dalam bentuk aktif selama kematian
patogen atau komponen bakteri persisten. mikroba oleh mekanisme imun inang atau
Selama tahun terakhir, beberapa penelitian Pengobatan antibiotik.Endotoksin diidentifikasi
melibatkan neurotransmitter inflamasi, yaitu Efusi telinga tengah pada pasien dengan OME
sitokin proinflamasi, termasuk TNF-α, IL-1β, IL- Efusi kronis dan persisten selanjutnya Omar.
6, dan IL-8. Sitokin ini mengatur proses Endotoksin tidak mudah dihilangkan sistem
molekuler, menye- babkan perubahan patologis pertahanan lokal dan akan mengatasi telinga
di telinga te- ngah pada tahap awal penyakit, tengah, meskipun sudah diberikan Terapi
misalnya: infiltrasi sel inflamasi ke dalam antibiotik yang efektif hingga 3 bulan.
jaringan, sekresi musin yang berlebihan, Endotoksin lebih banyak ditemukan di Adanya
akumulasi pelepasan di telinga tengah5,11. bakteri di telinga tengah patogen. Ini
Latar belakang molekuler patologi OME menunjukkan Endotoksin itu sendiri dengan
masih belum jelas. Bakteri, virus dan reaksi tidak adanya bakteri hidup dapat menyebabkan
alergi telah terlibat sebagai stimulus utama inflamasidan perubahan Studi mengkonfirmasi
untuk otitis media. Beberapa penelitianselama patologi telinga Eksperimen yang dikutip oleh
tahun terakhir menunjukkan bahwa virus dan Krekorian et al. Simrinova sedang mempelajari
bakteri berinteraksi secara signifikan. Pada endotoksin bakteri patogen Haemophilus
infeksi pernapasan yang disebabkan oleh virus, influenzae Klebsiella pneumoniae bisa
telah ditemukanhubungan antara kadar sitokin menyebabkan perubahan Histopatologi telinga
fase akut dan virus nasofaring jumlah jenis, yang sama tengah. Variasi termasuk limfosit T,
jumlah leukosit mulai dari tingkat makrofag dan neutrofil di Mukosa dan
keparahan penyakit telinga tengah. submukosa, edema mesenkim, penebalan
Peningkatan kolonisasi bakteri di nasofaring epitel dengan edema intraseluler hiperplasia

Medula | Volume 13 | Nomor 4.1 | Special Edition-Special Sense | Mei 2023 |89
Brigitta Shinta Dewi, Angelica Philia Christy, Nabilla Alsa Sagia, Putu Ristyaning Ayu Sangging, Rani Himayani | Otitis Media Efusi: Etiologi,
Patofisiologi, Patogenesis, Epidemiologi, Diagnosis, Tatalaksana, Komplikasi

sel goblet Disfungsi sistem transportasi Pasien mengeluh pendengaran


mukosilia akumulasi cairan di dalam rongga berkurang, biasanya ringan dan bisa
telinga tengah6. dideteksi dengan audiogram. Selain itu, anak
Endotoksin memicu produksi TNFα dan juga mengeluh rasa tersumbat pada telinga
IL-1β di telinga tengah dan menyebabkan TNF- atau suara sendiri terdengar lebih nyaring atau
α dan IL-1β yang dihipotesiskan adalah berbeda (diplacusis binauralis) pada telinga
mediator Endotoksin yang menyebabkan yang sakit. Otalgia sering ringan. Pada anak
peradangan Penelitian telah menunjukkan balita, gejala sulit dikenali, tetapi timbul
bahwa telinga tengah Hasil yang berkorelasi gangguan bicara dan bahasa karena
secara signifikan Statistik antara konsentrasi pendengaran berkurang, kadang orang tua
bakteri dan endotoksin Sitokin utama dalam mengeluh anaknya berbicara dengan suara
sampel eksudat. Molekul adhesi yaitu keras dan tidak respon saat dipanggil. Kadang
interselular(ICAM I) dan vaskular (VCAM-1) tidak ada gejala pada pasien. Temuan lain yaitu
juga terdeteksi Sampel eksudat dengan adanya adanya riwayat bepergian dengan pesawat,
endotoksin dan sitokin primer, tetapi diving, atau riwayat alergi2.
konsentrasinya tidak berhubungan langsung Pada pemeriksaan otoskopi terlihat
dengan endotoksin atau TNF-α dan IL-1β8. membran timpani suram dan retraksi, kadang
tetapi dalam penelitian ini Eksperimen in vitro kekuningan, atau efusi kebiruan Membran
oleh Van de Stolpe et al. Mengutip Simrinova timpani suram dan retraksi2..
menemukan bahwa TNF-α dan IL- 1β, serta
endotoksin bakteri dapat merangsang Ekspresi
ICAM-1 di epitel telingatengah. ICAM-I molekul
spesifik pada permukaan sel sel epitel, sel
endotel danAntigen Presenting Cells (APC) dan
Host Mengikat ke leukosit dan situs yang
bersirkulasi Akumulasi sel darah putih pada
peradangan. Reseptor LFA 1 (molekul terkait
fungsi limfosit-1) dan Mac-1 (kompleks
serangan membran-1) adalah ligan Untuk
ICAM-I. Ketiga molekul, ICAM-I, LFA-1 dan Mac-
1 adalah penanda proses inflamasi Sedang
Gambar 2. OtoskopiPneumatik
berlangsung11.
OME adalah salah satu penyakit menular
Studi ini menunjukkan retraksi membran
yang paling sering terjadi pada anak-anak dan
timpani dengan mobilitasmenurun. Sensitivitas
merupakan penyebab paling umum dari
94% pada pneumatik otoskopi dan
gangguan pendengaran yang didapat pada
spesifisitasnya 80% adalah metode untuk
masa kanak-kanak. Penyakit ini biasanya
mendiagnosa dan membedakan OME dari
menyerang anak-anak antara usia 1dan 6 tahun.
OMA. Otoskopi pneumatic dilakukan sebelum
Prevalensinya lebih tinggi pada usia 2 tahun,
timpanometri2.
yang menurun setelah usia 5 tahun. OME lebih
Tuli konduktif ringan sampai sedang
banyak terjadi selama musim dingin, sesuai
dapat ditemukan dalam pemeriksaan ini. Tuli
dengan tingkat pasien yang lebih tinggi dari
konduksi bilateral persisten lebih dari 25 dB
infeksi saluranpernapasan atas.
dapat mengghambat perkembangan
Di Indonesia data otitis media dengan
intelektual dan kemampuan berbicara anak2.
efusi masih sedikit, karena prevalensi penyakit
ini masih sangat minim dilaporkan. Gejala minor
pasien dengan otitis media efusi juga belum
memiliki penelitian khusus mengenai penyakit
ini. Padahal komplikasi otitis media efusi dapat
menimbulkan gangguan pendengaran jika
penyakit ini terjadi secara bulang dan konstan4.

Medula | Volume 13 | Nomor 4.1 | Special Edition-Special Sense | Mei 2023 |90
Brigitta Shinta Dewi, Angelica Philia Christy, Nabilla Alsa Sagia, Putu Ristyaning Ayu Sangging, Rani Himayani | Otitis Media Efusi: Etiologi,
Patofisiologi, Patogenesis, Epidemiologi, Diagnosis, Tatalaksana, Komplikasi

Tabel 1. Derajat Ketulian menurut International Dekongestan bertujuan untuk


Standard Organization (ISO) mengurangi edema mukosa dan
0-25 Normal pembengkakan pada atau dekat lubang tuba
>25-40 dB Tuli rangan eustachius, meningkatkan fungsi tuba
>40-55 dB Tuli sedang eustachius, memastikan ventilasi telinga
>55-70 dB Tuli sedang berat tengah, dan mengurangi adanya cairan pada
>70-90 dB Tuli berat liang telinga tengah. Sama seperti steroid,
>90 dB Tuli sangat berat antihistamin diberikanuntuk meredam
respon inflamasi. Seperti steroid juga, karena
kerjanyaadalah mengurangi cairan pada liang
Timpanometri memberikan penilaian telinga, obat ini tidak dianjurkan untukanak-
obyektif mobilitas membran timpani, fungsi TE anak karena kondisi telinga anak-anak tidak
dan fungsi telinga tengah dengan mengukur boleh kering12.
jumlah energi suara yang dipantulkan kembali Tatalaksana nonfarmakologi untuk otitis
oleh sensor kecil yang ditempatkan diliang media efusi ini adalah dengan melakukan
telinga. Prosedur ini tidak menimbulkan rasa pemasangan alat bantu dengar,
sakit, relatif sederhana, dan dapat dilakukan pembedahan, dan autoinflasi. Pembedahan
dengan alat skrining portabel. Hasil studi yang dilakukan ada beberapa cara, dapat
timpanometri disebut timpanogram. dilakukan dengan miringotomi penempatan
Timpanometri digunakan untuk tabungtimpanostomi, adenoidektomi.
mengkonfirmasi diagnosis OME. Timpanogram Miringotomi adalah tindakan insisi pada
menunjukan hasil tipe Batau C (Gambar 3)2. Tipe pars tensa membran timpani. Sayatan yang
ini menunjukkan gerakan membran timpani dilakukan harus memungkinkan udara masuk
terbatas karena adanya cairan atau perlekatan telingatengah dan menyamakan antara tekanan
dalam kavum timpani. Sensitivitas dan di telinga dengan tekanan atmosfer. Tindakan
spesifisitas timpanometri cukup tinggi miringotomi ini bertujuan agar terjadinya
(sensitivitas 94%, spesifisitas 50-70%) jika drainase sekret dari telinga tengah ke liang
dibandingkan dengan miringotomi2. telinga luar.
Miringotomi bisa dilakukan dengan
bantuan laser atau miringotomi frekuensi
radio. Durasi ventilasi yang didapatkan pasien
bergantung dengan diameter perforasi
miringotomi. Penempatan tabung
timpanostomi atau grombot diletakkan dalam
gendang telinga. Tindakan ini bertujuan untuk
mengurangi adanya infeksi pada telinga dan
mengurangi kelebihan cairan yang mengalir.
Penempatan tabung timpanostomilebih sering
dilakukan pada pasien anak-anak daripada
Gambar 3. Hasil timpanogram tatalaksana pada pasien dewasa. Ada dua jenis tabung yang
bisa digunakan, yaitu tabung jangka pendek
Steroid hidung dan oral sering digunakan dan tabung jangka panjang. Tabung jangka
untuk mengobati otitis media efusi karena efek pendek lebih kecil dan akan terpasang selama
anti-inflamasi pada lubang faring dan atau 6-12 bulan. Tabung jangka panjang berukuran
telinga tengah dari tabung tuba eustachius lebih besar dan memiliki flensa yang
dapat meningkatkan fungsi dan ventilasi telinga menahannya untukbertahan dalam waktu yang
tengah dan eliminasi cairan. Steroid hidung dan lebih lama. Adenoidektomi adalah suatu
oral ini akan- mengatur transportasi natrium prosedur pembedahan untuk mengeluarkan
transepitel oleh epitel telinga tengah. Namun, jaringan adenoid yang membengkak. Letak
penggunaan steroid hidung dan oral ini tidak jaringan adenoid ini berada di belakang dari
dianjurkan digunakan oleh anak-anak. saluran pernapasan. Adenoid yang membesar

Medula | Volume 13 | Nomor 4.1 | Special Edition-Special Sense | Mei 2023 |91
Brigitta Shinta Dewi, Angelica Philia Christy, Nabilla Alsa Sagia, Putu Ristyaning Ayu Sangging, Rani Himayani | Otitis Media Efusi: Etiologi,
Patofisiologi, Patogenesis, Epidemiologi, Diagnosis, Tatalaksana, Komplikasi

bisa menutupi lubangtuba eustachius dan bisa hasil akhir yang tidak dapat diubah, meskipun
mengganggu fungsinya, sehingga bagi pasien tidak berubah, setiap proses inflamasi yang
otitis media efusi perlu dilakukannya belum selesai akan mengakibatkan cedera
adenoidektomi. Adenoidektomi bertujuan anatomis dan hampir selalu menyebabkan
untuk meningkatkan fungsi tuba eustachius, gangguan fungsional di telinga.
memastikan ventilasi telinga tengah dan juga Tympanosclerosis mempengaruhi membran
menghilangkan cairan. Autoinflasi ditujukan timpani, dalam hal ini disebut sebagai
untuk memasukkan udara ke telinga tengah myringosclerosis3.
melalui tuba eustachius. Udara yang
dimasukkan ini diharapkan bisa menyamakan Ringkasan
tekanan dan memungkinkan cairan. mengalir Otitis Media Efusi (OME) adalah suatu
lebih baik. Tuba eustachius dibuka kembali kondisi di mana terdapat cairan di telinga
dengan menaikkan tekanan di hidung dengan tengah, tetapi tidak ada tanda-tanda infeksi
pernafasan paksa dengan mulut dan hidung akut yang sering terjadi pada anak- anak
yang tertutup. Manfaat jangka panjang dari antara usia 1 sampai 6 tahun. Cairan yang
autoinflasi masih belum bisa dipastikan, namun berada di membrane timpani akan
jangka pendeknya sudah. Manfaat jangka menyebabkan penurunan pendengaran,
pendek seperti biayanya redah dan tidak ada sehingga pasien yang datang biasanya
efek samping yang sangat buruk9. mengeluhkan pendengarannya menurun yang
bisa disertai dengan adanya terasasumbatan
Komplikasi pada telinga, suara terdengarlebih nyaring, dan
Salah satu komplikasi dari otitis media bisa juga terjadi speech delay apabila terjadi
efusi yaitu gangguan pendengaran, meskipun pada anak dan berlangsung lama. Otitis
tidak selalu jelas namun pada anak-anak usia media efusi bisa disebabkan karena disfungsi
dini dapat menimbulkan keadaan seperti tuba eustachius, adanya sindrom yang
speech delay, dan jikakeadaan ini timbul pada memengaruhi bentuk wajah dan pangkal
aqnak usia sekolah maka akan menimbulkan tenggorok, gejala sisa otitis media akut, bisa
masalah dalam proses belajar mengajar, juga karena infeksi bakteri, dan juga
tingkah laku yang kurang mencerminkan anak berhubungan dengan penyakit
seusianya dan sangat mengganggu anak dalam gastroesophageal reflux. Otitis media efusi
meraih prestasi dalam pendidikannya. terjadi karena adanya endotoksin yangmemicu
Gangguan pendengaran umumnya terdapat produksi TNFα dan IL-β yang menyebabkan
pada kedua telinga, apabila volume cairan terjadinya peradangan. Namun, untuk
sedikit, maka gangguan pendengaran akan tatalaksana otitis media efusi ini bisa
minimal4. didapatkan dengan mudah bahkan bisa
Perubahan jangka panjang pada telinga sembuh secara spontan, bisa juga dengan
tengah dan membran timpani dapat terjadi penggunaan obat-obatan sepertisteroid hidung
dengan OME yang persisten, yang dan oral, dekongestan dan antihistamin, atau
mengakibatkan gangguan pendengaran dengan pembedahan, seperti miringotomi,
permanen. Tabung ventilasi digunakan untuk pemberian tabung timpanostomi, dan
mencoba dan mencegah komplikasi jangka adenoktomi.
panjang ini. Namun, bahkan pada pasien yang
dirawat, komplikasi seperti timpanosklerosis Simpulan
dapat terjadi3. Otitis media efusi harus didiagnosis
Tympanosclerosis adalah kondisi dengan tepat sehingga tatalaksana yang akan
abnormal telinga tengah celah di mana ada diberikan ke pasien dapat dilakukandengan baik
endapan berkapur di timpani membran, rongga sesuai dengan perjalanan penyakit ini di tubuh
timpani, rantai tulang pendengaran dan serta menghindarkan risiko penanganan yang
kadang-kadang dalam mastoid. terlambat supaya tidak terjadinya gangguan
Tympanosclerosis merupakan kliniko- anatomi pendengaran yang permanan.
entitas yang juga dapat didefinisikan sebagai

Medula | Volume 13 | Nomor 4.1 | Special Edition-Special Sense | Mei 2023 |92
Brigitta Shinta Dewi, Angelica Philia Christy, Nabilla Alsa Sagia, Putu Ristyaning Ayu Sangging, Rani Himayani | Otitis Media Efusi: Etiologi,
Patofisiologi, Patogenesis, Epidemiologi, Diagnosis, Tatalaksana, Komplikasi

Daftar Pustaka Effusion (Update). Otolaryngol Head


1. Atkinson H, Wallis S, Coatesworth AP. Neck Surg. 2016 Feb; 154 (1 Suppl): S1-
Otitis media with effusion. Post-gradMed. S41. doi: 10.1177/0194599815623467.
2015 May; 127 (4): 381-5. doi: PMID: 26832942.
10.1080/00325481.2015.1028317. PMID: 11. S.A Rennatha A, Artono. Perasn
25913597. Sitokin pads Otitis Media Efusi. 2017;
2. Aquinas R. Tatalaksana Otitis Media Efusi 10 (1): 37-44 Searight FT, Singh R,
pada Anak. CDK. 2017; 44 (7): 472-477 Peterson DC. Otitis Media With
3. Barry, J. Y., Reghunathan, S., & Jacob, A. Effusion. [Updated 2022 Aug 8]. In:
(2016). Tympa-nosclerosis Presenting as StatPearls [Internet]. Treasure Island
Mass: Workup and Differential. Case (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-.
reports in otolaryngology, 2016, Available from:
9821493. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books
https://doi.org/10.1155/2016/9821493 /NBK538293/
4. Fachir FS, Qamariah N, Marisa D.
Hubungan Tonsilitis Kronis dan Otitis
Media Efusi di Bagian Tht Rsud Ulin
Banjarmasin Tahun 2014. Berkala
Kedok-teran. 2016; 12 (1): 27-32.
5. Farhat. 2019. Buku Ajar apengakit Pada
Telinga Hidung Tenggorok dan Bedah
Kepala Leher. Medan: Universitas
Sumatra Utara.
6. Galic MZ, Klancnik M. Adenoid Size In
Children With Otitis Media With
Effusion. Acta Clin Croat. 2021; 60 (3):
532-539
7. Kamaludin D, Boesoirie TS, Soeseno B,
Bambang P. Pengaruh Pemakaiaqn
Pipa Nasogastrik pada Kejadian Otitis
MediaEfusi. MKB. 2011; 43 (1): 42-48
8. Karyanta M, Satrowiyoto S, Wulandari
DP. Rasio Prevalensi Otitis Media
dengan Efusi di Refluks
Laringofaringeal. International Journal
of Otolaryngology. 2019; 1-3
9. Principi N, Marchisio P, Esposito S.
Otitis media with effusion: benefits
and harms of strategies in use for
treatmentand prevention. Expert Rev
Anti Infect
Ther. 2016; 14 (4): 415-
23. doi:
10.1586/14787210.2016.1150781.
Epub 2016 Feb 26. PMID: 26853095.
10. Rosenfeld RM, Shin JJ, Schwartz SR,
Coggins R, Gagnon L, Hackell JM,
Hoelting D, Hunter LL, Kummer AW,
Payne SC, Poe DS, Veling M, Vila PM,
Walsh SA, Corrigan MD. Clinical
Practice Guideline: Otitis Media with

Medula | Volume 13 | Nomor 4.1 | Special Edition-Special Sense | Mei 2023 |93

Anda mungkin juga menyukai