Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sumatera Utara mendapatkan urutan keempat dengan kejadian DBD tertinggi di Indonesia
dengan jumlah kasus 5327 dengan jumlah kematian 29 orang (Kemenkes RI, 2017). Virus dengue
adalah penyebab terjadinya penyakit demam berdarah dengue (DBD). Penyakit ini dapat
menyebabkan kematian karena perdarahan dan juga gangguan hemodinamika. Penyakit ini
ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dengan cara mentransmisikan virus dengue dari
penderita kepada orang sehat (Suhartini,et al., 2016).
Bawang putih (Allium sativum L) merupakan salah satu jenis tanaman yang telah banyak
dimanfaatkan baik dibidang pangan maupun kesehatan. Kandungan senyawa yang terdapat dalam
umbi bawang putih diantaranya adalah Allicin dan Sulfur Amino Acid Alliin.
Black garlic merupakan produk fermentasi dari bawang putih yang dipanaskan pada suhu
65- 80ºc dengan kelembapan 70-80% dari suhu kamar selama satu bulan (Wange et al, 2010). Black
garlic adalah bawang putih segar yang dipanaskan pada suhu tinggi selama beberapa hari sehingga
menghasilkan bawang hitam dengan rasa yang manis (Bae et al., 2014).
Next ...

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah larutan bawang putih (Allium sativum) yang telah dilakuan metode pemanasan
(Black garlic) mempunyai efek sebagai larvasida alami terhadap larva Aedes sp?
2. Apakah metode pemanasan (Black garlic) efektif menghilangkan rasa, warna dan aroma
menyengat pada bawang putih?
3. Berapakah Lethal Concentration 50% (LC50) dan Lethal Concentration 99 % (LC99)
dari larutan bawang putih yang mematikan larva Aedes sp dalam waktu 24 jam ?
4. Apakah terdapat perbedaan kematian larva Aedes sp yang bermakna pada konsentrasi
yang berbeda?
Next ...

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum


1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui efek larvasida alami larutan
bawang putih (Allium sativum) yang telah 1. Mengetahui konsentrasi dari larutan bawang
dilakuan metode pemanasan (Black garlic) putih (Allium sativum) yaitu konsentrasi 0.5
mempunyai efek sebagai larvasida terhadap %, 1%, 2%, 3%, 4%, 5%, 6%, 7%, 8%, 9%, 10%,
larva Aedes sp. 11%, 12%, 13%, 14%, dan 15% yang dapat
mematikan larva Aedes sp.
2. Untuk mengetahui metode Black garlic pada 2. Mengetahui konsentrasi yang efektif dari
bawang putih efektif menghilangkan rasa, larutan bawang putih yang mematikan larva
warna dan aroma menyengat pada bawang Aedes sp.
putih. 3. Mengetahui perbedaan kematian larva Aedes
sp pada konsentrasi yang berbeda.
Next ...

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Aspek Teoritis
Memberikan bukti ilmiah tentang larvasida alami dari
larutan bawang putih (Allium sativum) yang telah dilakukan metode
pemanasan (Black garlic) mempunyai efek terhadap larva Aedes sp.
1.4.2 Aspek Aplikatif

1. Meningkatkan pemanfaatan larutan bawang putih pemanasan Black garlic sebagai


larvasida alami pada larva Aedes sp. Dengan harapan dapat membantu untuk
menurunkan angka kejadian penyakit infeksi virus dengue yang ditransmisikan
melalui nyamuk tersebut.
2. Memberikan informasi ilmiah kepada masyarakat terkait manfaat larutan bawang
putih (Allium sativum) dengan metode pemanasan (Black garlic) yang dapat
digunakan sebagai larvasida alami terhadap Aedes.
Next ...

1.4.3 Bagi Institut Kesehatan MEDISTRA


Penelitian ini diharapkan sebagai bahan acuan pembelajaran dan bahan tambahan
referensi bacaan untuk menambah ilmu pengetahuan dalam bidang pengembangan pengetahuan
uji daya hambat ekstrak bawang putih (Allium sativum) terhadap larva Aedes aegypti dengan
metode pemanasan Black garlic untuk menghilangkan rasa, warna dan aroma menyengat pada
bawang putih.
1.4.4 Bagi Peneliti
Untuk dapat mengaplikasikan langsung yang telah di pelajarai, dan untuk menambah
informasi, pengetahuan, wawasan serta pengalaman peneliti selama melakukan penelitian.
1.4.5 Bagi Penulis
Penelitian ini berguna untuk menambah pengalaman dan menambah ilmu pengetahuan
serta memperluas wawasan tentang larvasida alami.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tujuan umum bawang putih


2.1.1 Pengertian
Menurut Octaviantie et al., (2017) bawang putih
adalah salah satu tanaman obat paling tua yang berasal dari
benua Asia. Bawang putih memiliki beragam efek positif
untuk kesehatan, antara lain bersifat antibakteri, anti virus,
anti jamur, dan antioksidan. Selain itu bawang putih juga
memiliki banyak efek positif untuk system kardiovaskuler,
antara lain menyebabkan penurunan tekanan darah,
mencegah terjadinya aterosklerosis, dan juga bersifat
antitrombotik.
Next …

2.1.2 Taksonomi Bawang Putih


Kingdom : Plantae

Division : Magnoliophyta

Class : Liliopsida

Ordo : Asparagales

Family : Alliaceae

Subfamili : Allioideae

Genus : Allium

Spesies : A.sativum
Next …

2.1.3 Sifat-sifat Botani Bawang Putih


Bawang putih termasuk tanaman semusim yang memiliki ketinggian 30-60 cm,
membentuk rumpun, dan berumbi lapis. Umbi berbentuk bulat telur warna putih dan
beraroma menyengat. Tanaman ini tumbuh baik di daerah terbuka dengan ketinggian 600
mdpl yang banyak sinar mataharinya dan berhawa sejuk. Akar bawang putih Akar yang
tumbuh pada batang pokok redumenter (tidak sempurna) berfungsi sebagai alat penghisap
makanan. Umbi bawang putih berlapis-lapis, maka bawang putih termasuk jenis tanaman
umbi lapis. Sebuah umbi yang bawang putih terdiri atas 8 – 20 siung ( anak bawang ). Antara
siung yang satu dengan siung yang lain dipisahkan oleh kulit tipis dan liat, sehingga
membentuk satu kesatuan yang rapat. Akar bawang berbentuk serabut dengan panjang
maksimum 10 cm. Potensi bawang putih sebagai antibakteri dan antijamur telah banyak
diteliti.
Next …

2.1.4 Kandungan Bawang Putih


 Bawang putih memiliki 33 komponen sulfur, beberapa enzim, 17 asam
amino dan banyak mineral, contohnya selenium.
 komponen aktif bawang putih sativumin adalah allicin, scordinine
glycoside, scormine, thiocornim, scordinine A dan B, creatinine,
methionine, homocystein, vitamin B, vitamin C, niacin, s-ade nocyl
methionine, S-S bond (benzoyl thiamine disulfide), dan organic
germanium yang masing-masing mempunyai kegunaan berbeda.
 Zat-zat kimia yang terdapat pada bawang putih adalah Allisin yang
berperan memberi aroma pada bawang putih sekaligus berperan ganda
membunuh bakteri gram positif maupun bakteri gram negatif karena
mempunyai gugus asam amino para amino benzoat, Sedangkan Scordinin
berupa senyawa kompleks thioglosida yang berfungsi sebagai antioksidan.
Next …

2.1.5 Kegunaan Bawang Putih

Tanaman bawang putih dapat menjadi salah satu pilihan alternatif pengendalian
vektor penyakit DBD secara alamiah. Sulfur amonia acid allin ini oleh Enzim Allicin
Lyase diubah menjadi Piruvic Acid, Amonia, dan Allicin Anti Mikroba. Selanjutnya
Allicin mengalami 13 perubahan menjadi Diallyl Sulphide. Senyawa Allicin dan
Diallyl Sulphide inilah yang memiliki banyak kegunaan dan berkhasiat sebagai obat.
Allicin dan turunannya juga bersifat larvasida. Kandungan allicin dan dialil sulphide
memiliki sifat bakterisida dan bakteristatik. Allicin bekerja dengan cara menggangu
sintesis membran sel parasit sehingga parasit tidak dapat berkembang lebih lanjut.
Allicin bekerja dengan merusak sulfhidril (SH) yang terdapat pada protein (bawang
putih). Diduga struktur membran sel larva terdiri dari protein dengan sulfhidril (SH).
Allicin akan merusak membran sel larva sehingga terjadi lisis.
Next …

2.2 Tinjauan Mengenai Black Garlic


2.2.1 Pengertian

Black garlic adalah produk hasil pemanasan


bawang putih yang melibatkan suhu tinggi sehingga
menghasilkan bawang putih yang hitam. Bawang
putih yang diolah menjadi black garlic akan
berwarna hitam, terasa manis dan sedikit asam,
serta tidak berbau seperti bawang putih segar (Lee
et al.,2009).
Next …

2.2.2 Kandungan Kimia Black Garlic


• Senyawa bioaktif yang terkandung didalam black
garlic diantaranya adalah SAC (S-allyl cysteine),
polyphenol dan flavonoids.

• Kandungan senyawa polifenol dalam black garlic


• Kandungan senyawa yang bersifat sebagai
meningkat sebesar 4,19 kali lipat, sedangkan
antioksidan pada black garlic diantaranya adalah S-
senyawa flavonoid mengalami peningkatan sebesar
allyl sistein (SAC), asam fenolik dan flavonoid.
4,77 kali lipat dibanding bawang putih segar.

• Jumlah SAC 14 dalam black garlic lima sampai


enam kali lebih tinggi daripada bawang putih
segar.
Next …

2.3 Tinjauan Mengenai Aedes Sp


2.3.1 Pengertian

Penyakit demam berdarah dengue (DBD)


merupakan penyakit menular yang
disebabkan oleh virus dengue dan
ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes
aegypti (Rahayu et al.,2017).
Next …

2.3.2 Taksonomi Aedes Sp


Kingdom : Animalia

Phylum : Arthropoda

Subphylum : Uniramia Kelas : Insekta

Ordo : Diptera

Subordo : Nematosera Familia : Culicidae

Sub family : Culicinae

Tribus : Culicini Genus : Aedes

Spesies : Aedes aegypti


Next …

2.3.3 Morfologi Aedes Sp


Secara morfologis nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus
sangat mirip. Dari gambar dapat dilihat bahwa skutum Aedes
aegypti berwarna hitam dengan dua strip putih sejajar di bagian
punggung (dorsal) tengah yang diapit oleh dua garis lengkung
berwarna putih. Nyamuk Betina memilki toraks yang lebih luas,
dengan panjang ± 0.08 mm dan lebar 0,35 ± 0,07 mm. adapun
pada jantan, panjangnya hanya 0,41 ± 0,06 mm dan lebar 0,29 ±
0,02 mm, nyamuk ini memiliki tiga pasang kaki dengan bagian
coxa, trochanter, femur, tibia, dan tarsal. Sementara itu, skutum
Aedes albopictus juga berwarna hitam, namun hanya berisi satu
garis putih tebal dibagian dorsalnya. ia memilki bentuk badan
yang ramping, sepasang sayap yang sempit, tiga pasang kaki, dan
belai yang panjang untuk digunakan makan.
Next …

2.3.4 Siklus Hidup Nyamuk Aedes Sp


1. Stadium Telur
telur nyamuk Aedes sp berbentuk ellips atau oval memanjang, telur pada
tempat kering bertahan sampai 6 bulan, telur larva akan menjadi jentik sekitar
1-2 hari.

2. Stadium Larva (Jentik)


Telur menetas menjadi larva instar I dalam waktu 2 hari, kemudian larva
mengalami 3 kali pergantian yaitu instar II, III dan IV.
- Pada Instar I, ukuran larva berkisar 1 mm, waktu 1-2 hari untuk menjadi
larva instar I.
- Pada Instar II, kepala dan bagian terminal lebih besar dari larva instar I, ini
membutuhkan 2-3 hari mencapai instar II.
- Pada Instar III, larva lebih besar dan panjang dari sebelumnya, ini
membutuhkan 2-3 hari.
- Pada Instar IV, terjadi pengembangan tunas imaginal dada dan akumulasi
lemak pada tubuh larva ini dibutuhkan waktu 2-3 hari.
Next ...

3. Stadium Pupa
pupa nyamuk Aedes sp mempunyai bentuk tubuh
bengkok, kepala dada (cephalothorax) lebih besar
dibandingkan dengan bagian perutnya. Tahap pupa
nyamuk aedes sp selama 2-4 hari.

4. Nyamuk Dewasa
Nyamuk dewasa yang baru muncul beristirahat diatas
permukaan air agar sayap-sayap dan badan kering
sebelum dapat terbang, nyamuk jantan muncul satu
hari sebelum nyamuk betina.
Next …

2.3.5 Bionomik Nyamuk Aedes Sp

a. Tempat Perindukan atau Berkembang Biak b. Perilaku Menghisap Darah

Tempat perkembangbiakan utama nyamuk Nyamuk betina menghisap darah manusia setiap 2-
Aedes sp adalah tempat-tempat penampungan 3 hari sekali. Nyamuk betina menghisap darah pada
air bersih di dalam atau di sekitar rumah, pagi dan sore hari dan biasanya pada jam 23 09.00-
berupa genangan air yang tertampung di suatu 10.00 dan 16.00-17.00 WIB. Untuk mendapatkan
tempat atau bejana. Nyamuk ini tidak dapat darah yang cukup, nyamuk betina sering menggigit
berkembang biak di genangan air yang lebih dari satu orang. Posisi menghisap darah
langsung berhubungan dengan tanah nyamuk Aedes sp sejajar dengan permukaan kulit
(Supartha, 2008). manusia.
Next …

c. Perilaku Istirahat
d. Penyebaran
Setelah selesai menghisap darah, Nyamuk ini tersebar luas baik di rumah-rumah maupun
nyamuk betina akan beristirahat sekitar tempat-tempat umum. Nyamuk ini dapat hidup dan
2-3 hari untuk mematangkan telurnya. berkembang biak sampai ketinggian daerah ±1.000 m dari
Nyamuk Aedes aegypti hidup domestik, permukaan air laut. Di atas ketinggian 1.000 m nyamuk ini
artinya lebih menyukai tinggal di dalam tidak dapat berkembang biak, karena pada ketinggian tersebut
rumah dari pada di luar rumah. Tempat suhu udara terlalu rendah, sehingga tidak memunginkan bagi
beristirahat yang disenangi nyamuk ini kehidupan nyamuk tersebut.
adalah tempat-tempat yang lembab dan
kurang terang. Di dalam rumah nyamuk
ini beristirahat di baju-baju yang e. Variasi Musim
digantung, kelambu, dan tirai. pada musim hujan semakin banyak tempat penampungan air
Sedangkan di luar rumah nyamuk ini alamiah yang terisi air hujan dan dapat digunakan sebagai
beristirahat pada tanaman tanaman yang tempat berkembangbiaknya nyamuk ini.
ada di luar rumah (Depkes RI, 2004).
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian eksperimental karena larva
Aedes sp mendapat perlakuan langsung dan 3.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian
dimasukkan dalam larutan ekstrak bawang
Penelitian dilaksanakan dilaboratorium
putih dengan metode pemanasan black
di Institut Kesehatan MEDISTRA.
gralic selama beberapa hari sehingga
Penelitian ini terdiri dari 2 tahap. Tahap
menghasilkan bawang hitam dengan
pertama adalah pemasangan ovitrap
berbagai konsentrasi.
pada salah satu daerah endemis DBD
yaitu kecamatan Teluk Mengkudu. Tahap
kedua yaitu penelitian dilakukan di
Laboratorium Jurusan Teknologi
Laboratorium Medik.
Next …

3.3 Populasi dan Sampel


POPULASI

Populasi penelitian ini adalah larva Aedes sp.

SAMPEL

1. Kreteria Sampel 2. BESAR SEMPEL

Ekslusi bukan
larva
Kriteria Inklusi Kriteria Ekslusi (jumlah larva perwadah)x(jumlah
Larva mati replikasi)x(jumlah perlakuan)
sebelum 20 x 2 x 16 = 640 larva
Larva Hidup Larva Bergerak diperlakukan
Aktif
Next …
1. Alat
a. Ovitrap 3.4 Instrumentasi Penelitian
b. Blender
c. Timbangan digital
d. 32 Gelas plastik ukuran 240 mL
e. Nampan plastik
2. Bahan
f. Pisau
a. Larutan bawang putih
g. Pipet ukur 10 mL
b. Aquades/Air keran
h. Pipet tetes 5 mL
c. Larva aedes sp
i. Tabung reaksi
d. Pakan makanan ikan untuk larva
j. Batang pengaduk kaca
k. Corong
l. Sendok tanduk
m. Kertas label
n. Botol 1,5 L
o. Kertas saring
p. oven
Next …

3.5 Prosedur Pengumpulan Data


Prosedur pengumpulan data merupakan salah satu langkah penting dalam
penelitian kerena berhubungan dengan data yang diperoleh selama
penelitian. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :

3.5.1 Metode Dekomentasi


Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan
menggunakan berbgai sumber tulisan yang berkenaan dengan objek
penelitian.
Next …

3.5.2 Prosedur Kerja


Pra Analitik

1. Pemasangan Ovitrap 2. Pembuatan Larutan Bawang Putih


Mengumpulkan telur nyamuk a. 100 gr bawang putih dicuci bersih.
menggunakan perangkap telur (ovitrap) b. Bawang putih dipanaskan sampai
yang dipasang masing-masing 1 buah dengan menghitam dengan suhu 70°
disetiap rumah ditempat yang berpotensi C selama 7 hari.
bertelurnya nyamuk Aedes sp didalam c. Kemudian pada hari ke 8, black
rumah dan ovitrap diluar rumah garlic dilarutkan dengan 100 ml
dipasang ditempat yang tidak terkena aquades kemudian diblander.
sinar matahari langsung dan air hujan, d. Hasil belenderan diperas dan
lama pemasangan ovitrap satu minggu disaring dengan saringan pelastik
kemudian dibawa ke lab. medik. yang sudah dilapis kain.
Next … 2. Tahap uji larvasida.
Analitik a. Penelitian dilakukan dengan metode uji
kerentanan.
1. Kolonisasi larva Aedes sp
b. Konsentrasi larutan bawang putih dalam
a. Kertas saring yang berisi telur
penelitian ini adalah 0.5%-15%
nyamuk aedes sp dimasukan
c. Larutan bawang putih diambil dengan
kedalam mampan yang berisi air.
pipet ukur dan dimasukan kedalam gelas
b. Dibiarkan selama 1-2 hari menetas
ukur.
menjadi larva.
d. Pada setiap 1 gelasnya dimasukan 20 ekor
c. Larva nyamuk yang menetas
larva.
diberikan pakan makanan ikan (Fish
e. Pengamatan dilakukan menghitung
food).
jumlah dan presentase kematian larva
pada 24 jam dan dilakukan pengulangan
sebanyak 2 kali.
Pasca Analitik f. Catat hasil bentuk presentasi jumlah
kematian larva untuk setiap konsentrasi
1. Pencatatan hasil penelitian
2. Dokumentasi hasil penelitian
3. Pelaporan hasil penelitian
3.6. Jenis Data

Data primer
Data sekunder
yakni diambil dari efektifitas larutan bawang
yaitu data dari sumber-sumber penelitian
putih (Allium sativum) yang telah dilakukan
yang relevan, baik yang diperoleh melalui
metode pemanasan black garlic selama 7 hari
buku, bahan kuliah, dan informasi-informasi
terhadap jumlah larva yang mati selama 24
yang ada kaitannya dengan penelitian ini
jam pada setiap konsentrasi larutan bawang
dijadikan sebagai landasan teoritis dalam
putih. Data yang dikumpulkan dicatat dalam
penulisan proposal.
bentuk tabel.

Pengolahan Data
Data-data yang dikumpulkan setelah 7 hari melakukan metode pemanasan Black garlic pada bawang
putih dan berupa data primer yang diperoleh dari perhitungan jumlah larva yang mati dalam 24 jam
pada masing-masing gelas perlakuan. Setelah semua data yag didapatkan dari jumlah larva Aedes sp
yang mati, selanjutnya dilakukan pengolahan data dalam bentuk tabel dan analisis data menggunakan
metode komputesisasi.
Next ...

Analisis Data

Analisis Probit
Penentuan letak konsentrasi yang
menyebabkan mortalitas pada
larva Aedes sp dilakukan dengan Analisis Uji One-way
menggunakan analisis Probit. ANOVA
Analisis probit merupakan metode Uji ini dilakukan untuk
statistik yang digunakan untuk mengetahui perbedaan
memahami hubungan dosis- jumlah kematian larva
respon dan digunakan untuk pada setiap konsentrasi
melihat estimasi besar dosis yang larutan bawang putih.
dapat mengakibatkan mortalitas
larva Aedes sp sebesar 50% (LC50)
dan 99% (LC99)
Next ...

Penyajian

Data hasil penelitian berikutnya juga di


Data hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk sajikan dalam bentuk deskripsi sehingga di
table kemudian di deskripsikan sehingga di peroleh hasil analisis efektif menghilangkan
peroleh hasil analisis efektifitas larutan bawang rasa, warna, aroma menyengat pada larutan
putih yang telah di lakukan metode pemanasan bawang putih yang telah dilakukan metode
Black garlic dalam membunuh larva Aedes sp. pemanasan black garlic.

Anda mungkin juga menyukai