Anda di halaman 1dari 17

Laboratorium Kepanitraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam

Program Studi Profesi Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Halu Oleo
2021

Bimbingan

Demam Tifoid
Fanny Fauziah
K1B121058
Pembimbing: dr. Rani Silondae, Sp.PD
Pendahuluan
Atau dikenal juga sebagai :
Typhus Abdominalis
Febris Typhoidea
Typhoid Fever

Enteric Fever
Merupakan suatu enyakit sistemik yang ditandai dengan demam dan nyeri
perut akibat dari infeksi bakteri Salmonella typhi dan Salmonella paratyphii
di usus halus
Epidemiologi
(1) Insidens bervariasi dari < 10 s/d > 1000 kasus/100
ribu populasi

(2) Kasus demam tifoid didapatkan paling tinggi


terutama di negara Asia Selatan dan Afrika

(3) CDC  estimasi DT di dunia ± 22 juta kasus/thn

(4) Di Asia 900/100.000/tahun

(5) Di Indonesia (daerah endemis) usia 3-19 thn (91%)

(6) Population base study Asia & India insidens tertinggi


< 5 tahun.

Namun demam tifoid juga dapat ditemukan di negara maju dari para pelancong dengan riwayat
bepergian ke daerah endemik demam tifoid. Demam tifoid termasuk penyakit endemik di Indonesia,
terutama pada daerah-daerah padat penduduk dan kumuh.

Ardiara, M. 2019. Epidemiologi, Manifestasi Klinik dan Penatalaksanaan Demam Tifoid. JNH: 7(2). 34-38
Cont...
• Manusia terinfeksi S.typhi dpt mengeluarkan bakteri melalui :
• Cairan sal. Napas
• Urine
• Feses
• S.typhi diluar tubuh manusia dpt hidup bbrp minggu
• Dalam air, Es
• Debu/kotoran kering/pakaian
• S.typhi hidup < 1 mgg pd :
• Row sewage
• Mudah mati dgn klorinasi & pasteurisasi (63 0 C)
• Penularan sebagian besar melalui :
• Makanan/minuman (melalui oral fekal, jalur orofekal)
• Trnsplasental/saat proses persalinan  ibu hamil ke bayinya

Bhandari, J., Thada, P.K., DeVos, E. 2021. Typhoid Fever. From: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK557513/
Etiologi
 Salmonella typhi (S. typhi) 90% dan Salmonella paratyphi (S.
paratyphi A, B dan C) 10%

Salmonella typhi berbentuk batang, gram negatif, mempunya flagella


dan dapat hidup di dalam air, sampah dan debu. Dapat mati dengan
pemanasan suhu 60o selama 15-20 menit

S.Typhi mempunyai 3 macam antigen, yaitu


 Antigen O (Antigen somatik)  terletak pada lapisan luar dari tubuh
kuman
 Antigen H (Antigen flagella)  terletak di flagella, fibriae atau pili
dari kuman
 Antigen Vi  terletak pada kapsul (evelope)

Bhandari, J., Thada, P.K., DeVos, E. 2021. Typhoid Fever. From: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK557513/
Patogenesis

House, D. et al. 2001. Typhoid fever: pathogenesis and disease. 1(14): 573-578
Gambaran Klinik
Masa tunas : 5 – 40 hari (rata-rata 10 – 14 hari)

Demam
Ggn sal. cerna
Ggn kesadaran

1. Demam :
Mgg I : meningkat, berangsur
Mgg II : merata
Mgg III : menurun, berangsur
Setiap hari, sore & malam lebih tinggi
Febris remitten
2 – 3 mgg  lisis

Alwi, I., Salim, S., Hidayat, R. 2015. Penatalaksaan Di Bidang Ilmu Penyakit Dalam: Panduan Praktik Klinis. Interna
Publishing
...continue
2. Gangguan saluran cerna

Foetor ex ore
Bibir  kering, terkelupas, pecah-pecah
Lidah kotor (Coated tongue)
Anorexia
Mual
Muntah
Meteorismus
Konstipasi / Diare
Hepatomegali / Splenomegali

Alwi, I., Salim, S., Hidayat, R. 2015. Penatalaksaan Di Bidang Ilmu Penyakit Dalam: Panduan Praktik Klinis. Interna
Publishing
Cont..

3. Gangguan kesadaran :

Apati , Somnolen, Delierium, Koma

Gejala lain :

Kulit & rambut kering

Bradikardi relatif  jarang

Roseola (rose spot)

Lesu, pusing & sakit kepala


Alwi, I., Salim, S., Hidayat, R. 2015. Penatalaksaan Di Bidang Ilmu Penyakit Dalam: Panduan Praktik Klinis. Interna
Publishing
Pemeriksaan Penunjang
1. Darah Tepi :
Anemia ringan
Lekosit = normal, turun atau naik
Trombosit = normal
2. Bakteriologik :
Kultur
 Darah  mgg II
 Tinja  mgg III/V
 Urine  mgg IV

Alwi, I., Salim, S., Hidayat, R. 2015. Penatalaksaan Di Bidang Ilmu Penyakit Dalam: Panduan Praktik Klinis. Interna
Publishing
Pemeriksaan Penunjang (2)

 3. Serologik

Widal test

Immunoblotting (Typhi-dot)

IgG of outher cells membrane

Tubex
 4. PCR (Polymerase Chain Reaction)
Alwi, I., Salim, S., Hidayat, R. 2015. Penatalaksaan Di Bidang Ilmu Penyakit Dalam: Panduan Praktik Klinis. Interna
Publishing
Diagnosis
 Diagnosis demam tifoid dapat ditegakkan apabila:
1. Klinis :
Demam tiap hari > 1 mgg
Sore & malam > tinggi
Kesan Tifosa / status Tifosa
 Kesadaran menurun
 Rambut & kulit kering
 Bibir kering, pecah-pecah
 Lidah kotor, muka pucat
2. Laboratorium :
Biakan darah (+)
Tes Serologik
PCR
Alwi, I., Salim, S., Hidayat, R. 2015. Penatalaksaan Di Bidang Ilmu Penyakit Dalam: Panduan Praktik Klinis. Interna
Publishing
Penatalaksanaan
1. Non farmakologi
a. Istirahat dan perawatan
 Tirah baring dengan perawatan sepenuhnya di tempat seperti
makan, minum, mandi, buang air kecil dan besar akan membantu
dan mempercepat masa penyembuhan
 Menjaga kebersihan tempat tidur, pakaian, perlengkapan yang
dipakai
 Posisi pasien perlu diawasi untuk mencegah dekubitus dan
pneumonia serta hygine perlu dijaga
b. Diet dan terapi penunjang
 Beberapa penelitian menunjukan pemberian makan pada dini
yaitu nasi dengan lauk pauk rendah selulosa dapat diberikan
dengan aman pada pasien demam tifoid

Alwi, I., Salim, S., Hidayat, R. 2015. Penatalaksaan Di Bidang Ilmu Penyakit Dalam: Panduan Praktik Klinis. Interna
Publishing
2. Farmakologi
a. Kloramfenikol
Dosis yang diberikan 4 x 500mg/hari dapat diberikan P.O atau IV
b. Tiamfenikol
Dosis yang diberikan 4 x 500 mg. Demam rata-rata akan menurun pada hari ke-5 sampai ke-6
c. Kotrimoksazol
Dosis 2 x 2 diberikan selama 2 minggu
d. Ampisilin dan amoksisilin
Dosis yang dianjurkan adaah antara 50-150 mg/kgBB digunakan selama 2 minggu
e. Sefalosoporin generasi ke tiga
Seftriakson terbukti efektif. Dianjurkan antara 3-4g dalam dekstrosa 100cc diberikan selama ½ jam
perinfus sekali sehari diberikan minggu 5 hari
f. Golongan fluorokuionolon
a. Norfloksasin dosis 2 x 400 mg/hari selama 14 hari
b. Siprofloksasin dosis 2 x 500 mg/hari selama 6 hari
c. Ofloksasin dosis 2 x 400 mg/hari selama 7 hari
d. Perfloksasin dosis 400 mg/hari selama 7 hari
e. Fleroksasin dosis 400 mg/hari selama 7 hari

Alwi, I., Salim, S., Hidayat, R. 2015. Penatalaksaan Di Bidang Ilmu Penyakit Dalam: Panduan Praktik Klinis. Interna
Publishing
Diagnosis Banding
 Pneumonia
 TBC
 Sepsis
 Meningitis
 OMA
 DHF, Infeksi virus lain
 Malaria
 Demam rematik
 Keganasan
Alwi, I., Salim, S., Hidayat, R. 2015. Penatalaksaan Di Bidang Ilmu Penyakit Dalam: Panduan Praktik Klinis. Interna
Publishing
Komplikasi
 Komplikasi intestinal : pendarahan usus, perforasi usus
 Komplikasi ekstra intestinal
 Miokarditis
 Trombositopenia
 Hepatitis
 Anemia hemolitik
 DIC
 Pneumonia
 Empiema

Alwi, I., Salim, S., Hidayat, R. 2015. Penatalaksaan Di Bidang Ilmu Penyakit Dalam: Panduan Praktik Klinis. Interna
Publishing
Thank you.

Anda mungkin juga menyukai