Anda di halaman 1dari 15

UJIAN AKHIR SEMESTER

TA 2018/2019
MATA KULIAH FISIOLOGI
PROGRAM S2 – PENDIDIKAN BIOLOGI

Take Home Examination


Dikumpul paling lambat pada hari UAS jam 23.59 WITA
Melalui email: taufan.pd@gmail.com

NAMA : Sri Mandari Arbia


NIM : 1705016004
KELAS : Reguler
UJIAN : Fisiologi Hewan
DOSEN PENGAMPUH : Dr. Ir. Taufan P.D., MP

SOAL dan JAWABAN UJIAN FISIOLOGI HEWAN


1. Jelaskan peran Zn dalam memperbaiki viskositas digesta pada ayam yang diberi
pakan dasar gandum.
Jawaban:
Sistem pencernaan pada ayam dimulai dari mulut atau paruh yang berfungsi
untuk mengambil makanan. Tidak seperti ternak lain, unggas tidak mempunyai gigi di
dalam mulut untuk mengunyah (memecah dan menghaluskan) makanan. Proses
pencernaan di dalam mulut dilakukan secara kimiawi, yaitu melalui enzim yang
dihasilkan oleh kelenjar saliva atau kelenjar ludah. Lidah yang terdapat di dalam
mulut berfungsi untuk mendorong makanan sehingga dapat ditelan dan bergerak ke
bagian pencernaan berikutnya atau kerongkongan (esophagus).
Sel sensor rasa (taste sensory cells) yang terdapat di dalam rongga mulut atau
lidah, sangat berperan dalam sistem pencernaan mahluk hidup, karena rasa biasanya
berhubungan dengan zat gizi anti gizi yang ada di dalam bahan pakan. Misalnya, rasa
manis, umumnya merupakan indikasi adanya karbohidrat, rasa asin merupakan
pertanda adanya garam, rasa pahit pertanda adanya potensi zat anti nutrisi, rasa asam
pertanda adanya zat asam dan rasa gurih merupakan pertanda adanya protein. Namun,
sel sensor rasa pada ternak ayam kurang berkembang dibandingkan dengan ternak
mammalia. Adanya sensor rasa akan mempengaruhi konsumsi pakan dan sekaligus
konsumsi zat gizi, yang pada akhirnya akan mempengaruhi performa ayam.
Kerongkongan atau esophagus adalah saluran pencernaan yang menyerupai selang
yang elastis yang menghubungkan mulut dengan saluran pencernaan berikutnya
(tembolok). Tidak ada proses pencernaan yang terjadi di dalam kerongkongan. Sistem
Pencernaan dan Fungsi Zat Gizi Bagi Ayam, tembolok atau crop adalah
kantong besar di ujung kerongkongan yang letaknya berada di luar rongga tubuh
ayam, di daerah leher. Tembolok merupakan tempat penampungan sementara pakan
dan air yang dikonsumsi, yang kemudian disalurkan pada saluran berikutnya
(proventriculus), bila sudah memungkinkan atau ada ruang untuk mencerna. Bila
tembolok kosong atau hampir kosong, maka akan dikirim sinyal ke susunan saraf
pusat yang menandakan bahwa ayam tersebut “lapar”. Proses pencernaan di dalam
tembolok sangat minim, karena hanya merupakan tempat penyimpanan sementara.
Dengan adanya tembolok, dalam keadaan terpaksa atau terlatih, ayam bisa menelan
makanannya dalam jumlah banyak dan waktu yang singkat. Misalnya, ayam dewasa
dapat memakan untuk kebutuhan sehari (sekitar 90 gram/ekor) dalam waktu 1 atau 2
jam.
Usus kelenjar atau proventriculus atau disebut juga “true stomach” merupakan
perpanjangan kerongkongan yang menghubungkan tembolok dengan rempela atau
ventriculus. Di dalam usus kelenjar, makanan mulai dicerna dengan bantuan enzim
pencernaan seperti pepsin. Namun, proses pencernaan secara mekanis atau
penggilingan, belum terjadi di dalam organ ini. Rempela atau gizzard atau ventriculus
adalah organ pencernaan yang terdapat setelah usus kelenjar. Rempela terbuat dari
jaringan otot yang tebal. Pencernaan makanan di dalam rempela terjadi secara
mekanis, dimana makanan digerus oleh otot rempela hingga menjadi halus. Rempela
berfungsi seperti mulut untuk mengunyah makanan pada ternak lain. Benda keras
yang termakan oleh ayam seperti kerikil atau grit, akan tinggal di dalam rempela. Grit
dalam jumlah sedikit akan membantu di dalam menggerus makanan hingga halus.
Makanan yang sudah digiling halus, sedikit demi sedikit dilepas ke saluran
pencernaan berikutnya atau ke usus halus.
Duodenum adalah usus halus yang berlekuk dan disatukan oleh kelenjar
pankreas. Kelenjar pankreas menghasilkan enzim dan bikarbonat yang disalurkan ke
dalam duodenum. Bikarbonat berfungsi untuk menetralkan keasaman atau pH isi
usus, akibat asam klorida yang dikeluarkan oleh proventriculus. Enzim yang
dihasilkan oleh pankreas terutama berfungsi untuk mencerna protein. Disamping itu,
pankreas juga menghasilkan hormon (insulin dan glucagon) yang disalurkan ke dalam
sistem peredaran darah yang berfungsi untuk mengatur kadar gula darah. Selain itu,
duodenum juga menerima cairan empedu yang dihasilkan oleh hati melalui kantong
empedu. Cairan empedu tersebut digunakan untuk pencernaan lemak dan penyerapan
vitamin-vitamin yang larut di dalam lemak seperti vitamin A, D, E dan K. Zat gizi
hasil pencernaan tersebut kemudian diteruskan ke bagian usus halus berikutnya
(jejunum dan ileum). Kedua bagian usus halus ini dipisahkan oleh suatu jendolan atau
bintil kecil di bagian luar usus halus yang disebut Meckel's diverticulum. Penyerapan
zat gizi hasil pencernaan makanan, sebagian besar terjadi pada bagian usus ini.
Ceca atau sekum atau usus buntu merupakan dua kantong yang terdapat pada
perbatasan antara usus halus dan usus besar. Pada sekum terjadi absorpsi air dari isi
usus. Disamping itu, di dalam sekum juga terjadi proses fermentasi oleh
mikroorganisme yang menghasilkan beberapa vitamin B seperti: thiamine, riboflavin,
niacin, pantothenic acid, pyridoxine, biotin, folic acid dan vitamin B12. Namun,
vitamin yang dihasilkan sangat minim dimanfaatkan oleh ayam karena letak sekum
dekat pada akhir sistem saluran pencernaan. Proses fermentasi karbohidrat yang tidak
tercerna di dalam sekum juga menghasilkan asam lemak terbang (volatile fatty acids),
seperti asam butirat. Sekum mengeluarkan isinya bersama-sama feses sekitar 2 (dua)
atau 3 (tiga) kali sehari. Cairan yang dikeluarkan biasanya berbentuk pasta, berwarna
coklat dan sangat bau. Bila kadang-kadang terlihat kotoran ayam seperti ini, maka ini
menunjukkan bahwa sistem pencernaan ayam tersebut berfungsi normal. Usus besar
atau large intestine atau kolon terdapat pada bagian akhir saluran pencernaan. Usus
besar lebih pendek dari usus halus. Pada bagian ini, terjadi absorpsi air dari isi usus.
Bagian makanan yang tidak dapat dicerna kemudian dibuang melalui dubur atau
kloaka. Kloaka atau dubur merupakan bagian akhir dari sistem pencernaan ayam.
Organ ini berfungsi untuk membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna, baik
berupa padatan (feses) maupun bentuk cairan (urin).
Zinc (Zn), sebagai mikronutrien penting untuk unggas, efektif dalam
meningkatkan kesehatan jaringan umum dan epitel yang berperan terhadap proliferasi
dan pertumbuhan sel. Seng merupakan komponen penting dari banyak metalloenzim
yang sangat mempengaruhi sifat struktural dan fungsionalnya. Karena kontribusi
besar dalam fungsi enzimatik, Zn memainkan peran penting dalam fungsi biokimia
kompleks seperti metabolisme energi, perputaran protein, dan sintesis asam nukleat.
Seng adalah mikronutrien penting yang mempengaruhi berbagai aspek sistem
kekebalan. Mineral seng atau Zn sangat diperlukan dalam proses kerja banyak enzim
di dalam tubuh terutama dalam hal sebagai katalis Pemberian Pakan Ayam berbasis
diet gandum atau hanya diberi pakan gandum. Zn dibutuhkan dalam pembentukan
protein, metabolisme energi (karbohidrat dan lemak), transportasi dan penggunaan
vitamin A dan vitamin E, fungsi kekebalan tubuh serta dalam hormon reproduksi.
Kekurangan Zn di dalam pakan ayam dapat menimbulkan gejala pertumbuhan yang
lambat, dewasa kelamin yang lambat (termasuk perkembangan testis yang tidak
normal dan penurunan daya tetas telur), timbulnya ‘alopecia’ atau kerontokan bulu
dan penurunan nafsu makan. Peran Zn dalam memperbaiki viskositas digesta pada
ayam yang diberi pakan dasar gandum sesuai denga jurnal yang saya telah analisis
tidak terlalu berperan karena tidak terjadi perubahan pada viskositas digesta pada
ayam dan dapat mengakibatkan penurunan yang signifikan pada viskositas disgeta
pada ayam.

2. Mengapa dalam pemberian pakan berbasis gandum pada ayam perlu


ditambahkan Zn ?
Jawaban:
Gandum adalah biji-bijian yang sering digunakan sebagai pakan ayam selain.
Namun, dinding sel gandum memiliki kandungan polisakarida non-pati (NSP) yang
agak tinggi dengan arabinoxylans sebagai komposisi utama. Sifat antinutritional
seperti meningkatkan viskositas digesta, penurunan tingkat jalan pintas, penurunan
asupan pakan, pengurangan pencernaan dan penyerapan nutrisi, dan menekan kinerja
dan tingkat pertumbuhan telah diketahui dipengaruhi oleh NSPs. Peningkatan
populasi mikroba usus yang telah dikaitkan dengan penurunan tingkat perjalanan,
adalah efek negatif lain dari kandungan NSP yang tinggi dalam diet unggas.
Kandungan NSP yang tinggi dalam diet unggas juga berdampak negatif pada
epitelium usus dengan menurunkan tinggi vili dan kemudian, mengurangi permukaan
serap di usus kecil. Kandungan NSP yang tinggi dalam gandum dengan kandungan
arabinoxylans yang tinggi menyebabkan viskositas digesta tinggi yang secara negatif
mempengaruhi karakteristik morfometrik dari dinding usus. Viskositas usus tinggi
memiliki efek merusak pada epitel usus seperti penurunan tinggi vili dan peningkatan
kedalaman crypt yang akan menyebabkan pencernaan dan penyerapan nutrisi yang
lebih rendah. Meningkatkan efek suplemen Zn dalam pemberian pakan ayam pada
viskositas usus dapat dikaitkan dengan efek Zn yang berpengaruh baik untuk
kesehatan epitel usus ayam.

3. Hewan ruminansia pada umumnya memiliki kemampuan untuk memanfaatkan


pakan yang tidak dimanfaatkan oleh manusia. Berikan penjelasan mengenai
pernyataan tersebut dan uraikan berdasarkan anatomi dan fisiologi keduanya.
Jawaban :
Ruminansia merupakan ternak masa depan yang mampu meningkatkan
kesejahteraan manusia, karena hanya hewan ini yang mampu dengan baik
memanfaatkan pakan yang tidak dapat dimanfaatkan oleh manusia, seperti rumput
atau limbah pertanian. Hal ini sangat terkait dengan faktor genetik yang akan
mempengaruhi alat-alat pencernaannya. Pencernaan adalah rangkaian proses
perubahan fisik dan kimia dari pakan, selama berada di dalam alat pencernaan. Proses
pencernaan makanan pada ternak ruminansia relatif lebih kompleks, dibandingkan
proses pencernaan pada jenis ternak lainnya. Proses pencernaan pakan pada ternak
ruminansia terdiri dari :
a. Pencernaan Mekanis, dilakukan di dalam mulut.
b. Pencernaan Fermentatif, dilakukan oleh mikroba daalam rumen.
c. Pencernaan Hidrolisis, dilakukan oleh enzim-enzim pencernaan
Proses pengolahan pakan dilakukan dengan cara memamah biak (ruminasia).

Pakan berserat (hijauan) akan disimpan sementara di dalam rumen. Pada saat hewan

beristirahat, pakan akan ditarik kembali ke mulut (proses regurgitasi), untuk dikunyah

(proses remastikasi). Selanjutnya pakan akan ditelan (proses redeglutasi) untuk


dicerna oleh enzim-enzim mikroba rumen. Di dalam perut, pakan akan diolah di 4

kompartemen perut, yaitu :

a. Retikulum (perut jala).

Retikulum berbatasan langsung dengan rumen, akan tetapi diantara keduanya

tidak ada dinding penyekat. Pembatas diantara retikulum dan rumen yaitu hanya

berupa lipatan, sehingga partikel pakan menjadi tercampur. Pada retikulum dan

rumen terjadi pencernaan secara fermentatif, karena pada bagian tersebut terdapat

mikroba dengan jumlah bermilyar-milyar.

b. Rumen (perut beludru).

Rumen Rumen pada sapi dewasa merupakan bagian yang mempunyai proporsi

yang tinggi dibandingkan dengan proporsi bagian lainnya. Rumen terletak di

rongga abdominal bagian kiri. Rumen sering disebut juga dengan perut beludru.

Hal tersebut dikarenakan pada permukaan rumen terdapat papilla.

c. Omasum (perut buku,tersusun dari +/- 100 lipatan ). Omasum Omasum sering

juga disebut dengan perut buku, karena permukaannya berbuku-buku. Derajat

Keasaman (pH) omasum berkisar antara 5,2 sampai 6,5. Antara omasum dan

abomasum terdapat lubang yang disebut omaso abomasal orifice. Fungsi omaso

abomasal orifice adalah untuk mencegah digesta yang ada di abomasum kembali

ke omasum

d. Abomasum (perut/lambung sejati,karena baik anatomis maupun fisiologisnya

sama dengan lambung non-ruminansia). Abomasum sering juga disebut dengan

perut sejati. Derajat keasaman (pH) pada abomasum asam yaitu berkisar antara 2

sampai 4,1. Permukaan abomasums dilapisi oleh mukosa yang berfungsi untuk

melindungi dinding sel agar tidak tercerna oleh enzim yang dihasilkan oleh

abomasum
Proses Pencernaan

Gambar 1. Sistem Pencernaan Sapi.

Setelah masuk kedalam mulut sapi, pakan akan diolah secara mekanis

(dihancurkan) oleh gigi. Kemudian pakan akan bercampur dengan saliva (air liur),

yang disekresikan oleh 3 pasang glandula saliva, yaitu glandula parotid yang terletak

di depan telinga, glandula submandibularis ( sumbaxillaris ) yang terletak pada rahang

bawah, dan glandula sublingualis yang terletak dibawah lidah.

Kandungan Saliva terdiri dari air sebanyak 99% airdan 1% sisanya terdiri atas

mucin, garam-garam anorganik, dan lisozim kompleks. Saliva pada sapi juga

mengandung urea, fosfor (P), dan natrium (Na) yang dapat dimanfaatkan oleh

mikroba rumen. Tetapi Saliva pada sapi tidak mengandung enzim - amilase yang

dapat membantu proses pencernaan. Fungsi saliva adalah untuk : membasahi pakan

agar mudah ditelan dan menjaga pH rumen agar tidak naik atau turun terlalu tajam,

hal ini terjadi karena saliva memiliki sifat buffer (penyangga) dari bikarbonat yang

terkandung didalamnya. Pencernaan pada ternak dimulai dari mulut yang di

dalamnya terdapat gigi geligi, yaitu :

a. Gigi seri (Insisivus) memiliki bentuk untuk menjepit makanan berupa tetumbuhan

seperli rumput.
b. Geraham belakang (Molare) memiliki bentuk datar dan lobar.

c. Rahang dapat bergerak menyamping untuk menggiling makanan.

Pola sistem pencernaan pada hewan umumnya sama dengan manusia, yaitu

terdiri atas mulut, faring, esofagus, lambung, dan usus. Namun demikian, struktur alat

pencernaan kadang-kadang berbeda antara hewan yang satu dengan hewan yang lain.

Sapi, misalnya, mempunyai susunan gigi sebagai berikut:

I = insisivus = gigi seri


3 3 0 0 0 0 0 0 Rahang atas
C = kaninus = gigi taring
M P C I I C P M Jenis gigi
P = premolar = geraham depan
3 3 0 4 4 0 3 3 Rahang bawah
M = molar = geraham

belakang
Berdasarkan susunan gigi terlihat bahwa sapi (hewan memamah biak) tidak

mempunyai gigi seri bagian atas dan gigi taring, tetapi memiliki gigi geraham lebih

banyak dibandingkan dengan manusia sesuai dengan fungsinya untuk mengunyah

makanan berserat, yaitu penyusun dinding sel tumbuhan yang terdiri atas 50%

selulosa. Jika dibandingkan dengan kuda, faring pada sapi lebih pendek. Esofagus

(kerongkongan) pada sapi sangat pendek dan lebar serta lebih mampu berdilatasi

(mernbesar). Esofagus berdinding tipis dan panjangnya bervariasi diperkirakan sekitar

5 cm. Lambung sapi sangat besar, diperkirakan sekitar 3/4 dari isi rongga perut.

Lambung mempunyai peranan penting untuk menyimpan makanan sementara yang

akan dimamah kembali (kedua kali). Selain itu, pada lambung juga terjadi proses

pembusukan dan peragian. Lambung ruminansia terdiri atas 4 bagian, yaitu :rumen,

retikulum, omasum, dan abomasum dengan ukuran yang bervariasi sesuai dengan

umur dan makanan alamiahnya. Kapasitas rumen 80%, retikulum 5%, omasum 7-8%,
dan abomasum 7-8%. Pembagian ini terlihat dari bentuk gentingan pada saat otot

sfinkter berkontraksi.

Makanan dari kerongkongan akan masuk rumen yang berfungsi sebagai

gudang sementara bagi makanan yang tertelan. Di rumen terjadi pencernaan protein,

polisakarida, dan fermentasi selulosa oleh enzim selulase yang dihasilkan oleh bakteri

dan jenis protozoa tertentu. Dari rumen, makanan akan diteruskan ke retikulum dan di

tempat ini makanan akan dibentuk menjadi gumpalan-gumpalan yang masih kasar

(disebut bolus). Bolus akan dimuntahkan kembali ke mulut untuk dimamah kedua

kali. Dari mulut makanan akan ditelan kembali untuk diteruskan ke ornasum. Pada

omasum terdapat kelenjar yang memproduksi enzim yang akan bercampur dengan

bolus. Akhirnya bolus akan diteruskan ke abomasum, yaitu perut yang sebenarnya dan

di tempat ini masih terjadi proses pencernaan bolus secara kimiawi oleh enzim.

Selulase yang dihasilkan oleh mikroba (bakteri dan protozoa) akan merombak

selulosa menjadi asam lemak. Akan tetapi, bakteri tidak tahan hidup di abomasum

karena pH yang sangat rendah, akibatnya bakteri ini akan mati, namun dapat

dicernakan untuk menjadi sumber protein bagi hewan pemamah biak. Dengan

demikian, hewan ini tidak memerlukan asam amino esensial seperti pada manusia.

Proses fermentasi atau pembusukan yang dilaksanakan oleh bakteri terjadi pada

sekum yang banyak mengandung bakteri. Usus pada sapi sangat panjang, usus

halusnya bisa mencapai 40 meter. Hal itu dipengaruhi oleh makanannya yang

sebagian besar terdiri dari serat (selulosa). Enzim selulase yang dihasilkan oleh

bakteri ini tidak hanya berfungsi untuk mencerna selulosa menjadi asam lemak, tetapi

juga dapat menghasilkan bio gas yang berupa CH4 yang dapat digunakan sebagai

sumber energi alternatif. Tidak tertutup kemungkinan bakteri yang ada di sekum akan

keluar dari tubuh organisme bersama feses, sehingga di dalam feses (tinja) hewan
yang mengandung bahan organik akan diuraikan dan dapat melepaskan gas CH4 (gas

bio).

Secara umum hewan ruminansia memiliki kemampuan untuk memanfaatkan

pakan yang tidak dimanfaatkan oleh manusia karena proses pencernaan pada hewan

ruminansia melalui beberapa proses yang lebih panjang yaitu mulai dari proses

mengunyah makanan kemudia di lanjutkan ke proses rumenasi hingga fermentasi,

sedangkan pada manusia tidak mengalami proses rumenasi. Hal ini dapat terjadi

karena jenis pakan yang di konsumsi rumenansia memiliki kadar serat yang lebih

tinggi dari manusia sedangkan jenis makanan manusia lebih mimiliki jumlah serat

yang rendah tetapi memiliki kadar protein yang tinggi sehingga lebih mudah di cerna

oleh sistem pencernaa. Oleh karena itu hewan rumenansia memiliki saluran

pencernaan yang lebih panjang jika dibandingkan dengan manusia. Hewan

rumenansia membutuhkan saluran pencernaan yang lebih panjang dengan organ

khusus untuk mencerna selulosa yang terdapat pada pakan.

4. Sebagian hewan non ruminansia mampu memanfaatkan pakan yang


mengandung serat tinggi. Hewan apa saja dan berikan penjelasannya!
Jawaban :
Seperti halnya hewan ruminansia, hewan non ruminansia, seperti kuda,
kelinci, rodentia serta herbivora lainnya dapat memanfaatkan selulosa dan material
tanaman yang difermentasi. Meskipun hanya memiliki satu kompartemen (lambung),
fermentasi dan kecernaan selulosa terjadi di usus besar (colon) dan sekum.
Berikut ini uraian sistem pencernaan dari hewan tersebut :
Gambar 2 : Sistem Pencernaan Kuda

a. Kuda
Sistem pencernaan pada kuda terdiri dari :
1) Mulut
2) Kerongkongan (Esophagus)
3) Lambung
4) Usus Halus (Small Intestine)
5) Usus Buntu/Sektum
6) Rektum (Rectum)
7) Kloaka
Kuda dan yang hewan lainnya yang termasuk dalam genus Equus telah
mengalami adaptasi terhadap lingkungan dengan makan dalam jumlah sedikit
sepanjang hari. Di alam bebas kuda merumput di padang rumput dan menempuh
jarak cukup jauh agar dapat memperoleh nutrisi yang cukup. Oleh karena itu sistim
pencernaan kuda bekerja optimal bila pakan yang masuk jumlahnya sedikit namun
kontinyu Sepanjang hari. Proses pemecahan pakan yang terjadi di mulut sampai
lambung serupa dengan yang terjadi pada babi. Perbedaan mulai terdapat pada
bagian Sekum. Pada kuda sekum memiliki ukuran yang besar mencapai panjang
sekitar 120 cm. Disini terjadi proses fermentasi atau pemecahan serat kasar yang
cukup efisien sehingga kuda dapat mencerna pakan hijauan seperti rumput.
Mulut
Mulut kuda dilengkapi dengan gigi yang berjumlah 36 dan 40. Mulut yang
bagian atasnya menonjol keluar atau menjorok masuk dapat mengganggu
pengunyahan pakan. Saliva disekresikan dan bercampur dengan pakan sehingga
membentuk bolus yang lembab dan mudah ditetan. Terdapat 3 kelenjar yang
mensekresikan saliva yaitu parotid, Submaxillari dan Sublingua. Kuda
menghasilkan sekitar 10 gallon atau 45 L saliva per hari.
Esofagus
Esofagus membawa pakan dari mulut ke lambung. Esofagus letaknya
membentuk sudut curam sehingga membentuk katup satu arah dengan mekanisme
menutup sangat kuat Sehingga hampir tidak mungkin bagi kuda untuk
memuntahkan kembali pakan yang telah masuk lambung (Lihat gambar 6). Oleh
karena itu lambung dapat terganggu bila terjadi konsumsi pakan berlebihan.
Esofagus juga merupakan segmen sistim pencernaan dimana kuda dapat terSedak.
Lambung
Lambung kuda berukuran kecil dibandingkan ukuran tubuhnya sehingga
jumlah pakan yang dapat ditampung terbatas. Oleh karena itu lebih baik
memberikan pakan dalam jumlah sedikit beberapa kali per hari dibandingkan satu
atau dua kali pemberian pakan dalam jumlah banyak. Bila lambung telah terisi
sampai 2/3 nya maka akan mulai dikosongkan. Di lambung terjadi sekresi asam
klorida yang membantu memecah partikel pakan dan enzim pepsin yangmemecah
protein.
Usus Halus
Usus halus kuda memiliki panjang mencapai 2l m sehingga dapat
menampung banyak digesta dari lambung (68 liter). Berbagai enzim disekresikan
oleh pankreas ke dalam usus halus, karbohidrase memecah pati menjadi gula,
protease memecah protein menjadi asam amino, garam empedu juga disekresikan
untuk mengemulsifikasi lemak sehingga membantu pemecahan lemak. Garam
empedu disekresikan langsung dari hati karena kuda tidak memiliki jaringan
empedu untuk menyimpannya. Setelah pakan dipecah dengan sempurna kemudian
diserap melalui dinding usus halus dan diangkut melalui pembuluh darah ke
seluruh tubuh. Sekitar 50-70% pemecahan karbohidrat dan absorpsinya serta
absorpsi seluruh asam amino terjadi di usus haluS. Waktu pakan melalui usus halus
adalah sekitar 30 sampai 60 menit. Kuda sangat rentan terhadap kolik atau
kematian dari bahan toksik dalam pakan karena kuda tidak memiliki rumen dimana
bakteri di dalamnya dapat mendetoksifikasi bahan toksik sebelum mencapai usus
halus. Oleh karena itu penting Sekali memperhatikan kualitas pakan kuda. Pakan
yang Sudah busuk atau berjamur tidak diberikan pada kuda.
Sekum
Sekum adalah usus atau kantung buntu yang panjangnya sekitar 1,2 m
dengan kapasitas tampung pakan dan cairan 28-36 iter. Sekum menjadi tempat
terjadinya fermentasi pakan oleh mikroba mirip seperti fungsi rumen pada sapi.
Disini terjadi pemecahan pakan yang tidak tercerna di usus halus (berbagai jenis
pakan hijauan seperti rumput). Populasi mikroba dalam sekum dipengaruhi oleh
jenis pakan yang masuk. Bila terjadi perubahan pakan maka dibutuhkan waktu
beberapa minggu agar populasi mikroba yang dapat memecah jenis pakan tersebut
berkembang baik. Oleh karena itu apabila hendak merubah jenis pakan, harus
dilakukan secara bertahap dengan mencampur dengan jenis pakan sebelumnya
yang akan digantikan. Pakan berada di sekum sekitar 7 jam sehingga cukup waktu
untuk mikroba dapat memecah pakan, Mikroba di sekum juga menghasilkan
vitamin K, vitamin B-kompleks, protein, dan asam lemak. Vitamin dan asam lemak
dapat diserap di sekum, namun protein hanya sedikit sekali diserap.
Kolon
Kolon atau usus besar terdiri dari kolon besar dan kolon kecil yang masing-
masing panjangnya mencapai 3,6 m dan kapasitas 86L dan 16L. Pakan berada
disini selama kurang lebih 48-65 jam dan pencernaan oleh mikroba juga
berlangsung disini. Hasil-hasil pemecahan oleh mikroba selanjutnya diserap,
demikian pula air sehingga sisa pakan yang tidak tercerna menjadi butiran tinja.
Tinja didorong ke rektum untuk kemudian dikeluarkan dari tubuh kuda. Ukuran
kolon yang besar memungkinkan terjadinya penyerapan nutrien dan air dalam
jumlah cukup banyak setelah pakan melewati usus halus dan sekum.

b. Sistem pencernaan kelinci terdiri dari :


1) Mulut
2) Kerongkongan (Esophagus)
3) Lambung
4) Usus Halus (Small Intestine)
5) Usus Buntu/Sektum
6) Kolon
7) Anus
Mulut
Makanan nabati yang merupakan jenis makanan kelinci dimakan dan
masuk mulut melalui gerakan bibir. Di dalam mulut makanan dikunyah
menggunakan gigi atas (4 buah) dan bawah (dua buah) atau disebut gigi incisors.
Makanan kemudian menuju bagian belakang mulut dan dikunyah lebih lanjut oleh
gigi di bagian belakang mulut (gigi molar) menjadi berukuran semakin kecil dan
kemudian ditelan dan menuju esofagus. Di antara esofagus dan lambung terdapat
cardia yaitu tempat terdapatnya katup yang disebut cardiacsphincter. Katup ini
berkembang sangat baik dan membuat kelinci tidak dapat memuntahkan makanan.
Setelah melewati cardia, makanan masuk ke dalam lambung
Lambung
Seperti halnya monogastrik yang lain di sini terjadi pemecahan kimiawi
makanan dengan adanya HC dan pemecahan enzimatis dengan adanya Pepsin.
Setelah mengalami pencernaan kimiawi dan enzimatis makanan menuju usus halus
dan Sebelumnya melalui pylorus yaitu batas antara lambung dan uSuS halus.
Usus Halus
Seperti halnya monogastrik yang lain usus halus terdiri dari duodenum,
jejenum, dan lleum. Penyerapan nutrien dari makanan terjadi paling besar di sini.
Di akhir bagian ileum terdapat pelebaran dan penebalan dinding dan daerah ini
disebut sebagai Sacculus rotundus, SacCulus rotundus kaya akan foikel limfoid
yang berperan dalam sistim kekebalan. Berikutnya digesta menuju ke kolon atau
usus besar danmelewati 'ileo-cecal valve” atau katup antara usus halus dan sekum.
Sekum
Kontraksi yang terjadi di kolon atau berupa gerakan peristaltik mendorong
digesta ke arah kolon dan menyerap air sebelum menuju ke anus. Pada saat yang
sama gerakan peristaltik tersebut (anti peristaltik) memisahkan partikel yang
berserat dan tidak berserat dan mendorong kembali partikel berSerat ke arah ileo-
cecat waive menuju Sekum. Di dalam Sekum partikel berserat mengalami
fermentasi ataupencernaan aloenzimatis oleh mikroba. Terdapat berbagai jenis
bakteri, ragi, dan jenis lainnya yang mampu mencerna serat kasar dari sayuran
yang dimakan oleh kelinci.Serat kasar dalam berbagai jenis pakan kelinci tidak saja
penting untuk memenuhi berbagai nutrien tetapi penting pula untuk menjaga
kesehatan saluran pencernaannya. Pakan yang terlalu kaya karbohidrat dapat
menyebabkan gangguan pencernaan kelinci.
Hewan non rumenansia yang mampu memanfaatkan pakan yang
mengandung serat tinggi seperti yang telah dijelaskan diatas yaitu kelinci dan kuda,
pada hewan ini mampu untuk mengkonsumsi makanan yang berserat tinggi,.
Proses fermentasi atau pembusukan terjadi di sekum yang banyak mengandung
bakteri. Fermentasi yang dilakukan kuda dan kelinci tidak seefektif pada sapi
sehingga kotorannya tampak kasar.

5. Secara anatomi arah pembagian tubuh dibagi menjadi a) bidang median, b)


bidang transversal, dan c) bidang frontal. Jelaskan pengertian masing-masing
bidang tersebut!
Jawaban :
Anatomi arah pembagian tubuh antara manusia dan hewan kuda

a. Bidang Median: Merupakan pembagian dengan arah pembagian yang melewati


tubuh dengan arah Kroniokaudal, membagi tubuh menjadi bagian kanan dan kiri
sama besar
b. Bidang tranversal: Merupakan bidang yang terletak tegak lurus bidang median dan
membagi tubuh hewan menjadi bagian kranial dan bagian kaudal.
c. Bidang frontal: Mempunyai letak tegak lurus terhadap bidang median ataupun
bidang transversal, dapat membagi tubuh menjadi bagian dorsal (atas) dan bagian
ventral (bawah), serta apabila seekor sapi atau kuda berjalan di danau dengan
kedalaman yang mencapai dada, maka permukaan air menggambarkan bidang
frontal sapi atau kuda tersebut.

Anda mungkin juga menyukai