Anda di halaman 1dari 8

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM

PERBANDINGAN PERTUMBUHAN Staphylococcus aureus


PADA MEDIA AGAR DARAH DOMBA DAN TRYPTICASE SOY AGAR

BIDANG KEGIATAN
PKM PENELITIAN

Diusulkan oleh:
Timothy Jordan 22010117120070 2017
Christoforus Adolf Meyer Samosir 22010118120082 2018
Hanun Nabila Putri 22010118130103 2018

UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2019
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembahasan mengenai infeksi nosokomial―infeksi yang diperoleh pasien
saat tengah menjalani rawat inap di rumah sakit―tidak dapat dilepaskan
dari bakteri Staphylococcus aureus. Bakteri tersebut bertanggung jawab
atas sebagian besar infeksi nosokomial yang terjadi di rumah sakit (Kasper
& Fauci, 2013; Bereket, et al., 2012). Sebagai contoh, berdasarkan
SENTRY Antimicrobial Surveillance Program yang dijalankan dari tahun
1997 – 2008, S. aureus menduduki peringkat pertama sebagai patogen
penyebab pneumonia (infeksi paru-paru) nosokomial terbanyak pada
berbagai rumah sakit di dunia (Jones, 2010). Ia juga merupakan penyebab
paling sering dari infeksi setelah tindakan operatif dan menduduki
peringkat kedua sebagai penyebab bakteremia primer (Kasper & Fauci,
2013). Tingginya prevalensi tersebut berkaitan dengan kemampuan S.
aureus untuk menyerang berbagai sistem organ tubuh manusia (Murray,
Rosenthal, & Pfaller, 2016).
Infeksi nosokomial meningkatkan derajat morbiditas dan
mortalitas pasien rawat inap. Ia juga menambah beban finansial pasien
dengan berbagai pemeriksaan penunjang dan terapi yang ditujukan untuk
melawan patogen yang bersangkutan (Bereket, et al., 2012).
Lebih lanjut, masalah resistensi S. aureus yang sudah merajalela
semakin memperumit keadaan. Saat ini, hanya kurang dari 10% populasi
S. aureus yang sensitif terhadap antibiotik penisilin (Murray, Rosenthal, &
Pfaller, 2016). Indonesia telah menerapkan Program Pengendalian
Resistensi terhadap Antibiotik (PPRA) sejak tahun 2005, namun
prevalensi methicillin-resistant S. aureus (MRSA) tetap saja meningkat
dari 18% pada tahun 2010 menjadi 24% pada tahun 2012, dimana ia
menduduki peringkat ketiga setelah Klebsiella pneumoniae (58%) dan
Escherechia coli (52%) (Hadi, Kuntaman, Qiptiyah, & Paraton, 2013).
Untuk menghadapi tingginya prevalensi infeksi nosokomial dan
tingkat resistensi dari S. aureus, diperlukan tingkat sensitivitas diagnosis
infeksi yang baik dengan menggunakan berbagai macam pemeriksaan
mikrobiologis. Kultur sampel dari tubuh pasien adalah salah satu caranya
(Kasper & Fauci, 2013; Murray, Rosenthal, & Pfaller, 2016; Missiakas &
Schneewind, 2013). Berbagai variasi media tersedia untuk menumbuhkan
S. aureus, namun Missiakas dan Scheewind (2013) merekomendasikan
trypticase soy agar (TSA) dan brain heart infusion agar (BHIA) sebagai
media pilihan.
Dalam penelitian ini, peneliti bermaksud untuk membandingkan
tingkat pertumbuhan bakteri S. aureus apabila ditanam di medium agar
darah domba (blood sheep agar) dan TSA. Sebelumnya, penelitian yang
membahas perbedaan tingkat pertumbuhan pada kedua media tersebut
belum dilakukan secara intensif. Hasil penelitian dapat dijadikan dasar
bagi para laboran mikrobiologi di rumah sakit dalam pemilihan medium
yang sesuai bagi pertumbuhan optimal S. aureus sehingga meningkatkan
akurasi diagnosis mikrobiologis dan kualitas penanganan pasien.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana perbandingan tingkat pertumbuhan Staphylococcus aureus
pada media agar darah domba dan TSA?

1.3 Tujuan Program


1.3.1 Tujuan Umum
Menguji perbandingan pertumbuhan S. aureus pada medium kultur
yang berbeda
1.3.2 Tujuan Khusus
1) Menghitung jumlah koloni bakteri yang terbentuk pada
medium agar darah domba
2) Menghitung jumlah koloni bakteri yang terbentuk pada
medium TSA
3) Membandingkan jumlah koloni bakteri yang terbentuk pada
medium agar darah domba dan TSA

1.4 Luaran Program


Luaran yang diharapkan dari program ini adalah artikel ilmiah tentang
perbandingan tingkat pertumbuhan S. aureus pada medium agar darah
domba dengan medium TSA

1.5 Manfaat Program


a. Bidang akademik
Memberikan pengetahuan baru mengenai perbandingan pertumbuhan
S. aureus pada medium agar darah domba dan TSA
b. Bidang pelayanan kesehatan
Memberikan pengetahuan kepada petugas kesehatan mengenai
medium yang lebih sesuai untuk menumbuhkan S. aureus secara
optimal
c. Bidang pengembangan penelitian
Memberikan data dan masukan bagi penelitian selanjutnya mengenai
perbandingan pertumbuhan S. aureus pada medium agar darah domba
dan TSA
1.6 Urgensi Penelitian
Penelitian mengenai perbandingan pertumbuhan S. aureus pada medium
agar darah domba dengan TSA belum dilakukan secara intensif. Peneliti
berharap hasil penelitian dapat memberikan pertimbangan baru mengenai
pemilihan medium yang sesuai bagi pertumbuhan optimal S. aureus.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bakteriologi
Biodata Anggota I

A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Christoforus Adolf Meyer Samosir
2 Jenis Kelamin L
3 Program Studi Kedokteran umum
4 NIM
5 Tempat dan Tanggal
Lahir
6 E-mail
7 Nomor Telepon/ HP

B. Kegiatan Kemahasiswaan yang Sedang/Pernah Diikuti


No Jenis Kegiatan Status Kegiatan Waktu dan Tempat

C. Penghargaan (10 tahun terakhir)


No Jenis Penghargaan Instritusi Pemberi Tahun
Penghargaan
1
2
3
4
5
Biodata Anggota II

A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Hanun Nabila Putri
2 Jenis Kelamin P
3 Program Studi Kedokteran umum
4 NIM 220110118130103
5 Tempat dan Tanggal Surabaya, 17 September 1999
Lahir
6 E-mail hanun.nabilaa@gmail.com
7 Nomor Telepon/ HP 087851129535

B. Kegiatan Kemahasiswaan yang Sedang/Pernah Diikuti


No Jenis Kegiatan Status Kegiatan Waktu dan Tempat
1 Maladica Sedang diikuti 2018 ; FK UNDIP
2 AMSA Sedang diikuti 2018 ; FK UNDIP

C. Penghargaan (10 tahun terakhir)


No Jenis Penghargaan Instritusi Pemberi Tahun
Penghargaan
1 Juara II OSN Biologi SMAN 15 Surabaya 2015
2
3
4
5

Anda mungkin juga menyukai