Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Ilmiah Keperawatan IMELDA Vol. 4, No.

2, September 2018

Penelitian
GAMBARAN STATUS GIZI TERHADAP KEJADIAN TB PARU
DI RUMAH SAKIT IMELDA MEDAN TAHUN 2018
1.
Sarmaida Siregar; 2. Vita Sari Tampubolon

1.
Dosen Prodi D-III Keperawatan STIKes Imelda, Jalan Bilal Nomor 52 Meda
; 2.Alumni STIkesSImelda

E-mail: 1. Sarmaidabahtiar.123@gmail.com

ABSTRAK

Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TBC (Mycobacterium
tuberculosis). Salah satu faktor yang mempengaruhi terjangkitnya penyakit tuberkulosis paru adalah
status gizi. Status gizi yang yang buruk akan meningkatkan risiko penyakit tuberkulosis paru.
Sebaliknya, tuberkulosis paru berkontribusi menyebabkan status gizi buruk karena proses perjalanan
penyakit yang mempengaruhi daya tahan tubuh. Hal ini yang menjadi salah satu alasan utama peneliti
untuk mengetahui gambaran status gizi terhadap kejadian TB Paru di Rumah Sakit Umum Imelda
Pekerja Indonesia Medan .
Jenis penelitian adalah deskriptif yang dilaksanakan di Rumah Sakit Imelda dan bertujuan untuk
mengetahui gambaran Status Gizi terjadap kejadian TBParu di Rumah Sakit Imelda Medan.
Pengambilan sampel menggunakan teknik non probability sampling jenis purposive sampling yang
memenuhi kriteria inklusi sebanyak 45 orang. Hasil penelitian menunjukan status 5gizi pada pnderita TB
Paru dengan kriteria kurang tingkat berat sebanyak 17 responden (37,78%), dengan kriteria kurang
tingkat ringan sebanyak 9 responden (20%), dengan kriteria normal sebanyak 19 responden (42,22%),
sedangkan tidak ditemukan responden dengan kriteria lebih tingkat ringan.
Hasil dari penelitian ini diharapkan kepada perawat di Rumah sakit Imelda Medan untuk melakukan
upaya penyuluhan atau pemberian informasi mengenai cara pencegahan, penularan, tanda, gejala
tuberkulosis paru, dan hal-hal yang dapat menghambat penyembuhannya seperti merokok baik kepada
penderita maupun kepada orang-orang yang berada di sekitar penderita sehingga penularannya dapat
dicegah.

Kata Kunci: Status gizi, Penyakit TB Paru

PENDAHULUAN Menurut Mahdiana (2010) infeksi


tuberkulosis masih menjadi masalah
Tuberkulosis adalah penyakit kesehatan bagi masyarakat Indonesia
menular langsung yang disebabkan oleh dengan lokasi infeksi primernya pada
kuman TBC (Mycobacterium organ paru, namun tidak selamanya
tuberculosis) (Kemenkes RI, 2013). organ tubuh yang diserang oleh basil
Tuberkulosis merupakan infeksi bakteri tuberkel ini adalah paru-paru, tetapi
kronik yang disebabkan oleh dapat pula terjadi pada sendi atau tulang,
Mycobacterium tuberculosis dan ginjal, usus, rahim, dan getah bening
ditandai oleh pembentukan granuloma (leher) yang dapat berdampak pada
pada jaringan yang terinfeksi dan oleh kematian (mortalitas). Terjangkitnya
hipersensifitas yang diperantarai sel infeksi tuberkulosis ini ditandai dengan
(cellmediated hypersensitivity) (Wahid hasil pemeriksaan sputum Basil Tahan
dan Suprapto, 2014). Asam (BTA) positif dengan
481
Jurnal Ilmiah Keperawatan IMELDA Vol. 4, No. 2, September 2018

mengumpulkan tiga spesimen dahak 50/100.000, Pakpak Barat sebesar


yaitu Sewaktu-Pagi-Sewaktu (SPS) dan 67/100.000 dan Gunung Sitoli sebesar
foto toraks. Selain itu pemeriksaan 68/100.000 .
sputum juga bertujuan untuk Berdasarkan data rekam medik
menentukan tingkat penularan infeksinya Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja
(Ben-Salma, dkk., 2009). Indonesia Medan (RSU IPI) Medan,
Menurut laporan global tuberkulosis pada tahun 2017 penderita TB Paru
WHO ( World Health Organitation ), sebesar 120 Orang sedangkan pada tahun
tahun 2015 diperkirakan ada 9,6 juta 2018, yaitu dari bulan Januari- Mei
kasus baru TB di dunia dan 1,5 juta sebesar 76 Orang .
orang meninggal karena TB pada tahun Salah satu faktor yang
2014. Asia Tenggara dan Pasifik Barat mempengaruhi terjangkitnya penyakit
menyumbang 58% dari kasus TB di tuberkulosis paru adalah status gizi.
dunia pada tahun 2014. Prevalensi TB di Status gizi adalah cerminan ukuran
Indonesia dan negara negara terpenuhi kebutuhan gizi. Status gizi
berkembang lainnya cukup tinggi. secara parsial dapat di ukur dengan
Indonesia menempati posisi tiga besar antopometri (pengukuran bagian tertentu
negara dengan jumlah kasus tuberkulosis dari tubuh) atau biokimia atau secara
terbanyak bersama India dan Cina. klins (Sandjaya,2009). Selain itu status
Berdasarkan profil data kesehatan gizi dapat diartikan sebagai ekspresi dari
Indonesia terkait TBC,sesuai data WHO keadaan keseimbangan dalam bentuk
Global Tuberkulosis report 2016, variabel tertentu, atau perwujudan dari
Indonesia menempati posisi kedua nutriture dalam bentuk variabel tertentu
dengan beban tertinggi di dunia. Jumlah (Supraisa,2013).
kasus baru TB paru BTA positif di Faktor yang Mempengaruhi Status
seluruh provinsi di Indonesia sebanyak Gizi remaja menurut Dewi dkk (2013)
176.677 kasus. Menurut profil yaitu :Faktor Keturunan, Faktor Gaya
Kesehatan Kemenkes RI tahun 2016, Hidup, Faktor Lingkungan seperti
Jawa Barat adalah provinsi dengan kebiasaan minum-minuman beralkhol
jumlah total kasus TBC terbanyak pada dapat menimbulkan gangguan pada hati
tahun 2016, yaitu 52.328 orang dengan (hepamotologi bahkan sirosis),
rincian 29.429 laki-laki dan 22.899 kebiasaan merokok dapat menimbulkan
perempuan. Kemudian disusul oleh Jawa ISPA kronis bahkan TB paru atau
Timur (45.239), Jawa Tengah (28.842). kanker paru, kebiasan begadang tiap
Sedangkan di Provinsi Sumatra Utara malam dapat menyebabkan daya tahan
sebanyak 156.408 kasus. tubuh menjadi menurun sehingga mudah
Sedangkan menurut jenis kelamin, terserang infeksi.
tertinggi terjadi pada laki-laki sebanyak Pasien TB paru seringkali
2.308 kasus dan perempuan hanya 1.256 mengalami penurunan status gizi,
kasus. Menurut profile kesehatan bahkan dapat menjadi malnutrisi bila
Provinsi Sumatra Utara pada tahun tidak diimbangi dengan diet yang tepat.
2016,CNR ( Cross Notification Rate ) Beberapa faktor yang berhubungan
(kasus baru) TB Paru BTA (+) di dengan status gizi pada pasien TB paru
sumatra utara mencapai 105,02/ 100.000 adalah tingkat kecukupan energi dan
penduduk. Pencapain Kab/Kota,3(tiga) protein, perilaku pasien terhadap
tertinggi adalah kota medan sebesar makanan dan kesehatan, lama menderita
3.006/100.000, Kab.Deli serdang sebesar TB paru, serta pendapatan perkapita
2.184/100.000 dan Simalungun sebesar pasien. Infeksi TB mengakibatkan
962/100.000). sedand 3(3) Kab/Kota penurunan asupan dan malabsorpsi
terendah adalah Kab.Nias Barat nutrien serta perubahan metabolisme
482
Jurnal Ilmiah Keperawatan IMELDA Vol. 4, No. 2, September 2018

tubuh sehingga terjadi proses penurunan kejadian TB Paru. Pelayanan keseha


massa otot dan lemak (wasting) sebagai tan.
manifestasi malnutrisi energi protein.
Hubungan antara infeksi TB dengan METODE
status gizi sangat erat, terbukti pada
suatu penelitian yang menunjukkan Jenis Penelitian
bahwa infeksi TB menyebabkan Metode penelitian deskriptif adalah
suatu metode penelitian yang dilakukan
peningkatan penggunaan energi saat
dengan tujuan untuk membuat gambaran
istirahat resting energy expenditure
atau deskriptif tentang suatu keadaan secara
(REE). Peningkatan ini mencapai 1030% objektif
dari kebutuhan normal.(Elsa Puspita,
2016). Waktu Penelitian
Berdasarkan latar belakang diatas Penelitian dilakukan pada bulan
penulis tertarik untuk meneliti tentang : Februari sampai Juli 2018.
³*DPEDUDQ 6WDWXV *L]L WHUKDGDS
kejadian TB Paru di Rumah Sakit Tempat Penelitian
Umum Imelda Pekerja Indonesia (RSU Penelitan dilakukan di RSU Imelda
,3, 0HGDQ´ Medan

Perumusan Masalah Populasi


Populasi pada penelitian ini adalah
Berdasarkan latar belakang yang
seluruh pasien yang dirawat di Rumah Sakit
telah dikemukakan, maka yang menjadi
Umum Imelda berjumlah 76 orang
rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah bagaimana Gambaran Status Gizi Sampel dan Teknik Sampling
terhadap kejadian TB Paru di Rumah Dengan menggunakan rumus sloven
Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia maka sampel diperoleh sebanyak 45 orang.
(RSU IPI) Medan.
Instrumen Penelitian
Tujuan Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan
Mendeskripsikan Status Gizi dalam penelitian ini yaitu dengan
terhadap kejadian TB Paru di Rumah menggunakan kuesioner.
Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia
(RSU IPI) Medan. Sumber Data
Adapun sumber data yang digunakan yaitu:
Manfaat Penelitian 1. Data primer
Data yang diperoleh sendiri oleh
Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit
peneliti dari hasil pengukuran,
Umum Imelda Pekerja Indonesia (RSU
pengamatan, survey, dan lain-lain.
IPI) Meningkatkan wawasan perawat 2. Data Sekunder
tentang status gizi terhadap terhadap Data yang diperoleh sendiri oleh
kejadian TB Paru. peneliti dari hasil pengukuran,
1. Bagi Institusi Pendidikan pengamatan, survey dan lain-lain.
Keperawatan Diharapkan dapat Data yang diperoleh sendir
menambah khasanah pengetahuan 3. Data sekunder
kepada Stikes Imelda Gambaran Data yang diperoleh dari pihak lain,
Status Gizi terhadap kejadian TB badan/instansi yang secara rutin
Paru di Rumah Sakit Umum Imelda mengumpulkan data.
Pekerja Indonesia (RSU IPI) Medan.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan dapat menjadi tambahan
referensi tentang status gizi terhadap

483
Jurnal Ilmiah Keperawatan IMELDA Vol. 4, No. 2, September 2018

HASIL Berdasarkan tabel di atas, dapat


dilihat bahwa distribusi status gizi
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Identitas responden berdasarkan pengetahuan
Responden Berdasarkan Umur , Jenis tentang tuberkulosi mayoritas responden
kelamin, Tingkat pendidikan pasien berpengetahuan baik 33 0rang ( 73,34%)
terhadap kejadian TB Paru (n=45) dan minoritas berpengetahuan kurang
Data berjumlah 2 orang (4,44%)
No f Persentase
Demografi
1 -< 40 tahun 14 31,1%
PEMBAHASAN
2 -40-49 9 20,0%
3 -> 50 tahun 22 48,9% Berdasarkan hasil penelitian tentang
Gambaran Status Gizi Terhadap
Total 45 100% Kejadian TB Paru di Rumah Sakit
No Pendidikan f Persentase Umum Imelda Pekerja Indonesia (RSU
terakhir
1 SMP 10 22,2
IPI) Medan Tahun 2018 dengan jumlah
2 SMA 30 66,7 sampel 45 Orang yang TB Paru dapat
3 D-III 5 11,1 dijelaskan sebagai berikut :
Total 45 100
No Jenis f Persentase Berdasarkan Pengetahuan
Kelamin Berdasarkan hasil penelitian
1 Perempuan 15 60.0
2 Laki-laki 30 40,0
diketahui bahwa 45 Orang yang
Total 45 100 menderita TB Paru mempunyai
pengetahuan tentang TB Paru pada Usia
Tabel 2.Distribusi Status Gizi pada yang berbeda di Rumah Sakit Umum
penderita Tuberkulosis di Rumah Sakit Imelda Pekerja Indonesia (RSU IPI)
Imelda Medan Tahun 2018, mayoritas
No Status Gizi n % responden berpengetahuan baik
1 Kurang tingkat 17 37,78 % sebanyak (73,34 %) dan minoritas
berat berpengetahuan cukup sebanyak (22,22
2 Kurang tingkat 9 20 % %).
ringan Pengetahuan merupakan hasil dari
3 Normal 19 42,22 % ³WDKX´ GDQ LQL WHUMDGL VHWHODK RUDQJ
4 Lebih tingkat - melakukan penginderaan terhadap suatu
ringan objek tertentu. Penginderaan terjadi
Jumlah 45 100 % melalui panca indra manusia, yaitu indra
Berdasarkan tabel di atas, dapat penglihatan, pendengaran, penciuman,
dilihat bahwa status gizi responden rasa dan raba, sebagian besar
sebagian besar termasuk kategori normal pengetahuan manusia di peroleh melalui
sebesar 19 Orang walaupun masih mata dan telinga. (Notoatmodjo, 2007).
banyak juga responden yang berstatus Menurut asumsi peneliti, dari hasil
gizi kurang tingkat berat sebesar 17 penelitian yang telah di lakukan terlihat
Orang. bahwa tingkat pengetahuan 45 Orang
yang menderita TB Paru mayoritas
Tabel 3. Distribusi Status Gizi berdasarkan
pengetahuan tentang Tuberkulosis di Rumah
berpengetahuan baik. Hal ini
Sakit Imelda dikarenakan responden TB Paru
Kriteria Pengetahuan Jumlah Persenta mayoritas tamamatan SMA, sehingga
TB Paru (orang) se (%) lebih besar peluang responden untuk
Baik 10 Orang 22,2 % mengetahui tentang TB Paru melelui
Cukup 33 Orang 73,34 % media cetak.
Kurang 2 Orang 4,44 %
Total 45 Orang 100 %
484
Jurnal Ilmiah Keperawatan IMELDA Vol. 4, No. 2, September 2018

Berdasarkan Umur rmal sebesar 42,22% dan minoritas


Berdasarkan hasil penelitian Tingkat berstatus gizi kurang tingkat ringan
Pengetahuan responden Tentang Status sebesar 20%.
Gizi terhadap kejadian TB Paru di 2. Pengetahuan penderita tuberculosis
Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja paru mengenai penyakitnya mayorit
Indonesia (RSU IPI) Medan Tahun as berpengetahuan cukup (73,4%)
2018. Menunjukkan responden dan minorita berpengetahuan kurang
mayoritas Umur >50 Tahun (48,9%), sebesar (4,44%).
sedangkan minoritas Umur 40- 49 Tahun
(20 %). SARAN
Umur adalah lamanya hidup yang
dihitung sejak lahir, umur merupakan 1. Diharapkan bagi pemegang program
periodeterhadap kehidupan yang baru. tuberculosis paru di Rumah Sakit
Semakin bertambah umur seseorang Imelda untuk melakukan upaya pen
maka semakin banyak pula pengetahuan yuluhan atau pemberian informasi m
yang di miliki. engenai cara pencegahan, penularan,
Peneliti beramsumsi bahwa dengan tanda dan gejala tuberculosis dan
umur dapat mempengaruhi pengetahuan hal hal yang dapat menghambat pen
seseorang semakin bertambahnya umur yembuhannya
seseorang maka semakin banyak pula 2. Bagi penderita tuberkulosis di
pengalaman dan semakin banyak orang Rumah Sakit Imelda Medan diharap
membaca semakin tinggi pula kan untuk memperhatikan makanan
pengetahuan. yang dikonsumsi, terutama makanan
Berdasarkan hasil penelitian sumber protein tinggi
menunjukkan bahwa pengetahuan
Responden tentang Status Gizi Terhadap DAFTAR PUSTAKA
Kejadian TB Paru, mayoritas responden
berpendidikan SMA sebanyak (66,7 %) Achmadi.(2008). Journal Tuberculosis
dan minoritas respnden berpendidikan and Nutrition. 2009: vol 26 (1).
D-III sebanyak 5 orang (11,1%). Damayani. (2013). Buku Pintar Panduan
Bimbingan KONSELING. Yogyaka
Berdasarkan Pendidikan rtaa: Araska.
Pendidikan pada hakikatnya adalah Elsa Puspita. (2016). Prinsip dasar Ilmu
suatu proses pengubahan sikap atau Gizi. Gramedia Pustaka Utama:
tingkah laku seseorang atau kelomok, Jakarta.
juda usaha untuk mendewasakan mnusia Hamdi.(2014). Metode Penelitian Kuanti
melalui upaya pengajaran dan di mana tatif Aplikasi dalam penelitian.
semakin tingginya pendidikan manusia Yogyakarta: Deepublisher.
maka akan semakin berkualitas dan Hastono, Sutanto. (2007). Analisa Data
mudah dalam penafsiran dan Kesehatan. Jakarta: Universitas
mengaplikasikan sesuai dengan panca Indonesia.
indera. Irianto. (2014). Pengantar Pangan dan
Gizi, Jakarta: Penebar Swadaya.
KESIMPULAN Losief et al. (2008). Global
Tuberculosis. Report 2007. Geneva ,
Berdasarkan hasil penelitian yang Switzerland.
telah dilakukan, maka diperoleh kesimpu Mahdiana. (2010). Mengenal, mencegah
lan sebagai berikut: dan mengobati penularan penyakit
1. Penderita Tuberkulosis paru diruma dari infeksi. Yogyakarta: Citra
h sakit Imelda mayoritas kategori no Pustaka.
485
Jurnal Ilmiah Keperawatan IMELDA Vol. 4, No. 2, September 2018

Notoatmodjo, S., 2007. Domain Perilaku Sandjaya. (2009). PEngantar Ilmu Gizi.
. Dalam : Promosi Kesehatan dan Banding: ALFABETA.
Dalam: Pendidikan dan Perilaku Saryono.(2009). Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Kesehatan penuntun praktis pemula.
Notoatmodjo, Soekidjo, 2012. Konsep Jogjakarta: Mitra Cendikia Pres.
Perilaku dan Perilaku Kesehatan. Setiadi. (2008). Konsep dan Penulisan
Riduwan. 2013. Skala Pengukuran Riset Keperawatan. Yogyakarta:
Variabel-Variabel Penelitian. Graha Ilmu.
Bandung: Alfabeta. Varney. (2008). Status Nutrisi berperan
Ruslianti. (2013). Gizi Terapan. dalam kejadian tuberculosis.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya Yogyakarya: Mitra Medika Pres.

486

Anda mungkin juga menyukai