Anda di halaman 1dari 4

IMUNOLOGI II

Laporan Praktikum Pemeriksaan Widal


Dosen Pengampu Mata Kuliah
Siti Nur Fauziah, S.ST., M. K. M.

Disusun Oleh:
Bella Ayu Wandira

D-IV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


POLITEKNIK KESEHATAN GENESIS MEDICARE
2023
1. Judul Pengamatan : Pemeriksaan Widal
2. Waktu Pengamatan : 16.30 WIB
3. Tujuan Pengamatan :
Untuk mendeteksi penyakit tifus atau demam tifoid.
4. Landasan Teori :
Demam tifoid disebut juga dengan typus abdominalis atau tifoid fever.
Demam tifoid ada;ah penyakit akut yang biasanya terdapat pada saluran pencernaan
(usus halus) dengan gejala demam 1 minggu atau lebih disertai gangguan pada saluran
pencernaan dan dengan atau tanpa gangguan kesadaran(Rahayu et al., 2021). Demam
tifoid merupakan penyakit infeksi akut sistemik yang disebabkan oleh Salmonella
typhi yang sering di jumpai secara luas di berbagai negara berkembang terutama di
daerah tropis dan subtropic (Cerqueira et al., 2019). Penularan demam tifoid melauli
fecal dan oral yang masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan dan minumam
yang terkontaminasi (Husada et al., n.d.),
Kasus demam tifoid di Indonesia dilaporkan dalam surveileans tifoid dan
paratifoid. Demam tifoid menurut karakteristik responden tersebar menrata menurut
umur, tetapi prevalensi demam tifoid ditemukan pada umur 5-14 tahun (1,9%) dan
paling rendah pada bayi (0,8%). Demam tifoid disebabkan oleh infeksi bakteri gram
negative yang memiliki flagel, berkapsul dan bersifat fakultatif anaerob dengan
karakteristik antigen O, H dan Vi (Rahayu et al., 2021).
Uji widal merupakan suatu pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi ada
tidaknya antibody penderita tersangka terhadap antigen Salmonella typhi yaitu
antibody terhadap antigen O (tubuh kuman), antigen H (flagel kuman), antigen Vi
(kapsul kuman). Dari ketiga antibody ini, hanya antibody terhadap antigen O dan H
yang mempunyai nilai diagnostic demam tipoid. Uji widal merupakan uji aglutinasi
menggunakan suspense bakteri Salmonella typhi dan Salmonell paratyphi sebagai
antigen untuk mendeteksi antibody salmonella di dalam serum penderita. Besar titer
antibody uji widal memiliki kriteria interpretative bila didapatkan titer O 1/320 jika
positif maka sudah menandakan pasien demam tifoid. (Rahayu et al., 2021).
5. Alat dan Bahan
a. Spuit
b. Torniquet
c. Tabung edta
d. Reagen O, AO, BO, CO dan H, AH, BH, CH
e. Batang pengaduk
f. Slide putih
g. Mikropipet
h. Yellow tip
i. Tisu
6. Prosedur kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Pasang torniquet diatas siku, lakukan perabaan untuk mengetahui posisi vena.
3. Bersihkan dengan alcohol swab
4. Tusukan spuit pada vena dan ambil darah sesuai kebutuhan.
5. Darah dimasukan ke dalam tabung edta.
6. Darah disentrifus selama 2 menit .
7. Serum diambil 20μL ke dalam slide putih sesuai dengan lubangnya.
8. Teteskan O, AO, BO, CO dan H, AH, BH, CH pada lubang masing-masing.
9. Homogenkan dengan batang pengaduk.
10. Baca hasil.
7. Hasil Pengamatan (gambar & keterangan)

8. Pembahasan
Di negara-negara maju seperti di Eropa tidak ditemukan informasi yang
memadai tentang program pengendalian tifoid. Di Indonesia, kegiatan pengendalian
belum dapat dilaksanakan secara optimal, karena belum di dukung dengan pendanaan
yang memadai. Di Indonesia, maslaah rumit yang sering timbul adalah masalah karier
atau relaps dan resistensi. Penyakit ini daoat semuh sempurnam tetapi jika tidak
ditangani dengan baik maka menyebabkan seseorang menjadi karier atau relaps dan
resistensi serta menimbulkan komplikasi (Elisabeth Purba et al., 2016). Ada banyak
factor yang dapat mempengaruhi hasil titer uji widal sehingga mempersulit
intrepretasi hasil, dibutuhkan informasi yang lebih detail tentang riwayat medis,
riwayat bepergian dan riwayat vaksinasi pasien. Selain itu, rendahnya nilai spesitivitas
dan spesifitas uji widal menjadikan uji ini harus dikombinasikan dengan gejala klinis
dan biaskan kuman untuk dapat mendiagnosis demam tifoid. Uji widal yang positif
akan memperkuat dugaan pada tersangka demam tifoid dengan melihat kadar titernya
kemungkinan dapat mengetahui kemungkinan demam tifoid masuk dalam derajat
yang mana (Rahayu et al., 2021).
9. Kesimpulan
Dari praktikum ini dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan widal menggunakan
serum sebagai sampel bereaksi dengan reagen O, AO, BO, CO dan H, AH, BH, CH
dinyatakan sampel pada lubang O terjadi aglutinasi 1/80 dan pada lubang yang lain
tidak terjadi aglutinasi/negative.
10. Daftar Pustaka

Cerqueira, M. A. B., Mahartini, N. N., & Yasa, I. W. P. S. (2019). Pemeriksaan widal untuk mendiagnosis
Salmonella typhi di Puskesmas Denpasar Timur 1. Intisari Sains Medis, 10(3).
https://doi.org/10.15562/ism.v10i3.453

Elisabeth Purba, I., Wandra, T., Nugrahini, N., Nawawi, S., Nyoman Kandun, dan, Jenderal Pengendalian
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, D., Kesehatan, K. R., Dokter Indonesia, I., Epidemiology
Training Program, F., & Penulis, K. (2016). Program Pengendalian Demam Tifoid di Indonesia:
tantangan dan peluang Typhoid Fever Control Program in Indonesia: Challenges and Opportunities.

Husada, S., Mustofa, F. L., Rafie, R., & Salsabilla, G. (n.d.). Karakteristik Pasien Demam Tifoid pada Anak
dan Remaja diRumah Sakit Pertamina Bintang Amin Lampung.
https://doi.org/10.35816/jiskh.v10i2.372

Rahayu, A., Krisdianilo, V., Hutabarat, S., Siregar, adah, & Ade Rizky, V. (2021). EVALUASI HASIL TITER PADA
PEMERIKSAAN WIDAL BERDASARKAN LAMA DEMAM DI RUMAH SAKIT GRANDMED LUBUK PAKAM
EVALUATION OF TITER RESULTS ON WIDAL EXAMINATION BASED ON THE DURATION OF FEVER IN
HOSPITAL GRANDMED LUBUK PAKAM (Vol. 4, Issue 2).
http://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JFM=============================================
===============================================

Anda mungkin juga menyukai