Bimbingan
Demam Tifoid
Fanny Fauziah
K1B121058
Pembimbing: dr. Rani Silondae, Sp.PD
Pendahuluan
Atau dikenal juga sebagai :
Typhus Abdominalis
Febris Typhoidea
Typhoid Fever
Enteric Fever
Merupakan suatu enyakit sistemik yang ditandai dengan demam dan nyeri
perut akibat dari infeksi bakteri Salmonella typhi dan Salmonella paratyphii
di usus halus
Epidemiologi
(1) Insidens bervariasi dari < 10 s/d > 1000 kasus/100
ribu populasi
Namun demam tifoid juga dapat ditemukan di negara maju dari para pelancong dengan riwayat
bepergian ke daerah endemik demam tifoid. Demam tifoid termasuk penyakit endemik di Indonesia,
terutama pada daerah-daerah padat penduduk dan kumuh.
Ardiara, M. 2019. Epidemiologi, Manifestasi Klinik dan Penatalaksanaan Demam Tifoid. JNH: 7(2). 34-38
Cont...
• Manusia terinfeksi S.typhi dpt mengeluarkan bakteri melalui :
• Cairan sal. Napas
• Urine
• Feses
• S.typhi diluar tubuh manusia dpt hidup bbrp minggu
• Dalam air, Es
• Debu/kotoran kering/pakaian
• S.typhi hidup < 1 mgg pd :
• Row sewage
• Mudah mati dgn klorinasi & pasteurisasi (63 0 C)
• Penularan sebagian besar melalui :
• Makanan/minuman (melalui oral fekal, jalur orofekal)
• Trnsplasental/saat proses persalinan ibu hamil ke bayinya
Bhandari, J., Thada, P.K., DeVos, E. 2021. Typhoid Fever. From: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK557513/
Etiologi
Salmonella typhi (S. typhi) 90% dan Salmonella paratyphi (S.
paratyphi A, B dan C) 10%
Bhandari, J., Thada, P.K., DeVos, E. 2021. Typhoid Fever. From: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK557513/
Patogenesis
House, D. et al. 2001. Typhoid fever: pathogenesis and disease. 1(14): 573-578
Gambaran Klinik
Masa tunas : 5 – 40 hari (rata-rata 10 – 14 hari)
Demam
Ggn sal. cerna
Ggn kesadaran
1. Demam :
Mgg I : meningkat, berangsur
Mgg II : merata
Mgg III : menurun, berangsur
Setiap hari, sore & malam lebih tinggi
Febris remitten
2 – 3 mgg lisis
Alwi, I., Salim, S., Hidayat, R. 2015. Penatalaksaan Di Bidang Ilmu Penyakit Dalam: Panduan Praktik Klinis. Interna
Publishing
...continue
2. Gangguan saluran cerna
Foetor ex ore
Bibir kering, terkelupas, pecah-pecah
Lidah kotor (Coated tongue)
Anorexia
Mual
Muntah
Meteorismus
Konstipasi / Diare
Hepatomegali / Splenomegali
Alwi, I., Salim, S., Hidayat, R. 2015. Penatalaksaan Di Bidang Ilmu Penyakit Dalam: Panduan Praktik Klinis. Interna
Publishing
Cont..
3. Gangguan kesadaran :
Gejala lain :
Alwi, I., Salim, S., Hidayat, R. 2015. Penatalaksaan Di Bidang Ilmu Penyakit Dalam: Panduan Praktik Klinis. Interna
Publishing
Pemeriksaan Penunjang (2)
3. Serologik
Widal test
Immunoblotting (Typhi-dot)
Tubex
4. PCR (Polymerase Chain Reaction)
Alwi, I., Salim, S., Hidayat, R. 2015. Penatalaksaan Di Bidang Ilmu Penyakit Dalam: Panduan Praktik Klinis. Interna
Publishing
Diagnosis
Diagnosis demam tifoid dapat ditegakkan apabila:
1. Klinis :
Demam tiap hari > 1 mgg
Sore & malam > tinggi
Kesan Tifosa / status Tifosa
Kesadaran menurun
Rambut & kulit kering
Bibir kering, pecah-pecah
Lidah kotor, muka pucat
2. Laboratorium :
Biakan darah (+)
Tes Serologik
PCR
Alwi, I., Salim, S., Hidayat, R. 2015. Penatalaksaan Di Bidang Ilmu Penyakit Dalam: Panduan Praktik Klinis. Interna
Publishing
Penatalaksanaan
1. Non farmakologi
a. Istirahat dan perawatan
Tirah baring dengan perawatan sepenuhnya di tempat seperti
makan, minum, mandi, buang air kecil dan besar akan membantu
dan mempercepat masa penyembuhan
Menjaga kebersihan tempat tidur, pakaian, perlengkapan yang
dipakai
Posisi pasien perlu diawasi untuk mencegah dekubitus dan
pneumonia serta hygine perlu dijaga
b. Diet dan terapi penunjang
Beberapa penelitian menunjukan pemberian makan pada dini
yaitu nasi dengan lauk pauk rendah selulosa dapat diberikan
dengan aman pada pasien demam tifoid
Alwi, I., Salim, S., Hidayat, R. 2015. Penatalaksaan Di Bidang Ilmu Penyakit Dalam: Panduan Praktik Klinis. Interna
Publishing
2. Farmakologi
a. Kloramfenikol
Dosis yang diberikan 4 x 500mg/hari dapat diberikan P.O atau IV
b. Tiamfenikol
Dosis yang diberikan 4 x 500 mg. Demam rata-rata akan menurun pada hari ke-5 sampai ke-6
c. Kotrimoksazol
Dosis 2 x 2 diberikan selama 2 minggu
d. Ampisilin dan amoksisilin
Dosis yang dianjurkan adaah antara 50-150 mg/kgBB digunakan selama 2 minggu
e. Sefalosoporin generasi ke tiga
Seftriakson terbukti efektif. Dianjurkan antara 3-4g dalam dekstrosa 100cc diberikan selama ½ jam
perinfus sekali sehari diberikan minggu 5 hari
f. Golongan fluorokuionolon
a. Norfloksasin dosis 2 x 400 mg/hari selama 14 hari
b. Siprofloksasin dosis 2 x 500 mg/hari selama 6 hari
c. Ofloksasin dosis 2 x 400 mg/hari selama 7 hari
d. Perfloksasin dosis 400 mg/hari selama 7 hari
e. Fleroksasin dosis 400 mg/hari selama 7 hari
Alwi, I., Salim, S., Hidayat, R. 2015. Penatalaksaan Di Bidang Ilmu Penyakit Dalam: Panduan Praktik Klinis. Interna
Publishing
Diagnosis Banding
Pneumonia
TBC
Sepsis
Meningitis
OMA
DHF, Infeksi virus lain
Malaria
Demam rematik
Keganasan
Alwi, I., Salim, S., Hidayat, R. 2015. Penatalaksaan Di Bidang Ilmu Penyakit Dalam: Panduan Praktik Klinis. Interna
Publishing
Komplikasi
Komplikasi intestinal : pendarahan usus, perforasi usus
Komplikasi ekstra intestinal
Miokarditis
Trombositopenia
Hepatitis
Anemia hemolitik
DIC
Pneumonia
Empiema
Alwi, I., Salim, S., Hidayat, R. 2015. Penatalaksaan Di Bidang Ilmu Penyakit Dalam: Panduan Praktik Klinis. Interna
Publishing
Thank you.