Anda di halaman 1dari 4

PERRDARAHAN POST PARTUM

No. Dokumen :

S No. Revisi :
O
P Tanggal Terbit : April 2019

Halaman : 1/4

Kepala UPTD PUSKESMAS


UPTD SEMEN
PUSKESMAS dr. Rini Hidayat
SEMEN
NIP.197900262011012006

Perdarahan pascasalin primer terjadi dalam 24 jam pertama setelah


1. Pengertian persalinan, sementara perdarahan pascasalin sekunder adalah
perdarahan pervaginam yang lebih banyak dari normal antara 24 jam
hingga 12 minggu setelah persalinan
2.1 Memberikan rasa nyaman dan aman bagi pasien
2. Tujuan 2.2 Mencari penyebab perdarahan
2.3 Mengatasi perdarahan sesuai dengan penyebab perdarahan
2.4 Menurunkan angka kesakitan dan kematian pada ibu melahirkan
3. Kebijakan Peraturan Kementrian Kesehatan No. 74 Tahun 2014
4.1 Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan
4. Referensi Dasar dan Rujukan, Kemenkes, 2013
4.2 Modul Pelatihan Kegawatdaruratan Kehamilan, Persalinan dan
Nifas dari Kemenkes 2018
5. Alat dan 5.1 Tensi meter
Bahan 5.2 Stetoskop
5.3 Transfuse set
5.4 Abocath no. 16- 18
5.5 Cairan infus RL
5.6 Kateter urin bag
5.7 Spuit
5.8 Plester
5.9 Bengkok
5.10 Handskun
5.11 Tampon hetting set
5.12 Alat pengukur HB
6. Prosedur/ 6.1 Memanggil bantuan tim untuk tata laksana
Langkah- 6.2 Menilai jalan napas, pernapasan pasien dan sirkulasi (ABC).
langkah 6.2.1 Melakukan pemeriksaan tanda – tanda vital
6.2.2 Apabila menemukan tanda- tanda syok, lakukan
penatalaksanakan syok (hipotensi, pucat, berkeringat
dingin, sianosis, kencing berkurang, oligouria, gangguan
kesadaran, sesak nafas)
6.3 Keluarga pasien mengisi informed consent
6.4 Memberikan oksigen, memasang infus RL, monitoring tekanan
darah
6.5 Melakukan pemeriksaan penunjang (cek HB)
6.6 Melakukan pemeriksaan abdomen
6.6.1 Kontraksi uterus,
6.6.2 Nyeri tekan,
6.6.3 Parut luka, dan
6.6.4 Tinggi fundus uterus
6.7 Memeriksa jalan lahir dan area perineum untuk melihat
perdarahan dan laserasi (jika ada, misal: robekan serviks atau
robekan vagina).
6.8 Memeriksa kelengkapan plasenta dan selaput ketuban
6.9 Memasang kateter Folley untuk memantau volume urin di
bandingkan dengan jumlah cairan yang masuk. (catatan :
produksi urin normal 0.5 – 1 ml/ kgBB/ jam atau sekitar 30 ml/
jam)
6.10 Tata laksana penanganan perdarahan post partum :
6.11 Setelah plasenta lahir jika setelah dilakukan massage 15 kali
selama 15 menit uterus tidak kontraksi dan perdarahan lebih
dari 500 cc, maka dilakukan :
6.12 Lakukan KOMPRESI BIMANUAL INTERNA selama 10 menit
6.13 Jika uterus berkontraksi teruskan 5 menit lagi, lalu evaluasi kala
IV secara ketat
6.14 Jika tidak ada kontraksi lanjutkan KBI atau KBE(jika tidak ada
asisten)
6.15 Pasang infus dengan larutan RL drip 20 IU oksitosin habiskan
segera
6.16 Beri metergin injeksi 0,2 mg (jika tidak ada HT) atau misoprostol
tablet 600 – 1000 mg per rektal
6.17 Lanjutkan cairan RL drip 20 IU oksitosin sampai dengan
kecepatan 500 cc/ jam cc sampai di rumah sakit
6.18 Siapkan rujukan
6.19 Jika kontraksi uterus baik
6.20 Cari faktor penyebab (sisa plasenta, atau ada laserasi jalan
lahir)
6.21 Berikan cairan bila di perlukan
6.22 Catat hasil pemeriksaan dan tindakan secara lengkap

7. Diagram Alir
8.1 Riwayat Penyakit Sebelumnya
8. Hal-hal yang 8.2 Riwayat Kehamilan dan Persalinan
harus 8.3 Setiap tenaga medis/ paramedis yang bertugas di kamar bersalin,
diperhatikan poli KIA, dan UGD harus mampu melakukan penanganan pada
perdarahan post partum
9. Unit Terkait 9.1 KIA
9.2 Poned
10. Dokumen 10.1 Status rawat jalan
10.2 Buku KIA
Terkait
10.3 Informed Concent
11. Rekaman
Historis No. Yang Diubah Isi Perubahan Tgl. Mulai
diberlakukan
Perubahan

Anda mungkin juga menyukai