Anda di halaman 1dari 2

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS DIPONEGORO
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN
Kampus Tembalang Telp : (024) 7474750 Semarang

UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL 2021/2022


MATA KULIAH : Fisiologi Lingkungan Peternakan
PROGRAM STUDI : S1 PETERNAKAN
HARI/TANGGAL :
KELAS :
WAKTU :
DOSEN MATA KULIAH : Sugiharto, Ph.D

Nama: Bagas Ibnu Hanafi NIM: 23010120140094 Tanda tangan:

PETUNJUK : LANGSUNG KERJAKAN PADA LEMBAR YANG DISEDIAKAN

1. Salah satu upaya untuk menghindarkan stres panas pada ternak ruminansia adalah dengan
mengurangi pakan dengan kadar serat kasar tinggi. Jelaskan konsep tersebut!
Jawab: Jadi seperti yang kita ketahui metabolisme ternak tergantung pada sistem pencernaan
maupun kualitas makanan dan serat kasar adalah salah satu kandungan nutrisi yang sulit dicerna
oleh organ pencernaan ternak yang apabila kandungan serat kasar dalam pakan tinggi, maka akan
meningkatkan kinerja pada otot dan membuat otot lebih bekerja keras. Hal tersebut mengartikan
bahwa ternak akan mengeluarkan energi lebih besar untuk mencerna serat kasar tersebut
sehingga apabila energi yang dikeluarkan tinggi maka produksi panas yang dihasilkan oleh tubuh
juga akan tinggi. Oleh karena itu, pakan ternak yang memiliki kandungan serat yang terlalu tinggi
harus dikurangi agar energi yang dikeluarkan ternak untuk mencerna pakan dapat berkurang. Oleh
karena itu, dengan mengurangi pakan dengan kadar serat tinggi dapat menghindarkan stres panas
pada ternak ruminansia.

2. Uraikan bagaimana cekaman panas dapat menyebabkan kondisi asidosis pada rumen ternak
ruminansia!
Jawab: Stress panas pada ternak ruminansia berdampak negatif dengan peningkatan resiko
gangguan metabolisme maupun masalah kesehatan. Ternak ruminansia yang mengalami heat
stress akan mengalami penurunan nafsu makan, peningkatan asupan minum, peningkatan
aktivitas pernapasan, serta peningkatan ekskresi air liur, keringat, urin dan masalah kesehatan
lainnya. Jika dibiarkan, hal tersebut dapat meningkatkan resiko terjadinya asidosis. Asidosis
(penurunan pH darah) sendiri merupakan suatu kondisi patologis yang berhubungan dengan
akumulasi asam atau menipisnya cadangan basa dalam darah dan jaringan tubuh ternak.

3. Uraikan baimana cekaman panas dapat mempengaruhi keseimbangan elektrolit di dalam tubuh
ternak!
Jawab: Cekaman panas atau Stress panas yang dialami oleh ternak dapat mengganggu atau
mempengaruhi keseimbangan elektrolit dalam tubuh ternak sebagai konsekuensi dari penurunan
konsumsi pakan dan peningkatan ekskresi elektrolit dari tubuh ternak melalui ginjal.
Keseimbangan elektrolit cairan tubuh menjadi terganggu dapat menghambat pertumbuhan dan
akan berpengaruh terhadap proses fisiologis hewan ternak tersebut. Stress panas dapat
mengakibatkan konsumsi pakan menurun, elektrolit menurun, meningkatkan laju respirasi, serta
meningkatkan ekskresi elektrolit melalui ginjal dan keringat yang menyebabkan ternak lebih
banyak kehilangan air dan mineral dalam tubuh.

4. Jelaskan fenomena perubahan ”energy partitioning” pada ternak akibat stres panas dan jelaskan
pula efeknya terhadap pertumbuhan ternak!
Jawab: Partisi energi adalah sebuah proses yang dapat mengetahui pendugaan pemanfaatan
energi dalam tubuh ternak. Oleh karena itu, kita dapat mengetahui bahwa hewan ternak tersebut
kekurangan atau kelebihan energi. Stress panas dapat membuat hewan ternak dehidrasi,
pencernaan terganggu, lemas bahkan memberontak. Stress panas dapat berakibat menurunkan
laju metabolisme energi sehingga energi untuk pertumbuhan akan menurun seperti kurang
maksimalnya proses pertumbuhan ternak diakibatkan stress panas tersebut.

5. Bagaimana stres lingkungan dapat menyebabkan penurunan produksi dan kualitas telur, jelaskan!
Jawab: Stres panas adalah salah satu faktor terpenting yang mempengaruhi produksi ayam
petelur. Stres panas tersebut akan mempengaruhi kualitas serta penurunan produksi telur karena
mengakibatkan ternak tersebut menjadi lemas, tidak napsu makan, hewan ternak menjadi
memberontak sehingga mengganggu sistem reproduksi. Efek negatif stres panas pada ayam
petelur adalah terlihat dari penurunan produksi hingga kualitas telur seperti penurunan konsumsi
pakan pada ayam petelur. Penurunan konsumsi pakan akan mengakibatkan pengurangan
pasokan energi dan nutrisi untuk produksi telur. Stres lingkungan sendiri terjadi karena kondisi
lingkungan ternak yang tidak sesuai dengan apa yang seharusnya ternak tersebut tempati seperti
suhu, kelembaban, kondisi kandang dan juga lokasi kandang. Hormon-hormon tertentu seperti
progesteron, hormon FSH, LH dan estrogen memiliki pengaruh signifikan pada produksi telur
dikarenakan akibat stres panas tersebut.

6. Bagaimana stres panas dapat menyebabkan penurunan efisiensi reproduksi pada ternak?
Jawab: Stres panas dapat menurunkan efisiensi reproduksi pada ternak. Stres panas tersebut
dapat mengganggu kesehatan ternak dan efek dari panas tersebut mengalami respon buruk pada
ternak seperti: gangguan pada sistem pernapasan, penurunan konsumsi pakan yang
mengakibatkan tidak napsu makan, menjadi lemas dan gangguan kesehatan lainnya. Hal tersebut
merupakan hal buruk bagi kesehatan ternak dan menurunkan efisiensi reproduksi pada ternak.

Anda mungkin juga menyukai