Anda di halaman 1dari 20

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke-Hadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah
memberikan berkat dan kasih karunia-Nya berupa kesehatan, perindungan, dan
bimbingan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan karya
ilmiah yang berjudul “Manfaat Vaksin untuk Meningkatkan Daya Tahan Tubuh
Terhadap Kesehatan Manusia”.
Penyelesaian penulisan karya ilmiah ini tak lepas dari bantuan, motivasi, dan
bimbingan dari berbagai pihak sehingga penulis mengucapkan banyak terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada :
1. Orang tua dan keluarga yang selalu memberikan semangat, motivasi, dan
dukungan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan karya
ilmiah dengan baik.
2. Seluruh teman-teman
3. Dekan
4. Pak Tri Agus Sartono selaku dosen pengampu yang telah memberikan
arahan.
5. Semua pihak yang banyak membantu dan tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu dalam pelaksanaan dan penulisan Laporan Praktik Industri.
Penulis menyadari bahwa pembuatan karya ilmiah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan. Semoga penulisan karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi banyak orang.

Lampung, Mei 2021

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................1
DAFTAR ISI.................................................................................................................2
DAFTAR TABEL.........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................4
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................4
1.2 Tujuan..................................................................................................................5
1.3 Manfaat...............................................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................6
2.1 Penelitian Terdahulu............................................................................................6
BAB III MATERI DAN METODE PENELITIAN......................................................8
3.1 Materi...................................................................................................................8
3.1.1 Kesehatan Manusia.......................................................................................8
3.1.2 Daya Tahan Tubuh........................................................................................9
3.1.3 Vaksin..........................................................................................................10
3.2 Metode Penelitian..............................................................................................11
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.....................................................................12
4.1 Hasil dan Pembahasan.......................................................................................12
1. Vaksinasi Campak............................................................................................12
2. Kelengkapan Riwayat Imunisasi Dasar............................................................13
3. Vaksinasi BCG.................................................................................................14
KESIMPULAN DAN SARAN...................................................................................16
Kesimpulan..............................................................................................................16
Saran........................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................17
LAMPIRAN................................................................................................................19
DATA DIRI.................................................................................................................20

2
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Status Imunisasi Campak pada Balita 2


Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi ISPA3
Tabel 4.3 Hubungan Pemberian Vaksinasi BCG dengan kejadian Tuberkulosis4

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dan sangat perlu untuk
diperhatikan. Terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan
manusia seperti faktor makanan, lingkungan, kebersihan, dan pola hidup, dimana
faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi daya tahan tubuh manusia dan
berakibat pada kesehatan (Mustofa dkk., 2020). Daya tahan tubuh berkaitan erat
dengan kesehatan, manusia dapat hidup sehat dikarenakan tubuh manusia
memiliki daya tahan tubuh (Marliana dkk., 2018).
Daya tahan tubuh sering juga disebut dengan sistem imun, sistem imun dapat
mengenali antigen asing seperti bakteri, virus, jamur, dan parasit didalam tubuh
manusia, sehingga jika antigen asing masuk ke dalam tubuh maka tubuh akan
mesespon baik melalui antibodi maupun melalui sel-sel imun (Marliana dkk.,
2018). Terdapat berbagai cara untuk meningkatkan daya tahan tubuh seperti
berolahraga, memperhatikan pola hidup dan pola makan, mengkonsumsi obat
tradisional (jamu), dan menggunakan vaksin.
Vaksin adalah olahan patogen yang mati atau produknya yang saat
diperkenalkan ke dalam tubuh merangsang produksi antibodi tanpa menyebabkan
penyakit (Mualifah, 2017). Pemberian vaksin dapat disebut juga dengan
vaksinasi atau imunisasi dimana vaksinasi atau imusisasi adalah prosedur untuk
meningkatkan derajat imunitas protektif dengan memberikan imunitas protektif
untuk memperoleh antibodi (Marliana dkk., 2018). Terdapat berbagai jenis
vaksin yang digunakan sesuai dengan kebutuhan dan jenis antigen yang terdapat
didalamnya. Berdasarkan jenis antigennya vaksin dapat dibedakan menjadi dua
yaitu vaksin monovalen dan polivalen serta vaksin kombinasi (WHO, 2021).
Berdasarkan paparan diatas, maka penulis merasa bahwa perlu melakukan
pengamatan mengenai manfaat vaksin untuk meningkatkan daya tahan tubuh
terhadap kesehatan manusia.

4
1.2 Tujuan
Tujuan dalam penulisan karya ilmiah ini ialah untuk mengetahui manfaat
vaksin dalam meningkatkan daya tahan tubuh terhadap kesehatan manusia.

1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan karya ilmiah ini adalah untuk menambah
pengetahuan serta wawasan bagi para pembaca mengenai manfaat vaksin dalam
meningkatkan daya tahan tubuh terhadap kesehatan manusia.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu


Penulis, Tahun dan
No Hasil Penelitian
Judul
1 Husnul Khotimah (2013), Metode yang digunakan metode analitik dengan
Hubungan Antara Usia, pendekatan case control. Populasi penelitian
Status Gizi, Dan Status adalah seluruh balita yang terdaftar di format C1
Imunisasi dan buku register balita. Sampel yang digunakan
dengan Kejadian Campak berjumlah 308, 154 sampel sebagai kasus dan 154
Balita sampel sebagai kontrol. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ada hubungan bermakna
secara statistik antara status gizi dan status
imunisasi dengan kejadian campak pada balita,
sedangkan usia tidak ada hubungan bermakna
secara statistik dengan kejadian campak pada
balita.
2 Laode M., Yusmala H., Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
dan Hendarmin A (2016), cross sectional. Berdasarkan hasil penelitian
Hubungan Antara didapatkan, terdapat 84 balita (46,7%) jarang
Kelengkapan Imunisasi terkena ISPA dan sebesar 96 balita (53,3%) sering
Dasar dan Frekuensi terkena ISPA. Dari hasil analisis bivariat, nilai p
Infeksi Saluran value pada penelitian ini sebesar 0,037 dan odd
Pernapasan Akut (ISPA) ratio 2,161 (CI 95% = 1,098-4,253). Hasil
pada Balita yang Datang penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat
Berkunjung ke Puskesmas perbedaan yang bermakna antara riwayat imunisasi
Sekip 12 dasar dan frekuensi ISPA pada balita yang datang
berkunjung ke Puskesmas Sekip Palembang dan
balita dengan riwayat imunisasi dasar tidak

6
Penulis, Tahun dan
No Hasil Penelitian
Judul
lengkap berisiko untuk sering terkena ISPA 2,161
kali lebih besar daripada balita dengan riwayat
imunisasi dasar lengkap
3 Tessa S., Neneng S. Jenis penelitian ini merupakan survei analitik
(2018), Hubungan Antara dengan menggunakan pendekatan studi “Cross
Pemberian Vaksinasi Bcg Sectional”. Hasil penelitian didapatkan distribusi
Dengan Kejadian frekuensi yang tidak diimunisasi berjumlah 55
Tuberkulosis Pada Anak responden (38,5%), yang menderita Tuberkulosis
Di Rsud Dr. H. Abdul pulmonal berjumlah 73 responden (51%). Ada
Moeloek hubungan antara pemberian vaksinasi BCG dengan
kejadian Tuberkulosis pada anak di RSUD Dr. H.
Abdul Moeloek Provinsi Lampung tahun 2016 (p
0,011). Disimpulkan bahwa ada hubungan antara
pemberian vaksinasi BCG dengan kejadian
Tuberkulosis pada anak di RSUD Dr. H. Abdul
Moeloek Provinsi Lampung tahun 2016.

7
BAB III
MATERI DAN METODE PENELITIAN

3.1 Materi
3.1.1 Kesehatan Manusia
Hidup sehat merupakan hal yang didambakan oleh setiap manusia, menurut
badan organisasi kesehatan dunia (WHO) kesehatan merupakan suatu keadaan
sejahtera total yang mencakup kesehatan fisik, mental, dan sosial yang tidak
hanya berarti suatu keadaan yang bebas dari penyakit dan kecacatan (Maurer
dkk., 2010 ; Eriska, 2012). Terdapat berbagai upaya yang dilakukan agar
manusia dapat hidup sehat seperti pemeliharaan kesehatan, menerapkan perilaku
sehat, dan meningkatkan kesadaran akan kesehatan.
Pemeliharaan kesehatan dapat dilakukan dengan mencegah atau melindungi
diri dari berbagai penyakit dan masalah penyakit lainnya. Menurut Suhendi dkk.
(2012) pemeliharaan kesehatan adalah perilaku atau usaha yang dilakukan untuk
menjaga kesehatan agar tidak sakit, dimana pemeliharaan kesehatan dapat
dilakukan dengan peningkatan kesehatan, pemenuhan gizi, dan pencegahan-
pencegahan penyakit.
Selain upaya pemeliharaan kesehatan, perilaku sehat juga harus diterapkan
dalam kehidupan. Perilaku sehat adalah sebuah respon individu yang berbentuk
perilaku atau tindakan yang berkaitan dengan kesehatan (Dewi, 2017), perilaku
sehat juga dapat diartikan sebagai tindakan seseorang atau suatu kegiatan yang
dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung untuk mempertahankan
dan meningkatkan kesehatan guna mencegah resiko penyakit (Astuti, 2016).
Menurut Notoatmodjo (2007) terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
sehat diantaranya faktor pendorong yaitu faktor yang mempermudah terjadinya
perilaku seseorang seperti pengetahuan, sikap, keyakinan dan sebagainya. Faktor
pemungkin yaitu faktor yang memfasilitasi untuk terjadinya sebuah tindakan
perilaku sehat. Faktor penguat yaitu faktor yang mendorong terjadinya perilaku,

8
dan faktor pengetahuan yaitu kesadaran yang dimiliki individu yang timbul
karena ia memiliki informasi dan pengetahuan pendukung (Dewi, 2017).
Upaya lain yang dapat dilakukan agar manusia dapat hidup sehat ialah dengan
meningkatkan kesadaran akan kesehatan. Kesadaran kesehatan sendiri dapat
diartikan sebagai suatu kepedulian dan perhatian untuk menjadi lebih baik dan
temotivasi dalam memperbaiki, mempertahankan, menjaga kesehatan, dan
kualitas hidup dengan menerapkan pola hidup sehat (Michaelidou dkk., 2008 ;
Kutresnaningdian dkk., 2012). Kesadaran kesehatan dapat dilakukan dengan
memperhatikan makanan yang dikonsumsi, mengikuti kegiatan imunisasi,
berolahraga, dan sebagianya (Kutresnaningdian dkk., 2012).

3.1.2 Daya Tahan Tubuh


Tanpa disadari, tubuh manusia setiap harinya menghadapi berbagai ancaman
dari luar untuk memasuki tubuh manusia seperti virus, bakteri, patogen, dan
berbagai jenis mikroorganisme lainnya, namun tubuh manusia dapat menyangkal
atau menghambat berbagai ancaman tersebut dikarenakan tubuh manusia
memiliki daya tahan tubuh atau dapat juga diartikan sebagai sistem imun (Aripin,
2019), oleh karena itu kita dapat hidup sehat dikarenakan tubuh manusia
memiliki daya tahan tubuh atau sistem imun.
Daya tahan tubuh atau sistem imun dipelajari dalam studi khusus yang
dinamakan immunologi. Terdapat dua jenis sistem imun yaitu sistem imun
bawaan (non spesifik) dan sitem imun adaptif (spesifik) (Marliana dkk., 2018).
Sistem imun bawaan (non spesifik) merupakan daya tahan tubuh atau pertahanan
yang dimiliki sejak lahir dimana sistem imun ini berfungsi sebagai respon cepat
dalam mencegah penyakit, namun sistem imun ini tidak dapat mengenali
mikroba secara spesifik dan tidak memiliki komponen memori sehingga tidak
dapat mengenali kontak yang pernah terjadi. Sedangkan sistem imun adaftif
(spesifik) merupakan imunitas yang melibatkan mekanisme pengenalan spesifik
dari patogen atau antigen ketika berkontak dengan sistem imun, kemudian sestem
imun adaptif memiliki komponen memori sehingga dapat mengenali kontak yang

9
pernah terjadi namun sistem imun adaptif ini tidak memiliki respon yang cepat
atau lambat dalam mencebah penyakit, sistem imun adaftif dilakukan dengan
adanya vaksinasi atau imunisasi (Aripin, 2019).

3.1.3 Vaksin
Vaksin adalah antigen berupa mikroorganisme yang sudah mati, masih hidup
tapi dilemahkan, masih utuh atau bagiannya telah diolah, berupa toksin
mikroorganisme yang telah diolah menjadi toksoid, protein rekombinan yang
apabila diberikan kepada seseorang akan menimbulkan kekebalan spesifik secara
aktif terhadap penyakit infeksi tertentu (Hadianti, dkk., 2014). Pemberian vaksin
harus diberikan sedini mungkin guna memperhitungkan kenyataan bahwa sistem
imun belum berkembang di bulan-bulan pertama kehidupan (Marliana dkk.,
2018).
Menurut KEMENKES (2014) vaksin dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu
vaksin yang hidup (live attenuated) dan vaksin yang sudah dimatikan
(inactivaded) yang berasal dari virus maupun bakteri. Jenis vaksin hidup (live
attenuated) yang berasal dari virus diantaranya Vaksin Polio Oral (OPV),
Campak, demam kuning (yellow feper), rubella, cacar air, dan yang berasal dari
bakteri ialah BCG dan tifoid oral. Sedangkan vaksin yang sudah dimatikan
(inactivaded) yang berasal dari virus diantaranya virus inaktif utuh (influenza,
polio, rabies, dan hepatitis A) dan virus inaktif fraksional (sub unit). Dan yang
berasal dari bakteri ialah bakteri inaktif utuh (pertussis, typhoid, cholera, pes).
Vaksin sangat berperan penting dalam pencegahan penyakit menular, badan
WHO menyatakan bahwa vaksin dapat menjaga kesehatan seseorang, vaksin
memiliki jangkauan yang luas dikarenakan vaksin dapat melindungi individu dan
masyarakat melalui imunisasi, vaksin memiliki dampak cepat, dan vaksin dapat
menyelamatkan jiwa serta menghemat biaya perawatan dan pengobatan (WHO,
2021)
Pemberian vaksin dapat dilakukan melalui imunisasi atau vaksinasi, imunisasi
merupakan proses pemberian kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu agar

10
seseorang dapat resisten atau kebal terhadap suatu penyakit tetapi belum tentu
kebal terhadap penyakit yang lain (Hadianti, dkk., 2014). WHO menyatakan
bahwa program imusisasi penting untuk dilakukan dikarenakan melalui imunisasi
sekitar 2 juta kematian anak dapat dicegah setiap tahun melalui imunisasi (WHO,
2021).

3.2 Metode Penelitian


Penelitian ini menggunakan metode literature review atau tinjauan pustaka,
dimana sumber data yang digunakan berasal dari literatur yang diperoleh melalui
internet berupa hasil penelitian publlikasi jurnal, artikel, buku atau dokumen-
dokumen yang berkaitan dengan penelitian.
Adapun sifat panelitian ini ialah analisis deskriptif yakni menganalisis data
yang telah diperoleh. Variabel penelitian ini mengenai pemberian vaksin melalui
imunisasi atau vaksinasi campak, Bcg, dan kelengkapan imunisasi.

11
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil dan Pembahasan


Berdasarkan literaur yang telah dikumpulkan, didapatkan hasil sebagai
berikut:

1. Vaksinasi Campak
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Husnul Khotimah (2013)
mengenai hubungan status imunisasi campak di puskesmas se-Kabupaten Lebak
Provinsi Banten tahun 2008, didapatkan data seperti pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Status Imunisasi Campak pada Balita

Status Campak
Total
imunisasi Ya Tidak P OR
campak N % n % N %
Tidak 22 84,6 4 5,1 26 25 0,000 101,750
15,4 74 94,9 75 (23,504
Ya 4 78

Total 26 100 78 100 104 11 440,482)
Sumber : Khotimah (2013)
Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa sampel yang mengalami
campak lebih banyak terjadi pada sampel yang tidak mengikuti imunisasi
campak yaitu sebanyak 22 balita (84,6%), sedangkan sampel yang sudah
mengikuti imunisasi campak dan masih terkena campak hanya sebanyak 4 balita
(5,1%). Kemudian setelah hasil tersebut dihitung secara bivaret antara status
imunisasi dengan kajadian campak terdapat nilai hubungan yang sangat
bermakna (P = 0,000; OR = 101,750).
Anak yang tidak atau belum diimunisasi akan tumbuh tanpa pernah terpapar
dengan agen infeksi dan berpeluang lebih besar untuk terjangkit campak, hal
tersebut sesui dengan hasil perhitungan secara bivaret dimana hasil perhitungan
tersebut ialah (P = 0,000; OR = 101,750), nilai tersebut menunjukkan bahwa

12
anak yang tidak mengikuti imunisasi campak atau tidak diberikan vaksin campak
memiliki resiko 101,750 lebih besar dari anak yang mengikuti imunisasi campak.
Imunisasi dapat memberikan kekebalan aktif, dimana kekebalan aktif dapat
berlangsung dalam jangka waktu yang lama dibandingkan kekebalan pasif
sehingga seseorang tidak mudah terkena campak. Dan hal tersebut sesuai dengan
pernyataan Hadianti dkk., (2014) bahwa imunisasi merupakan proses pemberian
kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu agar seseorang dapat resisten atau
kebal terhadap suatu penyakit tetapi belum tentu kebal terhadap penyakit yang
lain.

2. Kelengkapan Riwayat Imunisasi Dasar


Kelengkapan imunisasi dasar dapat diartikan bahwa imunisasi yang wajib
diberikan pada balita sudah diberikan. Penelitian mengenai hubungan antara
kelengkapan imunisasi dasar dan frekuensi infeksi saluran pernapasan akut
(ISPA) pada balita yang datang berkunjung ke puskesmas sekip 12 yang
dilakukan oleh Laode M., Yusmala H., dan Hendarmin A (2016) didapatkan
hasil yang dapat dilihat pada Tabel 4.2
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi ISPA
Frekuensi ISPA
Imunisasi Total
Sering Jarang P OR
Dasar
N % N % n %
Tidak
34 66,7 17 33,3 51 100 2,161
lengkap
Lengkap 62 48,1 67 51,9 129 100 0,037 (1,098 -
4,253)
Total 96 53,3 84 46,7 180 100
Sumber : Hidayatullah, dkk. (2016)
Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa terdapat 67 (51,9%) dari 129
balita dengan imunisasi dasar lengkap yang jarang menderita ISPA dan sebanyak
17 (33,3%) dari 51 balita dengan imunisasi dasar tidak lengkap jarang menderita
ISPA. Kemudian berdasarkan uji Chi Square, diperoleh nilai p value sebesar
0,037 dan odd ratio (OR) = 2,161 (CI 95% = 1,098 - 4,253). Nilai p sebesar

13
0,037 lebih kecil daripada 0,05 (0,037 < 0,05). Hal tersebut menandakan bahwa
terdapat perbedaan yang bermakna antara riwayat imunisasi dasar dan frekuensi
ISPA pada balita.
Anak yang tidak memiliki riwayat imunisasi dasar lengkap akan akan lebih
rentan untuk terpapar dengan agen infeksi dan berfrekuensi lebih besar untuk
menderita ISPA, hal tersebut sesuai dengan perhitungan yang dilakukan dan
didapatkan nilai ratio (OR)= 2,161, nilai tersebut menandakan bahwa balita
dengan riwayat imunisasi dasar tidak lengkap memiliki rasio untuk sering
terkena ISPA 2,161 lebih besar dibandingkan balita yang memiliki riwayat
imunisasi dasar lengkap.
Kelengkapan riwayat imunisasi sangatlah penting untuk diperhatikan,
dikarenakan semakin lengkap pemberian imunisasi akan merangsang
terbentuknya antibodi dalam tubuh dan salah satunya ialah antibodi untuk
melawan ISPA (Hidayatullah, dkk., 2016).

3. Vaksinasi BCG
Tessa dan Neneng dalam penelitiannya meneliti mengenai hubungan antara
pemberian vaksinasi bcg dengan kejadian tuberkulosis pada anak di RSUD Dr.
H. Abdul Moeloek. Berdasarkan penelitian tersebut didapatkan hasil yang dapat
dilihat pada Tabel 4.3
Tabel 4.3 Hubungan Pemberian Vaksinasi BCG dengan kejadian Tuberkulosis
Tuberkolosis
Vaksinasi Ekstra Total
Paru P OR
BCG paru
N % n % n %
Imunisasi 37 42 51 58 88 100
2,6 (1,3-
Tidak 65,5 19 34,5 100 0,011
36 55 5,3)
Imunisasi
Sumber : Sjahriani dkk. (2018)
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa terdapat 88 responden yang
diberikan vaksinasi BCG dan terdapat 55 responden yang tidak diberikan vaksinasi
BCG, kemudian dari tabel tersebut dapat diketahui juga bahwa dari 88 responden

14
terdapat 37 responden (42%) mengalami tuberkolosis paru sedangkan dari 55
responden terdapat 36 responden (65,5%) mengalami tuberkolosis paru.
Setelah dilakukan perhitungan didapatkan nilai untuk p value sebesar 0,011
yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pemberian vaksinasi BCG
dengan kejadian Tuberkulosis pada anak di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek, selain
itu nilai OR mendapatkan nilai sebesar 2,6 yang menunjukkan bahwa anak yang
tidak mendapatkan imunisasi BCG beresiko mengalami Tuberkulosis paru 2,6 kali
lebih besar daripada yang mendapatkan imunisasi BCG.
Pemberian imunisasi BCG merupakan salah satu bagian dari imunisasi yang
dianalisis untuk memprediksi kejadian Tuberkulosis paru pada anak. Pemberian
imunisasi BCG dapat melindungi anak dari meningitis TB dan TB milier dengan
derajat proteksi sekitar 86%. Hal ini menimbulkan hipotesis bahwa BCG
melindungi terhadap penyebaran bakteri secara hematogen.

15
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan yang telah dipaparkan. dapat disimpulan bahwa vaksin
memiliki manfaat yaitu meningkatkan daya tahan tubuh bagi tubuh manusia, dimana
manfaat yang didapatkan bergantung pada jenis vaksin yang diberikan sehingga hal
tersebut dapat meningkatkan kesehatan manusia. Pemberian vaksin dapat dilakukan
melalui imunisasi atau vaksinasi
Dengan diberikannya vaksin maka tubuh manusia akan dapat memberikan
kekebalan aktif, dimana kekebalan aktif dapat berlangsung dalam jangka waktu yang
lama dibandingkan kekebalan pasif sehingga seseorang tidak mudah untuk terkena
atau tertular suatu penyakit tertentu.

Saran
Vaksin memiliki jenis yang beragam oleh kerane itu perlu dilakukan penelitian
lebih lanjut mengenai manfaat vaksin untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap
kesehatan manusia.

16
DAFTAR PUSTAKA

Aripin, I. 2019. Pendidikan Nilai Pada Materi Konsep Sistem Imun. J. Bio Educatio.
4 (1) : 1-11.

Astuti, A. 2016. Pelaksanaan Perilaku Sehat Pada Anak Usia Dini Di Paud
Purwomukti Desa Batur Kecamatan Getasan. J. Pendidikan dan Kebudayaan.
6 (3) : 264 - 272.

Dewi, P. 2017. Hubungan antara kesadaran hidup sehat dengan perilaku sehat pada
komunitas Ikatan Pecinta Sepeda Sidoarjo(IPSS). 2017. Universitas Negeri
Sunan Ampel. Surabaya (Skripsi).

Eriska, W. 2012. Upaya Menjaga Kesehatan Pada Pengurus Departemen Pengabdian


Masyarakat BEM SE-UI. 2012. Universitas Indonesia. Depok (Skripsi).

Hadianti, D., Mulyati, E., Ratnaningsih, E., Sofiati, F., Saputro, H., Sumastri, H., et
al. 2014. Buku Ajar Imunusasi. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Hidayatullah, L., Helmi, Y., & Aulia, H. 2016. Hubungan Antara Kelengkapan
Imunisasi Dasar dan Frekuensi Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada
Balita yang Datang Berkunjungke Puskesmas Sekip Palembang 2014. J.
Kedokteran Dan Kesehatan. 3 (3) : 182 - 193.

Kutresnaningdian, F., & Albari. 2012. Peran Kesadaran Kesehatan Dan Perhatian
Pada Keamanan Makanan Terhadap Sikap Dan Minat Konsumen Dalam
Membeli Makanan Organik. J. Ilmu Manajemen. 2 (1) : 1-15.

Khotimah, H. 2013. Hubungan Antara Usia, Status Gizi, Dan Status Imunisasi
Dengan Kejadian Campak Balita. J. Obstretika Scientia. 1 (1) : 23-32.

Marliana, N., & Widhyasih, R. 2018. Imunoserologi. Kementrian Kesehatan


Republik Indonesia, Jakarta.

Mualifah, A. 2017. Mengurai Hadis Tahnik dan Gerakan Anti Vaksin. J. Living
Hadis. 2 (2) : 253 - 269.

Mustofa, A., & Suhartatik, N. 2020. Meningkatkan Imunitas Tubuh Dalam


Menghadapi Pandemi Covid-19 Di Karangtaruna Kedunggupit, Sidoharjo,
Wonogiri. J. Selaparang. 4 (1) : 324 - 332.

17
Sjahriani, T., & Sari, N. 2018. Hubungan Antara Pemberian Vaksinasi Bcg Dengan
Kejadian. J. Dunia Kesmas. 7 (4) : 204 - 211.

Suhendi, D., Yamin , A., & Setiawan. 2012. perilaku pemeliharaan kesehatan dan
lingkungan terhadap pencegahan demam chikungunya pada keluarga di desa
Cijeruk kecamatan pamulihan kabupaten sumedang. Student e-journals. 1(1) :
1-15.

WHO. (2021). Word Health Organization. Dipetik Mei 25, 2021, dari Dasar-Dasar
Keamanan Vaksin Pelatihan Melakui Elektronik: https://in.vaccine-safety-
training.org/types-of-vaccine.html

18
LAMPIRAN

19
DATA DIRI
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap
2 Jenis Kelamin
3 Program Studi
4 NIP/NIDN
Tempat dan Tanggal
5
Lahir
6 E-mail
7 Nomor Telepon/HP

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi
Jurusan
Tahun Masuk-
Lulus

20

Anda mungkin juga menyukai